Kamu Lagi?

Dan disinilah dua sahabat ini berada sekarang. Di sebuah Mall terbesar dan terpopuler di kota ini. Mereka menuju toko yang khusus menjual mainan anak di mall tersebut. Toko mainan anak yang ada di mall ini berbeda dengan toko mainan anak yang ada di pasar atau di tempat lain karena mainan yang di jual di sini rata-rata adalah mainan anak kualitas terbaik dan tentu saja harganya juga selangit bagi kebanyakan orang. Hanya orang-orang tertentu dan orang yang tergolong kaya yang mampu membeli mainan di sana. Sheila tersenyum miris melihat label harga yang ada di setiap mainan itu. Membeli satu mainan di toko itu bisa menghabiskan gaji Sheila selama satu bulan penuh, tetapi tidak bagi Emilia, temannya ini berasal dari keluarga yang cukup berada.

Setelah berkeliling dari satu rak ke rak yang lain tiba-tiba mata mereka tertuju pada satu mainan yang menarik, ketika tangan Sheila ingin mengambil mainan tersebut tiba-tiba ada tangan lain yang lebih dulu menarik mainan tersebut. Sheila mengikuti arah tangan tersebut dan membeku ketika mengetahui siapa pemilik tangan tersebut. Orang itu adalah Rizal, Sheila kaget dan membulatkan matanya menatap pria itu. Dari banyak pusat perbelanjaan di kota ini, entah mengapa mereka malah bertemu di tempat ini. Takdir apa yang mempermainkan mereka. Semakin dihindari malah semesta justru selalu mempertemukan mereka dengan tidak sengaja seperti hari ini. Hufft..Sheila membuang nafasnya kasar.. Emilia yang berada di sebelah Sheila mencoba mencairkan suasana dengan menyapa Rizal terlebih dahulu. Sedari tadi dia sudah menyadari perubahan aura dari temannya itu ketika melihat Rizal. "Eem, Pak Rizal ternyata Bapak di sini juga, oh..iya Bapak berminat juga dengan mainan ini, kalau begitu mainan ini untuk Bapak saja, saya dan teman saya akan mencari mainan yang lain. Kalau begitu kami permisi Pak", ujarnya dengan menarik tangan Sheila, tapi sahabatnya itu tidak bergeming. "Tunggu, saya rasa Anda harus memberikan mainan itu untuk kami, karena kami yang lebih dulu menemukannya, Anda bisa cari mainan yang lain", ujar Sheila langsung merampas mainan itu dari tangan Rizal. Emilia terpaku melihat keberanian sahabatnya itu. Rizal menatap Sheila, pria itu perlahan menyerahkan mainan itu ke tangan Sheila dan berlalu pergi begitu saja dari hadapan mereka. Emilia membulatkan matanya, dalam hati dia bertanya-tanya ada apa sebenarnya antara Sheila dan pak Rizal.

"Elu kenapa sih Shel? biar aja mainan itu di ambil Pak Rizal, kita bisa cari yang lain. Sepertinya pak Rizal kecewa saat elu meminta kembali mainan itu, siapa tau dia membelikan mainan itu untuk anaknya, eh tapi setau gue pak Rizal belum menikah, lalu dia membeli mainan itu untuk siapa ya? celoteh Emilia panjang lebar.

Anak? belum menikah. Kamu tidak tahu apapun Emilia, batin Sheila.

"Ini bukan di kantor Mil, jadi kita tidak wajib mematuhi dia, biar saja dia cari yang lain, toh dia punya banyak uang", sambung Sheila. Emilia terpaku dengan pernyataan temannya itu. Dia semakin yakin bahwa ada sesuatu di antara dua orang itu. "Ayo kita cari makanan, perutku tiba-tiba lapar melihat wajah pria itu", kata Sheila. Mereka berdua segera masuk ke salah satu restoran di mall tersebut.

Sheila masuk ke restoran itu dengan tidak memperhatikan sekeliling karena suasana hatinya tidak baik setelah bertemu dengan Rizal tadi. Setelah pelayan datang dan menyerahkan buku menu, Sheila bertanya kepada temannya, "Elu mau pesan apa?" tanyanya pada Emilia. "Gue nasi goreng seafood dan jus jeruk", ujar Emilia. "Oke mbak, kami pesan satu jus mangga, satu jus jeruk, nasi goreng seafood dan kwetiau goreng,"

Sambil menunggu pesanan datang Sheila membuka hp nya. Dia terpaku ketika membaca sebuah pesan masuk dari aplikasi WhatsApp.

+620813...

Ternyata selera makananmu belum berubah sampai sekarang. Kamu masih menyukai jus mangga dan kwetiau goreng.

Mata Sheila melebar membaca pesan yang masuk di hp nya itu, dari nomor baru. Ia mengedarkan pandangan dan berhenti pada sebuah meja yang tidak jauh dari tempat mereka duduk. Ternyata Rizal duduk dengan tenang di meja itu sambil memakan makanan yang di pesannya dan makanan itu adalah makanan yang sama dengan pesanan Sheila. Sial, batin Sheila, kenapa juga ada pria itu di sini dan bodohnya lagi dia masuk ke restoran itu tanpa melihat sekeliling.

Sheila mengabaikan pesan yang sekarang dia sudah tau itu dari siapa, dari mana pria itu mendapatkan nomor hp nya itu pun sudah tidak dipertanyakan lagi olehnya, mengingat siapa pria itu sekarang tentu saja hanya untuk sekadar mendapatkan nomor bukanlah hal sulit baginya.

Tak berapa lama pesanan mereka datang. Sheila dan Emilia menghabiskan makanan itu dengan cepat dan tanpa banyak bicara. Selesai makan Sheila menuju kasir untuk membayar makanan mereka dan lagi-lagi dia dibuat terperangah ketika kasir itu mengatakan bahwa pesanan mereka tadi sudah di bayar oleh seorang pria yang Sheila yakin itu adalah Rizal dan lebih mengejutkan lagi kasir itu memberikan bungkusan makanan untuk di bawanya pulang sesuai dengan pesanan pria itu. Karena tidak mau berdebat Sheila mengambil makanan itu dan membawanya, tapi dalam hati dia sangat merutuki Rizal. "Sebenarnya apa maunya orang itu, kenapa dia selalu menggangguku," pikirnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!