...Happy Reading ...
...❤...
Seorang lelaki berlari dengan panik ke dalam rumah sakit meminta tolong seseorang untuk mengambil sebuah brangkar lalu kembali lagi ke luar, tempat mobilnya terparkir.
Dia langsung menggendong seorang wanita tak sadarkan diri dari dalam mobil lalu memindahkan nya pada brangkar, dengan sigap para perawat yang ada di sana langsung membawa wanita tadi ke dalam UGD.
" Anda yang bertanggung jawab atas pasien tadi ? Silahkan urus administrasi nya dulu " seorang perawat menghampiri lelaki tadi.
" Ah, tapi saya hanya menolongnya Sus, saya tidak mengenal nya " ucap nya bingung.
" Apakah anda membawa tas korban, mungkin di sana terdapat identitas korban ?"
" Oiya, sebentar saya ambil dulu di mobil " pamit lelaki tadi langsung pergi kembali ke parkiran rumah sakit.
Lelaki tadi akhirnya bisa mengurus administrasi dengan bermodalkan KTP wanita yang di tolong nya.
Beberapa saat kemudian seorang dokter perempuan keluar dari ruang pemeriksaan.
" Bagaimana keadaannya Dok ?"
" Dia baik-baik saja, luka di keningnya juga tidak terlalu dalam, hanya saja sepertinya dia mengalami demam tifoid atau biasa di sebut tifus, jadi dia harus mendapat perawatan lebih lanjut dan melakukan rawat inap " jelas dokter.
" Baiklah Dok, terima kasih " ucap lelaki tadi.
" Anda bisa menemui nya saat kami sudah memindahkan nya ke dalam ruang rawat inap " pesan dokter yang memeriksa wanita tadi sebelum pergi meninggalkan lelaki yang menyelamatkan.
Lelaki tadi terlihat menghubungi seseorang dengan ponsel nya lalu duduk kembali di kursi tunggu.
Tidak lama kemudian seorang lelaki berpakaian rapih terlihat menghampirinya.
" Ezra, loe ngapain di sini ? Siapa yang sakit ?" tanya nya ribut.
" Ansel, syukur deh loe masih ada di sini, gue nolongin orang dan sekarang dia harus di rawat di sini " ucapnya saat melihat temannya yang berprofesi sebagai Dokter.
" Hah, tumben loe mau nolongin orang ? Emang siapa dia ? Cewe ?" tanya Ansel dengan nada sedikit mengejek pada Ezra.
" Si*lan Loe..! Kebetulan dia kecelakaan di depan gue, masa gue biarin " Enak Ezra.
" Ooh... Ya udah gue urus kamar buat dia dulu, loe udah kabari Rara ?"
" Astagfirullah... Gue lupa !" Ezra langsung mengambil ponsel di dalam saku celana nya.
" Makannya jangan kerja mulu, inget anak bro " tepuk Ansel pada pundak Ezra sebelum pergi menuju meja resepsionis untuk mengurus kamar rawat inap untuk seseorang yang di tolong oleh temannya itu.
Sekitar setengah jam kemudian Ezra sudah ada dalam sebuah kamar rawat VVIP di rumah sakit itu bersama dengan Ansel.
Di depan mereka seorang wanita berhijab terlihat mulai membuka matanya.
" Bagaimana keadaan anda ? Apa yang anda rasakan ?" tanya Ansel sambil kembali memeriksa pasien di depannya.
" Emh... Hanya sedikit pusing " jawab wanita tadi lemah.
" Ini di mana ?" tanya nya mengerejapkan mata indahnya berusaha memperjelas penglihatan nya.
" Mata itu " gumam Ansel dalam hati.
Tiba-tiba saja dadanya terasa bergemuruh melihat mata yang mengingatkan nya pada seseorang di masa lalunya.
" Anda berada di rumah sakit, dia yang sudah membawa anda ke sini " jelas Ansel menunjuk Ezra yang sedang duduk di sofa sambil sibuk dengan ponsel di telinganya, setelah berhasil mengendalikan diri.
Wanita tadi berusaha untuk bangun dan melihat seseorang yang sudah menolongnya.
" Biar saya naikan saja ranjangnya, anda tak usah banyak bergerak " cegah Ansel kemudian berjalan menuju ke ujung brangkar.
Ezra yang baru saja selesai dengan telponnya menghampiri Ansel.
" Syukurlah anda sudah sadar " ucapnya melihat wanita itu.
" Terima kasih Bapak sudah menolong saya " ucap Wanita itu tersenyum tulus.
Ezra mengangguk.
" Maaf tadi saya sempat membuka tas Anda untuk melihat identitas anda " ucap Ezra tidak enak.
" Oh iya tidak apa-apa "
" Karna anda sudah sadar, anda bisa menghubungi keluarga anda untuk menemani anda di sini, karena saya harus segera pulang "
" Iya, nanti saya hubungi keluarga saya, maaf karena saya sudah merepotkan Bapak, terima kasih sekali lagi atas semua bantuan yang telah Bapak berikan kepada saya " ucap Wanita itu yang tak lain adalah Ayu.
" Tidak usah di pikirkan itu hanya bantuan kecil saja " jawab Ezra.
Setelah itu Ezra dan Ansel pamit pulang kepada Ayu.
Setelah kepergian Ezra dan Ansel, Ayu berusaha menghubungi Radit untuk memberi tahukan keadaannya saat ini.
" Apa mungkin Abang sudah tidur ya ? " tanya Ayu pada dirinya sendiri ketika telponnya tak juga di jawab oleh Radit.
Ayu melihat jam yang tergantung di dinding rumah sakit yang menunjukan pukul 23.15.
" Biasanya jam segini Abang belum tidur " gumamnya lagi sambil terus berusaha menghubungi Radit.
Di panggilan yang kesekian kalinya akhirnya panggilan itu di jawab juga.
" Assalamualaikum, Bang " Ayu tersenyum senang ketika panggilan nya akhirnya di jawab oleh sang suami.
" Halo Ayu, ini aku Mala, ada apa yah kamu telpon suamiku malam-malam begini ?"
Senyum Ayu langsung putar ketika ternyata bukanlah suara suaminya yang ia dengar, melainkan suara Mala yang ada di sebrang sana.
" Bisa bicara dengan Bang Radit ? Ada yang ingin aku bicarakan " ucap Ayu masih berusaha tenang.
" Mas Radit lagi sibuk, gak bisa di ganggu "
Tut...
Ayu melihat layar ponselnya yang sudah tak tersambung lagi dengan nomor milik suaminya.
Satu tetes air mata kembali membasahi pipinya.
Hatinya terasa sakit ketika melihat dirinya yang sekarang ini sedang butuh seseorang di sampingnya.
Tapi suaminya masih saja susah untuk di hubungi olehnya.
Di tempat lain tepatnya di rumah Sari, Radit baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri.
" Siapa yang menelepon ?" tanyanya karena tadi dia sempat mendengar suara dering ponselnya.
" Itu orang salah sambung, gak penting mas " jawab acuh Mala.
" Oh, ya sudah sekarang mending kita istirahat saja, ini sudah malam " ucap Radit membaringkan Mala di tempat tidur kemudian mengecup puncak kepalanya lalu dia ikut berbaring di sebelah nya.
.
Di dalam mobil Ansel terus teringat pada Ayu, mata yang di miliki Ayu kembali mengingatkan nya pada masa kecilnya.
" Nindi, kamu di mana sekarang ? Kakak kangen sama kamu " gumam Ansel mengusap air di ujung matanya.
.
Pagi hari keadaan Ayu sudah lebih baik, panasnya sudah turun dan kini hanya meninggalkan sedikit rasa pusing.
Ayu baru saja keluar dari kamar mandi saat ke dalam kamar rawatnya datang seorang ibu paruh baya dan seorang anak kecil.
" Aunty kenapa, kata Papa Aunty sakit ya ?" cerocos anak itu yang ternyata Naura.
" Maaf Ayu, dari tadi malam pas Papa nya pulang terus tau kamu sakit, Naura langsung mau ke sini buat liat kamu " ucap Bu Nawang sambil membantu Ayu naik ke atas brangkar.
" Iya gak apa-apa Bu, aku malah senang bisa ketemu sama si cantik ini " Ayu tersenyum melihat Bu Nawang dan Naura.
" Aunty sakit apa ?" tanya Naura lagi yang sekarang sudah duduk di samping Ayu.
" Aunty gak apa-apa kok cantik, ini Aunty udah sembuh " jawab Ayu mencolek hidung Naura gemas.
Mereka melanjutkan mengobrol dengan Naura asik duduk di pangkuan Ayu.
Awalnya Bu Nawang sempat curiga karena tidak ada satupun keluarga yang menemani Ayu.
Tapi Ayu ber alasan kalau suaminya sedang keluar kota dan ibu mertuanya sedang tidak enak badan.
Perbincangan mereka sempat berhenti ketika ada dokter yang akan memeriksa keadaan Ayu.
Bu Nawang dan Naura baru pulang setelah hari sudah menjelang siang.
...🌿...
...🌿...
...Bersambung......
...🙏😊😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Luluk Luk
mungkin ansel kakaknya ayu tor
2023-05-08
1
👸 Naf 👸
kakaknyaa Ayu nee kek nya
2022-06-09
0
Tiah Sutiah
gereget aku tuh dengan sikap si mala bikin eneg aja
2022-06-07
0