Luca Lombardi menghalangi langkah Marco. "Permisi, ada urusan apa Anda kemari?"
Marco melipat tangan di depan dada. "Aku ingin berbicara dengan bosmu. Tentang Carlotta."
Lombardi tampak bimbang. Tiba-tiba, terdengar suara Alessandro dari dalam tenda. "Biarkan dia masuk, Lombardi!"
Marco tersenyum penuh kemenangan. "Kau dengar, kan? Sekarang, minggirlah."
Lombardi mempersilakan Marco masuk. Alessandro berdiri menyambut kedatangan pria itu. "Selamat datang, Marco. Mau duduk?" Alessandro menunjuk sebuah sofa set.
Marco menggeleng. "Carlotta butuh sesuatu."
Raut wajah ceria Alessandro berubah menjadi dingin. "Dia butuh tambahan uang? Berapa? Tolong sebutkan saja. Seratus? Dua ratus juta?"
Marco memandang Alessandro dengan kecewa. Ternyata memang serendah itu penilaian pria di hadapannya tehadap Carlotta. "Dia bahkan belum menyentuh uang darimu sama sekali. Tidak, dia tidak butuh uang. Dia butuh kue."
"Kue?"
Marco mengangguk. "Strawberry cheesecake."
"Lombardi, carikan strawberry cheesecake terenak di Roma." Alessandro memandang Marco lagi. "Butuh berapa banyak? Sepuluh? Dua puluh box?"
"Satu, tapi, dia tidak menginginkan sembarang kue. Dia hanya mau satu dari sebuah toko di Verona. Letaknya di ujung jalan menuju sekolah kami dulu. Pemiliknya merupakan-"
"Monsieur Pierre? Dari Paris?"
Marco terkejut karena Alessandro tahu. "Ya, itu benar."
Alessandro tertawa pelan. Ada raut kebingungan yang jelas terlihat di wajahnya. "Strawberry cheesecake adalah kue kesukaanku. Aku bertanya-tanya kenapa sekarang dia menginginkannya."
Marco mengernyit. "Lalu apa kue favoritnya, kalau begitu?"
Alessandro mengangkat bahu. "Cokelat, tentu saja. Dia sangat menyukai cokelat Belgia dan semua kue yang memakai bahan dasar itu."
"Benar juga." Marco setuju.
"Apakah dia... maksudku... meminta secara spesifik kue itu dariku karena ingin makan bersamaku atau-"
"Tidak." Marco buru-buru memotong. "Dia meminta padaku, tapi aku tidak mungkin meninggalkannya untuk mengurus sendiri semua persiapan syuting. Jadi, aku datang padamu, menagih janjimu saat berkata kau akan mengabulkan semua permintaan Carlotta. Paling tidak, kau harus mengabulkan yang satu ini karena kau telah merenggut malam pertamanya. Sialan, aku bahkan tidak tahu kalau itu malam pertamanya."
Alessandro tertawa sinis melihat kemarahan Marco. "Memangnya kenapa kalau ternyata itu malam pertamanya? Kau ingin aku menaikkan harganya?"
Marco memelototi Alessandro. "Jika aku tahu, aku tidak akan menyetujui penawaranmu. Seberapa banyak pun uang yang kau tawarkan."
"Jangan naif. Tidak ada yang mau hidup susah. Terlebih lagi, orang-orang yang lahir dan besar di kalangan kalian." Alessandro terkekeh.
Marco berkacak pinggang. "Jadi, kau akan pergi ke Verona atau tidak?"
"Tidak." Alessandro menyahut cepat. "Monsieur Pierre sudah menutup tokonya. Penjualannya tidak selaris dulu karena bahan baku terus naik dan dia mulai kehilangan penggemar."
"Oh, astaga..." Marco memejamkan matanya. Kecemasan mulai melanda. Bagaimana jika dia tidak berhasil membawakan kue yang diinginkan Carlotta dan gadis itu nekat menginginkan alkohol?
Alessandro tersenyum dan menepuk lengan atas Marco dengan gerakan menenangkan. "Jangan khawatir. Aku mempekerjakan Monsieur Pierre sebagai juru masak khusus makanan penutup di rumahku."
Marco terbelalak. "Sungguh?"
Alessandro mengangguk. "Bilang pada Carlotta, jika dia menginginkan kuenya, dia harus datang ke tempat tinggalku."
"Maksudmu, ke kediaman keluarga Ferrara?"
"Bukan. Ke apartemenku. Terletak di lantai tertinggi kantor milik Ferrara Group." Kata Alessandro.
Marco langsung merasakan sebuah firasat buruk. Carlotta jelas tidak boleh datang ke sana sendirian!
***
Marco Bruni kembali ke tenda Carlotta dengan perasaan campur aduk. Marco sudah berusaha mengajukan syarat bahwa Carlotta harus ditemani saat berkunjung ke apartemen Alessandro, namun pria itu menolaknya mentah-mentah. Alessandro menegaskan, Carlotta harus datang sendirian.
Sementara, terakhir kali Marco membiarkan Carlotta berdua saja dengan Alessandro, akibatnya sungguh fatal. Carlotta hampir mati!
Ternyata masih jauh lebih baik berkendara 14 jam ke Verona dibandingkan ini. Marco masih sanggup menanggung lelah fisik, tetapi tidak dengan lelah hati mengkhawatirkan apa yang akan terjadi pada Carlotta nanti.
Untuk sekarang, Marco memutuskan membujuk Carlotta agar mau memakan makanan lainnya.
"Sayangku." Marco menyapa Carlotta yang sudah duduk di sofa, diapit dua orang yang dengan setia mengipasinya.
"Kapan kau akan berangkat ke Verona, Marco? Toko kueku akan segera tutup jika kau tidak berangkat sekarang."
Marco duduk di samping Carlotta dan mendesah pelan. "Toko itu memang sudah tutup."
Carlotta terkesiap. "Kau serius?"
Kemudian, tanpa Marco duga, mata Carlotta mulai berkaca-kaca. Ya Tuhan, cobaan macam apa lagi ini? Pikir Marco sembari memegangi tengkuknya yang mulai terasa kaku.
"Begini saja, kita akan pergi ke restoran bertabur Michelin star. Kau ingat tempat kau makan malam dengan Johann?"
Carlotta menggeleng kesal. "Aku tidak mau makan apa pun. Teganya kau membiarkan aku mati kelaparan, Marco!"
Marco menyerocos lagi sebelum Carlotta benar-benar menangis. "Ada apa denganmu belakangan ini, Sayang? Tidak biasanya kau begini?"
"Cari Monsieur Pierre sampai dapat, Marco. Kalau perlu, pergilah ke Paris. Aku akan menunggu kueku. Aku akan melakukan apa pun demi kueku!"
Marco memijat keningnya sendiri. Ini benar-benar memusingkan. Ya Tuhan, aku akan menjadi orang relijius sekali lagi dan berdoa agar tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Carlotta, Marco berkata dalam hati.
***
Yang diinginkan Carlotta saat ini hanyalah mencakar muka Alessandro. Setelah mengusik hidupnya terus-menerus, rupanya pria itu juga menyabotase koki kue kesukaannya. Carlotta tidak habis pikir, tapi dia merasa harus melakukan sesuatu untuk menghentikan pria itu.
Marco Bruni bersikeras mengantarkannya sampai di depan pintu apartemen milik Alessandro, dan Carlotta setuju-setuju saja. Gadis itu memang merasa butuh banyak bala bantuan untuk menang melawan Alessandro.
Dalam hal apa pun.
Untuk mencapai apartemen Alessandro, mereka berdua melalui serangkaian prosedur ketat. Sensor suhu tubuh, pengecekan isi tas, hingga sensor senjata berbahaya. Pada saat akhirnya mereka naik ke dalam sebuah lift eksklusif ke lantai paling atas, mereka berdua bernapas lega.
"Pengamanannya luar biasa. Seperti akan bertemu Perdana Menteri!" Komentar Marco.
"Dia mengatur semuanya tanpa tanggung-tanggung." Carlotta menimpali.
Ketika pintu lift berbunyi 'Ding!' pelan dan terbuka, Alessandro sudah berdiri di depan pintu dan menyambut mereka berdua.
Oh boy, Carlotta tercekat saat memandang Alessandro. Lelaki itu baru selesai mandi dan bercukur. Rambutnya masih setengah basah. Dan yang paling membuat Carlotta terpesona adalah, lelaki itu melepaskan semua suit dan tuksedo rapinya, menyingkirkan mereka entah ke mana, dan menggantinya dengan kaos oblong putih polos sederhana dan celana pendek santai.
Itu semua mengingatkan Carlotta pada pemuda yang membuatnya mabuk kepayang di masa SMA-nya dulu. Itu mengingatkan Carlotta pada... Alessandro-nya.
Menyadari pandangan memuja Carlotta, Alessandro mengulum senyum. Tanpa pikir panjang, pria itu maju ke depan dan menangkup wajah mungil Carlotta dengan kedua telapak tangannya, menahan gadis itu agar terus menatapnya.
Kemudian, ia mencium Carlotta.
Bukan ciuman kasar, tapi juga tidak selembut kecupan kekanakan seperti yang dulu sering mereka lakukan. Ciuman itu pelan dan dalam. Memabukkan.
Marco Bruni sudah hendak menarik Carlotta menjauh. Namun, ketika melihat Carlotta memejamkan mata dan mulai melingkarkan tangannya pada leher Alessandro, Marco tahu itu tidak ada gunanya lagi sekarang.
Sudah terlambat untuk memperingatkan Carlotta akan bahaya di hadapannya.
***
Haloooo guys, salam sayang dari Alana ♡
Berhubung hari ini novel ini masuk ke front page di Rising Star, aku mau update 2 bab buat kalian. Makasih yaaa semuanya yang udah selalu dukung (baca, like, fav, 5 stars) itu semua berarti banget buay aku ♡♡♡
Sebenernya udah nulis sampe bab 50 sih, tapi sengaja disimpan buat ikutan Crazy Update. Tungguin yaa!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
farizyara rsfy
udahlah marco biarin aja
2024-02-20
0
Bee RasyieQah
lama² marco tobat nih.. bolak balik jdi religius 🤭🤭🤭
2023-08-04
0
Gflo
biarin aja Marco... tenang aja mau pada benci benci gimnapun ntar cinta yg menyatukan eeaaa
2022-10-28
1