Chapter 4

"Rumah kamu dimana?" tanya Abian.

Anika yang sejak tadi diam menikmati pemandangan dari dalam jendela mobil akhirnya menoleh.

"Jalan cempaka blok B no 03." jelasnya.

Tak ada lagi pembicaraan yang terjadi antara mereka berdua, Anika yang setia dengan pemandangan didepan matanya dan Abian yang fokus menyetir mobil.

Gadis cantik itu menyandarkan kepalanya, otaknya masih berfikir keras menyusun setiap langkah yang akan ia ambil, hidup sebatang kara sudah terbiasa ia jalani tapi kecewa dengan seseorang yang sudah ia percaya tak bisa diterima oleh hati terlebih logikanya.

Apalagi ini menyangkut kehidupan, organ tubuh yang dirampas paksa dan hampir meregang nyawa bukanlah masalah yang dianggap kecil.

Puk.

Ia tersentak, kepalanya menoleh menatap pria disampingnya dengan wajah bingung "Kenapa kak Bian?"

"Udah nyampe, tuh."

"Ah...iya, makasih udah anterin Anika."

"It's okey, kalau ada apa-apa hubungin kakak aja, gak usah sungkan." ucap Abian dengan senyum lembut, tangannya mengacak rambut Anika pelan.

"Oh jelas, siap-siap aja direpotin sama Anika." Jawabnya sambil menepuk dada angkuh.

Pemuda itu hanya terkekeh pelan, matanya masih menatap gadis disampingnya hingga tubuh remaja itu sudah berada diluar mobil, kepalanya menggeleng menghadapi tingkah Anika yang tak ada jaim-jaimnya.

Benar-benar gadis yang langkah.

"BAY...BAY...." teriak Anika cempreng, tangannya melambai dengan tatapan masih mengikuti arah mobil berwarna silver itu hingga benar-benar menghilang dari penglihatan matanya.

"Ah...saatnya menjalani kehidupan penuh drama."

...***...

Ting.

Seorang pemuda dengan puntung rokok ditangannya menolehkan penglihatannya pada ponsel miliknya yang tampak berkedip, menandakan adanya pesan masuk.

6285*********

Cara kerja lo emang gak diragukan, tapi sayang cewek itu masih bisa hidup sampai sekarang, gue harap lo masih mau bantu gue kedepannya.

Netranya menatap deretan kata yang kini tampil pada layar ponselnya, bibirnya tersenyum miring kemudian mengalihkan kembali pandangannya pada langit malam.

Hawa dingin yang menerpa wajahnya tak membuat ia bangkit dari balkon kamarnya, terlalu damai hingga harus disia-siakan, tak ada yang lebih menyenangkan dibandingkan keheningan yang membuatnya tenang.

"Padahal gue lakuin itu karena kemauan gue sendiri, dasar idiot." rokok yang ada ditangannya ia hisap pelan, matanya tertutup menikmati aktivitas yang ia lakukan berulang-ulang.

"Tapi gak apa-apa, ketololannya juga menghasilkan uang buat gue, ah...lumayan buat gue senang-senang dengan uang 10 juta itu."

Ia bangkit dari duduknya, puntung rokok yang tinggal setengah ia buang asal "Gue gak sabar lihat siapa yang masih bertahan sampai akhir, orang idiot emang pantas dimanfaatin dan orang lemah harus segera disingkirkan, kasian semesta nampung orang gak berguna."

...***...

Malam yang panjang seperti malam-malam sebelumnya, Anika menatap pantulan dirinya didepan cermin kantung mata yang jelas terlihat pada kedua matanya benar-benar mengganggu penampilannya.

Insomnia akut sudah menjadi teman hidupnya sejak dulu, padahal ia sudah mencoba segala cara untuk menghilangkannya, tapi tetap saja tak berhasil.

"Huft...."

Ia bangkit dari duduknya, sudah saatnya ia bersiap-siap berangkat ke sekolah. Setelah dirasa penampilannya sudah rapi, buru-buru ia keluar dari kamarnya.

"Lama lo." sarkas Rey tiba-tiba

"Diam lo, gak usah menggonggong."

"Udah-udah, ini juga masih pagi gak baik berantem." nasehat Emma mencoba menengahi, tangannya menyeret lengan kedua sahabatnya pelan, jika ia tak bertindak maka mereka tak akan berangkat ke sekolah.

Dua orang itu hanya bisa pasrah dengan langkah lebar menuju mobil berwarna hitam yang kini terparkir dipinggiran jalan, setidaknya pemuda itu masih berguna karena bisa menjemput dan mengantarnya pulang sekolah.

Seperti biasa, Anika duduk dibelakang sedangkan Emma dan Rey didepan, ia tak terlalu ambil pusing karena ia sendiri yang memintanya, tentu itu juga demi menghindari perdebatan antara dirinya dan Rey, sudah menjadi hal yang lumrah adu bacot terjadi antara mereka berdua walaupun hanya permasalahan kecil.

"Seatbel lo pake." titah Rey, matanya menatap kaca mobilnya yang memantulkan wajah Anika.

"Iya-iya ribet lo."

"Ini demi keselamatan, emang lo mau mati cepat?" sewot Rey tiba-tiba.

"Tolong ya, mati cuma untuk hewan lebih tepatnya meninggal." jawabnya bijak.

"Alah, sama aja nanti juga dikubur dibawah tanah juga."

Emma menepuk dahinya pelan, sepertinya memang mustahil membuat dua orang itu damai walau hanya beberapa menit.

"Udah-udah, kita mau berangkat ke sekolah loh bukan mau berantem."

"Denger tuh."

Rey mendengus, kakinya menginjak pedal gas kemudian membawa mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Anika, tak ada lagi pembicaraan yang terjadi antara mereka atau lebih tepatnya tak ada lagi perdebatan yang tercipta, setidaknya untuk saat ini.

"Didepan sana berhenti dulu Rey."

"Ngapain?"

"Aku mau beli buku, buku aku udah penuh."

Rey mengangguk pelan, mobilnya ia tepikan sesuai perintah gadis disampingnya "jangan lama-lama."

"Iya Rey."

Pemuda itu nampak tak tega melihat gadis disampingnya yang masih pucat, padahal ia sudah memintanya beristirahat untuk memulihkan kondisinya, tapi tetap saja Emma kekeh ingin berangkat ke sekolah.

Tangannya mencekal pergelangan tangan Emma sebelum gadis itu keluar dari pintu mobil.

"Ada apa?" tanya Emma dengan raut bingung.

Rey tak menjawab, kepalanya menoleh menatap Anika yang tampak tenang bermain ponsel "lo bisa gak beliin Emma buku?"

Anika mengangkat kepalanya, matanya menatap Emma yang kini menatapnya kikuk "Lo masih sakit?"

"Eh...enggak kok."

"Gak ada yang perlu dikhawatirin." ucapnya dengan pandangan menatap pemuda itu santai, kegiatan bermain ponsel ia lanjutkan setelah sempat terjadi jeda beberapa saat.

"Kasian, dia masih pucat." pinta Rey lagi.

"Eh...aku gak papa kok Rey." sela Emma cepat, tak enak merepotkan Anika karena kondisinya.

Anika menghela nafas pelan, matanya menatap pemuda didepannya datar "lo tau gak Rey, kita memang makhluk sosial yang masih butuh bantuan seseorang, tapi kita juga harus tau diri dan tau batasan, kalau kaki masih bisa dipakai berjalan! kenapa harus mengandalkan kaki orang?"

Hening....

"Lo juga tau Emma kan, dia cewek pintar kalau dia bilang gak apa-apa artinya gak apa-apa, jalan masuk ke tokoh buku gak akan buat dia pingsan, dia juga gak seidiot itu ngelakuin hal konyol buat dirinya kalau memang masih sakit."

Emma menundukkan kepalanya, tangannya diremas karena tak enak membuat sahabatnya merasa terbebani. Rey yang melihat tingkah gadis disampingnya juga merasa iba.

"Tapi kalau lo mau beliin Emma buku ya... Alhamdulillah, tubuh gue udah nempel soalnya, gak bisa lagi diangkat, sekalian aja beliin gue Taro di tokoh sebelah oh iya minumnya juga, yaudah sana hus...hus...." usir Anika seenak jidatnya, tak lupa cengiran polos ia berikan pada pemuda didepannya.

"Ingat ya! gue dan Emma cewek, cewek itu spesial dan lo sebagai cowok harus baik-baik sama kita, lo tau juga kan kalau kita berdua ini majikan lo, iya gak Emma?" tanyanya dengan senyum puas.

Emma menggaruk kepalanya yang tak gatal, ingin tertawa melihat wajah Rey yang kesal tapi tak tega, ia juga sedikit tenang mendengar ucapan Anika yang masih seperti biasa, sebelumnya ia sempat berfikir kehadirannya membuat gadis itu terganggu, tapi sepertinya semuanya baik-baik saja.

"Akhlak lo ditaruh dimana sih? heran gue, punya sahabat kok kek setan." dumel Rey misu-misu.

.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa like dan komen banyak-banyak ya guys~see youuuu.

^^^19-NOVEMBER-2021^^^

Terpopuler

Comments

senja

senja

ah sengaja nyuruh halus mmg
apa suka Rey? enggak deh keknya iri

2021-12-17

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1
3 Chapter 2
4 Chapter 3
5 Chapter 4
6 Chapter 5
7 Chapter 6
8 Chapter 7
9 Chapter 8
10 Chapter 9
11 Chapter 10
12 Chapter 11
13 Chapter 12
14 Chapter 13
15 Chapter 14
16 Chapter 15
17 Chapter 16
18 Chapter 17
19 Chapter 18
20 Chapter 19
21 Chapter 20
22 Chapter 21
23 Chapter 22
24 Chapter 23
25 Chapter 24
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Chapter 61
63 Chapter 62
64 Chapter 63
65 Chapter 64
66 Chapter 65
67 Chapter 66
68 Chapter 67
69 Chapter 68
70 Chapter 69
71 Chapter 70
72 Chapter 71
73 Chapter 72
74 Chapter 73
75 Chapter 74
76 Chapter 75
77 Chapter 76
78 Chapter 77
79 Chapter 78
80 Chapter 79
81 Chapter 80
82 Chapter 81
83 Chapter 82
84 Chapter 83
85 Chapter 84
86 Chapter 85
87 Chapter 86
88 Chapter 87
89 Chapter 88
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1
3
Chapter 2
4
Chapter 3
5
Chapter 4
6
Chapter 5
7
Chapter 6
8
Chapter 7
9
Chapter 8
10
Chapter 9
11
Chapter 10
12
Chapter 11
13
Chapter 12
14
Chapter 13
15
Chapter 14
16
Chapter 15
17
Chapter 16
18
Chapter 17
19
Chapter 18
20
Chapter 19
21
Chapter 20
22
Chapter 21
23
Chapter 22
24
Chapter 23
25
Chapter 24
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Chapter 61
63
Chapter 62
64
Chapter 63
65
Chapter 64
66
Chapter 65
67
Chapter 66
68
Chapter 67
69
Chapter 68
70
Chapter 69
71
Chapter 70
72
Chapter 71
73
Chapter 72
74
Chapter 73
75
Chapter 74
76
Chapter 75
77
Chapter 76
78
Chapter 77
79
Chapter 78
80
Chapter 79
81
Chapter 80
82
Chapter 81
83
Chapter 82
84
Chapter 83
85
Chapter 84
86
Chapter 85
87
Chapter 86
88
Chapter 87
89
Chapter 88

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!