Bab 18 | Syuting Dihentikan

Syuting telah berlangsung hampir sebulan tanpa adanya kendala berarti. Selama ini Carlotta sudah menahan diri dan berusaha menolerir keberadaan Alessandro dalam proses pembuatan filmnya. Namun, hari ini berbeda.

Hari ini, Carlotta akan melakukan adegan ciuman pertamanya di layar kaca. Dan ia merasa tidak sanggup karena semua pengalaman berciuman yang dimilikinya hanya berasal dari Alessandro. Lebih parahnya lagi, Alessandro akan berada di sana untuk menonton seluruh proses pembuatan filmnya.

Marco Bruni mendekatinya. "Kau baik-baik saja, Sayangku?"

Carlotta meringis. "Sepertinya aku sedikit stres. Jadwal bulananku kacau. Jerawat di wajahku mulai bermunculan. Dan yang paling gawat, aku sedang tidak berada dalam mood untuk berciuman dengan Antonio Aquinas."

Tenda untuk Carlotta memang cukup besar, meskipun tidak sebesar tenda utama tempat berkumpul seluruh kru. Namun Marco tidak yakin tempat itu kedap udara.

Untuk berjaga-jaga, Marco berkata dengan amat pelan. "Apa maksudmu jadwal bulananmu kacau? Kau terlambat datang bulan?"

Carlotta mengangguk.

Marco menggigiti bibirnya sendiri karena cemas. "Begini, Carlotta, apakah malam itu, kau tahu, malam saat kau bersama dengan Alessandro Ferrara, kau minum pil?"

Carlotta mengernyit. "Pil apa, Marco? Kau melarangku mengkonsumsi alkohol dan segala jenis obat-obatan kecuali vitamin. Ingat itu?"

Marco mengacak rambutnya sendiri dengan frustasi. "Maksudku, pil pencegah kehamilan, atau pil KB, atau semacamnya?"

Carlotta cemberut. "Tentu saja tidak. Kau tahu sendiri aku tidak aktif secara seksual."

Marco terbelalak memandang Carlotta. "Kau sungguh tidak pernah melakukan 'itu'?"

Carlotta menggeleng. "Malam itu adalah malam pertamaku, Marco."

"Oh, Ya Tuhan." Marco sekarang sudah menjambak rambutnya sendiri.

"Kau kembali menjadi orang yang relijius." Tuduh Carlotta.

Jika saja situasinya tidak segenting sekarang, Marco pasti sudah tertawa. "Aku akan menjadi orang relijius lagi hari ini untuk berdoa semoga kau segera mendapatkan datang bulan."

Carlotta tertawa pelan. "Tidak perlu cemas, Marco. Dulu ibuku pernah bilang, wanita butuh melakukannya berkali-kali agar bisa hamil. Ibuku bahkan butuh waktu lima tahun sebelum memiliki aku."

Marco memandang Carlotta dengan tatapan tak percaya. "Dengar, Carlotta. Kita harap saja kata-kata ibumu benar. Tapi, bisakah kau mengingat-ingat apakah malam itu Alessandro mengenakan pengaman?"

Carlotta tidak ingin mengingat malam itu. Namun, jika terpaksa mengingatnya kembali, maka jawabannya adalah, "Ya, kurasa ya. Dia mengenakan sesuatu seperti gelembung balon? Aku tidak pernah melihat yang seperti itu sebelumnya?"

Marco memandang Carlotta muram, tidak tahu harus sedih ataukah senang. Pertama, ia senang karena Alessandro mengambil langkah proteksi. Kedua, ia sedih karena Carlotta tidak pernah punya pengetahuan dan pengalaman seksual yang bagus. Gadis di hadapannya ini sepertinya bahkan lebih polos daripada anak-anak SMA jaman sekarang.

"Kalau begitu, kita tidak perlu khawatir." Marco menepuk-nepuk pundak Carlotta. "Jika pengaman Alessandro berfungsi dengan baik, maka kita akan baik-baik saja."

Carlotta mengangguk. "Yang kucemaskan bukan itu. Hari ini ada adegan ciuman dengan Antonio Aquinas dan aku harus melakukannya di depan Alessandro. Kau tidak merasa itu sesuatu yang genting?"

Marco tertawa, lalu memandang Carlotta dengan tatapan menyelidik. "Kau takut Alessandro cemburu?"

Carlotta melempar Marco dengan bantal kursi. "Jangan meledekku, Marco. Aku hanya takut Alessandro akan mengacaukan proses syuting."

Marco mengangkat bahu. "Kurasa tidak. Ini adalah film di bawah tanggung jawabnya. Dia tidak mungkin mengacaukan film produksinya sendiri, bukan?"

Carlotta mengangkat bahu tak yakin.

***

Alessandro Ferrara membawa pekerjaan kantornya ke lokasi syuting. Bukan sesuatu yang sulit. Ia hanya perlu duduk di salah satu bangku penonton yang letaknya agak tinggi agar suara-suara seluruh kru tidak begitu mengganggunya. Ditambah, dia mendapatkan bonus bisa menonton Carlotta Marinelli dalam balutan gaun-gaun kekaisaran Romawi jaman dulu.

Sial, Carlotta benar-benar tampak seperti seorang Dewi.

Apalagi jika syuting dilakukan pada waktu sore hari. Alessandro bersumpah, ia seperti melihat ada halo, sebuah lingkaran cahaya, di atas kepala Carlotta di bawah langit senja.

"Saya rasa Anda tidak akan menyukai adegan hari ini, Signor." Lombardi berkata di sisinya.

Alessandro mengernyit. "Memangnya kenapa?"

Luca Lombardi menunjuk Carlotta dan Antonio Aquinas yang sedang memeragakan adegan romantis.

***

Carlotta benar-benar gugup. Ia terus mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi. Setiap dia melangkah semakin dekat dengan lawan mainnya, tanpa sadar ia terus melemparkan pandangan ke arah Alessandro. Melakukan adegan romantis dengan lelaki lain di hadapan mantan pacar adalah sebuah hal yang canggung. Terlebih, jika sang mantan pacar terus menatapnya dengan intens.

Tatapan Alessandro membuat Carlotta menjadi panas-dingin. Berulang kali ia menjilat bibirnya sendiri yang entah mengapa terasa kering. Ia juga jadi tidak bisa memandang lawan mainnya dengan penuh percaya diri seperti seharusnya.

"Cut! Bagus sekali, Carlotta!" Johann von Schiller menghampiri Carlotta. "Seharusnya tidak seperti ini, tapi aku suka improvisasimu. Kau bersemu merah sesuai dengan mentari senja. Jika aku di kursi penonton, pasti aku benar-benar mengira kau sedang jatuh cinta."

Carlotta menerima beberapa tepuk tangan dari kru film. Gadis itu berterima kasih lirih. Sesekali, ia masih melemparkan pandangan pada Alessandro dengan gugup.

"Adegan selanjutnya adalah puncak hari ini!" Johann mengumumkan.

Carlotta semakin gugup saja. Gadis itu menarik-narik gaun broken white panjang yang dipakainya. "S-sebentar, Tuan von Schiller. Bisakah aku beristirahat sebentar?"

Di tempatnya duduk, Alessandro terdengar menanyakan adegan apakah selanjutnya kepada asistennya. Alessandro langsung berdiri dan berjalan ke arah set film dengan gusar setelah menerima jawaban dari Lombardi.

"Tidak akan ada adegan ciuman dalam film ini!" Begitu Alessandro mengumumkan.

Johann langsung berkacak pinggang. "Ini filmku, Signor."

Alessandro balas berkacak pinggang. "Aku yang mendanai film ini."

Johann mengangkat tangannya frustasi. "Apa yang membuatmu keberatan, Signor?"

Alessandro menuding Antonio Aquinas. "Aku tidak ingin melihat Carlotta mencium pria seperti dia."

Antonio Aquinas pucat pasi. "Apa salahku? Aku tidak melakukan apapun! Aku adalah seorang profesional, Signor!"

Alessandro tidak mau mendengarkannya. "Bagaimana jika kita tanya Carlotta saja bagaimana maunya?"

Johann melepas kacamata hitamnya dan memandang Alessandro lurus-lurus. "Nona Marinelli sudah menandatangani kontrak setelah membaca naskah. Dia tahu dan setuju ada adegan ini dalam film."

Alessandro tetap keras kepala. "Aku ingin mendengar jawabannya langsung."

Carlotta berdehem, merasa tidak enak karena situasinya menjadi seperti ini. Gadis itu memandang Johann dengan tatapan meminta maaf. "Bisakah aku berbicara dengan Aless-maksudku, Signor Ferrara, sebentar?"

Johann melambaikan tangannya. "Silakan."

Carlotta segera menarik Alessandro pergi dari sana, kemudian membawa pria itu masuk ke tendanya. Alessandro tidak memberontak, tapi dia memprotes, "Biarkan aku mengurus adegan selanjutnya! Kau tidak perlu melakukan apapun yang-"

Carlotta mencubit lengan Alessandro keras.

"Aw! Apa yang kau lakukan?"

"Diamlah. Kau mempermalukan dirimu sendiri!" Carlotta melemparkan Alessandro ke dalam tendanya, dan mereka berdua hilang dari hadapan para kru film.

Di set film, Marco berbisik pada manajer-manajer artis lainnya. "Kalau begini caranya, sebelum tahun ini berakhir, aktrisku bakal menjadi Nyonya Ferrara."

Manajer-manajer artis lain tertawa, beberapa membenarkan perkataan Marco Bruni.

***

Terpopuler

Comments

farizyara rsfy

farizyara rsfy

haduh haduuuuh ada yg kebakaran jenggot nih🤭🤭🤭

2024-02-20

0

Bee RasyieQah

Bee RasyieQah

benci benci cinta gini nih

2023-08-04

0

This is me

This is me

Menjelang bucin maximal nih.

2023-05-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2 Bab 2 | Pewaris Ferrara
3 Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4 Bab 4 | Pembalasan Dendam
5 Bab 5 | Pesta de Angelo
6 Bab 6 | Ancaman Ferrara
7 Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8 Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9 Bab 9 | Penawaran Alessandro
10 Bab 10 | Tamu Istimewa
11 Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12 Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13 Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14 Bab 14 | Berita Mengejutkan
15 Bab 15 | Konferensi Pers
16 Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17 Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18 Bab 18 | Syuting Dihentikan
19 Bab 19 | Pemeran Pengganti
20 Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21 Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22 Bab 22 | Positif
23 Bab 23 | Keputusan Sulit
24 Bab 24 | Carlotta Menghilang
25 Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26 Bab 26 | Hidup Baru
27 Bab 27 | Kembali ke Verona
28 Bab 28 | Bertemu
29 Bab 29 | Pedesaan Veneto
30 Bab 30 | Dunia Runtuh
31 Bab 31 | Saudara yang Hilang
32 Bab 32 | Pulang ke Roma
33 Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34 Bab 34 | Pagi yang Hangat
35 Bab 35 | Awal Huru-hara
36 Bab 36 | Pengakuan
37 Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38 Bab 38 | Penjara Ferrara
39 Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40 Bab 40 | Bersamamu
41 Bab 41 | Ponte Rialto
42 Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43 Bab 43 | Formulir Tes DNA
44 Bab 44 | Mengundang Masalah
45 Bab 45 | Putar Balik
46 Bab 46 | Taman Air Mancur
47 Bab 47 | Keretakan
48 Bab 48 | Kontraksi Kedua
49 Bab 49 | New York, New York
50 Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51 Bab 51 | Keraguan
52 Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53 Cast & stuff (1)
54 Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55 Cast and Stuff (2)
56 Bab 54 | Resepsi
57 Bab 55 | Reuni Keluarga
58 Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59 Bab 57 | Santorini
60 Bab 58 | Pengantin Baru
61 Bab 59 | Prahara Baru
62 Bab 60 | Alicia
63 Bab 61 | Tidak Percaya
64 Bab 62 | Baby Shower
65 Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66 Bab 64 | Bayi Laki-laki
67 Bab 65 | Hasil Tes DNA
68 Bab 66 | Pemberian Nama
69 Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70 Bab 68 | Vineyard
71 Bab 69 | Salumeria Gironda
72 Bab 70 | Brunch di Verona
73 Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74 Bab 72 | Gadis Jalanan
75 Bab 73 | Castello Ferrara
76 Bab 74 | Tamu Lombardi
77 Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78 Rekomendasi Karya (1)
79 Bab 76 | Kali Pertama
80 Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81 Bab 78 | Interogasi Balik
82 Bab 79 | Firasat Buruk
83 Bab 80 | Ancaman
84 Bab 81 | Keputusan Berat
85 Bab 82 | Ciara Berbicara
86 Bab 83 | Antico Arco
87 Bab 84 | Jebakan
88 Bab 85 | Alessandro di Milan
89 Bab 86 | Larangan Terbang
90 Bab 87 | City Spire
91 Bab 88 | Surat Cerai
92 Bab 91 | A Night In Manhattan
93 Bab 93 | Meminta Restu
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2
Bab 2 | Pewaris Ferrara
3
Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4
Bab 4 | Pembalasan Dendam
5
Bab 5 | Pesta de Angelo
6
Bab 6 | Ancaman Ferrara
7
Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8
Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9
Bab 9 | Penawaran Alessandro
10
Bab 10 | Tamu Istimewa
11
Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12
Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13
Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14
Bab 14 | Berita Mengejutkan
15
Bab 15 | Konferensi Pers
16
Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17
Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18
Bab 18 | Syuting Dihentikan
19
Bab 19 | Pemeran Pengganti
20
Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21
Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22
Bab 22 | Positif
23
Bab 23 | Keputusan Sulit
24
Bab 24 | Carlotta Menghilang
25
Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26
Bab 26 | Hidup Baru
27
Bab 27 | Kembali ke Verona
28
Bab 28 | Bertemu
29
Bab 29 | Pedesaan Veneto
30
Bab 30 | Dunia Runtuh
31
Bab 31 | Saudara yang Hilang
32
Bab 32 | Pulang ke Roma
33
Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34
Bab 34 | Pagi yang Hangat
35
Bab 35 | Awal Huru-hara
36
Bab 36 | Pengakuan
37
Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38
Bab 38 | Penjara Ferrara
39
Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40
Bab 40 | Bersamamu
41
Bab 41 | Ponte Rialto
42
Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43
Bab 43 | Formulir Tes DNA
44
Bab 44 | Mengundang Masalah
45
Bab 45 | Putar Balik
46
Bab 46 | Taman Air Mancur
47
Bab 47 | Keretakan
48
Bab 48 | Kontraksi Kedua
49
Bab 49 | New York, New York
50
Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51
Bab 51 | Keraguan
52
Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53
Cast & stuff (1)
54
Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55
Cast and Stuff (2)
56
Bab 54 | Resepsi
57
Bab 55 | Reuni Keluarga
58
Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59
Bab 57 | Santorini
60
Bab 58 | Pengantin Baru
61
Bab 59 | Prahara Baru
62
Bab 60 | Alicia
63
Bab 61 | Tidak Percaya
64
Bab 62 | Baby Shower
65
Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66
Bab 64 | Bayi Laki-laki
67
Bab 65 | Hasil Tes DNA
68
Bab 66 | Pemberian Nama
69
Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70
Bab 68 | Vineyard
71
Bab 69 | Salumeria Gironda
72
Bab 70 | Brunch di Verona
73
Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74
Bab 72 | Gadis Jalanan
75
Bab 73 | Castello Ferrara
76
Bab 74 | Tamu Lombardi
77
Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78
Rekomendasi Karya (1)
79
Bab 76 | Kali Pertama
80
Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81
Bab 78 | Interogasi Balik
82
Bab 79 | Firasat Buruk
83
Bab 80 | Ancaman
84
Bab 81 | Keputusan Berat
85
Bab 82 | Ciara Berbicara
86
Bab 83 | Antico Arco
87
Bab 84 | Jebakan
88
Bab 85 | Alessandro di Milan
89
Bab 86 | Larangan Terbang
90
Bab 87 | City Spire
91
Bab 88 | Surat Cerai
92
Bab 91 | A Night In Manhattan
93
Bab 93 | Meminta Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!