Firdaus yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya mulai bangkit untuk bergegas pulang. Ditengah jalan, sebelum ia keluar melalui pintu ia tak sengaja bertemu dengan OB yang sedang sibuk mengepel lantai.
"Assalamualaikum pak Firdaus," sapanya.
"Wa'alaikum salam kang Juki," jawabnya.
"Lho! kenapa pak Firdaus kelihatan bingung sekali? ada masalah apa to pak?" tanyanya yang masih sibuk mengepel lantai kantor.
"Ini kang! saya bingung mau cari kebun terong yang bagus dan segar dimana. Mama saya soalnya lagi ngidam," jawabnya dengan wajah yang tampak pusing.
"Aduh pak... Ngapain pusing - pusing sih? dikampung saya ma ada yang jualan terong seger. Udah ma kalau bapak mau, bisa petik ditempat lagi. Emang sih kebunnya tidak terlalu besar, karna hanya ada dibelakang rumah tapi dijamin deh kalau bapak liat bapak gak bakalan nyesel," beritahunya.
"Baiklah kalau begitu kang!" responnya lalu langsung berangkat ketempat tujuan setelah menanyakan dimana alamatnya.
"Assalamualaikum semuanya, 🤗 perkenalkan aku kang Juki." 😊
Kini, Miftah sedang sibuk dihalaman belakang rumahnya. Usai menjemur cuciannya, seperti biasa jika hari sudah menjelang siang maka kebun yang sepi dipagi hari kini sudah dipenuhi oleh beberapa pengunjung yang baru pulang dari pertaniannya untuk mampir membeli terong padanya.
"Seperti inilah gambar kebunnya."
Tangan mereka sedang sibuk bergerak kesana kemari untuk memilih terong yang menurut mereka cocok untuk dibawa pulang kerumah. Sebuah mobil hitam yang mewah kini sedang berhenti tepat didepan rumah sigadis tersebut.
"Ini nih gambar mobilnya." 😎
"Ini neng bayarannya," ucap salah seorang ibu yang plastiknya sudah penuh dengan terong.
Miftah memang sudah terbiasa menaruh plastik bermacam - macam ukuran dipintu gerbang agar para pembeli dapat memilihnya sesuka hati sesuai kebutuhan.
"Ternyata ini tempatnya," ucap Firdaus setelah keluar dari mobil kemudian menutup kembali pintunya lalu mulai berjalan kebelakang rumah tersebut.
Miftah kini sedang merekam kebun terong yang ada dihadapannya, sambil duduk dikursinya panjang belakang rumahnya yang sederhana.
"Halo gais! kalian bisa liat kan nih? tuh kebun terong aku lagi pada reme orang. Biasa kalau udah menjelang siang emang sering penuh sama emak - emak yang datang untuk memberikan uang mereka padaku. Ya meskipun kebun saya gak terlalu besar tapi setidaknya inilah satu - satunya benda berharga yang saya punya untuk kelangsungan hidup saya. Yang penting saya harus berusaha dan tidak pantang menyerah agar kebun ini dapat selalu menjadi kebun yang menghasilkan terong yang segar dan pastinya sehat," ucapnya tanpa memperlihatkan wajahnya.
"Oh iya bagi kalian yang - " tiba - tiba ucapannya berhenti akibat mendengar suara deheman seseorang.
Bukannya membalikkan badan kearah orangnya ia malah berkata " tar lu ya - tar lu ya! ganggu aja," dengusnya setelah mematikan ponselnya.
"Padahal kan aku belum bilang sampai jumpa! ih! kesel deh! kesel! entah bagaimana nasib penggemarku," dengusnya lagi hingga membuat suara deheman tadi kembali terdengar untuk yang kedua kalinya.
"Aduh! siapa sih yang ngedeham - ngedehem melulu? orang neng cantik lagi sibuk," ucapnya sambil membalikkan tubuhnya kearah pelaku yang tak lain adalah Firdaus.
"What?" ucapnya yang tanpa sadar telah membuka mulutnya hingga sang pelaku hanya mampu berkata " tuh mulut mu ditutup dulu karna saya tidak mau tanggung jawab jika nanti mulut anda dimasuki lalat," ucapnya dingin.
Miftah yang mendengar kata - kata dari Firdaus langsung melakukan apa yang diperintahkan olehnya dengan wajah yang telah tersipu malu.
"Aduh... Dasar bodoh kamu! masak kamu memperlihatkan kekonyolanmu pada orang yang baru kenal," batinnya pada diri sendiri.
"Oh iya! maaf ada apa anda kemari?" tanyanya.
Firdaus hanya mengangkat sebelah alisnya sambil menjawab "menurut mu?" ucapnya malah balik bertanya.
"Kalau kau mau melamarku sorry, aku tak terima sebab kau terlihat sangat tak memiliki sopan santun! karna berani sekali kau berdehem disaat aku sedang merekam kebunku," ucapnya dengan 1000 kepedean.
Firdaus hanya mampu memasang tampang bingung dan sangat terkejut dengan apa yang dikatakan oleh perempuan yang menurutnya sangat aneh.
"Permisi mbak, saya kesini bukan untuk melamar anda tapi untuk kepedean mu saya akan memberikanmu nilai 100 \+ " ucapnya sambil menatap tajam kearah Miftah yang hanya mampu mengubur dalam - dalam rasa malunya.
"Oh iya - iya! maaf pak, maaf." ucapnya sambil memaksakan senyuman indahnya keluar.
"Tapi untuk nilai 100 \+nya saya ucapkan terima kasih," sambungnya sambil bangkit dari tempat duduk nya.
"Ayo pak! saya yakin bapak kesini pasti mau melihat kebun terong saya kan? oke! saya akan ajak bapak berkeliling untuk melihatnya," ajaknya sambil berlalu dari hadapan Firdaus.
Firdaus yang melihat perubahan ekspresi wanita tersebut hanya mampu memegang dahinya yang terasa pusing.
"Dasar wanita aneh! apakah urat malunya sudah putus? barusan dia dengan PDnya berkata tantang hal yang tak masuk akal mengenai kedatanganku. Tapi sekarang, dia malah dengan santainya mengajakku berkeliling untuk melihat kebunnya tanpa ada rasa malu sedikit pun. Kira - kira uratnya terbuat dari apa ya?" batinnya resah.
"Pak! mau lihat terongnya gak?" tanyanya sambil melambaikan tangannya kearah Firdaus yang masih menatapnya dengan ekspresi yang tak bisa diartikan.
Para pengunjung hanya mampu menggelangkan kepala melihat tingkah pemilik kebun. cuma mereka sudah biasa. Toh! mereka juga penduduk kampung ini. Jika sang gadis sedang merekam kamera mereka lebih memilih menunggu sebentar baru membayar.
Firdaus hanya melangkahkan kakinya kearah Miftah tanpa menjawab pertanyaannya. sedangkan orang yang memanggil, kini wajahnya sudah merah padam karena merasa dikacangin.
"Ada apa dengan wajahmu? kenapa sangat merah?" tanya Firdaus merasa tak nyaman.
"Menurutmu?" ucap Miftah malah balik bertanya.
"Ya mana saya tau," jawab Firdaus acuh tak acuh.
"Dasar gak peka!!!" gertak Miftah yang sontak membuat Firdaus membulatkan matanya saking terkejutnya.
"Sabar Firdaus... Sabar... Sekarang tugas mu cepat suruh sigadis gila ples narsis ini untuk memilih dan memetik terong yang bagus untuk mama mu. Lalu, kau bisa bebas dari dirinya," batinnya sambil menahan rasa kesalnya.
"Oke! aku minta maaf! sekarang aku meminta mu untuk segera memetik buah terong yang bagus untukku satu kantong plastik besar," perintahnya yang hanya direspon gelengan oleh Miftah.
"Enak saja main surah suruh aja! sana petik sendiri! gara - gara kamu vidioku hari ini jadi rusak. Karena masuk suara dehemanmu yang sangat jelek itu," geramnya.
"Dengar ya! tamu itu adalah raja. Jadi kamu harusnya lebih mengutamakan pembeli dari pada rekamanmu itu," dengusnya yang hanya mampu direspon dengan ucapan "terserah," oleh sigadis.
Tiba - tiba otak cantik Miftah mulai bekerja.
"Baiklah! aku akan memanfaatkanmu," ucapnya sedangkan Firdaus lagi - lagi hanya mampu terheran melihat perubahannya yang begitu cepat.
"Tapi ada syaratnya," ucap Miftah yang sontak membuat Firdaus berkata "apa?" Firdaus merasa wibawanya kini telah hilang dirampas oleh seorang gadis yang menurutnya tak layak karna tak mampu mengalahkan kepintarannya.
"Aku mau kamu membantuku membuat kembali vidioku. Lalu, kamu bisa duduk santai saja karna aku yang akan memetiknya." jawabnya hingga membuat Firdaus kembali membulatkan matanya saking tak percaya.
"Apa? aku harus mau membuat vidio dengan gadis gila ini? apa aku tidak salah dengar? mau ditaruh dimana muka ku yang tampan ini," batinnya resah.
"Mau gak? kalau gak silahkan pilih dan petik sendiri," ucap Miftah yang hendak berjalan untuk meninggalkannya.
Tapi langkah kakinya terhenti saat Firdaus dengan berat hati berkata " baiklah " dihadapannya.
Sedangkan ia sudah bersorak ria didalam hatinya karna tawarannya dapat berjalan dengan mulus.
"Akhirnya pria jutek ini menerima tawaranku. dia pasti dapat sangat membantu rencanaku," batinnya sambil tersenyum miring.
"Kenapa senyam senyum begitu? awas saja kalau kau membuat rekaman yang membuat harga diriku hancur! aku pastikan kau akan menyesal. Sebenarnya matamu buta apa enggak sih? masak kamu gak liat kalau aku ini adalah seorang CEO yang tampan dan kaya raya. masih aja dibantah," dengusnya sambil menatap tajam kearah Miftah.
"Justru karna aku tau kau seorang CEO lah aku membutuhkan bantuanmu," jawab Miftah yang masih tak berhenti tersenyum lalu langsung menyuruh si pria untuk bersiap - siap membuat video bersamanya agar bisnis terongnya semakin lancar dan terkenal.
_____________________________________________
Hai kaka semuanya... 🤗
Makasih ya... Karna sudah mau mampir ke Novel kedua Star... 😇
"KEBUN TERONG SIGADIS NARSIS"
Star sangat berterima kasih bagi Kaka - Kaka yang sudah mau memberi Ranting, like, vote bahkan sampai membaca dan mengomentari karya star... 🙏😊
Star sangat senang hingga jadi lebih semangat... 😄
Dimana bulan disitu bintang 😀
Dimana gelap disitu terang 🤣
Terima kasih bila tlah datang 😆
Star beri ucapan salam sayang 😘
Oke... Sampai jumpa di part selanjutnya ya...
Makasih untuk Kaka - kaka yang selalu hadir...
🍃🍃🍃🍃🍃 🙏🙏🙏 🍃🍃🍃🍃🍃
**Bonus kata gombalan**
Kamu tau gak kenapa aku kasih jempol buat kamu? 😏
Gak tau kenapa saat aku udah liat senyum kamu jempolku tak pernah mau mengancungkannya selain untukmu... 😋 Karna senyumanmu adalah senyuman termanis dalam hidupku. 🤣
Baiklah Star hanya iseng 😅 lanjut ke part selanjutnya ya... 🤗
Hanya berniat menghibur biar gak terlalu suntuk waktu baca novelnya oke... 😉 Moga aja suka... Kalau enggak silahkan skip aja ya... 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Naa.
bacaan rekomen buat yg lagi galau dijamin langsung ngakak
2023-11-22
0
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
wa'alaikumsalam kang juki.. sehat² kang
2023-11-17
0
@Ani Nur Meilan
Miftah.. Malah memanfaatkan kedatangan Fidaus untuk membantunya bikin Video.. 😂😂🤣🤣🤣
2023-02-04
0