Miranda meninggalkan kantor nya, dia berniat untuk pergi ke sebuah toko untuk membelikan sesuatu untuk putri nya, dia membelikan boneka, bucket bunga dan bucket makanan.
"Semoga Aliya suka dengan apa yang aku belikan ini, semoga dia tidak marah dengan aku."
Miranda, langsung segera pergi ke rumah nya. Perasaannya memang tidak bagus karena hampir satu minggu dia tidak bertemu dengan Aliya.
Kedatangan Miranda ke rumah membuat semua asisten rumah tangga terkejut, dia langsung masuk ke dalam kamar Aliya tampa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Mama," ucap Aliya dengan suara yang lirih.
Miranda menghampiri putri cantik tersebut, dan memberikan semua yang dia beli.
"Ini untuk kamu sayang, maafkan mama yang sangat terlalu sibuk dengan pekerjaan Mama."
Aliya mengambil semua yang di berikan oleh Miranda.
"Terimakasih banyak mam, tapi apa mama sudah lupa jika hari ulang tahun ku itu besok bukan sekarang,? Mama lupa dengan ulang tahun anaknya sendiri ?".
Miranda tersenyum tipis mendengar perkataan putri cantik nya tersebut.
"Mama ingat hari ulang tahun mu sayang, karena Mama yang melahirkan kamu. Memangnya Mama nggak boleh memberikan hadiah untuk anak Mama yang sangat cerdas dan berprestasi di sekolah nya."
Aliya, menghampiri Mama nya, dia bertanya kepada Mama.
"Selama satu minggu, Mama tidak pulang ke rumah, Mama tidur di mana sendiri an kah.?"
Miranda terkejut mendengar pertanyaan dari Aliya.
"Mama tidur di apartemen dekat kantor sayang."
Miranda langsung merasa tidak nyaman, karena Aliya belum bisa mengijinkan agar Mama berhubungan dengan lelaki lain apalagi sampai menikah.
"Mama masih setia kan sama Papa, Mama tidak menghianati cinta Papa ke Mama."
Di saat mereka sedang mengobrol tiba-tiba handphone Miranda berdering ternyata itu panggilan telephone dari Fabian. Miranda dengan cepat menutup panggilan telephone tersebut.
"Kenapa nggak di jawab Mam, telephone nya bukanya itu sangat penting untuk Mama."
Miranda tersenyum sambil memegang wajah putri nya tersebut.
"Biarkanlah, Mama ingin bersama dengan kamu sekarang karena Mama takut tidak bisa ada di hari ulang tahun kamu besok."
Aliya berdiri dari tempat duduk nya, dia menarik tangan Mama nya.
"Ayo Mam, ikut aku," Aliya menarik tangan Mama nya ke luar kamar sambil membawa bucket bunga yang di berikan nya.
Miranda mengikuti apa yang di perintahkan oleh putrinya tersebut, ternyata Aliya membawa Mama nya ke luar rumah dan terdiam di depan mobil.
"Mama, kapan terakhir Mama datang ke pemakaman Papa, ayo sekarang kita pergi ke sana."
Aliya langsung masuk ke dalam mobil Mama nya tersebut. Dia terlihat menahan air mata nya. Miranda mengikuti apa yang putri nya inginkan.
Diperjalanan, mereka hanya terdiam saja tidak ada satu sama lain yang memulai untuk pembicaraan.
Aliya terus memandangi bucket bunga yang di berikan oleh Mama nya tersebut, dia tersenyum ketika mobilnya sampai di tempat pemakaman Papa nya.
Aliya langsung turun dari mobil nya, dia tidak menunggu dulu Mama nya keluar dari mobil itu.
"Nak, tunggu Mama dong kita bareng-bareng ke sana nya."
Aliya langsung tersenyum di depan makam papa nya.
"Papa, aku datang bersama dengan Mama. Papa pasti senang kan melihat kita bisa berkumpul di sini walaupun aku berharap besok, papa semenjak papa meninggalkan kita semua. Mama yang berjuang keras untuk aku loh pap, Mama hebat kan Pap."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments