...❤...
...Heppy Reading...
Satu minggu berlalu setelah kejadian di Kafe tempo hari. Ayu masih saja bersikap biasa saja pada Radit -suaminya- dan Mala - sahabat yang telah menghianatinya-
Ayu bersikap seperti tak pernah ada yang terjadi dan ia ketahui tentang hubungan kedua orang terdekat nya itu.
Ayu memutuskan untuk tak bertanya ataupun memberitahukan tentang semua yang ia lihat didalam kafe waktu itu, ia terlalu takut untuk menghadapi jawaban dari suaminya nanti.
Ayu belum siap untuk menerima semua kenyataan yang akan ia dengar dari mulut suaminya langsung. Itu pasti akan sangat menyakitkan dan Ayu belum mampu untuk menerimanya saat ini.
Biarkanlah untuk saat ini Ayu ingin bertindak egois, Ayu hanya tidak ingin kehilangan suaminya, orang yang selama lima tahun ini menemani dan mewarnai setiap hari-harinya menjalani hidup yang terasa hampa.
Ayu memilih diam dan memendam segala perasaannya sendiri, berpura-pura tidak mengetahui apapun adalah jalan yang ia anggap aman untuk menyelamatkan hati dan rumah tangganya untuk saat ini.
Saat ini Ayu sedang berada di ruang kerjanya di butik. Ayu meregangkan tubuhnya, ia baru saja menyelesaikan desain sebuah gaun untuk anak perempuan berusia enam tahun.
Beberapa hari yang lalu ia baru saja menerima pesanan dari seorang klien barunya. Kliennya ini adalah seorang nenek yang ingin membuatkan gaun untuk sang cucu yang akan mengadakan pesta ulang tahun nya yang ke enam.
" Astagfirullah...!" Ayu benjingkat kaget ketika melihat jam di tangannya yang sudah melewati waktu makan siang.
Ayu segera membereskan meja kerjanya, menyambar kunci mobil dan tas nya di atas meja kecil di belakang kursi, lalu berjalan dengan tergesa-gesa keluar dari ruang kerjanya.
" Ris, Mba pergi dulu ya..." pamit Ayu pada Riska -asisten Ayu- sambil terus berjalan keluar dari butik.
" Siap Mba, hati-hati di jalan..!" teriak Riska agar terdengar oleh Ayu.
Hari ini Ayu memiliki janji dengan dokter untuk mengantarkan Mayasari/Sari -Ibu mertua Ayu- untuk cek-up rutin, di rumah sakit langganan mereka sekitar pukul satu siang.
Sedangkan sekarang waktu susah menunjukan pukul dua belas tiga puluh menit, dan perjalanan dari butik ke rumah Sari saja sudah memakan waktu tiga puluh menit.
Inilah kebiasaan buruk Ayu, ia akan melupakan segala hal ketika ia sedang berkutat dengan pensil dan kertas di hadapannya.
Sambil menyetir Ayu berusaha menghubungi dokter kembali untuk mengatur jadwal ulang, agar Sari masih bisa cek-up hari ini.
Ayu meminta maaf dan karena akan telat mengantarkan Sari, dan meminta tolong agar dokter yang biasa menangani Ibu mertuanya itu mau menunggu nya sebentar.
Untung saja dokter itu adalah langganan di butik nya dan ayu juga cukup akrab dengannya dokter tersebut sehingga Ayu tak perlu memohon untuk semua itu karena dengan senang hati dokter tersebut mau menunggu kedatangan Ayu dan Sari walaupun mereka datang terlambat.
Sampai di rumah mertuanya Ayu langsung turun dengan terburu-buru.
" Assalamualaikum.... !" Ayu memberi salam saat ia berada di ambang pintu, ia langsung masuk ke rumah setelah melihat ada seorang asisten rumah tangga yang bekerja di sana.
" Ibu ada mbok ?" tanya Ayu kepada Mbok Inem - orang yang bekerja di rumah Sari-
" Ada Mba Ayu, Ibu sedang di kamarnya " jawab Mbok Inem.
" Oh... kalau gitu aku langsung ke sana aja, makasih Mbok " Ayu langsung berjalan menuju ke kamar Ibu mertuanya yang berada di lantai dua.
.
" Sudah jam berapa ini, kalau kamu gak mau nganter Ibu ya tinggal bilang aja ke Radit, jangan malah ngaret begini " Sentak Sari saat batu saja keluar dari kamar.
Ayu menundukan kepalanya, menerima segala kata kasar yang Ibunya keluarkan untuknya.
Saat ini Ayu merasa memang sudah bersalah pada Ibu mertuanya, ia lupa waktu sampai melupakan janjinya bersama Sari, ia tau pasti Sari sudah menunggunya sedari tadi.
" Maaf Bu, tadi Ayu ada keperluan dulu di butik " Ayu mencoba menjelaskan dengan lembut dan sangat hati-hati, ia menunduk dalam di hadapan Sari yang melihatnya dengan tatapan jengkel.
" Sudahlah...Ayo cepat berangkat.... Jangan lelet...!" ketus Sari sambil berjalan melewati Ayu dengan gaya yang angkuh dan keras.
Ayu hanya bisa mengusap dada melihat sikap Ibu mertuanya yang semakin kemari semakin terasa jauh dan tak tersentuh olehnya.
Di dalam perjalanan Ayu lalui dengan kelebihan, dirinya maupun Sari sama-sama larut dalam pikiran mereka masing-masing.
Sampai di rumah sakit Ayu dan Sari di arahkan untuk langsung menuju ruang dokter oleh perawat yang ada disana. karena ini memang bukan lagi waktu praktik untuk dokter tersebut, jadi mereka tidak lagi harus mengantri.
Ayu langsung menyapa sekaligus meminta maaf kepada dokter perempuan setengah baya langganan butiknya itu.
Mereka langsung berpelukan hangat, di saksikan oleh ibu mertuanya, Ayu memang selalu ramah kepada setiap orang, maka dari itu ia banyak di sukai oleh para pelanggan butiknya.
" Bu, Ayu ke toilet dulu ya " pamit Ayu sebelum Sari menjalani pemeriksaan.
Sari hanya mengangguk....
" Dok titip Ibu saya yah.." pesan Ayu sebelum ia keluar dari ruangan pemeriksaan.
" Tenang saja Ibu kamu aman bersama dengan saya " ucap dokter itu dengan nada sedikit bercanda.
" Iya dok, saya tau " Ayu tersenyum lalu berbalik untuk segera keluar.
" Ibu beruntung sekali mendapatkan menantu seperti dia " ucap dokter itu dengan senyum mengembang, setelah Ayu menutup pintu.
Sari tersenyum lalu mengangguk dengan rasa kesal di hatinya.
Mengapa semua orang seakan menyukai Ayu yang bahkan untuk memberikan momongan saja tidak bisa ?...
Saat ini Sari kesal, sangat kesal...
Tapi ia juga tak tau kenapa dirinya selalu saja marah bila mendengar ada yang memuji Ayu di depannya.
Sedangkan Ayu ia berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan sesekali tersenyum atau menyapa orang-orang yang berpapasan dengannya.
Ayu memang di kenal ramah dan baik hati, sehingga ia selalu di sukai oleh orang-orang di sekitarnya.
" Bukankah itu Mas Radit ? Sedangkan apa dia di sini ?" gumam Ayu ketika melihat punggung seorang lelaki mirip suaminya yang baru saja keluar dari toilet pria.
Ayu melihat jam di tangannya...
Masih cukup lama waktu pemeriksaan Ibu mertuanya...
Ayu dengan hati-hati mulai mengikuti pria yang di curigai sebagai Radit, yang terus berjalan tanpa menyadari kalau Ayu sedang mengikutinya.
" Dokter kandungan..? Sedang apa mereka disini..?" ucap Ayu pelan saat melihat Radit menghampiri seorang wanita yang sedang duduk di kursi tunggu khusus pemeriksaan Obgin.
" Mala..." Mata Ayu memicing melihat Suami dan sahabatnya duduk berdua di depan poli kandungan.
Pikirannya sudah entah kemana, kepala Ayu tiba-tiba saja terasa pening, ketika mengira, mungkin saja Mala sudah mengandung anak dari suaminya...
Ayu berbalik setelah melihat Radit dan Mala masuk ke dalam ruang dokter, ia berjalan menuju ruang pemeriksaan Ibu mertuanya dengan perasaan yang sudah tak karuan.
Perasaan kecewa yang sudah ada di dalam hatinya kini tumbuh semakin besar.
Rasa sakit yang berusaha ia tutupi dengan sekuat tenaga kini telah terbuka kembali dan bertambah besar.
" Ya Tuhan... Apakah aku sanggup menerima semua cobaan-Mu ini..?" Ayu meletakkan tangannya di dada, menekannya kuat meredam rasa sesak yang tiba-tiba saja ia rasakan.
.
.
...*Bersambung......
...🌿...
...🌿*...
...🙏😊😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Tiah Sutiah
wah radit kau hianati kepercayaan istri mu
2022-06-07
1
Cunani Anu Mmh
😭😭😭
2022-04-19
1
Didit Mh
kadang aku herannnnn sm author nya setiap kx aku bc novel setiap pemeran wanita nya udh tau laki nya selingkuh smpy si selingkuhan hamil tapi kok masihhh bertahan sabar y ini si author gx punya hati kx y kok smpy bs nulis bikin certa kyk gitu sbr nya herannn kadang aku lhoo maaf ni y bukan mau bicara KSR.ni antara begok bodoh dn baik kl menurut aku sih
2022-04-15
2