Part 4

Kini seorang gadis sedang berbaring diatas kasur rumah sakit, dengan selang infus yang masih melekat ditangan kirinya. Sedangkan kakinya telah diperban dan terlihat sedikit bengkak karna terhantam kayu besar.

     "Aku ada dimana ya?" tanyanya pada diri sendiri hingga tanpa ia sadari seorang perawat telah masuk ke ruangan untuk kembali memeriksa kondisi nya.

     "Permisi mbak!" ucapnya ramah yang hanya direspon dengan tatapan bingung oleh si pasien.

     "Perkenalkan mbak! saya adalah seorang perawat dirumah sakit ini. Nama saya Maryana. Beberapa jam lalu mbak dibawa kesini oleh seseorang yang katanya tak sengaja melewati jalan didekat rumah mbak dan mbak ditemukan dengan kondisi tubuh yang berlumur  cairan lumpur yang mengalir dari depan pintu rumah mbak akibat hujan dan angin yang sangat kencang," jelasnya.

     Saat mendengar kata - kata lumpur dari perawat tersebut memorinya mulai kembali, hingga tersusun lagi dengan rapi karna sempat ia lupakan.

     "Ya Allah! cacing!" serunya sambil bangkit terduduk dari pembaringannya.

"Aaaaa! cacing! cacing! mana cacing? mana cacing? Is... Is... Is... Menggelikan sekali..." racaunya ketakutan hingga membuat beberapa perawat yang mendengar teriakan darinya langsung bergegas menuju keasal suara.

     "Ada apa? ada apa? mana cacingnya? mana?" seru salah satu dari perawat sambil memasang ekspresi panik yang langsung membuat Miftah selaku pasien mereka jadi tertawa terbahak - bahak sakit gemasnya.

     Bagaimana tidak? orang cacingnya dirumahnya mereka malah sibuk berpikir bahwa cacing tersebut ada disamping mereka, rasa sakit ditubuhnya pun jadi tak terlalu terasa lagi akibat adegan lucu yang pastinya gratis sedang bermain dihadapannya.

     "Maaf para suster sekalian... Cacingnya gak ada disini," ucap Miftah sambil menahan tawa akibat rasa geli yang terus menggelitiki hatinya.

"Apa????" tanya mereka bersamaan dengan mulut yang masih terbuka lebar tanpa ditutup kembali.

     "Hahahaha," tawa Miftah semakin pecah tat kala melihat kekonyolan mereka. Sedangkan mereka kini langsung menyentil kepala perawat pertama yang memberitahukan informasi palsu secara bersamaan.

     Pas sekali sang perawat tersebut sedang berdiri ditengah - tengah tiga perawat lain, jadi mereka dapat dengan mudah menyalurkan rasa kesal mereka pada teman satunya itu.

     "Kamu ini bikin kami panik saja!" ucap perawat satu.

"Iya! padalah cuma cacing," sambung perawat dua.

"Benar banget! waktu kami jadi terbuang - buang kan hanya karna melihat kejadian yang tidak ada! lagian cacing aja pake teriak, kecuali kalau jumlahnya udah selautan." ucap perawat tiga tak mau kalah.

     Setelah puas mereka pun kembali ketempat masing - masing untuk menjalankan tugas.

     "Ih! kamu kenapa gak bilang - bilang sih! kan aku jadi kenak sentil akhirnya," keluh sikorban sambil memegang pipinya yang sejak tadi menjadi sasaran empuk sebagai sentilan mereka.

     "Lagian Kaka langsung syok terus. Itu untung aku yang emang bukan orang pingsan sadar! pingsan sadar! sebentar - sebentar. Coba kalau Kaka ditugasin jagain orang lain yang tipenya kayak gitu, pasti lampu merah rumah sakit sebentar - sebentar harus menyala dengan alasan karna Kaka gak tau kalau orang yang baru sadar itu ternyata ngigo hingga dia jadi meracau tentang sesuatu yang mengejutkan bagi Kaka," ucapnya pada perawat yang masih muda itu.

     "Iya deh! kaka perawat yang cantik ples imut ini minta maaf," ucapnya tulus sedangkan Miftah hanya membatin untuknya.

"Ya ampun! udah salah PDnya tingkat dewa, kalau nyangkut di selokan tempat para tikus berpesta kayak nya gak ada ngaruhnya itu urat." batinnya tak habis pikir.

     "Astagfirullah," ucapnya ketika tersadar bahwa ia tadi baru saja menjelekkan orang lain. Ya walau pun memang pantas sih, tapi Miftah biasanya bukan  tipekel orang yang suka menganggap semua perilaku manusia dengan serius.

     Tapi entah kenapa hari ini darahnya seperti tak bisa diajak kompromi semenjak bertemu dengan CEO tersebut. Ada rasa khawatir yang kini bersemayam pada pria itu.

     Ia sempat berpikir bahwa ini mungkin perbuatan pria kaya itu, yang merasa tak nyaman karna telah merusak rekaman pertamanya sehingga ia lebih memilih bersikap manis terlebih dahulu dulu baru menyerang sesuai rencana.

     "Enggak! enggak! gak mungkin! itu palingan hanya perasaan hatiku saja. Lagian dia juga telah menyetujuinya karna sama - sama mendapatkan keuntungan. Aku untungnya agar kebunku dapat tenar, sedangkan dia untungnya dapat duduk santai karna tinggal terima barang tanpa takut salah memilih yang kualitasnya tidak memuaskan," batinnya dalam hati sambil terus menggelengkan kepalanya kesana kemari.

"Maaf mbak! mbak kenapa ya?" tanya perawat tadi sambil menatap heran kearah sang pelaku yang masih sibuk menggelengkan kepalanya.

     "Oh! abaikan saya yah suster, soalnya tadi dileher saya kayak ada yang jalan - jalan gitu. Mungkin kutu kali ya? yang lagi sibuk main perosotan dileher saya," ucapnya terpaksa berbohong agar tak terciduk nantinya.

      Si perawat yang mendengar kata - kata dari Miftah langsung merasa geli.

"Ih! makanya mbak... Kalau punya rambut itu mah dijaga jangan jorok. Kalau perlu dipotong aja biar botak sekalian. Kan sikutu jadi gak betah diatas kepala licinnya mbak nanti," nesehatnya yang hanya mampu membuat Miftah harus beristighfar beberapa kali.

     "Ya Allah apa daya hamba mu ini, bibir ini rasanya sangat gatal karna ingin membalas ucapan perawat cantik yang mulutnya sama sekali gak bisa disetel," batinnya sambil melihat kearah siperawat yang masih terus menasehatinya tanpa henti hingga membuat Miftah mulai mencari cara agar mulut siperawat bisa diam.

     "Aduh! duh! duh! kakiku sakit sekali kayak abis dipukul pake palu. Sakit... hiks - hiks! mama... papa... kaki anakmu ini sangat sakit akibat suster ini banyak sekali bicara... Aku rasanya mau mati. Hiks - hiks," sandiwara nya sambil berpura - pura menangis.

     Si perawat yang mendengar kata - kata Miftah dengan bodohnya bukannya malah diam, tapi malah semakin berisik.

"Ya ampun mbak! jangan ngomong begitu dong! soalnya saya sangat takut dipecat nantinya sama pemilik rumah sakit ini," resahnya.

     "Biarin! sekalian aja ditenggelemin susternya dalam kolam lele," respon Miftah sambil terus bersandiwara.

"Aduh... Masak mbak tega sih aku temenan ma ikan lele?" tanyanya yang sontak membuat Miftah mulai kehabisan akal untuk membuat siperawat itu diam .

     "Ya udah, kalau mbaknya gak mau mbaknya tinggal diem aja ya? susah ya kunci mulut suster sebentar aja." dengus Miftah sambil membaringkan tubuhnya kembali keatas ranjang.

     "Iya deh! iya," ucap perawat itu pasrah. Tiba - tiba langkah sang perawat terhenti saat Miftah berkata "mau pergi ya?" sedangkan sang perawat hanya mengangguk.

"Punya hp gak?" lagi - lagi siperawat hanya meresponnya dengan anggukan.

     "Boleh minta tolong telponin pemadam kebakaran gak?" tanyanya yang langsung membuat siperawat untuk kedua kalinya memasang wajah panik dan hendak berteriak, tapi teriakannya terhenti tat kala Miftah berkata "jangan salah paham lagi suster."

     Perawat pun akhirnya memilih menghampiri Miftah kembali, setelah mendengar kan cerita Miftah baru dia mengerti lalu langsung menelpon pemadam kebakaran agar mau datang ke lokasi kejadian.

     Saat suster telah menutup ponselnya baru Miftah dapat bernafas lega, sedangkan sang perawat meminta izin padanya untuk pergi sebentar.

Miftah pun memilih untuk memejamkan matanya kembali, dalam hitungan detik ia sudah langsung pulas dan terbawa ke alam mimpi.

     🍃 2 hari kemudian 🍃

     Miftah kini sedang berada dihadapan dokter perempuan yang sangat ramah.

"Nah mbak! sekarang anda sudah bisa pulang. Sebab, luka akibat tertimpa dahan pohon sudah sedikit membaik. Cuma ada keretakan saja sedikit, jadi setelah ini jangan lupa untuk memeriksanya kembali ya." ucap sang dokter.

Dokter Mutia

     "Baiklah! makasih ya dokter," responnya sambil tersenyum senang. Dibelakangnya sudah ada Qomarun dan Zaldira yang sejak tadi tetap setia menunggu pembicaraannya dengan sang dokter selesai .

     "Ya sudah ayok" ajak Miftah saat sudah berdiri dihadapan mereka.

"Kaka! kaka malam ini tidur dirumah ku saja ya! aku gak mau soalnya kalau kaka sakit lagi nanti ketika pulang," ucapnya sambil berkaca - kaca.

     "Memangnya ada apa dek?" tanya Miftah pada Zaldira. Zaldira adalah murid kelas mengajinya yang beberapa hari lalu memberikan kue bolu untuk nya.

     "Kaka gak boleh tanya! pokoknya sekarang Kaka pulangnya kerumah aku aja. Ibu sama ayahku pun sudah mengizinkannya." ucapnya lagi yang kini sudah menumpahkan bola kristalnya setelah berusaha untuk menahannya.

     Miftah yang kebingungan mulai menatap Qomarun dalam meminta penjelasan tapi yang ia dapat hanya lah ucapan "sudah lah Miftah... lebih baik kamu turuti aja kemauan Zaldira."

Qomarun

     "Tapi aku tak dapat semudah itu menerimanya dengan mudah Qomarun," tolak Miftah tak terima.

"Ku mohon cepat katakan Qomarun... kumohon..." pintanya setelah merasakan keganjalan.

     "Tapi-" ucapan Qomarun langsung terpotong tat kala Miftah berkata "tapi apa ? tapi apa? please... katakan yang sebenarnya walau pun itu pahit, aku pasti akan berusaha untuk menerimanya."

     Dengan ragu Qomarun pun mulai menceritakan semuanya sehingga membuat Miftah langsung membulatkan mata saking tak percaya nya, air mata yang sejak tadi sibuk bersembunyi kini sudah terjatuh membasahi kedua pipinya dengan deras.

     Tubuhnya saja sampai lemas dan bergetar hebat. Dengan sedikit tenaga yang ia punya ia pun berkata " tolong antarkan aku kesana Qomarun, tolong... aku mohon untuk terakhir kalinya."

     Akhirnya Qomarun terpaksa mengangguk sedangkan Zaldira sudah sibuk mengelus punggung Miftah selaku guru mengajinya dengan lembut sejak tadi.

🌹 Menurut kalian apa yang sedang terjadi ?

Terpopuler

Comments

🍒Nungma🍃

🍒Nungma🍃

kebun terongnya kah yg rusak??🤔🤔

2023-01-03

0

anan

anan

hadir k☺️👏👏🍭

2022-12-19

0

🏠⃟🍁𝕽αss Alզհαíɾ𝐚❣️𝐐⃟❦

🏠⃟🍁𝕽αss Alզհαíɾ𝐚❣️𝐐⃟❦

cacing2 mereka ribut2 pasal cacing2 di rumah sakit tu apa ya.... terus panik orang2 di mereka jadinya, syukur lah miftah udah mula pulih...

2022-11-21

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 Part 141
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Part 145
146 Part 146
147 Part 147
148 Part 148
149 Part 149
150 Part 150
151 Part 151
152 Part 152
153 Part 153
154 Part 154
155 Part 155
156 Part 156
157 Part 157
158 Part 158
159 Part 159
160 Part 160
161 Part 161
162 Part 162
163 Part 163
164 Part 164
165 Part 165
166 Part 166
167 Part 167
168 Part 168
169 Part 169
170 Part 170
171 Part 171
172 Part 172
173 Part 173
174 Part 174
175 Part 175
176 Part 176
177 Part 177
178 Part 178
179 Part 179
180 Part 180
181 Part 181
182 Part 182
183 Part 183
184 Part 184
185 Part 185
186 Part 186
187 Part 187
188 Part 188
189 Part 189
190 Part 190
191 Part 191
192 Part 192
193 Part 193
194 Part 194
195 Part 195
196 Part 196
197 Part 197
198 Part 198
199 Part 199
200 Part 200
201 Part 201
202 Part 202
203 Part 203
204 Part 204
205 Part 205
206 Part 206
207 Part 207
Episodes

Updated 207 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
Part 141
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Part 145
146
Part 146
147
Part 147
148
Part 148
149
Part 149
150
Part 150
151
Part 151
152
Part 152
153
Part 153
154
Part 154
155
Part 155
156
Part 156
157
Part 157
158
Part 158
159
Part 159
160
Part 160
161
Part 161
162
Part 162
163
Part 163
164
Part 164
165
Part 165
166
Part 166
167
Part 167
168
Part 168
169
Part 169
170
Part 170
171
Part 171
172
Part 172
173
Part 173
174
Part 174
175
Part 175
176
Part 176
177
Part 177
178
Part 178
179
Part 179
180
Part 180
181
Part 181
182
Part 182
183
Part 183
184
Part 184
185
Part 185
186
Part 186
187
Part 187
188
Part 188
189
Part 189
190
Part 190
191
Part 191
192
Part 192
193
Part 193
194
Part 194
195
Part 195
196
Part 196
197
Part 197
198
Part 198
199
Part 199
200
Part 200
201
Part 201
202
Part 202
203
Part 203
204
Part 204
205
Part 205
206
Part 206
207
Part 207

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!