Part 3

Sebuah mobil hitam kini telah berhenti disebuah rumah mewah tiga lantai yang sangat indah. Ia keluar dari mobil dengan wajah kusamnya hingga membuat para penjaga gerbang alias pak satpam tak berani menyapanya.

"Seperti inilah gambar rumah, mewah miliknya." 😎

     "Ma... Pa... Firdaus pulang..." ucapnya sambil berjalan kearah ruang tamu dan terlihatlah kedua orang tuanya sedang sibuk tertawa sambil menonton televisi.

"Yah! kesel banget! dikacangin lagi. Padahal perjuanganku luar biasa banget karna abis ngadepin cewek yang menurutku super gila," batinnya resah.

        "Inilah ruang tamunya." 😊

     "Eh! anak ganteng mama udah pulang," ucap mamanya saat melihat Firdaus meletakkan satu kantong plastik berisi terong.

"Nah itu ada! bagaimana cara kamu menemukannya?" tanya papanya sambil menyeruput segelas kopi sedangkan mamanya dengan mata yang sudah berbinar - binar langsung membuka isi dibalik bungkusan itu.

    " Inilah kopi papanya Firdaus " .

     "Subhanallah pa. coba papa liat deh! terongnya bagus banget. Ditempat - tempat yang sering kita beli aja tak pernah sebagus ini, padahal harganya sangat mahal. Ini murah! tapi memuaskan," ucap mamanya sambil tersenyum senang lalu langsung menyuruh bi Ati untuk memasaknya menjadi terong balado.

" Assalamualaikum semuanya 🤗 , perkenalkan aku Bi Ati 😊 " .

     Firdaus yang merasa kelelahan, sontak langsung berjalan hendak kekamarnya.

Tapi langkahnya terhenti saat papanya berkata "sejak kapan kamu tidak memiliki sopan santun Firdaus? apakah kami tidak pernah mengajarimu? kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan papa ha?" tanya papanya bertubi - tubi.

     Dengan malas Firdaus menjawab "Firdaus beli dikampung pa. Udah ah! Firdaus lelah. lagian papa juga gak tau pemilik kebunnya bagaimana, yang ada Firdaus malah semakin naik darah."

     "Benarkah? padahal baru saja mama mau nyuruh kamu untuk datang setiap hari kekebun itu, agar mama bisa selalu menikmatinya." ucap mamanya sedih.

Firdaus yang mendengarkan kata - kata mamanya hanya mampu membulatkan matanya secara sempurna, saking tak percaya dengan apa yang ia dengarkan.

     "Pokoknya, sampai kapan pun Firdaus gak mau kesana lagi! kan ada pak satpam! kenapa mama sama papa gak suruh aja sama mereka," elak Firdaus sebelum dipinta karna ia sudah muak berurusan dengan gadis tersebut.

     "Firdaus!!! sejak kapan papa sama mama mengajarkanmu cara membantah orang tua?" gertak papanya mulai kesal dengan sifat anaknya yang tak seperti biasanya.

     "Pokoknya Firdaus gak mau pa," bantahnya sambil berjalan melalui tangga tanpa menghiraukan perkataan orang tuanya karena kondisi hatinya benar - benar dalam keadaan tidak baik.

     Ia kini telah sampai dikamar. lalu merebahkan dirinya diatas kasur empuknya yang nyaman. Tiba - tiba sebuah SMS masuk dari papanya, dengan malas ia pun langsung membukanya.

     - Papa -

Firdaus papa gak mau tau pokoknya, setiap hari kamu harus mau membeli terong dari kebun itu untuk mamamu

     - Firdaus -

Tapi pa... Apakah harus besok? kan hari ini udah diambil. Secepat itukah habisnya?

     - Papa -

kamu ini gimana sih? kan kamu tau sendiri kalau rumah kita itu banyak assistennya sehingga kan yang makan terongnya bukan hanya mama kamu saja

     - Firdaus -

Tapi kan mereka bisa makan yang lain kan pa... Gak mesti terong pembelian aku itu

     - Papa -

pokoknya gak ada bantahan!!! besok kamu harus kembali kesana untuk membeli terong itu lagi

     - Firdaus -

Tapi pa! papa gak tau kalau penjual itu sangat menyebalkan pa!

     - Papa -

Papa tidak peduli

     Dengan kesal, Firdaus langsung melemparkan ponselnya kesembarangan arah. ia sangat lelah. Apa lagi saat mengingat momennya bersama dengan gadis itu saat dikebun tadi.

*Semua* *sorot hanya sibuk menatapnya heran, karena mau saja tunduk pada sang pemilik kebun karna ajakan narsisnya itu. Sedangkan beberapa gadis lain hanya memandang iri pada Miftah*.

     "Hai gais! kalian tau gak siapa nih yang disamping saya? orangnya ganteng terus kaya lagi. Gimana enggak! karna dia adalah seorang CEO. Oh ya! kalian tau gak kenapa dia datang kesini? ya mau apa lagi kalau bukan untuk membeli terongku yang cantik dan mulus ini. dijamin deh kalau kalian liat langsung terongku kalian pasti akan terpukau," ucap gadis tersebut dengan wajah yang tak berhenti tersenyum lebar sedangkan sang pria sedang berusaha tersenyum kearah kamera.

     "Ayo semuanya! mari mampir kekebun terong saya alias Miftahul Jannah. CEO saja langsung datang kesini untuk membeli terongku, masak kalian enggak. lumayan, mungkin kalian nanti bisa sekalian ketemu dengan babang  guantengnya. oke bye," ucapnya sambil menutup ponselnya lalu sesuai kesepakatan gadis itu langsung memetik terong yang menurutnya paling bagus.

     Firdaus kini hanya meraung tat kala memori saat ia sedang membuat rekaman itu kembali berputar dikepalanya.

"Kurang ajar!!! berani sekali ia terus berputar didalam memori ingatanku ini," gertaknya sambil menggelengkan kepalanya kesana kemarin beberapa kali.

     Saking frustasinya, sebuah ide buruk melintas dikepalanya. Ia pun hanya tersenyum miring sambil menatap nanar kebenda sekelilingnya.

"Kau yang telah membuatku masuk kedalam penderitaanku ini. Jadi, kau akan menanggung akibatnya sendiri karna telah menjatuhkan wibawaku gadis gila. tunggu saja! permainanku akan datang sebentar lagi," dengusnya.

     Disisi lain, Miftah baru saja melaksanakan sholat dzuhur. Lalu ia bergegas untuk makan siang. Selesai makan, ia mulai melangkahkan kakinya ke kamar untuk berganti pakaian menggunakan gamis berwarna hitam dan juga jilbab hitam.

"Inilah gamis yang Miftah kenakan."

     Usai mengunci pintu rumahnya setelah mengucapkan Bismillah baru ia melangkahkan kakinya menuju jalan setapak. Ia berniat untuk pergi ke Musalla yang ada diperkampungannya, untuk  mengajarkan anak - anak membaca Al - Qur'an.

     Ia tidak pernah merekam dirinya saat melakukan ibadah, karna ia tak mau mengumbar - umbar kebaikannya. Ia mengajarkan anak - anak mengaji dengan ikhlas tanpa ada bayaran. Para penduduk yang anaknya diajarkan olehnya juga sangat menghormatinya.

     Terkadang tak jarang selesai mengaji anak - anak memberikannya sedikit sedekah berupa beras atau pun kue padanya. Tapi beberapa orang masih juga bertanya - tanya apa penyebab ia sangat PD didepan kemera ketika mendapatkan penghasilan dari hasil kerja kerasnya sendiri.

     "Assalamualaikum semuanya. Udah lama ya nungguin Kaka?" tanyanya pada anak - anak ngaji yang sudah duduk rapi didalam Musalla.

"Wa'alaikum salam kaka... gak lama kok," jawab mereka kompak.

     "Baiklah kalau begitu. mari kita mulai," ucapnya setelah duduk didepan mereka.

Akhirnya, dari dalam tempat itu hanya terdengar suara merdu anak - anak yang sangat semangat belajar membaca Al - Qur'an dengannya. Mereka tidak pernah absen, kecuali jika keadaan mereka sedang ada halangan berat.

"Inilah gambar Al - Qur'annya." 😇

     Jam hampir menunjukkan waktu ashar. Miftah pun menutup pembelajarannya setelah membaca doa senandung Al - Qur'an lalu anak - anak bangkit dengan tertib sambil berjalan kearah Miftah untuk menyalami tangannya.

               " Inilah doanya 😄 " .

     "Maaf kak ini ada sedikit sedekah dari ibu saya. Ibu saya soalnya abis buat bolu tadi pagi," ucap salah seorang murid sambil memberikan Miftah sepelastik bening yang berisi beberapa potong kue bolu rasa coklat.

"Seperti inilah gambar plastik yang didalamnya berisi beberapa potong kue bolu." 😉

     "Ya Allah makasih ya dek. Nanti Insya Allah akan Kaka makan sampai habis," ucapnya sambil mengelus puncak kepalanya.

"Sama - sama kak. kalau begitu aku mau nyusul teman - temanku dulu ya," responnya sambil berlalu dari hadapan Miftah yang juga mulai bangkit untuk berdiri karna adik yang tadi adalah anak ngaji yang terakhir bersalaman dengannya. Sekaligus anak mengaji yang paling tua disitu, bersama beberapa temannya yang lain. Tak jarang, kadang merekalah yang mengajari anak - anak yang lain sambil menunggu kedatangannya.

     Ditengah jalan pulang, ketika ia hampir sampai kerumahnya tiba - tiba ia dikejutkan oleh pemandangan yang sangat tak terduga. Tubuhnya bahkan sampai bergetar hebat saking tak kuasa melihat apa yang sedang terjadi dihadapannya.

          Miftah sangat terkejut saat melihat pemandangan yang ada dirumahnya. Ternyata, ada banyak sekali lumpur yang sudah ditumpuk didepan rumah dengan cacing yang tak berhenti keluar kesana kemari hingga membuat Miftah sedikit geli.

     Walau pun ia sering berkebun, tapi ia masih merasa geli dengan pemandangan yang ada dihadapannya itu. Palingan jika dikebun ia hanya bertemu dengan dua atau tiga ekor. Tapi sekarang, puluhan ekor cacing yang bermain di atas tanah lembab. Tepatnya pun pas benget didepan pintu rumahnya.

     Ia sampai tidak habis pikir. Ia sangat merasa geli. Tiba - tiba saja langit menjadi mendung, karna siawan hitam telah mengusir siawan putih dengan mudahnya.

    Dengan sekuat tenaga ia mulai memberanikan diri untuk menyapu teras rumah agar tanah yang berisi cacing dapat hilang walau pun masih kotor. Tapi nasibnya sungguh malang, akibat sebuah dahan pohon yang terbang tepat menindih kakinya.

     Ia jadi jatuh terduduk dihadapan lumpur bercacing. Saat tangannya hendak meraih kayu tersebut, tiba - tiba sang angin tanpa rasa kasian kembali menambah beban untuknya dengan mendaratkan dua batang kayu sekaligus tepat di atas kakinya yang juga sedang ditindih.

     Saking sakitnya air mata Miftah semakin mangalir deras.

"Ya Allah... Hamba ikhlas menjalankan semua ini, semoga saja ini dapat menghapus beberapa dosa yang telah hamba perbuat," batinnya lalu pingsan dalam sekejap.

     Disisi lain nampak dua orang pria yang sejak tadi memperhatikan Miftah dari jauh.

"Hei! akhirnya kita berhasil! dahan kayu tadi lumayan membantu sekali! kamu memang pintar! sepertinya alam sedang mendukung kita agar dapat mudah menyiksanya hahahaha," senang pria yang bernama Badar.

     "Iya dong! Ide aku memang paling cemerlang untuk membuat orang teraniaya," responnya sambil tersenyum puas.

     "Dia benar - benar bodoh! masak keberadaan kita yang sedekat ini tidak ia sadari saat kita sedang melempar kayu? berarti umpan cacing yang kita gunakan sangat manjur," jelas pria dua yang bernama Gudara.

     "Kamu memang benar! yasudah mari kita pulang, dari pada kita malah jadi kayak burung hantu yang lagi mantauin mangsanya sampai pagi. Yang ada pulang - pulang malah bawa banyak bintik merah! ini kan mumpung masih sedikit bintik merahnya," respon pria Badar.

     Akhirnya, kedua pria itu pun pergi untuk kembali kerumah mereka masing - masing. Mereka seperti tak sabar untuk menyambut hari esok.

_________________________________________

Hai kaka semuanya... 🤗

Makasih ya... Karna sudah mau mampir ke Novel kedua Star... 😇

"KEBUN TERONG SIGADIS NARSIS"

Star sangat berterima kasih bagi Kaka - Kaka yang sudah mau memberi Ranting, like, vote bahkan sampai membaca dan mengomentari karya star... 🙏😊

Star sangat senang hingga jadi lebih semangat... 😄

Dimana bulan disitu bintang 😀

Dimana gelap disitu terang 🤣

Terima kasih bila tlah datang 😆

Star beri ucapan salam sayang 😘

Oke... Sampai jumpa di part selanjutnya ya...

Makasih untuk Kaka - kaka yang selalu hadir...

🍃🍃🍃🍃🍃 🙏🙏🙏 🍃🍃🍃🍃🍃

 

    

    

Terpopuler

Comments

Naa.

Naa.

malah ngevlog ya tuhann /Joyful/

2023-11-22

0

@Ani Nur Meilan

@Ani Nur Meilan

Kasian Bangett Miftah nya.. Sampai pingsan 😞😞😞😞

2023-02-04

0

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠Hana Nurul Azizah🍩ᴬ∙ᴴ࿐

Yaampun kamu ini malah ngevlog ...Udah izin blm sama Firdausnya ..Jangan asal ngambil vlog ..Muka firdaus pasti Lucu banget 🤣

2023-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 Part 141
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Part 145
146 Part 146
147 Part 147
148 Part 148
149 Part 149
150 Part 150
151 Part 151
152 Part 152
153 Part 153
154 Part 154
155 Part 155
156 Part 156
157 Part 157
158 Part 158
159 Part 159
160 Part 160
161 Part 161
162 Part 162
163 Part 163
164 Part 164
165 Part 165
166 Part 166
167 Part 167
168 Part 168
169 Part 169
170 Part 170
171 Part 171
172 Part 172
173 Part 173
174 Part 174
175 Part 175
176 Part 176
177 Part 177
178 Part 178
179 Part 179
180 Part 180
181 Part 181
182 Part 182
183 Part 183
184 Part 184
185 Part 185
186 Part 186
187 Part 187
188 Part 188
189 Part 189
190 Part 190
191 Part 191
192 Part 192
193 Part 193
194 Part 194
195 Part 195
196 Part 196
197 Part 197
198 Part 198
199 Part 199
200 Part 200
201 Part 201
202 Part 202
203 Part 203
204 Part 204
205 Part 205
206 Part 206
207 Part 207
Episodes

Updated 207 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
Part 141
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Part 145
146
Part 146
147
Part 147
148
Part 148
149
Part 149
150
Part 150
151
Part 151
152
Part 152
153
Part 153
154
Part 154
155
Part 155
156
Part 156
157
Part 157
158
Part 158
159
Part 159
160
Part 160
161
Part 161
162
Part 162
163
Part 163
164
Part 164
165
Part 165
166
Part 166
167
Part 167
168
Part 168
169
Part 169
170
Part 170
171
Part 171
172
Part 172
173
Part 173
174
Part 174
175
Part 175
176
Part 176
177
Part 177
178
Part 178
179
Part 179
180
Part 180
181
Part 181
182
Part 182
183
Part 183
184
Part 184
185
Part 185
186
Part 186
187
Part 187
188
Part 188
189
Part 189
190
Part 190
191
Part 191
192
Part 192
193
Part 193
194
Part 194
195
Part 195
196
Part 196
197
Part 197
198
Part 198
199
Part 199
200
Part 200
201
Part 201
202
Part 202
203
Part 203
204
Part 204
205
Part 205
206
Part 206
207
Part 207

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!