...Happy Reading...
...❤...
Hari sudah beranjak malam saat Radit memarkirkan mobilnya di depan sebuah hotel mewah di daerah puncak, yang memang sudah di siapkan oleh Radit jauh-jauh hari.
Mereka bertiga masuk bersamaan.
Radit langsung menuju resepsionis untuk cek-in sedangkan Ayu dan Mala memilih untuk duduk menunggu di sofa yang sudah di siapkan.
Tak ada satupun dari mereka yang mencoba membuka suara terlebih dulu, keduanya sama-sama memilih untuk diam tanpa ada niat untuk menyapa satu sama lain.
Radit terpaksa memesan satu kamar lagi untuk Mala, karna ia tau pasti kalau Ayu tidak mau tidur bersama dengan Mala.
" Ayo...!" Seru Radit pada kedua istrinya.
Radit mendorong koper kecil berisi pakaian Mala dan dirinya, sedangkan Ayu membawa tas ransel kecil yang ia gendong di punggungnya.
" Ini kunci kamar kamu Ay, aku antar ini dulu ke kamar Mala " ucap Radit menyodorkan key card pada Ayu.
Saat ini mereka sudah sampai di pintu kamar Mala.
Kebetulan kamar Ayu dan kamar Ayu ada di lantai yang sama, hanya berjarak beberapa kamar saja.
Ayu mengangguk lalu memilih untuk pergi ke Kamarnya sendiri.
Sampai di dalam kamar, Ayu terkejut melihat kamarnya sudah di hias sedemikian rupa, seperti kamar untuk berbulan madu.
suasana kamar hotel Ayu
#gambar sebagai pemanis.
Ayu menutup mulutnya melihat suasana indah di dalam kamarnya.
Saking terkejutnya Ayu sampai tak sadar kalau ia sudah menjatuhkan tas yang ia bawa.
Perlahan Ayu melangkah semakin memasuki kamar hotel yang ternyata cukup luas.
Ayu benar-benar tak menyangka kalau suaminya sudah mempersiapkan semua ini untuknya.
Perlahan Ayu duduk di tempat tidur yang sudah bertabur bunga mawar merah di tengahnya.
Ayu menutup matanya bersamaan dengan air mata yang lolos dari manik indahnya.
Menarik nafas dalam, merasakan aroma mawar yang semerbak memenuhi ruangan kamar itu, lalu menghembuskannya pelan.
Ada sedikit rasa senang di dalam hatinya mengingat Radit masih memperlakukan nya dengan spesial di hari jadi pernikahan mereka.
Tapi ada sakit juga yang ia rasakan di sana, mengingat mungkin rencana yang sudah di siapkan oleh suaminya akan gagal karena keberadaan orang ketiga di antara mereka berdua.
Ayu teringat saat tadi siang mereka sedang berjalan-jalan di taman bunga dirinya dan Radit sempat beradu mulut karena ketidak samaan pendapat.
Ayu masih ingin berjalan-jalan dan menikmati keindahan taman disana, sedangkan Mala terus merengek cape dan ingin beristirahat.
Padahal Ayu sudah membawa bekal dan juga tikar untuk mereka piknik di sana. Tapi Mala tidak mau dan kekeh ingin keluar dari taman itu dan memilih untuk beristirahat di restoran.
Ayu akhirnya mengusulkan untuk mereka berdua keluar duluan dari taman dan beristirahat di restoran atau kafe yang tersedia di dekat sana. Tapi Radit tidak mau meninggalkan salah satu istrinya sendiri.
.
Flash back...
" Bang, Ay hanya mau jalan-jalan sekitar sini aja, Abang sama Mala istirahat aja dulu di sana " ucap Ayu kala itu saat Radit mengajak Ayu keluar.
" Gak, kamu mendingan ikut aja sama kita istirahat dulu sebentar nanti kita lanjutkan untuk jalan lagi ke tempat lain" Radit masih saja melarang Ayu untuk berjalan-jalan sendiri.
" Bang, ayolah... biasanya juga aku kemana-mana sendiri Abang gak pernah larang kan. Kenapa sekarang Abang kayak gini sih ?" tanya Ayu kesal dengan kelakuan sang suami padanya.
Ayu yang sudah terbiasa mandiri tak suka dirinya di larang-larang tanpa alasan yang jelas.
Radit tak bisa membalas lagi perkataan yang di katakan oleh Ayu. Karna memang semua yang di katakan oleh istri pertamanya itu memang benar.
" Oke, terserah kamu saja lah !" ucap Radit dengan suara sedikit meninggi.
Radit memilih berbalik dan pergi menuju pintu keluar dengan di ikuti oleh Mala di belakangnya, meninggalkan Ayu yang hanya bisa memandang mereka berdua dengan tatapan sendu.
Menggeleng kepala sambil tersenyum miris, ternyata berharap kepada orang lain itu sangat menyakitkan.
Beginikah akhirnya hari istimewa mereka berlangsung, tak ada satupun yang sesuai dengan keinginannya sama sekali.
Belum puas menikmati pemandangan, sebenarnya hanya alasannya saja
Ayu ingin memisahkan diri dari Radit dan juga Mala untuk sementara, ia sudah sangat kesal dan sakit melihat Mala yang selalu mencari perhatian Radit.
Ia ingin menenangkan dirinya sejenak, dari rasa sakit yang terus saja menghujam hatinya melihat madunya itu selalu mencari perhatian suaminya.
Ini lebih pantas di sebut perjalanan bulan madu mereka berdua dan Ayu yang menjadi orang lain di sini.
Ayu sama sekali tak merasakan kalau perjalanan ini adalah perayaan hari jadi pernikahan dirinya dan Radit.
Sejak awal Radit hanya fokus pada Mala tanpa memperdulikan kehadirannya.
" Sayang, tunggu aku dong..!" Mala berjalan cepat agar bisa menyusul langkah Radit.
Radit terus berjalan, ia seakan tak mendengar teriakan Mala yang terus memanggilnya.
Pikirannya saat ini hanya tertuju pada kekesalannya kepada Ayu dan juga keterkejutannya.
Saat ini adalah kali pertamanya berdebat dengan Ayu.
Selama ini Ayu selalu menurut apa yang dikatakan olehnya. Tak pernah sekalipun Ayu membantah perkataannya.
Entah mengapa Radit juga merasa kesal melihat Ayu menjadi pusat perhatian para pengunjung, terutama lelaki.
Mereka asik berbisik membicarakan kecantikan istri pertamanya itu.
Banyak pujian dari pengunjung Wanita ataupun pria yang berhasil ia dengar bahkan anak kecil sekalipun memuji kecantikan istrinya itu.
Setelah kepergian Radit dan Mala, Ayu juga memilih untuk melanjutkan berjalan menuju taman yang di penuhi oleh tanaman air.
Ia duduk di bawah salah satu pohon di dekat danau buatan berisikan tanaman bunga tulip berwarna-warni.
Ayu menghembuskan nafas berat, dadanya serasa sesak, mengingat semua kenangan masa-masa dirinya masih belum menikah sampai beberapa bulan belakangan ini sebelum dirinya tau kalau Radit telah menghianatinya.
Semuanya berjalan dengan lancar, dirinya dan juga Radit masih bisa menghabiskan Waktunya berdua walau memang beberapa bulan ke belakang Radit sering keluar kota dengan alasan pekerjaan.
Dan akhirnya Ayu tau kalau itu semua hanya alasannya saja untuk bisa bersama dengan istri mudanya.
Tapi sekarang semua itu hanya tinggal kenangan.
Kehangatan itu semakin hari semakin terasa memudar.
Ayu mengambil notes di dalam tas nya lalu mulai menggambar sesuatu di sana.
" Wah gambar Aunty cantik sekali...!" Ayu berjingkat kaget karena tiba-tiba ada suara riang anak kecil di sebelahnya.
" Eh... Cantik, sama siapa kamu di sini sayang ?" Ayu melihat ke seluruh taman siapa tau ada Bu Nawang di sekitar sana.
" Rara ke sini sama Papa, tuh..!" jawab Naura menunjuk ke arah seorang lelaki dewasa yang terlihat sedang memperhatikannya tidak jauh dari sana.
Ayu tersenyum lalu mengangguk samar sebagai tanda sapaan kepada lelaki yang di sebut Papa oleh Naura.
" Aunty...Aunty gambar itu boleh buat Rara ga ?" tanya Naura menunjuk gambar yang baru saja Ayu buat.
" Cantik mau gambar ini ?" tanya Ayu memperlihatkan gambarnya pada Naura.
Naura langsung mengangguk semangat.
Ayu tersenyum senang melihat Naura yang sangat antusias pada gambarnya.
" Eumm... kasih gak ya..?" Ayu mengetuk-ngetuk jari telunjuknya seakan sedang berpikir.
" Aunty... " rajuk Naura menggoyang-goyangkan lengan Ayu.
" Hahaha..... Baiklah, ini buat cantiknya Aunty " Ayu akhirnya memberikan gambar itu pada Naura.
" Asiiikkk.... Makasih Aunty, Rara sayang Aunty...muach " riang Naura sampai melompat-lompat sambil memeluk kertas bergambar itu lalu di akhiri dengan mencium pipi Ayu.
Ada rasa hangat yang menjalar di dalam relung hatinya saat mendapat perlakuan seperti itu dari anak sekecil Naura.
" Rara, Ayo sayang kita sudah di tunggu Nenek " lelaki yang sejak tadi hanya memperhatikan mereka mengusap puncak kepala Naura sayang.
Saking senangnya memperhatikan Naura Ayu sampai tak sadar kalau lelaki tadi sudah berada di dekatnya.
" Ayo Aunty ikut sama Rara..!" Ajak Naura menarik lengan Ayu.
" Maaf sayang Aunty gak bisa, Aunty lagi di tunggu suami Aunty di luar " tolak Ayu halus.
" Yaah... " lemas Naura.
" Bagaimana kalau kita keluar bareng saja, kebetulan Nenek nya Naura juga nungguin di luar kok " lelaki itu menyarankan.
" Baiklah kalau begitu "
" Yeay...! Ayo Aunty..!" Naura langsung berteriak kegirangan dan menarik tangan Ayu untuk berjalan bersama.
...🌿...
...🌿...
...Bersambung......
...🙏😊😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Kaizar Kaizar
cerai aj yu... ayolah hidup tidak seribet ini
2022-07-18
1
Tiah Sutiah
semoga papah nya naura berjodoh dengan ayu
2022-06-07
0
Nci
Nah itu jodohnya Ayu otw.. papahnya Naura 🤣
2022-06-02
1