Bab 16 | Sutradara Kenamaan

Johann von Schiller merupakan salah satu sutradara paling gemilang abad ini. Karya pria kebangsaan Jerman ini berulang kali memenangkan beberapa penghargaan bergengsi kelas dunia. Rumah produksi Hollywood sudah berulang kali menawarkan kesempatan untuk bekerja sama, tetapi Johann belum mau menerimanya.

Usianya masih tiga puluh tahun dan ia masih lajang. Didukung dengan penampilan prima dan prestasi yang membanggakan, gadis-gadis selalu mengelilinginya di mana pun ia berada. Media menyebutnya playboy, karena ia telah ketahuan memacari aktris-aktris yang menjadi pemeran utama filmnya.

Kalau mau jujur, sebenarnya wanita adalah muse Johann dalam membuat sebuah karya film. Ia mencari talent yang bagus di seluruh Eropa, kemudian menawari mereka peran utama. Tidak pernah ada pemeran pertama pengganti. Ia selalu melayangkan penawaran hanya untuk seseorang yang spesial. Seseorang yang menarik mata dan hatinya.

Dan tidak pernah ada yang menolak tawarannya. Begitu pula dengan aktris pendatang baru Italia, Carlotta Marinelli.

Pertama kali melihat iklan pembersih lantai yang fenomenal di Italia, Johann langsung tertarik. Setelah melakukan penelusuran lebih mendalam tentang film-film yang dibintangi Carlotta, Johann resmi terpesona. Gadis itu bisa memainkan beberapa jenis ekspresi dengan apik. Ada ketulusan yang mudah menyentuh hati penonton dalam aktingnya.

Dan tak bisa ditampik, Johann jadi ingin mengenal Carlotta Marinelli secara personal. Apakah tawa di layar kaca itu adalah tawanya di dunia nyata? Ataukah semua perannya justru berkebalikan dengan kepribadian asli sang aktris?

Johann memberikan undangan makan malam berdua saja dengan Carlotta beberapa hari sebelum proses syuting dimulai. Ia sudah memberikan kontrak Carlotta kepada manajer gadis itu. Namun, ia ingin berkenalan langsung.

Carlotta datang diantar oleh manajernya, Marco Bruni. Awalnya, Johann mengira ada hubungan khusus antara Carlotta dengan manajernya. Setelah melihat langsung pria centil berbaju serba girly ini, anggapan itu langsung pupus dari benak Johann.

Dan entah mengapa, ia jadi luar biasa lega.

"Selamat datang, Nona Marinelli. Terima kasih sudah meluangkan waktu Anda." Johann berdiri dan menarik sebuah kursi untuk Carlotta. Carlotta berterima kasih pelan, lalu duduk.

Johann hendak mempersilakan Marco untuk duduk juga, tetapi pria itu buru-buru berkata, "Oh, tidak perlu, Sir. Saya tidak ingin mengganggu. Carlotta, aku akan menunggumu di bawah."

Mereka makan malam di La Pergola, salah satu restoran mahal di Roma yang terkenal. Letaknya di salah satu hotel bintang. Pemandangan yang disuguhkan luar biasa menarik dari lantai atas. La Pergola juga dikenal sebagai salah satu dari lima puluh restoran paling romantis di seluruh dunia.

"Mau pesan sesuatu?" Johann menawarkan ketika Marco Bruni telah menghilang dari pandangan.

Tidak sulit menemukan menu yang menggugah selera. Restoran ini tidak hanya memiliki satu Michelin star, tetapi tiga. Menjadikannya berada di top 10 restoran terbaik di dunia. Semua hidangannya pasti lezat. Carlotta memutuskan untuk mencoba menu-menu paling populernya.

"Ravioli Carbonara dan La Pallottola." Carlotta mengumumkan menu yang akan dipesannya.

Johann mengangguk, kemudian memesankan untuk Carlotta.

Malam ini Carlotta mengenakan Fitted Evening Dress, sebuah gaun panjang berwarna hitam keluaran paling baru dari rumah mode Jovani. Gaun berpotongan sederhana itu justru menonjolkan kecantikan alami Carlotta, tidak terkesan berlebihan. Dilihat lebih dekat seperti ini, Carlotta justru semakin mengagumkan di mata Johann.

"Anda baru saja datang ke Roma, Tuan von Schiller?" Carlotta berinisiatif memulai pembicaraan karena sejak tadi dilihatnya Johann memandanginya tanpa berkedip, membuatnya sedikit risih.

Johann berdehem. "Benar sekali. Seharusnya aku datang minggu depan, saat hari pertama pengambilan gambar. Namun, aku langsung kemari karena mendengar berita tentangmu."

Carlotta langsung merasa malu. "Tolong jangan pikirkan itu, Tuan von Schiller. Itu hanya kesalahpahaman. Tidak akan mempengaruhi proses pembuatan film. Saya minta maaf karena membuat kegemparan seperti itu."

"Ah, tidak apa-apa. Aku senang melihatmu tidak terluka." Johann berkata dengan tulus. Kemudian, ia berbisik. "Lalu, panggil saja aku Johann. Kuharap kita bisa berteman? Jangan sungkan-sungkan padaku."

Carlotta tersenyum. "Tentu saja kita bisa berteman. Tapi aku tidak mungkin memanggil nama depanmu saja di tempat syuting, kan?"

Johann tampak berpikir sebentar. "Kalau begitu, lakukan saat tidak ada orang lain seperti ini. Bagaimana?"

Carlotta mengangguk. "Aku setuju."

Johann menawarkan segelas sampanye pada Carlotta. "Bersulang untuk proses syuting yang menyenangkan."

Carlotta meringis. "Maafkan aku, Johann. Marco membatasi jumlah konsumsi alkoholku. Dan minggu lalu aku berpesta dengan adik-adikku, merayakan penawaran peran darimu ini. Aku sudah menghabiskan dua botol sampanye sendirian."

Johann tertawa mendengar pengakuan Carlotta. Rupanya, gadis di hadapannya tidak merasa perlu repot-repot menjaga image. Tapi, memangnya apa yang perlu disembunyikan gadis cantik dari keluarga baik-baik seperti Carlotta? Diam-diam, jantung Johann berdebar keras. Dia belum pernah merasakan yang seperti ini dengan aktris lainnya.

"Kalau begitu, kita bersulang dengan jus apel? Atau kau ingin pesan sampanye non alkohol?" Johann menawarkan.

Carlotta tersenyum. "Jus apel tidak masalah. Penampilannya mirip sampanye."

Johann tertawa lagi. Dengan cekatan, ia menuangkan jus apel di gelas Carlotta dan gelasnya sendiri. "Bersulang untuk kerjasama-kerjasama kita di masa mendatang?"

Carlotta mengangguk. "Juga, bersulang untuk kesehatan dan kesuksesan kita."

Johann mengangkat gelasnya, menyetujui kata-kata Carlotta sepenuhnya.

***

Luca Lombardi pusing tujuh keliling karena perintah terbaru tuannya. Bukan menguasai bisnis pesaing seperti biasanya, kali ini Alessandro minta dilibatkan dalam proses pembuatan film Carlotta yang terbaru. Lombardi telah mengirim surat permohonan penjualan perusahaan kepada rumah produksi film itu, Benito Studios.

Rupanya, Signor Benito menolak. Setelah melakukan penyelidikan, Lombardi baru tahu ternyata Signor Benito adalah ayah tiri Carlotta Marinelli. Ia segera melaporkan kegagalannya beserta informasi krusial itu pada Alessandro.

"Pantas saja karirnya bisa berada di puncak tanpa perlu merayu para petinggi dunia perfilman." Ujar Alessandro sambil mengangguk-angguk. "Aku melupakan fakta ibu Carlotta kabur dengan seseorang dari dunia hiburan."

Lombardi melanjutkan, "Kita tidak bisa melenggang sesuka hati di sana karena Signor Benito sendiri yang menjadi produser eksekutifnya."

"Kalau begitu, berikan dana sponsor yang besar dan jadikan aku produser atau manajer produksinya." Alessandro berkata.

"Tapi, Signor, Anda tidak memiliki kualifikasi dalam hal terseb-" Lombardi tidak melanjutkan kata-katanya karena dipelototi oleh Alessandro. "Maksud saya, akan saya laksanakan."

"Gelontorkan dana berapa pun yang diminta oleh Signor Benito. Aku tidak peduli. Kalau bisa, bujuk dia untuk memberikan jabatan produser eksekutifnya padaku. Hanya untuk film ini saja. Tekankan padanya untuk jangan khawatir aku akan mengambil alih rumah produksinya. Niatku hanya membantu."

Luca Lombardi memijat keningnya sendiri. "Saya akan mencobanya, Signor."

Alessandro menyipitkan mata. "Kau harus mencoba sampai berhasil, Lombardi. Aku tidak mau menerima berita kegagalan lagi."

"Baiklah, Signor. Tapi Anda sebaiknya menaikkan gaji saya setelah ini." Lombardi segera angkat kaki dari sana sebelum Alessandro bisa melemparnya dengan sesuatu.

***

Terpopuler

Comments

farizyara rsfy

farizyara rsfy

saingan datang nih

2024-02-19

0

Baby_Miracles

Baby_Miracles

ayo lo luca. lo gak mau terluca kan?

2022-03-13

0

Tita Dewahasta

Tita Dewahasta

akh mendingan kawinin aja napa ndro ndro😥😥😥

2022-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2 Bab 2 | Pewaris Ferrara
3 Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4 Bab 4 | Pembalasan Dendam
5 Bab 5 | Pesta de Angelo
6 Bab 6 | Ancaman Ferrara
7 Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8 Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9 Bab 9 | Penawaran Alessandro
10 Bab 10 | Tamu Istimewa
11 Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12 Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13 Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14 Bab 14 | Berita Mengejutkan
15 Bab 15 | Konferensi Pers
16 Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17 Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18 Bab 18 | Syuting Dihentikan
19 Bab 19 | Pemeran Pengganti
20 Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21 Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22 Bab 22 | Positif
23 Bab 23 | Keputusan Sulit
24 Bab 24 | Carlotta Menghilang
25 Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26 Bab 26 | Hidup Baru
27 Bab 27 | Kembali ke Verona
28 Bab 28 | Bertemu
29 Bab 29 | Pedesaan Veneto
30 Bab 30 | Dunia Runtuh
31 Bab 31 | Saudara yang Hilang
32 Bab 32 | Pulang ke Roma
33 Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34 Bab 34 | Pagi yang Hangat
35 Bab 35 | Awal Huru-hara
36 Bab 36 | Pengakuan
37 Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38 Bab 38 | Penjara Ferrara
39 Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40 Bab 40 | Bersamamu
41 Bab 41 | Ponte Rialto
42 Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43 Bab 43 | Formulir Tes DNA
44 Bab 44 | Mengundang Masalah
45 Bab 45 | Putar Balik
46 Bab 46 | Taman Air Mancur
47 Bab 47 | Keretakan
48 Bab 48 | Kontraksi Kedua
49 Bab 49 | New York, New York
50 Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51 Bab 51 | Keraguan
52 Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53 Cast & stuff (1)
54 Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55 Cast and Stuff (2)
56 Bab 54 | Resepsi
57 Bab 55 | Reuni Keluarga
58 Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59 Bab 57 | Santorini
60 Bab 58 | Pengantin Baru
61 Bab 59 | Prahara Baru
62 Bab 60 | Alicia
63 Bab 61 | Tidak Percaya
64 Bab 62 | Baby Shower
65 Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66 Bab 64 | Bayi Laki-laki
67 Bab 65 | Hasil Tes DNA
68 Bab 66 | Pemberian Nama
69 Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70 Bab 68 | Vineyard
71 Bab 69 | Salumeria Gironda
72 Bab 70 | Brunch di Verona
73 Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74 Bab 72 | Gadis Jalanan
75 Bab 73 | Castello Ferrara
76 Bab 74 | Tamu Lombardi
77 Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78 Rekomendasi Karya (1)
79 Bab 76 | Kali Pertama
80 Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81 Bab 78 | Interogasi Balik
82 Bab 79 | Firasat Buruk
83 Bab 80 | Ancaman
84 Bab 81 | Keputusan Berat
85 Bab 82 | Ciara Berbicara
86 Bab 83 | Antico Arco
87 Bab 84 | Jebakan
88 Bab 85 | Alessandro di Milan
89 Bab 86 | Larangan Terbang
90 Bab 87 | City Spire
91 Bab 88 | Surat Cerai
92 Bab 91 | A Night In Manhattan
93 Bab 93 | Meminta Restu
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2
Bab 2 | Pewaris Ferrara
3
Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4
Bab 4 | Pembalasan Dendam
5
Bab 5 | Pesta de Angelo
6
Bab 6 | Ancaman Ferrara
7
Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8
Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9
Bab 9 | Penawaran Alessandro
10
Bab 10 | Tamu Istimewa
11
Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12
Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13
Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14
Bab 14 | Berita Mengejutkan
15
Bab 15 | Konferensi Pers
16
Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17
Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18
Bab 18 | Syuting Dihentikan
19
Bab 19 | Pemeran Pengganti
20
Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21
Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22
Bab 22 | Positif
23
Bab 23 | Keputusan Sulit
24
Bab 24 | Carlotta Menghilang
25
Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26
Bab 26 | Hidup Baru
27
Bab 27 | Kembali ke Verona
28
Bab 28 | Bertemu
29
Bab 29 | Pedesaan Veneto
30
Bab 30 | Dunia Runtuh
31
Bab 31 | Saudara yang Hilang
32
Bab 32 | Pulang ke Roma
33
Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34
Bab 34 | Pagi yang Hangat
35
Bab 35 | Awal Huru-hara
36
Bab 36 | Pengakuan
37
Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38
Bab 38 | Penjara Ferrara
39
Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40
Bab 40 | Bersamamu
41
Bab 41 | Ponte Rialto
42
Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43
Bab 43 | Formulir Tes DNA
44
Bab 44 | Mengundang Masalah
45
Bab 45 | Putar Balik
46
Bab 46 | Taman Air Mancur
47
Bab 47 | Keretakan
48
Bab 48 | Kontraksi Kedua
49
Bab 49 | New York, New York
50
Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51
Bab 51 | Keraguan
52
Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53
Cast & stuff (1)
54
Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55
Cast and Stuff (2)
56
Bab 54 | Resepsi
57
Bab 55 | Reuni Keluarga
58
Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59
Bab 57 | Santorini
60
Bab 58 | Pengantin Baru
61
Bab 59 | Prahara Baru
62
Bab 60 | Alicia
63
Bab 61 | Tidak Percaya
64
Bab 62 | Baby Shower
65
Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66
Bab 64 | Bayi Laki-laki
67
Bab 65 | Hasil Tes DNA
68
Bab 66 | Pemberian Nama
69
Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70
Bab 68 | Vineyard
71
Bab 69 | Salumeria Gironda
72
Bab 70 | Brunch di Verona
73
Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74
Bab 72 | Gadis Jalanan
75
Bab 73 | Castello Ferrara
76
Bab 74 | Tamu Lombardi
77
Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78
Rekomendasi Karya (1)
79
Bab 76 | Kali Pertama
80
Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81
Bab 78 | Interogasi Balik
82
Bab 79 | Firasat Buruk
83
Bab 80 | Ancaman
84
Bab 81 | Keputusan Berat
85
Bab 82 | Ciara Berbicara
86
Bab 83 | Antico Arco
87
Bab 84 | Jebakan
88
Bab 85 | Alessandro di Milan
89
Bab 86 | Larangan Terbang
90
Bab 87 | City Spire
91
Bab 88 | Surat Cerai
92
Bab 91 | A Night In Manhattan
93
Bab 93 | Meminta Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!