VILLA

VILLA

BAB 1

Siang itu, Bella, Silvi, Rendi, Radit dan David sedang duduk santai di kantin sambil membicarakan tentang liburan yang akan mereka lakukan.

“Minggu besok kuliah udah mulai libur semester. Gue bingung mau kemana" ujar Bella

“Naik gunung aja yu. Mau gak, Bell?” ucap Radit.

“Gak deh, Dit. Gue takut sama ketinggian” Bella menolak.

“Kalau ke pantai gimana, Bell?" sahut Silvi.

“Loe gak bosen apa ke pantai terus, Sil?” tanya Rendi.

“Kan pantai enak, Ren. Suasananya bikin hati gue adem,” jawab Silvi.

“Loe benar, Sil. Kita ke pantai aja. Gue mau relaksasi” ujar Bella.

“Benar nih kita ke pantai? Loe mau gak, Dit?”

“Kalau gue ikut aja. Lagi pula di pantai kan banyak cewek seksi"

“Pikiran loe ngeres, Dit” ujar Bella.

“Gimana, loe mau ikut gak, Ren?”

“Terserah loe aja Vid. Yang penting gue bisa liburan” ujar Rendi.

Hari semakin cepat berlalu dan waktu yang mereka tunggu pun tiba. Sebelum berangkat menuju pantai, mereka mengadakan pertemuan dahulu di rumah Bella untuk mempersiapkan perbekalan apa saja yang akan mereka bawa. Namun saat itu, hanya Radit seorang diris yang belum datang.

“Ren, si Radit jadi ikut?”

“Ikut, Sil. Katanya lagi di jalan," Setelah menunggu cukup lama, akhirnya yang di bicarakan pun datang.

“Loe habis dari mana, Dit. Lama banget!”

“Biasalah! Habis beli minum Bell. Gak ada minuman, gak asyik”

“Kerjaan loe mabuk terus, Dit”

“Pikiran loe negatif aja, Sil. Gue habis beli larutan,” ujar Radit.

“Pastiin lagi ya, semua barang jangan ada yang tertinggal”

“Ok, Bell. Udah semua” ujar David.

“Gue mau pamitan dulu sama Mbok Ijah,” ujar Bella.

Sesampainya di dalam rumah.

“Mbok? Mbok Ijah?” panggil Bella. Namun, saat itu tak ada balasan dari Mbok Ijah. Bella pun bergegas menuju kamar Mbok Ijah. Sesampainya di dalam kamar, ternyata kondisi kamar dalam keadaan sepi. Bella pun sempat melihat sebuah kotak misterius yang berada di atas meja kamar.

“Non Bella sedang apa di kamar, Mbok?”

“Si Mbok bikin Bella kaget aja. Ini kotak apa Mbok?”

“Bukan apa-apa kok, Non. Oh ya, Non Bella jadi pergi pantai hari ini?”

“Jadi dong, Mbok. Ya udah Mbok, Bella berangkat sekarang ya. Teman-teman Bella udah pada nunggu di luar"

“Yaudah. Hati-hati ya"

Setelah persiapan selesai, mereka berlima langsung bergegas pergi menuju pantai. Namun di pertengahan jalan, mereka terjebak dalam kemacetan. Perasaan bosan pun mulai mereka rasakan.

“Coba cari jalan alternatif, Vid. Bosen banget dari tadi gak jalan-jalan. Sekali jalan cuma lima jengkal aja” ujar Rendi.

“Iya, Vid. Buang-buang waktu aja” papar Silvi.

“Di sini gak ada jalan alternatif. Kalau nginap di villa gue, mau gak?”

“Villa, Vid?”

“Iya, Bell. Mau gak? Gak jauh kok dari sini, tinggal muter aja di persimpangan jalan yang di ujung sana”

“Emang, loe punya villa, Vid?”

“Punya, Sil. villa itu turun-temurun di wariskan ke keluarga gue. Cari suasana baru"

“Boleh juga ide loe, Vid” ujar Rendi.

“Gimana? Kalian mau gak?”

“Kalau gue sih setuju-setuju aja, Vid” tegas Radit.

“Tapi, villanya seram gak, Vid?”

“Tenang aja, Bell. Meskipun villanya udah tua, di jamin gak seram”

David mengambil arah memutar menuju villa miliknya. Tak lama setelah melalui perjalanan yang lumayan panjang dan melelahkan, mereka berlima pun sampai di tempat tujuan.

Bella, Silvi, Rendi dan Radit tampak terkejut saat melihat villa tersebut. Villa itu terlihat sangat tua.

“Ini villa loe, Vid?” Tanya Bella.

“Iya. Emang kenapa?”

“Kok seram ya!” ujar Bella.

“Santai aja, Bell” ujar David.

“Vid, kok villanya gini banget sih?” Tanya Silvi khawatir.

“Wajarlah. Ini kan villa turun-temurun dari Nenek-Kakek gue. Jadi, villa ya lumayan tua”

Dengan perasaan resah, mereka pun keluar dari dalam mobil dan menghampiri villa yang terlihat menyeramkan itu.

“Yakin, ini villanya, Vid?” Tanya Bella cemas.

“Ya iyalah, Bell” jawab David.

Sesampainya di depan pintu villa. Bella, Silvi, Rendi dan Radit mulai merasa cemas.

“Permisi! Permisi!” teriak David. Setelah lama menunggu, akhirnya pintu villa di bukakan oleh seseorang dari dalam. Terlihat sesosok Kakek bongkok berdiri di depan pintu menyambut kedatangan mereka.

“Itu siapa, Vid?” Tanya Bella berbisik.

“Tenang aja. Dia Pak Darso, penjaga villa ini"

“Gue kira, setan!” bisik Radit.

“Jalan pikiran loe sama kayak gue, Dit!” tegas Rendi.

“Kirain siapa! Masuk, Den!” ucap Pak Darso yang langsung mempersilahkan David beserta teman-temannya untuk masuk. Langkah demi langkah mereka tapaki dengan penuh kecemasan. Sesampainya di dalam, mereka merasakan keanehan.

“Ini villa gak sesuai dengan apa yang gue bayangin,” tegas Radit.

“Benar banget, Dit. Gue kira villanya bagus. Kalau kayak gini, gue gak ikut aja tadi” ujar Rendi.

“Villa apa hotel, ruang tamunya luas?” celetuk Silvi.

Dinding villa itu benar-benar sudah usang, bahkan banyak cat di dinding yang sudah mengelupas. Dan terlihat di setiap pojok dinding terdapat sarang laba-laba.

Pak Darso sepertinya tampak cemas dengan kedatangan David dan teman-temannya.

“Maaf, Pak Darso! David gak bilang terlebih dahulu kalau mau main kesini!” ucap David.

“Gak apa-apa kok, Den. Pak Darso malah senang kalau Den David mau berkunjung kesini. Oh ya, Den David sedang liburan?”

“Iya Pak, Darso. Mangkan nya David sama teman-teman mengunjungi villa ini. David berencana untuk menginap di villa ini Pak Darso. Mungkin sekitar tiga hari"

“Oh, begitu. Tapi Pak Darso sarankan, kalau tengah malam kalian jangan pernah keluar kamar seorang diri atau keluar dari villa ini”

“Iya Pak, Darso. David ngerti, kok" tegas David.

“Emang kenapa sih, Vid?”

“Ikutin aja apa kata Pak Darso, Bell!” ujar David. Pak Darso pun mengantarkan mereka menuju kamar masing-masing yang telah di siapkan nya.

“Ini Den, kunci kamarnya!”

“Makasih ya Pak, Darso?” ujar David. Sebelum pergi meninggalkan mereka. Pak Darso menitipkan satu pesan yang membuat mereka bingung.

“Oh ya, Aden sama teman-teman Aden harus ingat, di ujung sana, dekat kamar mandi ada satu kamar, kalian tidak boleh memasuki kamar tersebut! Apa pun yang terjadi, jangan pernah masuk. Itu kamar terlarang!” tegas Pak Darso.

“Aden ngerti Pak Darso!” jawab David. Pak Darso langsung pergi meninggalkan mereka dengan sikap dinginnya. Mendengar penjelasan dari Pak Darso, Bella dan yang lainnya mulai merasakan ada yang aneh.

“Emang di kamar itu ada apaan, Vid?” Tanya Bella penasaran.

“Bukan apa-apa kok, Bell. Dari dulu itu kamar emang gak boleh di masukin sembarang orang,”

“Kok gue jadi merinding gini ya, Ren?” ujar Radit.

“Kita cuma tiga hari kan di villa ini, Vid?”

“Iya Sil. Cuma tiga hari aja kok!”

“Terus, pesan dari Pak Darso, jangan keluar malam-malam. Maksudnya apa, Vid?” Tanya Bella cemas.

“Di villa ini sering terjadi hal yang aneh-aneh. Pak Darso gak mau kalian ngalamin hal yang aneh itu. Mangkan nya, Pak Darso ngelarang kita keluar malam-malam" ujar David dengan santainya.

“Maksudnya hal aneh kayak gimana, Vid?”

“Ya udahlah, Bell. Gak penting juga untuk di bahas”

“Ini villa jarang di bersihin ya, Vid?”

“Gue kurang tahu, Bell. Terakhir gue kesini 6 tahun yang lalu. Gue jarang ke sini. Mungkin Pak Darso belum sempat buat membersihkannya”

Terpopuler

Comments

Leli Aulia

Leli Aulia

seru

2022-11-18

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!