...Happy Reading...
...❤...
Pagi harinya Ayu hanya menyiapkan jus dan roti gandum yang sudah di beri selai kacang kesukaannya untuk sarapan.
Ayu tak berharap banyak Radit akan menepati perkataannya semalam.
Ayu juga sudah menghangatkan masakannya kemarin untuk ia berikan pada satpam yang menjaga komplek rumahnya.
" Dia tidak akan datang " gumam Ayu sambil memakan sarapannya sendiri.
Hari sudah beranjak siang tapi Radit belum juga datang ke rumahnya.
Ayu langsung mengambil tasnya lalu Rantang berisi makanan yang ia masak semalam.
" Ay.." Ayu langsung berbalik ketika ia mendengar seseorang memanggil namanya dari halaman rumah.
Saat ini Ayu sedang mengunci rumahnya.
" Abang.." gumam Ayu, entah kenapa hatinya terasa sakit ketika melihat suaminya ada di depannya sudah dengan pakaian kantor.
" Maafin Abang Ay, Abang baru bisa ketemu kamu sekarang " ucap Radit memegang kedua tangan Ayu.
" Iya, Ayu ngerti kok Bang " Ayu tersenyum manis, walau ada sedikit genangan Air di matanya.
" Terimakasih Ay, kamu memang selalu bisa ngerti Abang " Radit memeluk Ayu.
" Tapi kamu gak ngerti perasaan aku Bang " ucap Ayu dalam hati.
Satu tetes air berhasil lolos dari mata indahnya di dalam pelukan Radit.
Ayu segera menghapus nya agar tak diketahui oleh Radit.
Entah mengapa hatinya selalu merasa sakit ketika sedang berada di hadapan suaminya itu.
Ayu baru menyadari kalau ternyata berpura-pura baik-baik saja itu menyakitkan.
" Udah siang Bang, sebaiknya Abang cepat berangkat ke kantor, nanti Abang telat " Ayu mengurai pelukannya.
Radit melihat jam di pergelangan tangannya
" Ah iya, kalau gitu Abang ke Kantor dulu ya, Ay hati-hati di jalan ya... Kalau ada apa-apa hubungi Abang " Raka mencium kening Ayu sekilas.
Ayu tersenyum manis.
" Iya, Abang juga hati-hati ya, semangat kerjanya " Ayu mencium tangan Radit.
" Iya Ay, Abang jalan sekarang.. Assalamualaikum...."
" Wa'alaikum salam... " Ayu melihat mobil suaminya sudah keluar dari halaman rumah, baru ia masuk ke dalam mobinya sendiri.
.
.
" Selamat pagi Pak Ucok " sapa Ayu saat sudah sampai di gerbang perumahannya.
Di sana ada dua orang satpam yang sedang berjaga di pos dekat dengan gerbang masuk perumahan.
" Pagi Mba Ayu, baru berangkat Mba " Pak ucok menghampiri Ayu.
" Iya Pak, ini pak saya ada makanan, lumayan untuk sarapan " Ayu memberikan rantang pada Pak Ucok.
" Wah... Terimakasih Mba, kebetulan kita belum sarapan " ucap Pak Ucok berbinar.
" To, kita dapat sarapan gratis nih...!!" teriak Pak Ucok kepada teman jaga nya hari ini yang masih berada di dalam pos, sambil mengangkat rantang dari Ayu.
Ayu tersenyum cerah, ternyata berbagi dapat menghilangkan sedikit sesak di dalam hatinya.
" Ya udah Pak, Aku berangkat dulu ya "
" Iya Mba, hati-hati di jalan " semangat Pak Ucok.
Ayu hanya mengangguk lalu mulai menjalankan mobilnya.
Berbagi hal kecil seperti ini dan melihat orang yang senang menerima pemberian dari kita ternyata bisa menimbulkan sensasi luar biasa di dalam hati.
Saat ini Ayu merasakan hatinya terasa lebih tenang dari pada sebelumnya.
.
" Mba ada orang yang sudah nunggu Mba di ruangan, katanya sudah buat janji sama Mba " jelas Riska saat Ayu baru saja sampai di dalam butik.
" Oh, siapa ?" tanya Ayu mengerutkan keningnya.
Rasanya ia tak mempunyai janji sepagi ini dengan kliennya.
" Ibu Nawang sama anak kecil, kayaknya cucunya deh " jawab Riska.
" Ya sudah, Mba masuk dulu "
Tok...tok...tok...
Ayu mengetuk dulu sebelum masuk ke dalam ruangan kerjanya sendiri.
" Selamat pagi Bu Nawang " Ayu menyapa setelah mengucapkan salam terlebih dahulu.
" Pagi juga Ayu, maaf nih Ibu sudah kesini pagi-pagi begini " ucap Bu Nawang sambil memeluk kilas Ayu.
" Tidak apa Bu, apa yang saya bisa bantu ini " tanya Ayu bertanya ramah sambil terus tersenyum.
Ayu mengajak Bu Nawang untuk duduk kembali.
Ayu melirik sekilas pada seorang gadis kecil yang terlihat malu-malu dan bersembunyi di balik lengan Bu Nawang.
" Ini Yu, cucu saya sudah tidak sabar mau melihat gaun untuk pesta ulang tahunnya, dia terus merengek mengajak Ibu ke sini " Bu Nawang menjelaskan sambil mengelus puncak kepala anak gadis yang duduk di sampingnya.
" Oh... gaun yang Ibu pesan beberapa minggu yang lalu ya? Sebentar saya suruh asisten saya membawanya kemari " ucap Ayu
Ayu kemudian berjalan menuju meja kerjanya lalu menghubungi Riska untuk membawakan gaun yang di pesan oleh Bu Nawang.
" Hai cantik, siapa namanya ? Boleh kenalan gak sama Aunty ?" Ayu berjongkok di depan gadis kecil tadi dan tersenyum lembut.
Anak kecil itu terlihat melihat ke arah Bu Nawang dulu, seperti meminta persetujuan, setelah mendapat anggukan dari Bu Nawang baru anak kecil itu mengangguk dengan malu-malu.
Ayu semakin melebarkan senyumannya lalu mengulurkan tangannya ke depan anak perempuan itu.
" Halo nama Aunty Ayu, nama kamu siapa cantik?" Ayu lebih dulu mperkenalkan diri.
" Naura " cicitnya tersenyum malu sampai kedua pipi chaby nya memerah.
" Uh... nama yang sangat cantik, sama kaya orangnya " puji Ayu mencolek sedikit pipi merah Naura.
Naura tersenyum senang lalu menyususpkan kepalanya pada tangan Ibu Nawang.
" Permisi ini gaun yang Mba minta " Riska masuk dengan membawa gaun pesanan Bu Nawang.
" Nah itudia gaunnya sudah datang " Ayu berdiri lalu menghampiri Riska yang sedang menaruh gaun itu di depan mereka.
Mata Naura tampak membola saat melihat gaun yang Nenek nya pesan untuknya.
" Waahhh..." mulut Naura tampak menganga,takjub dengan keindahan gaun di hadapannya.
" Gimana Cantik seneng gak sama baju yang Aunty buat ?" tanya Ayu menghampiri Naura yang masih duduk di samping sang Nenek.
" Suka...suka..!" angguk Naura polos.
Ayu tersenyum lalu mengusap lembut puncak kepala Naura.
" Mau coba ?" tanya Ayu lagi yang langsung mendapat anggukan semangat dari gadis kecil itu.
" Baiklah, kalau gitu kita coba sekarang, sini biar Aunty bantu " ucap Ayu menggengam tangan Naura agar berdiri.
Naura menuruti Ayu lalu mereka berjalan menuju ke dekat gaun itu.
Dengan bantuan Ayu dan Riska Naura mencoba gaunnya di ruangan pribadi Ayu.
" Ayo kita kasih liat ke Nenek " ucap Ayu mengajak Naura keluar.
" Nenek...! Rara cantik kan Nek ?" tanya Naura setelah keluar dari ruang pribadi milik Ayu.
" Wah... Cucu Nenek cantik sekali, Papa pasti pangling nih kalau liat Rara pake baju ini " ucap Bu Nawang tersenyum puas.
" Beneran Nek, kalau gitu fotoin Rara Nek, nanti kirimin ke Papa" semangat Naura.
Bu Nawang mengangguk lalu mengambil ponsel di dalam tasnya.
Beberapa kali Naura bergaya di depan kamera.
" Nek, Rara mau foto sama Aunty, boleh ?" tanya Naura dengan wajah polosnya.
Ayu sangat gemas dengan segala tingkah lucu Naura sejak tadi.
" Coba tanya sama Aunty nya " jawab Bu Nawang.
Dengan sedikit malu Naura menghampiri Ayu.
" Aunty mau gak foto bareng sama Rara " lirih Naura
" Boleh, Naura mau foto gimana ?" jawab Ayu yang langsung mendapat tatapan berbinar dari Naura.
Beberapa kali Ayu dan Naura tampak berpose dan di foto oleh ponsel milik Bu Nawang.
Naura tampak langsung akrab dengan Ayu, padahal selama ini Naura cukup susah untuk dekat dengan orang asing.
Hingga siang hari baru Nawang mengajak Naura pulang.
" Aunty, nanti Rara masih boleh main kesini lagi kan ?" tanya Naura saat Ayu mengantar mereka ke parkiran.
" Iya, boleh kok. Kalau Cantik mau main ke sini Aunty malah seneng... banget..." ucap Ayu menirukan gaya anak kecil di akhir kalimatnya.
" Beneran ya Aunti, nanti Rara main lagi "
" Iya, Aunti janji " ucap Ayu mengulurkan jari kelingkingnya.
" Janji " Naura menautkan jari kelingkingnya pada jari Ayu.
" Daaah...Aunty...!" seru Naura dari dalam mobil.
" Daaah... " Ayu melambaikan tangan nya
Ayu baru masuk ke butik setelah melihat mobil yang di tumpangi Bu Nawang dan Naura keluar dari parkiran.
Hari ini Ayu merasa hatinya lebih baik setelah beberapa minggu belakangan ia terus merasakan sesaak di sana.
...🌿...
...🌿...
...Bersambung......
...🙏😊😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Makkiyah
papahnya naura next suaminya ayu deh kyy😆
2022-06-09
1
👸 Naf 👸
Bahagiaa bareng calon anak sambung ya Ay, tinggalin aja si Radit n ibunya yg ngeselin itu
2022-06-09
1
Tiah Sutiah
semangat yu srmua pasti ada hikmah nya
2022-06-07
0