BAB 5 Emosi Dan Ambisi

Disuatu ruangan yang tidak kalah luas dengan ruangan Queen, diatas kursi kerja yang sangat nyaman duduklah seorang pemuda tampan yang tidak lain adalah Nicholas yang sepertinya sedang melamunkan sesuatu dengan tatapan dingin yang menembus dinding ruangan itu, entah apa yang sedang dilamunkannya.Tak lama pintu ruangan itu diketuk dari luar. Sehingga membuyarkan lamunannya. Tanpa meminta ijin terlebih dahulu seorang pemuda seusia Nick sudah nyelonong saja masuk dan langsung duduk di depan meja Nick tanpa rasa berdosa sedikitpun. Dia adalah Ziddan asisten sekaligus sahabatnya sejak kecil bahkan mereka sudah seperti adik kakak saja.

"Hey.... tidak bisakah kau menghargai aku dikantor ini sebagai Boss mu, jangan mentang-mentang kau itu sahabat ku lantas kau bersikap sesukamu disini. "

Dengan sangat kesal Nick melemparkan sebuah buku yang ada didekatnya dan untung saja Ziddan sahabatnya bisa dengan sigap menangkap buku yang lumayan tebal itu.

"Hey bro aapan sih, hampir saja wajah tampanku ini cedera, kalo sampai cedera bagaimana nanti aku menemui wanita-wanita ku, hmmm...?

"Itu bukan urusanku. " "Mana data yang aku minta, cepat serahkan padaku kalo kau masih ingin menemui wanita-wanita mu itu dengan wajahmu yang sekarang."

Ziddan langsung menyerahkan file yang berisi data yang diminta Nick dan Nickpun mengambil file itu dengan kasar dari tangan Ziddan tanpa ekspresi sama sekali. Lalu memeriksanya dengan sangat teliti.

"Sepertinya sejak kepulanganmu dari QGX mood mu jadi makin aneh." Sepertinya kamu menyimpan sesuatu dari ku."

Tanpa memperdulikan Ziddan yang terus saja mengatakan hal-hal yang membosankan Nickpun bangkit dari duduknya dan membanting file yang ia pegang. "Apakah ini data yang benar?"

Ziddan yang sudah terbiasa dengan sikap sahabatnya itupun nyantai saja seperti dipantai tanpa terkejut sedikitpun. "Yup dan itu sangat akurat 200%."

"Hmm.... baiklah kalo begitu siapkan orang-orang kita nanti malam dan tumpas semua sampai ke akar-akarnya, aku mau semua ini selesai tanpa meninggalkan jejak." Dengan sorot mata yang sangat tajam Nick mengepalhhukan tangannya.

"Dasar serangga! berani sekali mengusikku."

Nick membuka laci mejanya lalu memgambil pistol kesayangannya yang selali dia bawa jika sedang bergabung dengan kelompokafianya. Ya Nick adalah anak dari kelompok mafia terkenal di Inggris. Namun sejak daddynya meninggal mommynya membawa Nick pindah ke Indonesia tanah kelahiran mommynya. Sampai saat ini. Niat hati ingin menjauhkan anaknya dari lingkungan hitam malah kini tanpa sepengetahuan nya Nick malah melanjutlan kepemimpinan daddynya. Siapa sangka wajah polos Nick yang mudah senyum serta ceria saat bersama orang-orang dan ternyata Nick sangatlah kejam dan berhati dingin, pemimpin tangguh yang disegani kawan ataupun lawan. Tidak pernah memberi ampun musuh yang menyerangnya, semua akan sihabisi tanpa sisa sedikitpun. Saat Nick tampil bersama kelompok mafianya Nick selalu menggunakan topeng khusus sehingga wajahnya tidak bisa dikenali. Dunia mafia mengenalnya dengan nama Algadra Blue. Walau terkenal kejam dan tidak berbelas kasih Nick tidak akan pernah menyerang duluan sebeluk di serang. Itu adalah etika hidupnga. Seperti saar ini ada sekelompok mafia kecil yang berani mengganggu bisninsnya. Merek menyabot proyek yang seharusnya dimenangkan Sky Grup bahkan mereka dengan terang-terangan mengibarkan bendera perang dengan Nick secara pribadi. Sungguh mereka salah orang karena tidak mengetahui siapa yang mereka ganggu.

****

Disisi lain, Queen masuk kedalam kantornya dengan dada masih berdetak kencang, sepeninggal Ceo Sky Group tadi dan kini dia mulai menetralisir dirinya dan menghembuskan nafasnya dengan perlahan.

"Eheem... Pramuji yang sedang duduk di sofa tamu berdehem melihat Bossnya sedang salah tingkah. "Apakah kau tertarik dengan Boss Sky Group hmm...? "

"Tidak, ee... aah.. maksud ku pertanyaan apa itu uncle? Aku bahkan tidak memikirkanya sama sekali. "

"Tapi sikapmu tidak sama dengan perkataanmu nona, dan aku yang mengurusmu sejak kecil jadi tentu saja aku paham dengan sikapmu ini."

"Aku ini profesional uncle jangan khawatir, bagiku mengembangkan bisnis peninggalan daddy adalah hal yg utama dan juga mencari pembunuh orang tuaku, karena aku tahu itu bukanlah kecelakaan murni." Dan aku harap uncle akan terus membantuku untuk hal ini."

"Sudah pasti nona ku, uncle mu ini selalu bersamamu disetiap keputusanmu, tapi jagalah hatimu karena itu bisa menghalangi langkahmu. "

Pramuji berlalu dari ruangan Queen menuju ruangannya, dengan tatapan dingin dan penuh penekanan.

*****

...Akhirnya bisa update juga padahal sibuknya gk karuan hehe maklumlah perkuliahan daring jadi ada banyak tugas yang harus dibuat. Mkasi ya guys uda setia menunggu up date nya aku.......