...Happy Reading ...
...❤...
" Terserah...!" Ayu mengibaskan tangan Radit yang mencengkram kuat pergelangan tangannya lalu memilih segera pergi dari hadapan suami dan madunya itu.
Tanpa terlihat oleh Radit Mala menyunggingkan sebelah bibirnya, melihat kepergian Ayu.
Ayu berjalan cepat menuju lift untuk segera sampai ke kamarnya, sampai tak melihat siapapun di sekitarnya.
Ya... Tanpa sepengetahuan Ayu di dalam lift itu juga ada seseorang yang sedang memperhatikan Ayu sejak pertama kali masuk.
.
Ayu menghempaskan tubuhnya sendiri ke atas tempat tidur King size yang ada di kamar hotel itu.
Hufthh....
Ayu menghembuskan napas kasar.
Lagi-lagi dia harus menerima amarah Radit karena Mala.
Ayu tidur terlentang dengan wajah menatap lurus langit-langit hotel di atasnya.
ingatannya kembali saat mereka baru saja selesai makan malam dan hendak pulang lagi ke kamar.
Ayu yang memang berjalan terlebih dahulu tapi saat ia sedang berjalan di samping Mala, tiba-tiba saja Mala seperti terhuyung dan hampir saja jatuh kalau saat itu Radit tidak menahannya.
" Mala, hati-hati kalau jalan, kenapa kamu bisa sampai mau jatuh gitu ? Itu bahaya untuk kandungan kamu " ucap Radit panjang lebar, sambil membantu Mala berdiri tegak lagi.
" Iya aku tau Mas, sepertinya tadi aku tersandung kaki Ayu deh " tuduh Mala dengan melirik sedikit ke arah Ayu yang sedang memperhatikan suami dan juga madunya itu.
Ayu langsung melotot kaget mendengar tuduhan dari Mala.
" Tidak Bang, aku tidak melakukan itu " sangkal Ayu mengibaskan kedua tangannya di depan.
" Ay, kamu sudah keterlaluan ya, Mala ini sedang mengandung anakku dan kamu berbuat seperti itu...!" amarah Radig sudah mulai meningkat.
" A-aku tidak... "
" Sudah jangan selalu membantah, aku sudah tak mengenal Ayu yang dulu, kamu sekarang sudah berubah " Radit memotong perkataan Ayu.
" Terserah Abang saja lah..." Ayu ingin pergi meninggalkan mereka berdua tapi tangan Radit lebih dulu mencegahnya.
" Mau kemana kamu ?!" Suara mereka berdua tidak terlalu keras hingga tidak ada Seorang pun selain mereka bertiga yang mendengar perdebatan di antara Ayu dan Radit.
" Kenapa hah ? Abang urus saja dia tidak usah pedulikan aku " Ayu mencoba melepaskan cengkraman tangan Radit yang terasa semakin kencang.
" Apa kamu bilang ? berani kamu ya, sekarang !" Mata Radit sudah memerah, amarah nya sudah benar-benar terpancing.
" Terserah..!" Ayu menghempaskan kuat tangan Radit yang terasa sedikit melemah.
.
Ayu memejamkan matanya, menahan rasa sesak yang ada di dalam dada, bulir air mata mulai turun membasahi wajahnya.
Dengan kasar Ayu menghapus air mata itu.
" Jangan menangis Ayu. Jangan menangisi mereka lagi " gumamnya dalam hati.
" Ayunindia kamu kuat, jangan menangis untuk orang-orang yang sudah menyakiti mu " Ayu berusaha menguatkan dirinya sendiri.
Ayu bangun dari tempat tidur dia berjalan menuju balkon.
Udara malam yang terasa dingin langsung menyapanya saat Ayu baru saja membuka pintu.
Ayu berdiri di dekat pagar pembatas, ia memeluk tubuhnya sendiri untuk mengurangi rasa dingin.
Tatapannya lurus ke depan melihat hamparan lampu kerlap-keripik dari kota di bawah sana.
Mendongak ke atas melihat langit yang bertabur bintang yang, sangat indah dan menakjubkan di pandang mata.
" Mengapa semua keindahan itu hanya bisa ku pandang tapi tak akan pernah bisa ku raih...?" gumam Ayu bertanya pada dirinya sendiri.
Tanpa sepengetahuan Ayu dari balkon kamar yang lain terlihat seseorang sedang memperhatikannya dengan tatapan yang tak terbaca.
.
.
Setelah melaksanakan shalat subuh Ayu langsung cek out dan segera pulang menggunakan taksi.
Ayu tak mau lagi duduk satu mobil bersama dengan suami dan madunya itu.
Saat ini hatinya belum sembuh dari kekecewaan nya atas perlakuan yang Radit tunjukan padanya.
Bahkan sampai sekarang Radit tidak ada niat untuk meminta maaf padanya, dan tidak menanyakan kabarnya sama sekali.
Dalam perjalanan pulang Ayu hanya termenung sambil melihat keluar.
Acara yang seharusnya menambah kedekatan antara dirinya dan Radit kini yang terjadi malah sebaliknya, hubungan Ayu dan suaminya itu sekarang bahkan semakin renggang.
Sekitar tiga jam perjalanan Ayu sudah sampai di Clarissa boutique -butik milik Ayu.
Ayu memang lebih memilih pulang ke butiknya langsung, ia lebih bisa menenangkan dirinya di sini, mengalihkan semua kesedihannya ke dalam pekerjaan.
" Eh Mba kok udah pulang aja " Riska yang sedang memasangkan baju pada manekin langsung mengalihkan perhatiannya pada Ayu yang baru saja masuk.
" Iya, Mba ada janji sama klien sebentar lagi, ini aja mba cuma mampir sebentar buat ganti baju " Jawab Ayu.
Ayu memang tidak berbohong, tadi sewaktu di perjalanan Ayu mendapat telpon dari salah satu kliennya yang mau memesan baju kepadanya, hanya saja ia meminta Ayu untuk datang ke rumahnya.
Ayu langsung menyetujuinya, karena ia juga sangat membutuhkan suasana baru saat ini, untuk melupakan segala kejadian menyebalkan kemarin.
Pukul sepuluh pagi Ayu sudah berada di depan sebuah rumah mewah di perumahan khusus orang-orang dengan kekayaan yang sangat berlimpah.
Ayu kembali melihat kembali alamat yang tadi di kirim oleh klien nya lewat pesan.
" Betul kok " gumam Ayu dengan mata masih melihat ponsel di tangannya.
" Ada perlu apa ya mba ?" tiba-tiba ada seorang lelaki paruh baya, memakai pakaian khas keamanan bertanya padanya dari dalam gerbang.
" Eh... Ini pak saya sedang mencari alamat ini, apa benar ini alamatanya? " tanya Ayu menyodorkan ponsel berisi alamat rumah itu kepada lelaki yang bertanya tadi.
" Oh iya, ini benar alamat rumah ini, mau cari siapa ya Mba ?" tanya petugas keamanan tadi sopan.
" Saya ada janji temu dengan Ibu Ratna prayoga, apa beliau ada ?" tanya Ayu lembut.
" Oh iya, ini dengan Mba Ayu yah ? mari silahkan masuk Mba. Ibu sudah memberi tahu saya dan menyuruh saya langsung mengantarkan Mba kepadanya " jelas pria paruh baya itu sambil membuka pintu gerbang agar Ayu bisa masuk.
" Iya Pak benar " jawab Ayu tersenyum.
Beberapa saat kemudian Ayu sudah sampai di suatu ruangan yang sangat mewah, mungkin itu adalah ruang tamu di rumah itu.
" Silahkan duduk Mba " petugas keamanan tadi mempersilahkan Ayu untuk duduk di salah satu kursi.
" Mba tunggu di sini dulu ya, Ibu sedang ada acara di belakang "
Ayu hanya mengangguk sambil tersenyum.
Ayu melihat keseluruh ruangan itu. Rumah yang sangat besar tapi terasa sangat sepi.
Tak ada satu orang pun yang Ayu lihat sejak ia datang sampai sekarang.
" Mba Ayu ya ?" tanya seorang wanita paruh baya yang menghampirinya.
" Iya " angguk Ayu sopan.
" Di suruh langsung ke taman belakang aja Mba, mari saya antar " ucapnya menggerakkan tangannya sebagai tanda agar Ayu mengikutinya.
Ayu pun berdiri dan mengikuti wanita paruh baya tadi, ia melewati beberapa ruangan semakin membuatnya terkesima dengan segala kemewahan di rumah itu.
Sampai di area taman belakang rumah ternyata di sana sudah terdapat banyak ibu-ibu yang sedang berkumpul.
Sepertinya ini adalah acara arisan para ibu-ibu sosialita, itu semua bisa terlihat dari penampilan mereka semua yang tampak sangat mewah dan elegan.
" Permisi Bu, ini Mba Ayu nya " ucap Wanita paruh baya tadi kepada salah satu Ibu-ibu berpenampilan elegan yang ternyata adalah Ibu Ratna Prayoga.
Ayu tersenyum sambil menganggukan kepalanya sekilas untuk menyapa semua orang di tempat itu.
" Eh... Ayu, selamat datang di rumah Ibu " Ratna langsung memeluk sambil ber cipika -cipiki dengan Ayu.
" Maaf ya Ayu, saya mengganggu akhir pekan kamu, habisnya para temen arisan Ibu pada mau ketemu kamu, katanya mereka mau liat rancangan kamu " ucapnya lagi sambil membawa Ayu untuk ikut bergabung dengan para ibu-ibu lainnya.
" Oh, gak papa Bu, saya juga sedang tidak ada acara kok " ucap Ayu ramah.
" Nah ini loh Jeng yang sudah merancang baju saya di acara kemarin itu, saya tau Ayu ini dari Jeng Nawang loh " ucap Bu Ratna pada semua teman Arisannya.
Ayu akhirnya di benar-benar di sibukan dengan segala permintaan para ibu-ibu sosialita itu, dan melupakan semua kesedihannya akibat hari kemarin.
Ayu benar-benar tak pernah menyangka kalau hari ini dia kebanjiran orderan, dia sampai harus melakukan video call kepada Riska untuk memperlihatkan model baju yang ada di butik miliknya.
Dan beberapa langsung di beli saat itu juga oleh mereka.
Hari ini Ayu benar-benar bersyukur kepada Sang pencipta, atas segala kemudahan dan kebahagiaan yang telah ia berikan padanya.
...🌿...
... 🌿...
......Bersambung.........
...🙏😊😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Asti Sugiyo
Makanya jadi perempuan tuch hrs punya prinsip...mau2nya diperlakukan begitu...😏😏😏
2023-11-08
1
Yasni Nellu
ayo ayu.....semangaaaaaat ....
2023-04-26
0
Neneng cinta
Alhamdulillah...senengnya....saking sibuknya...lupa deh sama si sedih😍
2022-06-24
1