...Happy Reading...
...❤...
Flash back
"Kamu sudah mengambil keputusan nak?" ucap Pram saat ia sedang berkunjung ke butik milik Ayu.
"Sudah Yah, tapi mungkin ini akan mengecewakan Ayah" jawab Ayu berat.
"Gak papa nak. Walaupun sebenarnya Ayah juga berat untuk melepaskan kamu"
"Maaf" lirih Ayu menunduk.
Pram mengeleng.
"Harusnya Ayah yang minta maaf nak, Ayah gagal mendidik anak sampai dia tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk, dan akhirnya menyakitimu" ucap Pram penuh penyesalan.
"Jangan menyalahkan diri Ayah sendiri, ini semua terjadi mungkin karena kita berdua sudah tidak ber-jodoh. Ini takdir Ayu yang harus Ayu terima" ucap Ayu dengan suara bergetar di ujung kalimatnya.
"Kamu akan tetap jadi anak Ayah, walaupun nanti setatus mu bukan lagi istri dari anak Ayah. Satu permintaan Ayah, jangan pernah putuskan silaturahmi pada Ayah ya nak... Ayah sudah menganggap kamu anak Ayah bahkan sebelum kamu resmi jadi mantu Ayah" Pram melihat mata Ayu yang sudah berkaca-kaca.
"Terima kasih, Ayah sudah menyayangi Ayu, dan menganggap Ayu anak sendiri. Ayu gak akan pernah bisa melupakan Ayah, Ayah dan Ibu adalah orang Tuan Ayu, dan sampai kapan pun itu gak akan pernah berubah" ucap Ayu dengan air mata sudah mengalir di pipi mulusnya.
"Ayah akan selalu mendoakan mu agar selalu di berikan kebahagiaan dan segera menemukan pengganti Radit dengan yang lebih baik lagi" ucap Param mengusap puncak kepala Ayu.
"Terimakasih, Ayu pasti kangen sama Ayah" Ayu tersenyum walau genangan Air di matanya masih terlihat.
"Semoga proses perceraian kalinya lancar dan tidak mendapat kendala apapun ya nak"
"Amiin..."
Flash back off
Sebelum mengambil keputusan ini Ayu memang banyak berbicara dengan Pram.
Menurutnya di dalam masalah ini hanya ayah mertuanya lah yang paling bijak dan bisa di ajak bicara untuk mencari solusi dari masalah keluarga yang sedang Ayu hadapi.
Dan akhirnya setelah hampir seminggu berpikir, Ayu memutuskan untuk mengugat cerai suaminya.
Dia tak mau terus menerus berada di dalam rumah tangga yang terasa semakin di paksakan.
.
Sore ini Ayu memutuskan untuk berjalan-jalan di taman sebelum pulang ke rumah, ia baru saja bertemu dengan klien di luar, dan melihat taman yang terlihat indah dengan banyak anak-anak kecil bermain.
Ayu duduk di salah satu bangku taman yang menghadap pada lapangan tempat banyak anak-anak kecil bermain.
Tersenyum, ketika melihat tingkah lucu dari beberapa anak yang sedang bermain sepeda dan sekuter bersama para teman-temannya.
Ingatannya kembali pada masa kecilnya, saat keluarga nya masih utuh dan sang kakak masih berada di sisinya.
"Kak, kejar Adek Kak...!" teriak seorang anak kecil yang mengendarai sepeda kecil dengan warna kesukaannya.
"Adek, tunggu Kakak, jangan pergi dulu" seorang anak lelaki berusia beberapa tahun di atas gadis kecil tadi yang sedang bermain bola bersama teman-temannya langsung berlari menuju tempat sepedanya berada, dan segera menyusul sang adik yang sudah berada cukup jauh darinya.
Dia sampai tak menghiraukan teriakan dari teman-temannya karena dirinya yang pergi di tengah permainan.
"Yeay.... Aku menang... Aku menang....!! Kakak kalah wlee..." teriak gadis kecil itu sambil berjingkrak riang di depan rumah, saat dia berhasil sampai lebih dulu bandingkan dengan sang kakak.
"Ah... Adek curang, masa Adek jalan duluan sih" sungut sang kakak tidak terima.
" Biarin, siapa suruh Kakak malah asik main bola, kan Adek jadi gak ada temennya " cemberut gadis kecil itu kesal.
"Oh.. jadi Adek kesel karena Kakak main bola hm?" tanya sang Kakak menoel hidung mancung sang adik.
"Iya lah..! Adek yang ajak Kakak ke taman tapi Kakak malah asik main sama temen Kakak" gerutu sang adik sambil berjalan masuk ke rumah.
"Iya-iya Kakak salah, Kakak minta maaf ya. Sayang nya Kakak" rayu nya pada sang adik.
"Gak malas, Kakak jahat " gadis itu mencebik kesal sambil berjalan lebih cepat sambil mencari sang ibu.
Dukh....
Lamuanan Ayu langsung buyar oleh bola yang mengenai kakinya.
Ayu mengambil bola itu sambil melihat ke sekitarnya untuk mencari siapa pemilik bola di tangannya.
"Maaf Aunty, Bian gak sengaja"
Ayu mengalihkan pandangannya pada seorang anak lelaki yang sedang menundukan dalam di samping kanannya.
Ayu tersenyum lalu berjongkok di depan anak itu.
"Ini bola punya kamu?" tanya Ayu lembut dengan bola di tangannya.
Anak itu mengangguk.
"Bian kamu sedang apa di sini?" seorang lelaki tiba-tiba datang dan merangkul anak kecil tadi.
"Itu Dad, Bian gak sengaja nendang bola kenceng sampai kena sama Aunty ini" jelas anak kecil tadi dengan logat cadel khas anak kecil yang membuat Ayu gemas.
"Oh, maaf.. Eh anda yang di bawa Ezra ke rumah sakit waktu itu kan?"tanya laki dewasa tadi yang ternyata Ansel, dokter yang ada di rumah sakit sewaktu Ayu kecelakaan.
"Ah iya, ini dokter yang waktu itu ya" ucap Ayu tersenyum ramah.
"Maafkan anak saya, dia memang aktif sekali, maka dari itu istri saya sering mengajak nya ke taman" ucap Ansel.
"Tidak apa-apa kok Dok, saya malah senang dengan anak kecil"
"Hai ganteng, Aunty boleh kenalan gak ? Namanya siapa?" tanya Ayu kepada anak lelaki dalam gendongan Ansel.
"Aunty tidak marah sama Bian?" bukannya menjawab anak itu malah bertanya kembali pada Ayu.
"Enggak sayang, kan Bian sudah minta maaf sama Aunty" Ayu mengacak rambut Bian gemas.
"Aunty, rambut Bian rusak tau.." kesal Bian mengerucutkan bibirnya.
" Hahaha... kamu tambah lucu kalau gitu sayang, Aunty jadi tambah gemas "
Ayu malah mencubit pelan pipi chubby Bian.
Bila sudah berhadapan dengan anak kecil maka Ayu akan lupa pada sekitarnya. Dan itu terjadi sekarang, dia sampai lupa kalau di sana masih ada Ansel yang memandangnya dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
"Dad, Bian mau main bola sama Aunty" Bian mengeliat meminta turun dari gendongan sang ayah.
Ayu dan Bian langsung bermain bola berdua tanpa menghiraukan sekitarnya, sedangkan Ansel menghubungi sang istri yang sedang pergi ke toilet, sambil terus memperhatikan Ayu dan Bian yang sudah tampak dekat walau baru saja bertemu.
Ansel tampak mengerutkan keningnya melihat kedekatan anaknya dengan orang asing yang baru di temuinya.
Padahal biasanya anaknya itu susah untuk dekat dengan seseorang, tapi sekarang yang ia lihat Bian bisa begitu akrab dengan Ayu dalam waktu yang sangat singkat.
"Sayang, Bian sedang main sama siapa itu?" seorang wanita cantik terlihat menghampiri Ansel.
"Itu Ayu, dia pernah menjadi salah satu pasien di rumah sakit" ucap Ansel.
"Oh... kok bisa ya Bian akrab sama dia?" tanya wanita cantik itu dengan mata memicing tajam pada sang suami.
"Eh.... sayang, dia bukan siapa -siapa, aku juga baru ketemu tiga kali, pertama waktu mengurus kamar rawat inap, kedua waktu dia mau pulang dari rumah sakit, yang ketiga ya sekarang" jelas Ansel yang sadar kalau istrinya itu sedang curiga padanya.
Sang istri tak menjawab, dia malah pergi menghampiri Bian dan Ayu karna hari sudah mulai petang.
"Bian, sudah sore sayang, nanti lagi ya mainnya. Sekarang sudah waktunya pulang" istri dari Ansel berbicara lembut kepada anak lelakinya itu.
"Mami, Bian masih mau main sama Aunty" rengak Bian.
"Sayang sekarang sudah mau malam, Aunty juga harus cepat pulang. Jadi mainnya di teruskan nanti saja ya" Ayu ikut berjongkok di depan Bian.
"Tapi Aunty janji temenin Bian main lagi ya"
"Eum, nanti kalau Aunty ada waktu Aunty pasti ajak Bian main lagi, tapi sekarang Bian harus pulang ya sama Mami dan Dady"
"Iya Aunty "
"Terima kasih ya, sudah mau menemani anak saya bermain" ucap sopan sang wanita cantik tadi.
"Iya Mba, aku seneng kok main sama anak-anak" jawab Ayu tersenyum.
"Oiya, saya Elena" ucapnya mengenalkan diri.
"Aku Ayu Mba" ucap Ayu berjabat tangan dengan Elena.
Obrolan kedua wanita itupun berlanjut sampai ke parkiran taman dan baru berpisah ketika mereka masuk ke dalam mobil masing-masing.
...🌿...
...🌿...
...Bersambung......
...🙏😊😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Yasni Nellu
apakah ansel adala saudara ayu yang hilang....
2023-04-26
1
Neneng cinta
ga sengaja ketemu sama kaka dan kaka ipar...😍
2022-06-24
1
Tiah Sutiah
ansel abang nya ayu kali ya
2022-06-07
1