...Happy Reading...
...❤...
" Udah lama nunggu ya Bang ?" tanya Ayu setelah memberi salam pada Radit.
" Lumayan, sekitar lima belas menit. Kenapa?... Takut ketahuan ya, kalau kamu juga janjian sama selingkuhan mu ?" tuduh Radit tersenyum sinis.
" Maksud Abang ?" Ayu mengerutkan keningnya bingung.
" Sudah lah, gak usah banyak alesan aku udah liat semuanya "
Ayu tampak terdiam, berfikir kira-kira apa yang sedang di maksud oleh suaminya itu.
" Oh, maksud Abang, Pak Ezra ya ? Kita cuma kebetulan ketemu Bang, lagian kan tadi aku ngobrol nya juga sama Naura dan Bu Nawang bukan sama dia " jelas Ayu tenang.
Di dalam hati entah mengapa ada rasa sedikit geli melihat suaminya cemburu dengan lelaki yang tidak dekat dengannya sama sekali.
Padahal selama ini Radit tidak sadar kalau Ayu juga mempunyai rasa cemburu ketika harus melihat dia bermesraan dengan Mala di depannya.
" Gak usah ngelak kamu Ay, aku bisa liat kalau cara dia natap kamu itu beda. Dia kayaknya suka tuh sama kamu " sinis Radit, masih belum percaya.
" Apa sih Bang, kita ketemuan di sini bukan buat ngomongin orang " Ayu mulai tak menyukai Radit yang cemburu buta dan menuduh orang se-enaknya.
" Tuh kan buktinya sekarang kamu bela-in di " tuduh Radit dengan mata yang sudah memerah.
" Terserah Abang lah, pusing aku ngadepin Abang yang kayak gini, dari dulu gak pernah berubah selalu cemburuan tapi dirinya sendiri yang main perempuan " sindir Ayu tajam.
" Oh... jadi sekarang kamu sudah berani ya ngelawan sama suami hah ?" Radit menatap Ayu dengan penuh amarah.
" Aku gak ngelawan cuma mengungkap kenyataan.... Abang gak sadar kan sama perbuatan sendiri ? Main di belakang istri sampai hamil... Heh apa namanya kalau bukan main perempuan..?!" Ayu balik mentap Radit tajam.
" Kamu...! "
" Aku ngajak ketemu Abang buat ngasih ini " Ayu memotong perkataan Radit dan menyodorkan sebuah amplop di depannya.
Radit terpaku melihat amplop coklat bertuliskan pengadilan agama di atasnya. Bibirnya tiba-tiba saja kelu, dengan jantung yang berdebar kencang.
" A..apa ini ?" tanya Radit kembali melihat Ayu, tanpa niat untuk menyentuh amplop di depannya.
" Itu gugatan perceraian kita, aku gak sanggup lagi dengan semua ini " ucap Ayu datar, sekuat tenaga dia mencoba untuk tidak memperlihatkan kesedihannya.
" Gak... gak bisa ! Aku gak mau menceraikanmu " geleng Radit tidak terima.
" Tapi aku juga sudah gak bisa ada dalam hubungan seperti ini Bang " debat Ayu.
" Aku masih mencintai kamu Ay.... Aku gak bisa lepas kamu dari hidup aku "
" Cinta... cinta... haha.." Ayu tertawa miris dengan mata yang bergetar, mendengar kata itu dari mulut suaminya, entah kenapa hatinya terasa sakit ketika mendapatkan kata cinta tapi tak merasakan nya.
Radit menautkan alisnya melihat sikap Ayu.
" Ay, kamu gak papa kan ?" tanya Radit berubah khawatir, tangannya terulur ingin menyentuh wajah istrinya itu.
" Aku gak papa Bang, Abang gak usah sok peduli lagi sama aku " Tepis Ayu kasar.
" Aku mohon cepat tanda tangani surat itu, dan bebaskan aku dari hubungan yang sudah tidak sehat ini " ucap Ayu berdiri dan hendak pergi.
Tapi Radit menahan tangannya sebelum Ayu sempat melangkah.
" Ay, jangan begini. Duduk dulu kita bicara dulu " mohon Radit.
" Apa lagi Bang yang harus kita bicarakan ?.... Jika semua yang akan keluar dari mulut Abang hanya akan menambah luka di hatiku " ucap Ayu dengan mata yang sudah berkaca-kaca, menepis kembali tangan Radit.
" Maaf Bang, Aku sudah memberimu kesempatan untuk bertahan dan berbuat adil, tapi kenyataannya Abang sama sekali tak bisa melakukannya. Jadi sekarang izinkan aku untuk mundur " ucap Ayu pergi dengan langkah cepat keluar dari restoran itu.
Ayu mengusap kasar satu tetes air mata yang keluar dari mata indah itu.
" Ay... tunggu Ay... " Radit berhasil mengejar Ayu di parkiran.
" Aku akui aku salah Ay. Maafkan aku, aku mohon beri aku satu kesempatan lagi " mohon Radit mengenggam kedua tangan Ayu.
" Aku udah maafkan Abang kok... " ucap Ayu membuat Radit tersenyum.
" Tapi kalau untuk bertahan... Maaf Bang, Aku sudah tidak bisa lagi " Ayu melepaskan paksa genggaman tangan suaminya.
" Kita bertemu dengan baik-baik dan memulai hubungan ini juga dengan baik-baik jadi aku harap kita bisa berpisah dengan cara baik-baik juga " ucap Ayu sebelum masuk ke dalam mobil.
Radit mematung melihat mobil Ayu yang sudah pergi dari area parkir itu.
Untungnya suara pertengkaran mereka tidak terlalu kencang, jadi tidak ada yang sadar kalau keduanya sedang bermasalah, walau ada beberapa pengunjung yang tampak curi-curi pandang pada mereka berdua.
Radit mengacak rambutnya prustasi, ia tidak pernah menyangka kalau Ayu berani menggugat cerai padanya.
Tanpa sepengetahuan Ayu dan Radit sejak tadi ada yang memperhatikan mereka berdua dari balik dinding kaca restoran, kemudian keluar setelah memastikan kedua orang itu pergi dari parkiran.
.
Dalam mobil Ayu sudah tak bisa lagi membendung air matanya yang sejak tadi ia tahan.
Ayu membelokan mobilnya ke jalanan yang terlihat sepi, di sana ia berhenti untuk meluapkan segala emosinya
Ayu menelungkupkan kepalanya di atas setir mobil dan menangis tersedu di sana dengan tubuh yang terlihat bergetar.
" Sakit... kenapa harus se-sakit ini melepaskan mu Bang ?" racau Ayu memukul dadanya sendiri yang terasa sesak.
Di belakang mobil Ayu terparkir sebuah mobil mewah dengan seorang lelaki di dalamnya yang terlihat menyandarkan dirinya di sandaran kursi, matanya tak lepas dari mobil putih di depannya.
Entah berapa lama Ayu menangis sampai akhirnya ia tertidur dalam kondisi seperti itu. Sampai sebuah ketukan di kaca mobilnya membangunkannya.
" Neng gak apa-apa? Dari tadi saya perhatikan tapi Neng gak keluar-keluar jadi saya ketuk takut kenapa-napa" ucap seorang ibu berpenampilan sederhana.
" Saya yang jaga warung di sana " tunjuk ibu tadi pada sebuah warung kecil di pinggir taman.
Ayu mengikuti arah telunjuk orang yang berdiri di samping mobilnya itu.
" Oh iya Bu, aku gak apa-apa kok, tadi cuma sedikit lelah trus istirahat sebentar " jawab Ayu tersenyum sopan.
" Oh, Ibu kira Neng kenapa, ya udah klau gitu Ibu permisi balik lagi ke warung "
" Iya Bu, terima kasih "
Ayu melihat jam tangannya yang ternyata sudah menunjukan pukul dua siang, melihat ke luar, ternyata langit sudah mendung pertanda hujan akan segera turun.
" Sebaiknya aku pulang ke butik aja yang dekat " ucap Ayu mulai menjalankan mobilnya.
Beberapa waktu kemudian mobil Ayu sudah berada di depan Clarisaa boutique, Ayu langsung bergegas masuk dengan sedikit berlari kecil karena rintik hujan sudah mulai turun.
Di sebrang jalan terlihat sebuah mobil berhenti sejenak lalu kembali pergi meninggalkan tempat itu.
.
Sampai ke dalam ruang kerjanya Ayu menghempaskan dirinya pada sofa yang ada di sana.
Menghembuskan nafas kasar dengan pandangan menerawang, ke beberapa hari yang lalu saat dirinya berbicara dengan sang Ayah mertua.
...🌿...
...🌿...
...Bersambung.......
...🙏😊😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Hotma Gajah
punya usaha ngapain kwatir..
mewek kata orang kayak ceeita ikan selam😀
2023-12-25
0
Lita Yanis
yes,cerai ayu, biar gila si raditnya, hahahaha cinta...katanya, JDI ikutin ayuu ketawa, cinta Maah g selingkuh ooooy, seprtinya ayu SDH dekt DG KK kandungnya, TPI dia blm tau, KK kandungnya trnyata dokter yg nanganin ayu kecelkaaan
2022-08-24
2
Khaerunisa
gtu donk, meni kaluman baca ny
2022-07-28
1