...Heppy Reading ...
...❤...
" Jadi semua ini adalah kesalahan ? Kau menghamilinya karena sedang tidak sadar ? Kau yakin ini semua bukan jebkan wanita itu ? Atau mungkin semua itu hanya alasanmu saja ?" pertanyaan beruntun dari Pram membuat tubuh Radit dan Mala menegang.
" Si*lan, ternyata bokap nya Radit pintar juga " umpat Mala dalam hati.
Sekarang ini semua orang sudah berada di ruang keluarga, Radit dan malam duduk di hadapan Pram seperti seorang tersangka yang sedang di introgasi.
Ayu duduk di samping Pram sedangkan Sari duduk di kursi single.
Tak ada yang berani mengeluarkan suara ketika menghadapi kemarahan seorang jenderal Pramono, walaupun ini adalah keluarganya sendiri tapi sikap tegas dan kerasnya tak pernah hilang dari dirinya.
" Heh..! Benar dugaan ku, Kalian tidak akan bisa menjawab pertanyaan ku " desis Pram tersenyum sinis.
" Ayah, pada saat itu kami benar-benar di jebak " sanggah Radit.
" Benarkah ? Mana buktinya ? Kau tak bisa membuktikannya bukan...?" debat Pram.
Radit langsung bungkam karena ia memang tak mempunyai bukti apapun.
" Dasar bodoh, tak di sangka aku mempunyai anak seperti mu " hardik Pram memandang Radit dan Mala bergantian.
Radit tersentak, ia mengangkat kepalanya melihat wajah sang ayah yang sudah memerah, menahan amarah.
" Tapi Ayah...."
" Diam kau ! Aku tak bertanya padamu ?!" sentak Pram menunjuk Mala tepat di wajahnya.
Mala langsung menunduk gemetar.
" Dasar laki-laki tua brengs*k, awas saja nanti kalau aku sudah menjadi satu-satunya di dalam kehidupan Radit, akan ku balas kau " umpat Mala mengepalkan tangannya menahan geram.
Sedangkan Ayu menunduk dalam, ia tersenyum tipis, sangat tipis hingga tak ada yang menyadari senyumannya.
" Sudah Mas, kendalikan emosi mu, bagaimana kalau tekanan darah mu naik nanti " lerai Sari, berusaha menengahi pertikaian antara anak dan suaminya.
" Ayah sudah, nanti Ayah sakit kalau begini " Ayu memegang tangan Pram lembut.
Pram menatap bersalah pada menantu perempuannya yang sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri.
" Maafkan Ayah nak, Ayah tak menyangka kalau selama ini kau menikah dengan seorang lelaki brengs*k " ucap sendu Pram.
" Tidak Yah, jangan berkata begitu, walau bagai manapun Bang Radit tetap anak Ayah " geleng Ayu dramatis.
" Bagaimana mungkin anak bodoh itu bisa mengabaikan berlian sepertimu demi memungut batu kali seperti dia ?" sindir Pram mengelus lembut puncak kepala Ayu.
Ayu tersenyum hangat, tak ada lagi air mata di wajahnya.
" Jangan begitu Ayah, Ayu hanya manusia biasa, Ayu juga mempunyai kekurangan " ucap Ayu lembut.
Semua interaksi Pram dan Ayu dapat di lihat dan di dengar jelas oleh semua orang di depan mereka.
Mala semakin geram melihat kedekatan Ayu dan Ayah mertuanya itu.
.
" Ayah benar-benar tak pernah menyangka kalau anak itu bisa berbuat nekat seperti itu " ucap Pram di sela langkahnya
Saat ini Pram sedang mengantarkan Ayu pulang, dia gak mengizinkan Radit untuk mengantarkan Ayu.
" Ayu juga gak nyangka Mala dan Abang bisa se-tega ini sama Ayu " jawab Ayu.
" Kamu yang kuat ya, Ayah akan dukung kamu apapun keputusan yang akan kamu ambil... kamu pantas bahagia Ayu " nasihat Pram.
" Iya Ayah, Ayu tau " ucap Ayu tersenyum.
" Masuklah, ini sudah malam, udara nya tidak baik untuk kesehatan mu " Pram berucap saat mereka sudah sampai di depan rumah Ayu.
" Baik Ayah, terima kasih ayah sudah mengantarkan Ayu sampai di sini "
Ayu tersenyum lalu mencium tangan Pram.
" Maafkan Ayu Yah " gumam Ayu dalam hati ketika melihat punggung tua Ayah mertuanya itu perlahan mulai menjauh.
.
Di dalam sebuah kamar, Mala sedang menangis tersedu di dalam pelukan Radit yang berusaha menenangkan istri keduanya itu.
" Sudah sayang, jangan terlalu di pikirkan, Ayah hanya sedang emosi tadi " lembut Radit mengusap punggung Mala.
" Tapi aku merasa ter-hina Mas, dengan semua tuduhan yang Ayah kamu berikan padaku " sanggah Mala di sela isak tangisnya.
" Ayahku memang keras Mala, itu semua karna dia belum mengenal mu, aku yakin kalau nanti kalian sudah saling mengenal satu sama lain Ayah pasti akan suka dan sayang juga kepadamu, apa lagi sekarang di rahim sudah ada calon cucunya " jelas Radit panjang lebar sambil mengusap perut sang istri di akhir kalimatnya.
" Iya kah ? Benar begitu Mas ? " tanya Mala dengan wajah yang terlihat lugu.
" Iya sayang " gemas Radit mencubit sedikit ujung hidung Mala.
" Baiklah, kalau begitu mulai sekarang aku akan mendekati Ayah mu, sampai dia menjadi suka dan sayang padaku dan anak kita " ucap Mala penuh semangat.
Radit tersenyum lalu mencium kening Mala.
Mala tersenyum miring di dalam pelukan Radit.
" Lihat saja nanti, aku akan menjadikan tua bangka itu menyukai ku dan membenci Ayu " ucap Mala dalam hati.
.
Seminggu berlalu setelah kedatangan Ayah mertuanya.
Ayu sudah beraktifitas seperti biasa, setelah beberapa hari kemari dia memutuskan beristirahat di ruamah untuk memulihkan kondisi kesehatannya.
Siang ini Ayu mengajak Radit untuk bertemu di sebuah restoran di dekat kantor Radit.
Kali ini Ayu sudah memutuskan apa langkah apa yang akan dia ambil dalam masalah keluarganya itu.
.
" Aunty..!" suara seorang anak yang sangat Ayu kenali membuat Ayu mengedarkan pandangannya ke seluruh lahan parkir restoran tersebut.
" Eh, cantiknya Aunty. Sama siapa di sini sayang ?" tanya Ayu sambil berjongkok di depan Naura untuk menyetarakan tinggi mereka.
" Rara sama Papa sama Nenek " jawab Naura menunjuk ke arah belakangnya, di mana ada Bu Nawang dan Ezra yang sedang berjalan menghampiri keduanya.
" Eh, kebetulan kita ketemu di sini. Kamu mau makan siang juga Yu, atau mau ketemu klien ?" tanya Bu Nawang setelah bercipika-cipiki lebih dulu.
" Saya ada janji dengan seseorang Bu di dalam. Ibu mau makan siang ?"
" Iya, tadi Naura mau makan siang sama Papanya, kebetulan dia sedang ada di sekitar sini jadi kita sampai aja " jelas Bu Nawang.
Ezra hanya diam memperhatikan tanpa ada niatan untuk ikut berbicara dengan para permpuan di hadapannya.
" Aunty makan sama Rara aja ya ?" ajak Naura manja, menggoyangkan tangan sebelah kiri Ayu.
" Maaf sayang, untuk hari ini Aunty belum bisa, Aunty ada janji sama orang " tolak Ayu dengan nada penuh penyesalan.
" Aunty janji nanti kalau Aunty ada waktu kita makan bareng ya. Atau Rara dateng ke butik Aunty saja gimana ? Nanti kita makan bareng di sana " rayu Ayu dengan penuh kesabaran dan kelembutan, ia mengusap puncak kepala Naura.
" Nenek, boleh Rara main ke butik Aunty ?" tanya Naura beralih pada Bu Nawang.
" Iya, boleh sayang. Nanti kita main lagi ke butik Aunty ya " jawab Bu Nawang tersenyum.
" Hore... Rara main ke butik Aunty " senang Naura.
" Ya udah sekarang kita masuk aja yuk, Udah waktunya makan siang " ajak Bu Nawang.
Tanpa di sadari oleh Ayu, sejak awal bertemu Ezra terus memperhatikan dirinya dengan tatapan yang sulit di artikan.
Dari dalam restoran, Radit yang sudah datang sejak tadi, mengepalkan tangannya memelihat Ayu yang tampak berbincang akrab dengan orang-orang asing.
Apalagi ia melihat jelas tatapan berbeda dari lelaki yang sejak awal memperhatikan Ayu.
" Siapa mereka sebenarnya, kenapa setiap ada Ayu selalu ada mereka ?" tanya Radit salam hati. Matanya terus mengikuti langkah Ayu yang berjalan masuk ke dalam restoran bersama ke tiga orang lainnya.
...🌿...
...🌿...
...Bersambung.......
...🙏😊😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Anan Anan
iklan fizo ganggu banget
2022-06-27
2
Gusni Rustam
Setelah ayu pergi baru menyesal Radit.. Ga sabar nunggu waktu itu author.. Buat ayu bahagia 😊
2022-06-15
1
Tiah Sutiah
spa yg mau di bicarakan ayu spa mungkin dia menyerah ya semoga iya
2022-06-07
1