Jadi Pocong..

Semenjak gue bisa menakuti dua satpam komplek itu, gue bangga banget. Karena, gue sudah membuktikan ke geng The Papoun kalau gue itu bisa menjadi pocong.

Malam itu, gue dan Geng The Papoun pun mutusin untuk kerumah si Rahel.

“Sekarang, loe gak perlu manjat gerbang lagi, Ka,"

“Kok, loe tahu kalau gue pernah manjat gerbang?”

“Si Posi pernah cerita sama gue,"

"Aduh, si Posi bikin malu gue aja. Pasti si Poci cerita ke si Posi. Oh ya, sudah lama gue gak ngelihat si Poci?”

“Si Poci, lagi liburan, Ka,"

“Liburan kemana, Li?”

“Liburan ke Malaysia, dia mau ketemu saudaranya, hantu bungkus,"

“Tapi, aman gak nih dari si Poci,"

“Tenang aja. Waktu disini, sama di luar negeri seratus banding satu,"

“Maksudnya?”

“Kalau di sana tiga hari, di sini tiga minggu,"

Malam semakin larut dan gue masih bingung cara berpindah tempat kayak gimana. Gue ingat dulu si Poci hanya memejamkan mata aja.

"Cara pindah lokasi, gimana?"

“Gampang, tinggal loe pejamkan mata aja. Terus, bayangin tempat yang loe mau kunjungi, yang penting jaraknya terjangkau. Jangan lupa bilang, berhasil, berhasil, hore,"

Gue langsung memejamkan mata dan membayangkan kamarnya si Rahel. Setelah gue membuka mata. Ternyata, gue sudah berada didalam kamar mandi. Gue memejamkan mata untuk kedua kalinya. Setelah gue membuka mata, gue semakin kaget.

“Ngapain loe keluar lagi?" Tanya si Poli. Ternyata gue balik lagi ke luar, padahal yang gue bayangin kan kamarnya si Rahel.

Dengan penuh percaya diri, gue mencoba untuk memejamkan mata untuk yang ketiga kalinya. Setelah membuka mata, gue senang banget. Karena, gue sudah berada di dalam kamar. Gue lihat si Rahel sedang tertidur pulas dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

“Hel, kenapa loe tega melakukan semua ini, gue sayang banget sama, loe," Tiba-tiba, yang sedang tertidur pulas langsung membuka selimutnya. Ternyata gue berada di kamarnya bokapnya si Rahel.

"Sialan, ternyata Pak Warno," Keluh gue. Gue langsung memejamkan mata untuk yang keempat kalinya. Dan sekarang gue berhasil, gue sudah berada di kamarnya si Rahel.

"Kok, sepi?" Tiba-tiba, terdengar suara kendaraan. Gue langsung keluar kamar dan ternyata, itu suara kendaraan dari mobil cowoknya nya si Rahel.

Sebelum pergi, cowok itu mencium keningnya si Rahel. Sumpah gue langsung emosi.

"Mimpi indah ya," Ucap cowok nya si Rahel. dan Cowoknya Si Rahel pun mulai menyadari keberadaan gue yang sedang memperhatikan mereka berdua.

"Po, Po, pocong!"

"Pocong, dimana Her?"

"Itu di lantai atas, gue pamit ya,"

"Ya sudah, hati-hati."

Si Rahel pun langsung masuk ke dalam rumah dan langsung rebahan di atas ranjang tidur.

“Loe habis dari mana, Hel? gue disini, di samping loe. Gimana kabar loe?"

Baru aja gue mau mencium keningnya. Dia langsung terbangun, karena mendengar alarm di handphone nya.

"Yah, baru juga gue mau nyium," Ucap gue. Gue pun langsung memejamkan mata untuk berpindah lokasi.

"Loe udah yakin?"

"Yakin dengan seyakin-yakinnya, Li,"

"Ya sudah, kita mulai hari ini,"

Teror pertama

"Pasti itu halusinasi gue aja," Ucap cowoknya si Rahel.

"Yang loe lihat itu beneran," Jawab gue. Cowoknya si Rahel pun panik dan langsung mengerem mendadak. Alhasil, gue nubruk kaca mobil. Karena, gue gak pakai sabuk pengaman.

"Gak, gak mungkin. Ini hanya halusinasi gue aja,"

"Halu?" Tanya gue.

"Siapa loe?"

"Gue pocong," Jawab gue.

"Kita-kita juga pocong," Jawab Geng The Papoun yang berada di bangku belakang.

"Kenapa loe diam, takut?" Tanya gue.

"Ampun, Cong. Jangan ganggu gue, kalau gue punya salah, tolong maafin gue,"

“Loe siapanya si Rahel?"

"Rahel yang mana?"

"Jangan pura-pura gak tahu. Gue gigit jadi zombie loe,"

"Ampun, Cong. Ampun,"

"Jawab pertanyaan gue. Loe siapanya Rahel?"

"Gue pacarnya!"

"Berapa lama loe sudah pacaran sama dia?"

"Baru dua hari, Cong. Ampun, Cong. Ampun," Ternyata seperti ini rasanya meneror manusia. Seru banget.

“Jangan loe deketin dia lagi, kalau loe gak mau ketemu sama gue setiap hari,"

"Salah gue apa?”

"Segala nanya, loe sudah macarin si Rahel. Itu kesalahan besar,"

"Tapi, Cong. Gue cinta,"

"Gak ada tapi tapian, loe mau gue gigit,"

"Ampun, Cong. Terus gue harus apa, Cong?"

“Gue mau loe putusin dia, kalau gak mau. Loe gue bunuh, mayat loe gue rebus, daging loe gue makan,”

"Iy, iya Cong. Gue putusin si Rahel,"

“Sekarang, Loe telepon dan putusin si Rahel, Cepat," Sambil gemetaran, dia langsung nelepon si Rahel dan minta untuk putus.

"Sudah gue putusin, Cong,"

"Hahahaha Hahaha, anak pintar. Ingat, kalau loe berhubungan lagi sama dia. Loe gue datengin lagi. Ngerti loe?"

"Iya, Cong. Gue ngerti," Gue dan Geng The Papoun pun langsung pergi dengan penuh kegembiraan.

Teror Ke-2

Tiga hari telah berlalu dan gue sudah mulai terbiasa menjadi Pocong.

"Ternyata jadi Pocong enak juga. Gak sesusah yang gue bayangin,"

Di saat gue lagi menikmati hari-hari menjadi pocong. Si Potty anak buah si Poli datang menghampiri gue.

"Kenapa, loe? kayak di kejar anjing aja?"

"Itu, Ka. Itu!"

"Itu, apa? Ngomong yang jelas,"

"Gue lihat, si Rahel lagi jalan sama cowok,"

"Baru tiga hari di putusin. Sudah dapat aja penggantinya,"

"Ya namanya juga cewek cantik, Ka. Pasti banyak yang mau," Ujar si Potty.

Gue langsung pergi kerumahnya si Rahel dan di saat pertama gue melihat cowok barunya itu, gue sempet minder. Karena, tubuh cowok barunya itu kekar banget.

"Pasti cowoknya itu sering nge-gym," Ujar si Potty.

"Gue teror gak, ya. Gue takut di Smack down," 

"Coba aja dulu, Ka. Nanti kalau loe di smack down, gue yang jadi wasit nya.," Ujar si Potty.

Setelah cowoknya si Rahel pergi. Gue pun mutusin untuk mengikutinya. Gue dan si Potty duduk di belakang jok motornya.

"Kok, motor gue jadi berat banget!"

"Hehe, dia gak tahu kalau kita duduk di belakangnya," Ucap si Potty.

"Iya, Ty. Kita dapat tumpangan gratis,"

Menit demi menit pun berlalu. Ternyata, cowoknya si Rahel pergi ke salah satu tempat gym.

"Tuh kan, benar apa kata gue, dia pasti sering nge-gym. Ototnya aja gede-gede,"

Gue terus mengikuti cowoknya si Rahel pergi dan sesampainya di salah satu toilet. Hal yang mengejutkan pun terjadi. Sesuatu yang harus nya gue gak lihat harus gue lihat. Didalam toilet itu sudah menunggu satu cowok dan mereka langsung berciuman.

"Najis, ternyata mereka orang gak waras," Gue pun langsung pergi dan gak mau terjerumus kedalam dosa yang besar.

“Gimana, Ka. Sudah loe teror?"

“Belum, gue jijik."

“Memang kenapa?”

“Dia gak normal!"

"Maksudnya?"

"Gak usah di jelasin. Kita tunggu aja di luar,"

Setelah berjam jam menunggu, Cowoknya si Rahel pun keluar dari gym itu untuk pulang.

Sesampainya di kamar cowok itu, gue sama si Potty sangat terkejut. Karena, banyak banget poster cowok seksi yang tertempel di dinding-dinding kamar.

“Tuh, kan. Gue bilang juga apa, dia itu gak normal,"

"Parah, ternyata dia penganut kaum sodom. Wajib kita di binasakan," Ujar si Potty yang langsung memejamkan matanya dan seketika cowoknya si Rahel pun menghilang.

"Lah, kok hilang?"

"Tenang aja, dia sudah gue pindahin ke komplek pocong, kebetulan komplek pocong gak jauh dari sini,"

"Ternyata loe hebat juga, Ty.,"

"Iya dong, Potty gitu loh. Ya sudah sekarang kita pulang," Sesampainya gue di komplek pocong. Benar aja, cowok nya si Rahel  itu sudah berada di komplek pocong. Dan kebetulan si Poli bersama Geng The Papoun pun datang.

"Dia siapa, Ka?" Tanya si Poli.

"Dia pacar barunya si Rahel. Gue mau ngerjain dia,"

"Kunti, ambilkan seember air dan langsung siram dia," Perintah si Poli.

"Siap, Bos!" Setelah di siram dengan air, cowok si Rahel pun sadar dari tidurnya.

“Gue dimana, kenapa gue ada disini?”

“Loe kenal si Rahel, kan?”

“Rahel yang mana?”

“Anaknya, Pak Warno!"

“Iya, gue kenal, dia cewek baru gue,"

"Gue mau, loe tinggalin dia dan putusin dia,'

“Gue gak mau, dia dompet berjalan gue,'

"Oh jadi, loe cuma manfaatin dia doang. Kalau loe gak mau mutusin dia, loe harus bercumbu sama si Pomo. Gue tahu loe suka sesama jenis. Si Pomo juga sama, dia cocok buat loe,'

"Hello, tampan," Ucap si Pomo.

“Baik, baik. Gue mau mutusin dia. Tapi tolong, jangan perkosa gue,” Cowoknya si Rahel  langsung mengambil handphonenya yang berada di dalam saku kantong celana.

“Malem, Hel?”

“Malem, Dit. Tumben jam segini nelepon gue?"

“Mulai detik ini kita putus!” Mendengar ucapannya, gue senang banget.

"Sekarang loe pergi dari hadapan gue. Cepat!"

Teror Ke-3

Seminggu telah berlalu, gue pun mutusin untuk pergi kerumah si Rahel. Dan Gue melihat di luar rumahnya sudah terparkir mobil mewah.

"Mobil siapa, ya?" Tanya gue penasaran. Gue langsung memejamkan mata dan membayangkan ruang tamu. Setelah gue membuka mata, gue melihat Pak Warno sedang berbincang-bincang dengan seseorang. Mendengar percakapan mereka berdua, sumpah gue syok banget.

“Gimana Pak Warno. Apa anak bapak mau di jodohkan dengan anak saya?"

"Kalau anak saya sepertinya mau-mau aja. Kalau anak Bapak gimana?"

"Kalau saya mau banget, Pak. Apa lagi anak bapak cantik,'' Ujar cowok yang mau di jodohkan dengan si Rahel.

"Oh ya, ngomong-ngomong kemana anak bapak?"

"Biasa, dia lagi di kamar. Sudah seminggu ini dia jarang keluar,"

"Kalau gitu, lusa nanti saya ke sini lagi. kita tentukan hari yang cocok untuk anak kita berdua,"

Malam itu gue pulang dengan perasaan gelisah dan gue juga sempat berpapasan sama si Posi.

"Loe penghuni baru ya? soalnya gue baru lihat loe?" Tanya si Posi.

"Ini gue, Si. Masa loe gak ngenalin gue!"

"Dika?"

"Iya, gue Dika,"

"Loe kok, jadi pocong?"

"Cerita nya panjang. Sekarang gue lagi sedih, Si."

"Sedih kenapa, Ka. Cerita atuh sama gue,"

"Si Rahel mau di jodohkan,"

"Ikhlaskan aja, Ka. Dia juga butuh pendamping hidup. Kan gue sudah pernah bilang, dunia loe itu sudah beda,"

"Gue tahu. Tapi, rasa sayang gue susah untuk gue hilangkan,"

"Dengerin gue, Ka. Dia wajib untuk bahagia. dan loe harus terima itu,"

"Coba loe di posisi gue, Si. Loe pasti ngerti apa yang gue rasa,"

"Gue paham. Tapi, dunia loe itu bukan untuk dunia manusia lagi,"

"Sudah, lah. Gue gak butuh ceramah loe," Gue pun langsung pergi ninggalin si Posi.

Keesokan malamnya.

Gue, si Potty sama si Poli memutuskan untuk meneror cowok yang mau di jodohkan dengan si Rahel.

"Loe yakin ini rumahnya, Ty?" Tanya si Poli.

"Benar, Bos. Ini rumahnya,"

"Loe salah kayaknya Ty, ini mah kontrakan,"

"Gue serius, memang ini rumahnya," Dan benar aja, dari dalam kontrakan itu keluar pria separuh baya yang pamit untuk pulang.

"Hati-hati di jalan pak Markum. Jangan lupa, besok jam delapan malam bawa mobil rental yang kemarin. Kita ke rumah Pak Warno lagi,"

"Siap, Bos!"

Gue benar-benar bingung. Bukannya pria separuh baya itu bokapnya. Atau jangan-jangan mereka berdua hanya pura-pura aja.

"Potty, coba loe ikutin dia. Dan loe interogasi, sebenarnya dia itu siapa?"

"Ok, bos!"

Gue dan Poli hanya bisa menunggu Informasi apa yang di dapat sama si Potty. Gak lama menunggu si Potty pun datang.

"Gue dapat informasi penting,"

"Informasi apa, Ty?"

"Ternyata, perjodohan itu hanya sandiwara mereka,"

“Sandiwara, maksudnya?”

“Yang tadi itu bukan Bokapnya, melainkan hanya tukang siomay. Dia di bayar buat berperan sebagai Bokap nya. Intinya mereka hanya mau mengincar hartanya si Rahel,"

"Kurang ajar, gak boleh di biarin. Mereka harus di kasih pelajaran,"

Sesampainya gue bertiga di dalam kamar cowok itu. Ternyata dia sudah tertidur pulas.

“Bangun....Bangun...Bangun,” Ucap gue.

“Bangun..Bangun...Bangun," Ucap si Poli.

“Bangun....Bangun...Bangun," Ucap si Potty.

“Tidurnya sudah kayak kebo, pules banget.," Ujar si Potty.

“Dasar tukang tidur?" Ucap Gue.

“Siapa yang bilang gue tukang tidur?” Cowok itu pun terbangun dari tidurnya.

“Gue yang bilang,"

“Kalian siapa?”

“Gue Pocong, penghuni alam ghaib,"

“Mau kalian apa?”

“Gue mau loe jauhi si Rahel dan jangan pernah dekati dia lagi,"

“Maksud kalian, apa?"

“Gue tahu loe siapa, loe cuma orang miskin, berpura-pura jadi orang kayak demi mendapatkan harta si Rahel, iya kan?"

“Kalian kenapa bisa tahu?"

"Sekarang, loe telepon Pak Warno dan minta perjodohan itu di batalkan,"

"Gue gak mau!" Seketika si Poli memejamkan matanya dan cowok itu pun berubah menjadi pocong.

"Lah, kok. Gue jadi pocong. Ampun Cong. Gue gak mau jadi pocong,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!