...Happy Reading...
...❤...
Ayu tidak langsung keluar saat mereka semua sudah sampai di rumah Sari, ia membetulkan hijab dan juga riasan di wajah yang terlihat sembab dan terlihat sangat memprihatinkan.
Ayu tidak mau terlihat rapuh dan tak berdaya di hadapan mereka, ia harus selalu terlihat kuat dan tak boleh terlihat lemah di hadapan orang yang telah menyakiti nya.
Radit mengetuk kaca mobil Ayu dan memberi isyarat agar Ayu cepat menyususlnya.
Ayu hanya melihat sekilas, kemudian bersiap untuk turun dari mobil.
Di dalam rumah, semua orang sudah duduk di ruang keluarga.
Ayu duduk di sofa bersama dengan Radit sedangkan Mala dan Sari duduk di sofa single.
Ayu, Radit dan Mala duduk dengan canggung, mereka menunduk seperti orang yang tengah di sidang.
Sari menatap tajam ketiga orang di hadapannya dengan penuh kemarahan.
Sari memang mengenalkan para gadis pada Radit untuk di jadikan istri keduanya, tapi Sari tak pernah menyuruh Radit berselingkuh...
" Ada yang mau kamu katakan sama Ibu, Radit...?" tanya Sari penuh penekanan.
Radit mengangkat kepalanya, melihat sang Ibu yang sudah sangat marah padanya.
" Maafkan aku Ibu, aku khilaf, ini semua kecelakaan " jelas Radit penuh permohonan.
Mala langsung melihat Radit dengan wajah kecewa nya.
" Apa maksudmu dengan Khilaf, Khilaf hanya di lakukan sekali... tapi ini kau melakukannya sampai di hamil...!" Wajah Sari memerah menunjuk kepada Mala.
" Astaga Radit, Ibu menyuruhmu untuk mencari istri kedua bukan mencari selingkuhan lalu berbuat zinah " murka Sari mengeleng frustasi dengan kelakuan anak satu-satunya itu.
" Maafkan aku Ibu, aku tak pernah menyangka semua ini akan terjadi, kami melakukannya karena di jebak oleh teman kami sewaktu menghadiri pesta di luar kota "
" Aku dan Mala tak menyadari kesalahan kami malam itu, dan berjanji untuk tak mengungkitnya lagi, tapi ternyata Mala hamil dan aku harus bertanggung jawab kepada anak yang ada didalam rahim Mala sekarang "
" Maaf...Maafkan kami Bu, Maafkan Kami Ay " Radit bersimpuh di hadapan istri dan Ibunya dengan tangan di tangkupkan di depan dada.
Ayu menunduk menyembunyikan air matanya yang sudah menetes sejak tadi.
" Jadi benar dia mengandung anak mu Radit ?" tanya Sari
Radig mengangguk
" Sudah berapa bulan usia Kandungan nya ?"
" Tiga bulan Bu "
" Baiklah sekarang kamu harus menikahi dia " sambung Sari lagi.
" Em... se.. sebenarnya kita berdua sudah menikah Bu " gugup Radit melirik ke arah Ayu.
" Apa ?... Sejak kapan ?!" sentak Sari.
Ayu langsung mengangkat wajahnya, melihat Radit dengan tatapan penuh rasa kecewa.
" Se...sejak dua bulan lalu Bu "
" Radit, kenapa kamu gak bilang dulu sama Ibu ? Kenapa kamu malah menyembunyikan semua ini dari Ibu ?"
" Aku...aku belum berani jujur pada Ayu Bu "
" Kenapa hah ? Ayu itu memang harus sudah siap buat di poligami karena dia gak bisa kasih kamu keturunan...!" Sari berkata dengan entengnya melihat Ayu dan Radit bergantian.
" Sudahlah, sekarang kan semuanya sudah tau tentang pernikahan keduamu dengan Mala, jadi kamu Ayu, sebaiknya terima aja semua ini " ucap Sari lagi menambah rasa sakit di hati Ayu.
Sedangkan Mala terlihat tersenyum samar karena sambutan dari Sari yang tidak mempermasalahkan pernikahannya dengan Radit.
" Tinggal di mana Mala sekarang ?"
" Ma...mala tinggal di apartemen ku Bu "
" Di apartemen, kamu biarkan istri yang sedang mengandung anakmu tinggal di apartemen ?"
" Sebaiknya Mala cepat pindah ke rumah saja, tidak baik wanita hamil turun naik terus " ucap Sari memberi saran.
Sepanjang percakapan, Ayu tidak pernah bersuara atau memberikan saran, ia terlalu sibuk dengan perasaannya sendiri.
" Sudah selesai ?" Ayu akhirnya bersuara setelah sejak tadi hanya diam.
Radit, Sari dan Mala langsung melihat ke arah Ayu.
" Kalau sudah selesai aku pamit " ucap Ayu berdiri.
" Ay, mau ke mana kamu ?" tanya Radit mencoba menahan tangan Ayu,
Sedangkan Sari dan Mala hanya melihat Ayu dengan raut wajah tak terbaca.
" Aku butuh waktu, biarkan aku sendiri dulu " ucap Ayu melepas genggaman Radit di pergelangan tangannya lalu melangkah ke luar, meninggalkan rumah mertuanya.
Buat apa dia berusaha berbicara di rumah ini, jika memang sudah tak ada yang mau mengerti perasaannya saat ini.
Bila dia mengungkapkan perasaannya di hadapan Ibu mertuanya bukannya mengurangi rasa sakit di hatinya, yang ada Ibu mertuanya akan tambah memojokannya dan membela Raka dan Mala.
Ayu menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke butik.
Di salah Ia bisa menenangkan diri dari semua masalah yang ia hadapi saat ini.
"Haaaaaaaa " Ayu berteriak sambil memukul stir mobilnya, meluapkan segala rasa sesak yang menghimpit dadanya.
Air matanya bahkan sekarang tak bisa berhenti mengalir.
Semua yang ia pikirkan ternyata benar, suaminya dan Mala memiliki hubungan.
Dan ternyata itu bukan cuma hubungan biasa, mereka sudah menikah di belakang nya...
Bahkan saat ini Mala sedang mengandung anak dari Radit, sesuatu yang selama hampir dua tahun ini tak pernah bisa ia berikan.
Tin...tin....
Suara klakson di samping mobilnya mengagetkan Ayu yang sedang di kuasai oleh amarah.
" Ay, menggir dulu Ay, jangan bawa mobil dalam keadaan emosi !" teriak Radit dari dalam mobil yang berada di samping mobil Ayu.
Ayu tak menghiraukan teriakan khawatir dari Radit, ia terus melaju tak peduli apapun di sekitarnya.
Suara kelakson dan teriakan dari para pengendara lain yang merasa terganggu dengan kecepatan mobil Ayu yang melaju di atas rata-rata, semakin membuat jalanan terlihat mencekam.
Ayu sampai di butiknya setelah lima belas menit menjalankan mobil seperti sedang kesetanan. Waktu tempuh yang biasanya tiga puluh menit tertangkap setengahnya oleh Ayu.
Berjalan tergesa-gesa masuk ke dalam butik, dengan memakai kacamata hitam, agar para karyawan tidakmelihat wajahnya yang sembab.
" Ris, kalau nanti ada yang cari Mba, bilang Mba lagi gak mau di ganggu...Siapapun..." ucap Ayu dengan penekanan di akhir kalimatnya.
" Baik Mba " sigap Riska.
Riska dan pegawai butik yang lain agak bingung melihat Ayu yang tampak sedang tidak baik-baik saja.
Tapi mereka juga tidak ada yang berani untuk bertanya langsung pada bos mereka itu.
Tak lama Ayu masuk ke dalam ruangannya, Radit masuk ke dalam butik dengan napas tak beraturan, seperti habis berlarian.
" Selamat sore Mas Radit " sapa para karyawan butik menyapa suami dari bos mereka.
" Ris, dimana Ayu ?" tanya Radit pada Riska yang berada di meja kasir.
" Mba ada di dalam Mas, tapi tadi Mba bilang lagi gak mau di ganggu " jawab Riska sopan.
Radit langsung berjalan cepat menuju ruangan Ayu yang berada di bagian belakang butik.
" Ay, ini Abang Ay, tolong buka sebentar " Radit mencoba berbicara sambil mengetuk pintu ruang kerja Ayu.
Ayu duduk diam di belakang pintu, ia menangis menumpahkan semua rasa sakit di dalam hatinya yang sejak tadi ia tahan.
Tak ada niatan untuk menjawab panggilan dari suaminya yang terus saja memanggil namanya dari luar.
Kecewa, saat ini ia sangat kecewa dengan semua keadaan yang selalu saja membuatnya sakit.
...🌿...
...🌿...
...Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Tulip
alasan kecelakaan tak sengaja. emang dasar selingkuh dan kau mala sahabat yg menusuk dr blkng
2022-07-11
1
YK
pasti bukan anak radit...
2022-07-07
1
Neneng cinta
nyesek ya kl org yg kita syg berkhianat apalagi hamil dan nikah diam2....😡
2022-06-24
1