...Heppy Reading ...
...❤...
Seorang wanita dengan hijab syari berwarna peach yang menjuntai menutup dada, terlihat sedang menikmati secangkir kopi dan cheese cake kesukaannya di salah satu kafe favorite nya.
Ayu baru saja bertemu dengan salah satu kliennya yang ternyata adalah pemilik dari kafe tersebut.
Dia ingin memesan sebuah gaun untuk acara pertunangannya yang akan di laksanakan sekitar satu bulan lagi.
Setelah menentukan model desain yang di inginkan dan ukuran yang di pakai oleh klien nya, Ayu memilih untuk bersantai sebentar, sekedar menikmati suasana kafe yang memang selalu terlihat ramai.
Sedangkan kliennya harus segera pergi karena ada acara lain lagi yang harus di hadiri oleh nya.
Ayunindia, wanita cantik dengan wajah belasteran Korea Indonesua yang ia dapatkan dari Almarhum Ibunya, membuatnya terlihat cantik dan imut, sama sekali tak terlihat kalau ia sudah menikah dan sudah berumur dua puluh lima tahun.
Wajah yang terlihat seperti masih anak SMA di tambah dengan tubuhnya yang ramping dan gaya pakaiannya yang selalu terlihat sederhana namun manis, membuat banyak orang tidak pernah mengira kalau Ayu sudah mempunyai seorang suami.
Pakaian yang selalu longgar dan tidak menunjukan lekuk tubuhnya, tak membuatnya menjadi terlihat dewasa, ia malah terlihat manis dan mengemaskan bagi orang-orang yang melihatnya.
Ayu sedang fokus pada kertas desainnya saat ujung matanya melihat dua orang yang sangat ia kenal, walaupun mereka sedang duduk dengan posisi membelakanginya.
Dua orang itu sedang duduk dengan posisi yang sangat intim yang biasanya hanya di lakukan oleh orang-orang yang sedang menjalin hubungan serius atau bahkan mungkin lebih pantasnya oleh sepasang suami istri.
Ayu semakin memicingkan matanya memastikan apakah benar kedua orang itu orang yang sangat ia kenal atau ia hanya salah mengenali seseorang saja.
Jantung Ayu sudah berdetak lebih cepat dari biasanya, tangannya terasa lembab oleh keringat karena menahan rasa gugup yang tiba-tiba saja ia rasakan.
Mereka berdua duduk di satu sofa yang sama dengan tangan laki-lakinya berada di pundak sang perempuan, sedangkan kepala perempuan itu bersandar manja di dada sang lelaki.
Bahkan Ayu sempat melihat beberapa kali lelaki itu mendaratkan ciuman mesra di kening dan pipi perempuan yang berada di sampingnya.
Deg....
Tubuh Ayu menegang ketika melihat wajah lelaki itu dengan jelas saat lelaki itu memalingkan wajahnya ke belakang sekilas, di ikuti oleh sang perempuan yang juga menolehkan wajahnya ke belakang sebentar.
Ayu melebarkan matanya, terkejut bukan main melihat kenyataan mengejutkan di hadapannya saat ini.
Mereka orang-orang yang sangat berarti untuknya, orang-orang yang sudah menjadi sandaran hatinya sekarang ia melihat mereka tengah tersenyum dengan bahagianya di tengah penghianantan yang mereka lakukan padanya.
Wajah Ayu sudah memerah menahan segala gejolak emosi yang tiba-tiba saja ia rasakan dan semakin menguasai hati dan pikirannya.
Rasa sakit, marah, sedih, kecewa dan entah apa lagi yang sekarang ada di dalam hatinya, ia tak menyangka sungguh saat ini Ayu berharap kalau semua ini hanyalah sebuah mimpi buruk lalu ia akan bangun sebentar lagi dan menemukan wajah sang suami yang masih tertidur pulas dengan tangan memeluknya erat.
" Tidak...ini tidak mungkin terjadi, semua ini pasti hanya mimpi buruk saja... mereka tidak mungkin menghianatiku " gumam Ayu menggelengkan kepalanya, menolak segala dugaan yang terlintas di dalam pikirannya, walaupun dengan jelas ia sudah melihat semuanya dengan mata kepalanya sendiri.
Ayu mencubit punggung lengannya untuk meyakinkan diri.
" Ah... sakit..." ucapnya pelan saat merasakan punggung tangannya yang lumayan terasa panas oleh cubitan nya sendiri.
Mata Ayu sudah memerah menahan desakan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya, seakan sudah tak sabar lagi untuk ia tumpahkan.
Menengadah sambil mengerejapkan matanya agar tangisnya tak tumpah disini, akan sangat memalukan bila ia menangis di kafe yang sedang ramai seperti ini. Walaupun saat ini ia berada di tempat yang lumayan frivat karen ia ada di ruangan khusus di kafe ini yang sering di pakai oleh orang-orang khusus atau pemilik kafe yang sedang mengadakan pertemuan bersama teman-temannya.
Menghirup napas dalam lalu menahannya sesaat kemudian menghembuskannya perlahan, berharap meredam rasa sesak di dalam dadanya yang kian menyiksa.
Diam dan memperhatikan...
Itulah yang sekarang Ayu sedang lakukan, melihat setiap gerak-gerik mereka berdua dan sejauh mana kedua orang itu sudah bermain di belakangnya.
Walaupun saat ini hatinya sangat hancur hingga ingin rasanya ia mendatangi mereka kemudian menampar dan mempermalukan mereka sekarang juga.
Tapi Ayu masih bisa berpikir dengan jernih dengan sisa kewarasannya yang sudah hampir hilang, ia tidak mungkin mempermalukan suaminya sendiri dan membuka aib keluarganya di hadapan semua orang.
Bagaimana perasaan Ibu dan Ayah mertuanya nanti, saat mereka tau semua ini ?....
Ayu tak mungkin membuat kedua mertua yang sangat ia sayangi kecewa kepadanya, walaupun saat ini hubungannya dengan Ibu mertuanya sudah tak sedekat dulu lagi.
Ayu melihat kedua orang itu dengan tatapan nanar dan sorot mata penuh rasa sakit.
Kenapa harus dia, kenapa harus sahabatnya yang sekarang menjadi wanita yang berada di dalam pelukan suaminya sendiri..?
Sahabat yang sudah ia anggap menjadi sodara sendiri, dan menjadi tempatnya berbagi segala keluh kesahnya.
Kenapa mereka tega melakukan semua ini kepadanya..?
Apa salahnya pada mereka, sehingga mereka melakukan semua ini kepadanya..?
Berbagai macam pertanyaan hingga berputar-putar di kepalanya, membuat ia merasakan sedikit pening.
Sekitar tiga puluh menit Ayu melihat kemesraan antara suami dan sahabatnya sendiri, hingga akhirnya Ayu melihat mereka pergi meninggalkan kafe dengan bergandengan tangan mesra.
Akhirnya Ayupun memilih keluar dari kafe tersebut setelah memastikan kalau mereka tidak ada lagi di sana.
Ayu menelungkupkan kepalanya di setir mobil, air mata yang sejak tadi susah payah ia tahan akhirnya tumpah juga, ternyata ia tak sekuat itu untuk tidak meneteskan air matanya.
Sakit...?
Tentu, itu sangat menyakitkan...
Dadanya bergemuruh menahan semua gejolak emosi yang meluluh lantahkan seluruh kebahagiaan dan kepercayaan nya.
Ayu menangis dalam diam, tak ada suara isakan yang terdengar, tubuhnya bergetar menahan rasa sakit yang semakin menusuk relung hatinya.
Semua ingatan tentang kejadian di salam kafe beberapa waktu yang lalu kembali terlintas dalam ingatannya, berputar bagaikan kaset rusak yang terus berulang.
Tok...tok...tok...
Suara ketukan pada kaca mobil di sampingnya membawa Ayu pada kesadarannya kembali.
Meraih tisu di atas dashboard mobil dan segera menyeka wajahnya yang sudah basah oleh lelehan air mata.
Ayu mengerutkan keningnya ketika melihat ada seorang lelaki dewasa sedang berdiri di samping mobilnya dengan pakaian formal yang sepertinya semuanya bukanlah pakaian yang bisa di beli di sembarang tempat.
Ragu-ragu Ayu membuka setengah dari kaca mobil di sampingnya.
" Ada apa ya Pak ?" tanya Ayu
Lelaki itu sedikit mengerutkan dahi melihat wajah Ayu, mungkin karena saat ini penampilan Ayu tampak berantakan dengan mata sembab dan hidung merah nya, jangan lupa dengan bekas air mata di wajahnya.
Tapi itu terjadi hanya sekilas saja, lelaki itu langsung mengubah raut wajahnya menjadi datar kembali.
" Bisa anda memajukan mobil anda sebentar, mobil saya tidak bisa keluar ?" tanya lelaki itu dengan nada suara dingin, tangannya menunjuk salah satu mobil yang berada di belakang mobil Ayu.
Ayu mengikuti arah tangan lelaki itu.
" Oh... maaf...maaf... saya juga mau keluar kok " jawab Ayu menangkupkan kedua tangannya di depan dada sambil tersenyum kikuk.
" Baiklah " ucap Lelaki itu kemudian berlalu menuju mobil nya sendiri.
Ayu tak ambil pusing dengan sikap dingin lelaki tadi, ia memilih untuk seger menghidupkan mobilnya lalu mulai mengendarainya keluar dari area kafe yang sudah meninggalkan sejuta kenangan pahit untuknya.
...🌿...
...🌿...
...Bersambung......
...🙏😊😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments
Asti Sugiyo
Harusnya datangi dan foto mereka , lihat reaksi mereka ...setelah itu Ayu pergi berlalu begitu saja...TANPA KATA dg gaya DATAR / ACUH ( meski sesungguhnya hati hancur lebur ).
2023-11-08
1
Lita Yanis
jgn JDI lemah ayu, g masalah KLO mau hidup sendiri, jgn bisa nangis aja, harus kuat hadapi laki2 seprti itu, mending cerai aja, toh km punya kerjaan sendiri, ngapain ngandalin laki2 seprti itu
2022-08-23
1
Tiah Sutiah
aku salut dengan sikap mu ayu walau pun kau sdh tau kelakuan suami mu dan sahabat mu sendiri kau masih bisa menahan emosi mu
2022-06-07
1