Pocong Dika..

Teror ke-8.

Malam itu, gue lagi mengenang jasa si Amel. Tiba-tiba, gue merasa ada seseorang yang datang dan duduk gak jauh di samping gue dan ternyata itu si Posi. Si Posi menggeser posisi duduknya sedikit demi sedikit sampai benar-benar duduk di samping gue.

"Ka, jalan yu,"

"Jalan kemana, Si?"

"Biasa, pasar malam,"

"Gak ah, Si. Gue lagi malas kemana-mana,"

"Ayolah, Ka. Memangnya loe gak bosan diam di sini terus?"

"Bosan, sih,"

"Ya sudah, mangkanya kita jalan,"

"Tapi, gue lapar, Si,"

"Kita cari makan aja dulu, Ka," Ucap si Posi. Gue dan si posi pun mutusin berubah menjadi setan. 

"Loe cantik banget, si,'

"Dasar cowok, gak bisa melihat wanita cantik aja,"

Malam itu gue  mutusin untuk jalan sama si Posi. Dan kebetulan ada tukang bakso.

"Ka, beli bakso yu,"

"Hayu, gue sudah lapar banget,"

Sesampai nya tepat di depan tukang bakso.

"Bang, bakso 2 mangkuk ya. Satu pakai sayur, satu mie kuningnya aja," Tapi, tukang bakso itu mulai ingat dengan wajah gue.

"Loe yang waktu itu beli bakso gue. Tapi, bayarnya pake daun, Kan,"

"Enggak, ah. Kapan?" Gue pura pura gak tahu.

"Dasar setan, gue gak mau ke tipu untuk kedua kalinya," Ujar si tukang bakso.Tukang bakso itu pun langsung pergi dengan tergesa-gesa.

"Kok, kabur, sih?" Posi kebingungan.

"Ya sudah, kita cari makan di pasar malam aja, Si,"

Sesampai di pasar malam. Ternyata, pasar malamnya lagi libur, alias tutup.

"Yah, tutup, Ka," Keluh si Posi dan lagi-lagi gue di datangi si Potty.

"Info, Ka. Info!"

"Informasi apa, Ty?"

"Si Rahel lagi berduaan sama cowok,"

"Sekarang mereka lagi di mana?"

"Mereka lagi di kota tua, Ka,"

"Sekarang kita kesana!"

"Tapi jauh, Ka. Ilmu teleport gue gak akan bisa,'

"Terus gimana, Ty?"

"Naik ojol aja,"

"Memang bisa?"

"Bisa, tapi ilmu ghaib gue masih di bawah si Poli. Gue cuma bisa mesan satu ojol aja,"

"Ya sudah, gas,"

Si Potty memejamkan matanya dan gak lama menunggu, ojol pesanannya pun datang.

Jadi, cara setan memesan ojol seperti itu. Soalnya, gue suka heran sewaktu masih hidup. Gue pernah denger, ada ojol bawa penumpang misterius dan pas sampai di titik lokasi, penumpang nya menghilang. Gue kira, setan yang mesan ojol pakai handphone, ternyata tinggal merem aja.

Di saat gue mau pergi, tangan gue di genggam erat sama si Posi. Tapi, si Posi gak berkata sesuatu, hanya menggelengkan kepalanya berkali-kali.

"Gue tahu maksud loe, Si. Tapi, semua sudah terlanjur. Bang antar saya ke kota tua,"

"Ok, Mas. Sesuai titik," Sahut tukang ojol.

"Sampai kapan, Ka. Loe seperti ini, dunia loe itu sudah berbeda," Ujar Posi.

Didalam perjalanan.

"Kenapa bang?"

"Motor saya berat, kayak bawa dua penumpang aja," Ujar si Ojol. Untung si Ojol gak tahu kalau si potty juga ikut numpang.

Sesampainya di kota tua. Benar aja, si Rahel sedang bersepeda santai dengan Cowoknya itu.

"Loe tega banget sama gue, Hel." Ucap hati gue. Dengan hati penuh kesal, gue langsung muncul tiba-tiba di hadapan mereka dan gue malah di tabrak, sial.

"Kok, jatuh, yank?"

"Gak tahu, yank. Gue kayak nabrak orang,"

"Kita cari makan aja, yank. Gue lapar," Mereka berdua memutuskan untuk mencari kedai makanan yang terdekat.

Malam semakin larut, saat di kedai makan.

"Hel, semenjak gue jadi pacar loe, kira-kira selama ini kekurangan gue apa?"

"Apa, ya. Gak ada sih, loe cowok yang sempurna," Ucap si Rahel. Mendengar percakapan mereka berdua, gue semakin panas dan panas. Gue pun langsung nyanyi.

"Harusnya aku yang di sana, dampingimu, dan bukan dia, harusnya aku yang kau cinta dan buka dia"

"Kayak lagunya Peterpan, Ka?" Ujar si Potty.

"Lagu armada, Ty"

Sementara itu.

"Gue ke toilet dulu ya, yank."

"Jangan lama-lama, yank"

"Oh ya, Jangan di bayar dulu ya, biar gue yang bayar semua pesanannya,"

Sesampai cowoknya si Rahel di dalam toilet, gue pun mulai beraksi. 

"Ah, leganya," Gue dan si Potty langsung muncul di samping kanan dan kirinya.

"Enak ya pacaran sama si Rahel?"

"Pocoooong," Teriak cowoknya si Rahel ketakutan. Sialnya dia langsung menghadap ke gue.

"Ah, sial loe. Gue malah di kencingin," Keluh gue. Cowoknya si Rahel langsung pergi dengan tergesa-gesa.

"Mau kemana, pintu nya sudah gue kunci," Ucap si Potty.

"Ampun, Cong. Salah gue apa?"

"Salah loe sudah ngencingin gue," Ucap Gue kesal.

"Ampun, Cong. Gue kan gak sengaja,"

"Loe siapanya si Rahel?"

"Gue pacarnya, Cong,'

"Enak pacaran sama si Rahel?" Tanya si Potty.

"Enak Cong, kapan lagi gue punya pacar cantik,"

"Aaaaaaaaaaaaaah," Teriak gue semakin kesal.

"Mulai sekarang, loe putusin si Rahel," Gertak gue.

"Gue gak mau mutusin dia, dia pacar gue,"

Si Potty memejamkan matanya dan seketika cowoknya si Rahel berubah menjadi pocong.

"Lah, kok gue jadi pocong?"

"Itu konsekuensinya, karena loe gak mau mutusin si Rahel," Cowoknya si Rahel langsung pergi dengan mendobrak pintu toilet.

"Yank, gue di sini, gue di samping loe, gue jadi pocong," Jelas cowoknya si Rahel.

"Percuma, si Rahel gak akan bisa mendengar suara loe, apa lagi melihat loe," Ucap gue.

"Ampun, Cong. Gue gak mau jadi pocong. Tolong rubah gue lagi jadi manusia,"  Cowok si Rahel langsung sujud di kaki gue.

"Gimana, Ty. Gue gak tega, walaupun gue setan, gue masih punya hati nurani," Cowoknya si Rahel berdiri dan langsung duduk di bawah patung meriam sambil menangis tersedu-sedu. 

"Cengeng banget loe, jadi cowok,'

"Gue gak mau jadi pocong, Cong,'' Ucap Cowoknya si rahel yang masih terus menangis.

"Ya sudah, Ty. Ubah dia lagi jadi manusia, gue gak tega," Si Potty memejamkan matanya dan cowok si Rahel pun berubah kembali menjadi manusia.

"Alhamdulillah, gue jadi manusia lagi, makasih, Cong. Makasih," Gue langsung di peluk sama cowoknya si Rahel. Sumpah pelukannya kencang banget.

"Sekarang, gue mau loe pergi dan putusin si Rahel, kalau loe gak mau jadi pocong lagi,"

"Iya Cong. Gue bakal mutusin si Rahel,"

Di sisi lain.

"Sudah satu jam si Fajar belum balik lagi, masa ke toilet aja lama banget,''  Keluh si Rahel dan saat itu juga handphone miliknya berdering.

"Hel, sorry ya. Mulai sekarang kita putus, jangan lupa, pesanan yang tadi kita makan di bayar, totalnya 250 ribu,"

Dan keesokan malamnya.

Malam itu gue lagi duduk santai di taman komplek. Tiba-tiba si Potty datang.

"Ka, cari makan yu,"

"Gue masih kenyang, Ty," Namun saat itu juga kepala gue terasa berat.

"Loe kenapa, Ka?" Tanya si Potty.

"Gak tahu, Ty. Tiba-tiba kepala gue berat, gue benar-benar merasa pusing, kepala gue terasa sakit, seperti di tusuk-tusuk paku," Gue langsung terjatuh dan guling sana guling sini merasakan sakitnya di area kepala.

Loe pernah nonton film kera sakti, di saat tong sam cong baca mantra ikat kepalanya sun go kong. Sun go kong merasa sangat kesakitan dengan mantra yang di baca oleh gurunya. Rasa sakit seperti itu yang gue rasakan, sakit banget. Si Potty benar-benar bingung dengan tingkah gue yang aneh.

"Kepala gue sakit banget, Ty," Keluh gue. Saat itu juga si Poli datang.

"Si Dika, kenapa Ty?" Tanya si Poli heran.

"Gue gak tahu, Li. Tiba-tiba dia seperti itu,'

"Kenapa loe, Ka?" Tanya si Poli heran.

"Kepala gue sakit banget, Li,"

"Ada yang gak beres, nih. Loe jagain dia Ty,"

"Loe mau kemana, Li?"

"Gue tahu penyebab nya," Si Poli langsung bergegas pergi dan ternyata dia pergi ke komplek pemakaman. Dan dugaannya si Poli benar, di makam gue sudah ada dukun yang sedang komat Kamit membaca mantra sambil memegang dupa kemenyan. Mungkin karena mantra itu yang membuat kepala gue sakit.

"Lagi ngapain loe disini?" Tanya si Poli yang langsung meludah ke arah dukun itu.

"Sialan, Loe. Kayak yang wangi aja ludah loe," Dukun itu langsung berdiri sambil memegang sebuah keris. 

"Loe berani sama gue?" Ucap dukun itu menantang si poli.

"Mangekyou sharingan!" Ucap si Poli, Setelah dukun itu melihat mata si Poli. Dukun itu terdiam seperti batu. Sukma dukun itu di bawa ke alam bawah sadar, yaitu alam genjutsu.

Di dalam alam genjutsu, dukun itu di ikat di sebuah pohon pisang.

"Sialan Loe, Cong. Gue ada di mana?"

"Sukma loe sekarang ada di genggaman gue,"

"Lepasin gue!"

"Sekarang jawab pertanyaan gue, siapa yang nyuruh loe?"

"Buka urusan loe,"

"Kalau loe gak mau jawab, loe akan gue Siksa,"

"Siksa aja, kalau bisa," Si Poli langsung menguap tepat di wajah si dukun itu.

"Hah, hah, haaaaaah!"

"Najis, nafas loe bau banget, Cong,' Si Poli terus menguap sampai dukun itu muntah berkali-kali.

"Ampun, Cong. Gue menyerah. Nafas loe benar-benar bau,"

"Sekarang jawab pertanyaan gue, siapa yang nyuruh loe?"

"Gue di bayar sama seseorang, Cong,"

"Siapa namanya?"

"Namanya Faizan,"

"Rumahnya dimana?"

"Nanti gue share lok, sekarang lepasin gue dulu" Si Poli langsung melepaskan genjutsunya dan seketika dukun itu pun pingsan.

Setelah urusan dengan dukun itu selesai. Si Poli bergegas menghampiri gue sama si Potty.

"Gimana, Ka. Masih sakit?"

"Udah enggak, Li,"

"Loe tahu gak penyebab loe sakit kepala,'

"Enggak, memang apa?"

"Yang bikin loe sakit kepala itu, Karena mantra dari seorang dukun, dia di bayar sama seseorang,"

"Sialan, siapa Li yang sudah nyuruh dukun itu, harus di kasih pelajaran,"

"Sabar, besok aja. Gue belum di kasih lokasinya sama si dukun itu," Jelas si Poli.

Dan keesokan harinya.

Siang itu gue lagi duduk santai di taman komplek. Si Poli dan si Potty datang menghampiri gue.

"Ka, gue sudah dapat lokasi siapa yang nyewa dukun itu."

"Serius, Li?"

"Iya, Ka. Semalam gue di kasih tahu lokasinya," Jelas si Poli.

Siang itu gue bertiga langsung menuju lokasi yang sudah di Share Lok sama dukun itu. Sesampainya di lokasi tersebut, ternyata gue gak asing lagi dengan cowok tersebut. Dia mantannya si Rahel yang dulu pernah gue teror di bioskop dan yang pernah di gampar sama si Kunti merah. 

"Ternyata dia lagi, gak ada kapoknya." Ujar gue. Siang itu juga gue langsung to the point, muncul di hadapannya.

"Gak ada kapok-kapoknya loe, ya," Ujar gue kesal.

"Si, siapa loe?"

"Jangan pura-pura gak tahu, loe,"

"Hehehe, iya deh,"

"Gue sudah gak pernah ganggu loe. Kenapa loe masih berani mengusik kehidupan gue," Keluh gue.

"Habis, gue masih sakit hati sama perbuatan loe, Cong. Semenjak gue mutusin si Rahel, gue susah dapat pacar. Gue sengaja nyewa dukun lagi supaya loe itu dapat karma atas perbuatan loe,"

"Sialan, loe. Ubah dia jadi pocong, Li,"

"Ampun, Cong. Jangan ubah gue jadi pocong lagi," Si Poli memejamkan matanya dan seketika mantannya si Rahel berubah menjadi pocong.

"Yah, jadi pocong lagi," Keluh mantannya si Rahel.

"Loe bakal jadi manusia lagi" Ucap gue. Tapi ucapan gue langsung di potong.

"Iya gue tahu, gue bakal jadi manusia lagi setelah 24 jam,"

"Salah, loe bakal jadi manusia lagi setelah satu bulan," Gue bertiga langsung pergi dengan rasa puas.

Dan setelah satu bulan berlalu, tanpa sepengetahuan gue. Mantannya si Rahel menemui si Rahel di tempat kuliahnya.

"Hel, tunggu?"

"Apa lagi sih, loe sudah nyakitin gue masih berani nemuin gue,"

"Gue mau ngasih tahu sesuatu hal yang penting,"

"Buat gue, loe itu udah gak penting?"

"Gue tahu loe kenapa sering di putusin sama pacar loe,"

"Bukan urusan loe!" Tegas si Rahel kesal.

"Pacar loe itu di teror sama pocong Dika,"

"Loe bicara apa, sih. Si Dika itu sudah mati dan sudah tenang. Jadi gak usah sebut nama dia di depan gue lagi,"

"Tapi, Hel," Si Rahel pun langsung pergi menuju kelasnya dengan rasa kesal.

Dan keesokan malamnya, tanpa sepengetahuan gue, mantannya si Rahel yang dulu pernah di rubah menjadi pocong, datang mengunjungi rumah si Rahel sambil membawa seorang ustadz.

"Ngapain Loe kerumah gue!"

"Gue bisa jelasin, Hel. Yang gue bilang itu benar, si Dika jadi Pocong,"

"Si Dika sudah tenang, Loe gak usah nyebut nama dia lagi,"

"Gue akan buktikan kalau gue itu benar, pak ustad tolong bantu saya," Saat itu juga Pak Ustadz langsung membaca doa sambil berdzikir. Di sisi lain, saat itu gue lagi duduk santai di taman komplek. Tiba-tiba, ada angin kencang yang datang menghempaskan tubuh gue dan setelah gue sadar, gue sudah berada di depan rumah si Rahel, gue lihat di situ ada Si Rahel dan mantannya beserta seorang Ustadz.

"Pocong yang kamu maksud sudah ada di sini," Jelas Pak Ustadz.

"Dimana pak ustadz?" Tanya mantannya si Rahel.

"Ada di depan kalian, kalian gak akan bisa melihat pocong itu," Jelas pak ustadz. Gue pun langsung bicara dengan pak ustadz lewat batin.

"Pak ustadz kenapa manggil saya?" Tanya gue penasaran.

"Kamu jangan mengganggu mereka, dunia kamu sudah berbeda,"

"Pak Ustadz, tolong jangan ikut campur, kalau Pak Ustadz ikut campur dan masuk ke dalam benang merah cerita Kamu, Aku dan Pocong, ceritanya cuma sampai disini Pak Ustadz, tamat. Karena saya tahu, derajat manusia lebih tinggi dari pada saya," Jelas gue.

"Terus, kenapa kamu mengganggu mereka?" Tanya Pak Ustadz.

"Pak ustadz, dalam ajaran kita, pacaran itu di larang, saya mengganggu mereka agar mereka jangan berpacaran, pak ustadz kan tahu, kalau yang bukan muhrim berduaan, yang ketiganya kan setan, saya setan yang baik Pak Ustadz. Pak Ustadz memang mau, kalau mereka berduaan terus melakukan maksiat, Kyai MZ pernah berkata, kalau negeri ini banyak maksiatnya, tuhan marah, turun gempa bumi, yang mati bukan dia aja, Pak Ustadz,"

"Iya, kamu ada betul nya juga, kalau gitu saya gak mau ikut campur dan masuk dalam benang merah cerita kamu, sekarang kamu saya balikan lagi ke tempat asal kamu berada,"

"Oh ya, Pak Ustadz, tolong jangan kasih tahu ya, kalau saya itu pocong Dika," Pinta gue. Dan saat itu juga gue langsung di balikan lagi ke tempat di mana gue lagi santai, taman komplek.

Di sisi lain.

"Gimana pak ustadz? Betulkan pocong itu Pocong Dika?"

"Dia bukan pocong Dika. Saya sarankan kalian berdua jangan berpacaran," Jelas pak ustadz.

"Mana buktinya, sekarang gue ingetin lagi, jangan pernah Loe ganggu gue lagi," Jelas si Rahel yang langsung masuk ke dalam rumah.

Dan keesokan malam nya, gue ngajak si Potty untuk menemui mantannya si Rahel yang kemarin manggil seorang Ustadz.

"Loe lagi, Cong. Mau Loe apa Cong?" tanya Mantannya si Rahel.

"Loe tahu kan tujuan gue ke sini untuk apa?"

"Tahu, Cong,"

"Sebulan jadi Pocong,'' Jelas gue. Si Potty pun memejamkan matanya dan mantannya si Rahel pun berubah menjadi pocong.

"Yah, jadi pocong lagi!" Keluh mantannya si Rahel.

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!