Bab 20 | Strawberry Cheesecake

Luca Lombardi menghalangi langkah Marco. "Permisi, ada urusan apa Anda kemari?"

Marco melipat tangan di depan dada. "Aku ingin berbicara dengan bosmu. Tentang Carlotta."

Lombardi tampak bimbang. Tiba-tiba, terdengar suara Alessandro dari dalam tenda. "Biarkan dia masuk, Lombardi!"

Marco tersenyum penuh kemenangan. "Kau dengar, kan? Sekarang, minggirlah."

Lombardi mempersilakan Marco masuk. Alessandro berdiri menyambut kedatangan pria itu. "Selamat datang, Marco. Mau duduk?" Alessandro menunjuk sebuah sofa set.

Marco menggeleng. "Carlotta butuh sesuatu."

Raut wajah ceria Alessandro berubah menjadi dingin. "Dia butuh tambahan uang? Berapa? Tolong sebutkan saja. Seratus? Dua ratus juta?"

Marco memandang Alessandro dengan kecewa. Ternyata memang serendah itu penilaian pria di hadapannya tehadap Carlotta. "Dia bahkan belum menyentuh uang darimu sama sekali. Tidak, dia tidak butuh uang. Dia butuh kue."

"Kue?"

Marco mengangguk. "Strawberry cheesecake."

"Lombardi, carikan strawberry cheesecake terenak di Roma." Alessandro memandang Marco lagi. "Butuh berapa banyak? Sepuluh? Dua puluh box?"

"Satu, tapi, dia tidak menginginkan sembarang kue. Dia hanya mau satu dari sebuah toko di Verona. Letaknya di ujung jalan menuju sekolah kami dulu. Pemiliknya merupakan-"

"Monsieur Pierre? Dari Paris?"

Marco terkejut karena Alessandro tahu. "Ya, itu benar."

Alessandro tertawa pelan. Ada raut kebingungan yang jelas terlihat di wajahnya. "Strawberry cheesecake adalah kue kesukaanku. Aku bertanya-tanya kenapa sekarang dia menginginkannya."

Marco mengernyit. "Lalu apa kue favoritnya, kalau begitu?"

Alessandro mengangkat bahu. "Cokelat, tentu saja. Dia sangat menyukai cokelat Belgia dan semua kue yang memakai bahan dasar itu."

"Benar juga." Marco setuju.

"Apakah dia... maksudku... meminta secara spesifik kue itu dariku karena ingin makan bersamaku atau-"

"Tidak." Marco buru-buru memotong. "Dia meminta padaku, tapi aku tidak mungkin meninggalkannya untuk mengurus sendiri semua persiapan syuting. Jadi, aku datang padamu, menagih janjimu saat berkata kau akan mengabulkan semua permintaan Carlotta. Paling tidak, kau harus mengabulkan yang satu ini karena kau telah merenggut malam pertamanya. Sialan, aku bahkan tidak tahu kalau itu malam pertamanya."

Alessandro tertawa sinis melihat kemarahan Marco. "Memangnya kenapa kalau ternyata itu malam pertamanya? Kau ingin aku menaikkan harganya?"

Marco memelototi Alessandro. "Jika aku tahu, aku tidak akan menyetujui penawaranmu. Seberapa banyak pun uang yang kau tawarkan."

"Jangan naif. Tidak ada yang mau hidup susah. Terlebih lagi, orang-orang yang lahir dan besar di kalangan kalian." Alessandro terkekeh.

Marco berkacak pinggang. "Jadi, kau akan pergi ke Verona atau tidak?"

"Tidak." Alessandro menyahut cepat. "Monsieur Pierre sudah menutup tokonya. Penjualannya tidak selaris dulu karena bahan baku terus naik dan dia mulai kehilangan penggemar."

"Oh, astaga..." Marco memejamkan matanya. Kecemasan mulai melanda. Bagaimana jika dia tidak berhasil membawakan kue yang diinginkan Carlotta dan gadis itu nekat menginginkan alkohol?

Alessandro tersenyum dan menepuk lengan atas Marco dengan gerakan menenangkan. "Jangan khawatir. Aku mempekerjakan Monsieur Pierre sebagai juru masak khusus makanan penutup di rumahku."

Marco terbelalak. "Sungguh?"

Alessandro mengangguk. "Bilang pada Carlotta, jika dia menginginkan kuenya, dia harus datang ke tempat tinggalku."

"Maksudmu, ke kediaman keluarga Ferrara?"

"Bukan. Ke apartemenku. Terletak di lantai tertinggi kantor milik Ferrara Group." Kata Alessandro.

Marco langsung merasakan sebuah firasat buruk. Carlotta jelas tidak boleh datang ke sana sendirian!

***

Marco Bruni kembali ke tenda Carlotta dengan perasaan campur aduk. Marco sudah berusaha mengajukan syarat bahwa Carlotta harus ditemani saat berkunjung ke apartemen Alessandro, namun pria itu menolaknya mentah-mentah. Alessandro menegaskan, Carlotta harus datang sendirian.

Sementara, terakhir kali Marco membiarkan Carlotta berdua saja dengan Alessandro, akibatnya sungguh fatal. Carlotta hampir mati!

Ternyata masih jauh lebih baik berkendara 14 jam ke Verona dibandingkan ini. Marco masih sanggup menanggung lelah fisik, tetapi tidak dengan lelah hati mengkhawatirkan apa yang akan terjadi pada Carlotta nanti.

Untuk sekarang, Marco memutuskan membujuk Carlotta agar mau memakan makanan lainnya.

"Sayangku." Marco menyapa Carlotta yang sudah duduk di sofa, diapit dua orang yang dengan setia mengipasinya.

"Kapan kau akan berangkat ke Verona, Marco? Toko kueku akan segera tutup jika kau tidak berangkat sekarang."

Marco duduk di samping Carlotta dan mendesah pelan. "Toko itu memang sudah tutup."

Carlotta terkesiap. "Kau serius?"

Kemudian, tanpa Marco duga, mata Carlotta mulai berkaca-kaca. Ya Tuhan, cobaan macam apa lagi ini? Pikir Marco sembari memegangi tengkuknya yang mulai terasa kaku.

"Begini saja, kita akan pergi ke restoran bertabur Michelin star. Kau ingat tempat kau makan malam dengan Johann?"

Carlotta menggeleng kesal. "Aku tidak mau makan apa pun. Teganya kau membiarkan aku mati kelaparan, Marco!"

Marco menyerocos lagi sebelum Carlotta benar-benar menangis. "Ada apa denganmu belakangan ini, Sayang? Tidak biasanya kau begini?"

"Cari Monsieur Pierre sampai dapat, Marco. Kalau perlu, pergilah ke Paris. Aku akan menunggu kueku. Aku akan melakukan apa pun demi kueku!"

Marco memijat keningnya sendiri. Ini benar-benar memusingkan. Ya Tuhan, aku akan menjadi orang relijius sekali lagi dan berdoa agar tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Carlotta, Marco berkata dalam hati.

***

Yang diinginkan Carlotta saat ini hanyalah mencakar muka Alessandro. Setelah mengusik hidupnya terus-menerus, rupanya pria itu juga menyabotase koki kue kesukaannya. Carlotta tidak habis pikir, tapi dia merasa harus melakukan sesuatu untuk menghentikan pria itu.

Marco Bruni bersikeras mengantarkannya sampai di depan pintu apartemen milik Alessandro, dan Carlotta setuju-setuju saja. Gadis itu memang merasa butuh banyak bala bantuan untuk menang melawan Alessandro.

Dalam hal apa pun.

Untuk mencapai apartemen Alessandro, mereka berdua melalui serangkaian prosedur ketat. Sensor suhu tubuh, pengecekan isi tas, hingga sensor senjata berbahaya. Pada saat akhirnya mereka naik ke dalam sebuah lift eksklusif ke lantai paling atas, mereka berdua bernapas lega.

"Pengamanannya luar biasa. Seperti akan bertemu Perdana Menteri!" Komentar Marco.

"Dia mengatur semuanya tanpa tanggung-tanggung." Carlotta menimpali.

Ketika pintu lift berbunyi 'Ding!' pelan dan terbuka, Alessandro sudah berdiri di depan pintu dan menyambut mereka berdua.

Oh boy, Carlotta tercekat saat memandang Alessandro. Lelaki itu baru selesai mandi dan bercukur. Rambutnya masih setengah basah. Dan yang paling membuat Carlotta terpesona adalah, lelaki itu melepaskan semua suit dan tuksedo rapinya, menyingkirkan mereka entah ke mana, dan menggantinya dengan kaos oblong putih polos sederhana dan celana pendek santai.

Itu semua mengingatkan Carlotta pada pemuda yang membuatnya mabuk kepayang di masa SMA-nya dulu. Itu mengingatkan Carlotta pada... Alessandro-nya.

Menyadari pandangan memuja Carlotta, Alessandro mengulum senyum. Tanpa pikir panjang, pria itu maju ke depan dan menangkup wajah mungil Carlotta dengan kedua telapak tangannya, menahan gadis itu agar terus menatapnya.

Kemudian, ia mencium Carlotta.

Bukan ciuman kasar, tapi juga tidak selembut kecupan kekanakan seperti yang dulu sering mereka lakukan. Ciuman itu pelan dan dalam. Memabukkan.

Marco Bruni sudah hendak menarik Carlotta menjauh. Namun, ketika melihat Carlotta memejamkan mata dan mulai melingkarkan tangannya pada leher Alessandro, Marco tahu itu tidak ada gunanya lagi sekarang.

Sudah terlambat untuk memperingatkan Carlotta akan bahaya di hadapannya.

***

Haloooo guys, salam sayang dari Alana ♡

Berhubung hari ini novel ini masuk ke front page di Rising Star, aku mau update 2 bab buat kalian. Makasih yaaa semuanya yang udah selalu dukung (baca, like, fav, 5 stars) itu semua berarti banget buay aku ♡♡♡

Sebenernya udah nulis sampe bab 50 sih, tapi sengaja disimpan buat ikutan Crazy Update. Tungguin yaa!

Terpopuler

Comments

farizyara rsfy

farizyara rsfy

udahlah marco biarin aja

2024-02-20

0

Bee RasyieQah

Bee RasyieQah

lama² marco tobat nih.. bolak balik jdi religius 🤭🤭🤭

2023-08-04

0

Gflo

Gflo

biarin aja Marco... tenang aja mau pada benci benci gimnapun ntar cinta yg menyatukan eeaaa

2022-10-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2 Bab 2 | Pewaris Ferrara
3 Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4 Bab 4 | Pembalasan Dendam
5 Bab 5 | Pesta de Angelo
6 Bab 6 | Ancaman Ferrara
7 Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8 Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9 Bab 9 | Penawaran Alessandro
10 Bab 10 | Tamu Istimewa
11 Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12 Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13 Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14 Bab 14 | Berita Mengejutkan
15 Bab 15 | Konferensi Pers
16 Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17 Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18 Bab 18 | Syuting Dihentikan
19 Bab 19 | Pemeran Pengganti
20 Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21 Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22 Bab 22 | Positif
23 Bab 23 | Keputusan Sulit
24 Bab 24 | Carlotta Menghilang
25 Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26 Bab 26 | Hidup Baru
27 Bab 27 | Kembali ke Verona
28 Bab 28 | Bertemu
29 Bab 29 | Pedesaan Veneto
30 Bab 30 | Dunia Runtuh
31 Bab 31 | Saudara yang Hilang
32 Bab 32 | Pulang ke Roma
33 Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34 Bab 34 | Pagi yang Hangat
35 Bab 35 | Awal Huru-hara
36 Bab 36 | Pengakuan
37 Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38 Bab 38 | Penjara Ferrara
39 Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40 Bab 40 | Bersamamu
41 Bab 41 | Ponte Rialto
42 Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43 Bab 43 | Formulir Tes DNA
44 Bab 44 | Mengundang Masalah
45 Bab 45 | Putar Balik
46 Bab 46 | Taman Air Mancur
47 Bab 47 | Keretakan
48 Bab 48 | Kontraksi Kedua
49 Bab 49 | New York, New York
50 Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51 Bab 51 | Keraguan
52 Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53 Cast & stuff (1)
54 Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55 Cast and Stuff (2)
56 Bab 54 | Resepsi
57 Bab 55 | Reuni Keluarga
58 Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59 Bab 57 | Santorini
60 Bab 58 | Pengantin Baru
61 Bab 59 | Prahara Baru
62 Bab 60 | Alicia
63 Bab 61 | Tidak Percaya
64 Bab 62 | Baby Shower
65 Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66 Bab 64 | Bayi Laki-laki
67 Bab 65 | Hasil Tes DNA
68 Bab 66 | Pemberian Nama
69 Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70 Bab 68 | Vineyard
71 Bab 69 | Salumeria Gironda
72 Bab 70 | Brunch di Verona
73 Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74 Bab 72 | Gadis Jalanan
75 Bab 73 | Castello Ferrara
76 Bab 74 | Tamu Lombardi
77 Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78 Rekomendasi Karya (1)
79 Bab 76 | Kali Pertama
80 Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81 Bab 78 | Interogasi Balik
82 Bab 79 | Firasat Buruk
83 Bab 80 | Ancaman
84 Bab 81 | Keputusan Berat
85 Bab 82 | Ciara Berbicara
86 Bab 83 | Antico Arco
87 Bab 84 | Jebakan
88 Bab 85 | Alessandro di Milan
89 Bab 86 | Larangan Terbang
90 Bab 87 | City Spire
91 Bab 88 | Surat Cerai
92 Bab 91 | A Night In Manhattan
93 Bab 93 | Meminta Restu
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2
Bab 2 | Pewaris Ferrara
3
Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4
Bab 4 | Pembalasan Dendam
5
Bab 5 | Pesta de Angelo
6
Bab 6 | Ancaman Ferrara
7
Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8
Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9
Bab 9 | Penawaran Alessandro
10
Bab 10 | Tamu Istimewa
11
Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12
Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13
Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14
Bab 14 | Berita Mengejutkan
15
Bab 15 | Konferensi Pers
16
Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17
Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18
Bab 18 | Syuting Dihentikan
19
Bab 19 | Pemeran Pengganti
20
Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21
Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22
Bab 22 | Positif
23
Bab 23 | Keputusan Sulit
24
Bab 24 | Carlotta Menghilang
25
Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26
Bab 26 | Hidup Baru
27
Bab 27 | Kembali ke Verona
28
Bab 28 | Bertemu
29
Bab 29 | Pedesaan Veneto
30
Bab 30 | Dunia Runtuh
31
Bab 31 | Saudara yang Hilang
32
Bab 32 | Pulang ke Roma
33
Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34
Bab 34 | Pagi yang Hangat
35
Bab 35 | Awal Huru-hara
36
Bab 36 | Pengakuan
37
Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38
Bab 38 | Penjara Ferrara
39
Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40
Bab 40 | Bersamamu
41
Bab 41 | Ponte Rialto
42
Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43
Bab 43 | Formulir Tes DNA
44
Bab 44 | Mengundang Masalah
45
Bab 45 | Putar Balik
46
Bab 46 | Taman Air Mancur
47
Bab 47 | Keretakan
48
Bab 48 | Kontraksi Kedua
49
Bab 49 | New York, New York
50
Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51
Bab 51 | Keraguan
52
Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53
Cast & stuff (1)
54
Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55
Cast and Stuff (2)
56
Bab 54 | Resepsi
57
Bab 55 | Reuni Keluarga
58
Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59
Bab 57 | Santorini
60
Bab 58 | Pengantin Baru
61
Bab 59 | Prahara Baru
62
Bab 60 | Alicia
63
Bab 61 | Tidak Percaya
64
Bab 62 | Baby Shower
65
Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66
Bab 64 | Bayi Laki-laki
67
Bab 65 | Hasil Tes DNA
68
Bab 66 | Pemberian Nama
69
Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70
Bab 68 | Vineyard
71
Bab 69 | Salumeria Gironda
72
Bab 70 | Brunch di Verona
73
Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74
Bab 72 | Gadis Jalanan
75
Bab 73 | Castello Ferrara
76
Bab 74 | Tamu Lombardi
77
Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78
Rekomendasi Karya (1)
79
Bab 76 | Kali Pertama
80
Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81
Bab 78 | Interogasi Balik
82
Bab 79 | Firasat Buruk
83
Bab 80 | Ancaman
84
Bab 81 | Keputusan Berat
85
Bab 82 | Ciara Berbicara
86
Bab 83 | Antico Arco
87
Bab 84 | Jebakan
88
Bab 85 | Alessandro di Milan
89
Bab 86 | Larangan Terbang
90
Bab 87 | City Spire
91
Bab 88 | Surat Cerai
92
Bab 91 | A Night In Manhattan
93
Bab 93 | Meminta Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!