...Happy Reading...
...❤...
Di dalam kantor, Radit teringat tentang pembicaraan nya dengan Mala kemarin.
Esok harinya setelah Radit pulang dari kantor, ia langsung berbicara kepada Mala tentang syarat yang di minta oleh Ayu dan sudah di setujui olehnya sendiri.
Selama ini Mala masih tinggal di apartemen Radit, dia tidak mau pindah sebelum ada kepastian dari Ayu.
" Tapi aku kan sedang hamil sayang, aku lebih butuh banyak perhatian dari kamu " ucap manja Mala sambil bergelayut manja di pundak Radit.
" Tolong mengerti aku sayang, aku harus berbuat adil untuk kalian berdua... Ayu juga sekarang sedang tidak baik-baik saja, dia pasti tertekan dengan kenyataan ini sayang " bujuk Radit sambil terus mengelus rambut Mala.
" Sayang, Ayu pasti sudah baik-baik saja, aku yakin... " Mala mencoba meyakinkan Radit.
Radit hanya diam, ia menatap wajah Mala.
" Ayu wanita yang kuat... Tidak mungkin dia akan terpuruk hanya dengan masalah seperti ini " Mala masih saja mencoba membuat Radit untuk tidak menyetujui syarat dari Ayu.
Hufhh....
Radit membuang nafasnya berat, menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa.
Suara dering ponsel di atas meja menyadarkan Radit dari lamunannya.
Radit langsung menerimanya ketika sudah membaca siapa nama penelpon tersebut.
" Halo, Assalamualaikum...Bu " sapa Radit menempelkan ponselnya di telinga.
" ......"
" Iya Bu, Radit ke sana sekarang " jawab Radit lalu menutup panggilan itu.
Radit langsung berjalan keluar kantor untuk menemui sang Ibu yang ternyata sedang menunggunya di restoran depan.
Suasana kantor terasa agak sepi karena para karyawan lain sedang ke luar untuk makan malam, jadi hanya ada beberapa saja yang memilih makan siang di dalam kantor.
" Bu " sapa Radit mencium tangan Sari.
" Kamu sudah bicara dengan Ayu ?" tanpa basa-basi Sari langsung menodong Radit dengan pertanyaan, begitu Radit duduk di depannya.
Radit menghela napas pasrah, ia tau watak Ibu kandung nya ini yang sedikit keras dan tidak suka di bantah.
" Sudah Bu, Ayu juga sudah pulang ke rumah " jawab Radit.
" Lalu bagaimana ? Sebaiknya Kamu cepat ajak Mala pindah ke rumah, kasian dia tinggal di apartemen sendiri " cecar Sari memandang tajam pada Radit.
Radit memijit pangkal hidungnya...
" Ayu tidak mau tinggal bersama Bu " jawab Radit lemas.
" Apa, Kenapa dia tidak mau tinggal serumah ? Mereka kan sahabat, jadi pasti akan lebih mudah menerima satu sama lain. Lagi pula harusnya si Ayu mengalah dengan Mala yang sedang mengandung anakmu " sungut Sari semakin tidak suka dengan Ayu.
" Aku juga awalnya berpikir begitu Bu " Radit menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.
Radit awalnya berpikir kalau Ayu akan pasrah dan menerima Mala di tengah rumah tangga mereka, tapi ternyata semua itu tidak terjadi.
Seorang pelayan datang mengantarkan makanan yang sebelumnya sudah di pesan oleh Sari.
" Lebih baik kamu makan dulu " ucap Sari melihat raut wajah kacau dari sang anak.
Radit tak menyahut tapi dia menuruti apa yang di katakan oleh Sari.
Tak ada kata yang keluar dari Ibu dan anak itu, mereka hanya diam dengan pikirannya masing-masing.
" Biarkan Mala tinggal di rumah Ibu "
Radit langsung menatap Sari saat mendengar perkataannya.
" Tidak bisa Bu...! Bagaimana dengan Ayah ?" geleng Radit tidak menyetujui usul dari Ibunya.
" Ayahmu biar jadi urusan Ibu, lagian dia juga masih lama disana. Kamu juga gak mungkin kan beli rumah lagi..!"
Radit terdiam, benar yang di katakan oleh Sari, dia tak mungkin membeli rumah lagi, rumah dan apartemen yang sekarang ia miliki saja hasil dari patungan bersama dengan Ayu.
" Baiklah, nanti aku coba bicarakan dengan Mala "
.
.
Satu minggu berlalu, Mala sudah pindah ke rumah Sari beberapa hari yang lalu.
Ayu sama sekali tak berkomentar cenderung tidak perduli atas kepindahan istri muda suaminya itu ke rumah mertuanya, ia lebih suka tinggal di butik untuk bekerja.
Ayu hanya satu kali berkunjung ke rumah mertuanya sambil membawa kue kesukaan Sari.
Tapi ternyata sambutan dari Ibu mertuanya tidak seperti yang ia bayangkan.
" Mau apa kamu ke sini ?" Ayu tersenyum kecut saat mendengar pertanyaan ketus dari Ibu mertuanya itu.
" Aku bawa kue kesukaan Ibu " Ayu mengangkat piring yang ia bawa di tangannya sambil tersenyum lembut seperti biasa.
" Ku kira kau sudah lupa kalau masih punya mertua " sewot Sari
Ayu kembali tersenyum..
" Tidak mungkin aku lupa dengan Ibu " Ayu menaruh kue bawaannya di atas meja lalu ikut duduk bersama di ruang keluarga.
Karena sikap Sari masih sama, bahkan lebih buruk dari sebelumnya, Ayu lebih memilih untuk pulang kembali kerumah nya.
Entah kemana Mala saat itu. Karena Ayu sama sekali tak melihatnya.
Tok...tok...tok...
Suara ketukan pintu membawa Ayu pada dunia nyata kembali.
" Mba sudah waktunya tutup " Riska masuk saat sudah mendengar jawaban dari Ayu.
" Oh iya " Ayu langsung berdiri dan membereskan meja kerjanya, sedangkan Riska keluar lagi dari ruangan kerja Ayu.
Sekitar empat belas menit kemudian Ayu sudah berada di depan rumahnya.
Malam ini adalah giliran Radit bersama dengannya, jadi Ayu harus pulang lebih awal untuk menyiapkan makan malam.
Jam sudah menujukan pukul delapan malam tapi Radit belum juga pulang ke rumah.
Ayu melihat semua hidangan yang sudah ia masak tadi sore dan tersaji di atas meja makan.
" Kemana pergi nya kamu Bang ?" gumam Ayu khawatir, berkali-kali Ayu tampak melihat ke arah luar, tapi belum ada tanda-tanda Radit akan datang.
Pasalnya tadi setelah Maghrib Radit menelepon nya dan bilang kalau dia sedang di jalan. Tapi kenapa sampai sekarang dia belum juga datang.
Ayu bertambah cemas ketika nomor telpon Radit juga ikut tak bisa di hubungi.
Saat sedang gusar, tiba-tiba ponsel Ayu berbunyi, Ayu langsung mengangkat panggilan itu yang ternyata dari Radit.
" Kem... "
" Maaf Ay, sepertinya malam ini Abang gak bisa pulang ke rumah "
Belum sempat Ayu meneruskan pertanyaannya Radit sudah memotong perkataannya terlebih dahulu.
" Ada apa Bang ?" Ayu masih saja khawatir kepada suaminya itu.
" Abang pulang ke rumah Ibu, Mala sedang ngidam ingin makan rujak cingur, ini Abang juga masih di jalan habis nyari tempat jualan rujak cingur " jelas Radit.
" Maaf ya Ay, Abang kayaknya nginep di rumah Ibu aja, soalnya Abang capek banget " nada bicara Radit terdengar menyesal.
Ayu melihat semua masakan yang sudah ia siapkan dengan nanar.
" Baiklah..." jawab Ayu datar.
" Terimakasih Ay, Abang tutup dulu ya, besok sebelum Abang ke Kantor Abang ke rumah dulu " janji Radit.
" Hmm " Ayu hanya bergumam kemudian mematikan telponnya.
Ayu duduk di kursi meja makan dengan tatapan kosong, ternyata begini rasa sakitnya di madu.
Terlebih dirinya yang harus mengalah karena keadaan istri muda suaminya yang sedang mengandung.
Tak ada airmata yang keluar dari manik indah itu, hanya saja tatapan yang tadinya lembut sekarang berganti menjadi dingin.
Ayu menghembuskan nafasnya perlahan, menutup matanya sebentar lalu memutuskan untuk membereskan makanan di atas meja.
Ayu memilih untuk tidur daripada harus terus meratapi kesedihannya.
Mencoba berpikir positif kepada suami dan juga madunya itu.
...🌿...
...🌿...
...Bersambung......
...🙏😊😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
sutiasih kasih
biarin aja suamimu smakin ingkar janji ayu....
buknkah akn semakin mudah km melepasknnya....
yakinlah tak akn bahagia radit hidup dgn wanita brhati busuk sprti mala...
2025-04-16
0
Hotma Gajah
satu lagi wanita bodob yg gampang di tindes ama mertua😏
2023-12-25
0
Luluk Luk
lebi baik pisah aja ay,drpd tersiksa batinmu..
2023-05-08
1