Bab 15 | Konferensi Pers

Carlotta baru mau menerima kunjungan selain petugas kesehatan tiga hari setelah kejadian mengenaskan itu. Kedua adik perempuannya dan Marco Bruni yang pertama kali masuk. Mereka membawa serta banyak buket bunga dan hadiah dari kolega dan penggemar Carlotta.

"Bagaimana keadaanmu, Kak?" Ciara mendekat.

Carlotta masih pucat. Pandangannya masih sedikit hampa. Namun, ia tersenyum lemah kepada adiknya. "Maafkan aku, Ciara. Carina, kemarilah juga."

Carina ikut mendekat.

Carlotta langsung memeluk erat kedua adiknya. "Maafkan aku. Aku tidak berpikir panjang. Aku melupakan kalian. Aku janji hal seperti ini tidak akan terjadi lagi."

Ciara dan Carina menangis di pelukan Carlotta.

"Kau tidak tahu betapa takutnya aku, Kak." Ciara berkata. "Aku berniat mendatangi keluarga Ferrara, tapi Roberto Mancini mencegahku. Dia bilang, aku tidak boleh sembarangan dengan mereka." Ciara bercerita di sela isak tangisnya.

Carlotta memandang adiknya khawatir. "Dengarkan dia, Ciara. Kau tidak boleh sembrono. Aku tidak bisa hidup kalau sampai sesuatu terjadi padamu. Kau harus ingat itu."

Ciara melotot. "Hush, Kak! Jangan berkata seperti itu!"

Carlotta tertawa pelan. "Ah, astaga. Maafkan aku." Gadis itu berkata. "Tapi aku sungguh-sungguh. Aku bisa mengurusnya. Kau tidak perlu khawatir."

Lalu, Carlotta memandang adiknya yang satu lagi. "Carina Sayang, kau juga jangan khawatir. Jangan dengarkan gosip yang tersebar di luar sana. Belajar saja yang rajin, ya? Aku akan mengusahakan semampuku untuk menyekolahkanmu di Oxford. Atau kau ingin Harvard?"

Carina menggeleng. "Aku tidak peduli akan hal itu, Kak. Aku cuma ingin Kakak cepat sehat."

Carlotta mencubit pipi Carina gemas. "Kau sungguh malaikat kecil kami."

Setelah melepas kerinduan dengan adik-adiknya, Carlotta memandang Marco Bruni yang berdiri agak jauh dari mereka. Ada rasa bersalah yang besar di mata pria itu. Sepertinya ia ingin mengucapkan sesuatu pada Carlotta.

Carlotta mengembalikan perhatiannya kepada kedua adiknya lagi. "Nah, gadis-gadis baik, sekarang bisakah kalian keluar sebentar? Aku ingin berbicara berdua saja dengan Marco. Ini masalah pekerjaan."

Ciara melirik Marco dengan tajam, seolah memperingatkan pria itu agar tidak macam-macam. Kemudian, ia menggandeng Carina keluar.

Marco Bruni berjalan mendekat perlahan. "Aku minta maaf." Sekarang ia berlutut di bawah kaki tempat tidur Carlotta. "Aku mohon maafkan aku, Carlotta. Aku sungguh-sungguh tidak tahu kejadiannya akan seperti ini. Aku mendengar dia mantan kekasihmu. Pada awalnya kupikir kalian akan merasakan lagi percikan asmara yang dulu pernah ada atau semacamnya."

Carlotta masih membisu. Jadi, Marco melanjutkan. "Aku pantas dihukum. Kau boleh menghukumku apa saja, Carlotta."

Carlotta mendesah. "Yang kau lakukan itu salah, Marco. Kau tahu aku bukan perempuan seperti itu."

"Aku tahu, Carlotta. Dan aku sudah mengatakannya pada Signor Ferrara. Tapi dia memaksa." Marco menangis sekarang. "Kau harus tahu dia tipe pria seperti apa. Dia bisa melakukan segala cara untuk mendapatkan keinginannya. Jadi, aku sempat berpikir untuk menurutinya selagi dia memberikan penawaran yang bagus, bukannya ancaman."

Carlotta mengernyit. "Apa dia pernah mengancammu?"

"Sebenarnya, ya. Beberapa hari yang lalu dia d-datang kemari dan mencengkeram bahuku. Aku-aku takut sekali, Carlotta. Dia memaksa ingin menemuimu, tapi aku tidak mengijinkannya. Akhirnya dia pergi setelah mengancam tidak akan melepaskanmu begitu saja."

"Astaga, Marco." Carlotta jadi iba melihat Marco menangis sesenggukan dan ketakutan seperti itu. "Kau melakukan hal yang benar. Sekarang, ayo berdirilah."

Marco menggeleng keras kepala. "Aku tidak akan berdiri sebelum kau memaafkanku."

Carlotta tersenyum. "Aku sudah memaafkanmu. Kesalahanmu memang fatal, tetapi kebaikanmu padaku jauh lebih banyak. Sekarang, ayo kemarilah dan peluk aku."

Marco menatap Carlotta dengan mata berbinar-binar. Namun, sesaat kemudian air matanya mengalir semakin deras. "Aku sungguh minta maaf, Carlotta. Kau gadis yang baik. Signor Ferrara tidak pantas melakukan ini padamu."

Lalu, Marco bangkit dan memeluk Carlotta erat-erat. "Kau janji tidak akan melakukan hal seperti ini lagi, kan?"

Carlotta mengangguk. "Aku janji. Aku akan berusaha mengingat, apapun yang akan terjadi di depan, aku masih punya kau dan kedua adikku. Itu satu-satunya hal yang membuatku sanggup bertahan."

"Oh, Sayangku..." Marco menangis lagi.

Sekarang Carlotta tertawa. "Sudah, sudah, Marco. Ternyata kau lebih cengeng daripada Ciara dan Carina."

Marco menyeka air matanya. "Sekarang, kurasa aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan Signor-Brengsek-Ferrara itu."

Kemudian, Carlotta menceritakan semuanya kepada Marco Bruni.

***

Pada hari Minggu pagi, Alessandro sengaja meluangkan waktunya untuk bersantai di ruang tengah bersama kakek dan neneknya. Kakeknya membaca berita tentang saham, sementara Alessandro menemani neneknya mengomentari acara televisi jaman sekarang.

"Carikan aku sinetron yang bagus." Titah neneknya pada Alessandro.

"Baik, Nek." Dengan patuh, Alessandro mengganti channel hingga menemukan sebuah opera sabun yang terlihat menjanjikan.

Sinetron itu bercerita tentang kasih tak sampai yang mendayu-dayu dan menyayat hati. Ketika neneknya sudah terhanyut memperhatikan jalan cerita tayangan itu, Alessandro iseng membuka ponsel. Ia mengulir dan terus mengulir ke bawah hingga menemukan berita tentang konferensi pers aktris Carlotta Marinelli.

Ternyata, konferensi pers itu ditayangkan secara langsung di sebuah stasiun televisi sekarang.

"Uhm, Nek, bolehkah aku mengganti salutan televisinya sebentar? Ada sesuatu yang ingin kulihat." Alessandro mengeluarkan tatapan memelasnya yang 99% selalu berhasil membuat neneknya menuruti apapun maunya.

Neneknya mendesah kalah. "Baiklah."

Alessandro segera memutar konferensi pers Carlotta.

Konferensi tersebut dilakukan di sebuah gedung tertutup. Sepertinya Marco Bruni benar-benar melakukan pengawasan ketat agar orang-orang yang tidak berkepentingan tidak dapat menyusup.

"Carlotta, apakah benar kau sempat melakukan percobaan bunuh diri?" Tanya salah satu wartawan.

Carlotta, yang tampil menawan dengan gaun cocktail biru muda, menggeleng dan tersenyum. "Itu semua hanya salah paham. Aku ketiduran saat mandi, kemudian tidak sengaja tenggelam. Pihak hotel melakukan sesuatu yang luar biasa dengan membawaku ke rumah sakit dan menyelamatkan nyawaku. Aku sangat bersyukur dan berterima kasih atas pelayanan mereka."

"Bagaimana kondisimu sekarang, Carlotta? Apakah kau bisa melakukan syuting tepat waktu atau pengambilan gambar akan diundur karena insiden ini?" Wartawan lain bertanya.

Carlotta masih menjawab dengan tenang. "Syuting akan dilakukan sesuai jadwal. Aku mohon maaf kepada semua pihak yang telah merasa khawatir dan dirugikan dengan adanya kejadian ini. Sungguh, ini adalah kesalahanku seorang. Seluruh tim produksi sudah menyiapkan segala yang terbaik demi kelancaran proses syuting nanti."

Lalu, ada wartawan lain yang bertanya. "Beberapa dari kami sempat menungguimu di rumah sakit, Carlotta. Dan kami sempat melihat kedatangan pimpinan Ferrara Group, Alessandro Ferrara. Bisakah kau jelaskan ada hubungan apa antara kau dan Signor Ferrara?"

Ketenangan menguap dari diri Carlotta. Wajahnya memucat. Ia menjadi gugup. Tangannya terasa dingin. Gadis itu meremas sebuah pulpen yang sedang dipegangnya, berusaha tidak kehilangan pegangan.

Sementara itu, kakek Alessandro langsung melipat korannya dan menyingkirkan benda itu jauh-jauh. Ia duduk tegak ketika mendengar nama keluarga dan nama cucunya disebut-sebut. Nenek Alessandro mengeluarkan reaksi yang lebih parah. Beliau terkesiap keras dan langsung memandang antara Alessandro dan layar televisi secara bergantian.

Di layar kaca, akhirnya Carlotta memberikan jawaban. "Sepertinya hanya sampai di sini saja konferensi ini berlangsung. Saya pribadi meminta maaf sekali lagi kepada semua pihak yang merasa dirugikan dan merasa khawatir. Ke depannya, saya akan berusaha menjaga diri lebih baik lagi agar tidak mengecewakan kalian semua."

Lalu, Carlotta berdiri, membungkuk pada kamera, kemudian keluar dari ruangan dikawal oleh Marco Bruni. Gadis itu tidak lagi memperhatikan kerumunan wartawan yang menjadi semakin heboh dengan spekulasi.

Nyonya Ferrara kini memandang cucunya penuh rasa ingin tahu. "Benarkah sesuatu terjadi antara kau dan aktris itu?"

Alessandro menggeleng dan tertawa hampa. "Itu hanya gosip yang dibuat-buat, Nek. Jangan khawatir."

Neneknya masih memandangnya dengan tatapan menyelidik. "Lalu, coba jelaskan mengapa kau tertarik sekali dengan berita ini jika ini bukan hal yang penting? Kau sampai memintaku mengganti saluran televisi, Alessandro."

Alessandro tertawa gugup. "Ah, jangan berpikir macam-macam, Nek. Tidak ada apa-apa, sungguh."

Kini, Alessandro berdiri dan bersiap pergi dari situ untuk menghindari pertanyaan neneknya lebih jauh lagi.

Namun, Kakeknya mengisyaratkan agar ia kembali duduk. Tak punya pilihan lain, Alessandro kembali ke tempat duduknya.

"Kau tidak melakukan hal buruk pada gadis ini sampai ia melakukan percobaan bunuh diri, kan?" Kakeknya bertanya.

"Tentu saja tidak, Kek. Lagipula bukankah gadis itu sudah bilang kalau dia hanya ketiduran dan tidak sengaja tenggelam di bathtub?" Alessandro membela diri.

Kakeknya tampak tidak puas. "Kita mungkin melakukan banyak cara dalam bisnis dan hidup, Alessandro. Cara-cara itu terkadang tidak lurus. Namun, kita keluarga Ferrara, menghargai nyawa orang lain. Kakek tidak ingin mendengar namamu dikaitkan dengan kasus kematian orang lain. Paham?"

Alessandro mengangguk cepat. "Tentu saja, Kek."

"Tapi jika kau benar-benar memiliki hubungan khusus dengan gadis tadi, aku menyetujuinya. Dia kelihatan baik. Dia mau mengakui kesalahan di depan umum. Dan dia tampak profesional karena tidak ingin mencari sensasi dengan menjawab pertanyaan di luar konteks pekerjaannya." Kakeknya meneruskan.

Wajah Alessandro jadi memerah.

Neneknya tersenyum sumringah. "Nenek juga setuju. Kalau kalian berdua menikah, aku yakin cicit kami akan luar biasa tampan atau cantik. Gen kalian berdua luar biasa."

Wajah Alessandro semakin merah lagi. Membayangkan untuk menikah dengan Carlotta saja ia tidak berani. Apalagi sampai memiliki anak dengan gadis itu.

***

Terpopuler

Comments

farizyara rsfy

farizyara rsfy

egonya tinggi g mau ngaku, pdhl pengen kn d nikahin

2024-02-19

0

Bee RasyieQah

Bee RasyieQah

dua dua cinta. tp tersakiti masa lalu.. kapan jujur...????

2023-08-04

0

~🌹eveliniq🌹~

~🌹eveliniq🌹~

Hadir lagi nih support selalu dari

2022-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2 Bab 2 | Pewaris Ferrara
3 Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4 Bab 4 | Pembalasan Dendam
5 Bab 5 | Pesta de Angelo
6 Bab 6 | Ancaman Ferrara
7 Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8 Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9 Bab 9 | Penawaran Alessandro
10 Bab 10 | Tamu Istimewa
11 Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12 Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13 Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14 Bab 14 | Berita Mengejutkan
15 Bab 15 | Konferensi Pers
16 Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17 Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18 Bab 18 | Syuting Dihentikan
19 Bab 19 | Pemeran Pengganti
20 Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21 Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22 Bab 22 | Positif
23 Bab 23 | Keputusan Sulit
24 Bab 24 | Carlotta Menghilang
25 Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26 Bab 26 | Hidup Baru
27 Bab 27 | Kembali ke Verona
28 Bab 28 | Bertemu
29 Bab 29 | Pedesaan Veneto
30 Bab 30 | Dunia Runtuh
31 Bab 31 | Saudara yang Hilang
32 Bab 32 | Pulang ke Roma
33 Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34 Bab 34 | Pagi yang Hangat
35 Bab 35 | Awal Huru-hara
36 Bab 36 | Pengakuan
37 Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38 Bab 38 | Penjara Ferrara
39 Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40 Bab 40 | Bersamamu
41 Bab 41 | Ponte Rialto
42 Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43 Bab 43 | Formulir Tes DNA
44 Bab 44 | Mengundang Masalah
45 Bab 45 | Putar Balik
46 Bab 46 | Taman Air Mancur
47 Bab 47 | Keretakan
48 Bab 48 | Kontraksi Kedua
49 Bab 49 | New York, New York
50 Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51 Bab 51 | Keraguan
52 Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53 Cast & stuff (1)
54 Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55 Cast and Stuff (2)
56 Bab 54 | Resepsi
57 Bab 55 | Reuni Keluarga
58 Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59 Bab 57 | Santorini
60 Bab 58 | Pengantin Baru
61 Bab 59 | Prahara Baru
62 Bab 60 | Alicia
63 Bab 61 | Tidak Percaya
64 Bab 62 | Baby Shower
65 Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66 Bab 64 | Bayi Laki-laki
67 Bab 65 | Hasil Tes DNA
68 Bab 66 | Pemberian Nama
69 Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70 Bab 68 | Vineyard
71 Bab 69 | Salumeria Gironda
72 Bab 70 | Brunch di Verona
73 Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74 Bab 72 | Gadis Jalanan
75 Bab 73 | Castello Ferrara
76 Bab 74 | Tamu Lombardi
77 Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78 Rekomendasi Karya (1)
79 Bab 76 | Kali Pertama
80 Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81 Bab 78 | Interogasi Balik
82 Bab 79 | Firasat Buruk
83 Bab 80 | Ancaman
84 Bab 81 | Keputusan Berat
85 Bab 82 | Ciara Berbicara
86 Bab 83 | Antico Arco
87 Bab 84 | Jebakan
88 Bab 85 | Alessandro di Milan
89 Bab 86 | Larangan Terbang
90 Bab 87 | City Spire
91 Bab 88 | Surat Cerai
92 Bab 91 | A Night In Manhattan
93 Bab 93 | Meminta Restu
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2
Bab 2 | Pewaris Ferrara
3
Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4
Bab 4 | Pembalasan Dendam
5
Bab 5 | Pesta de Angelo
6
Bab 6 | Ancaman Ferrara
7
Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8
Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9
Bab 9 | Penawaran Alessandro
10
Bab 10 | Tamu Istimewa
11
Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12
Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13
Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14
Bab 14 | Berita Mengejutkan
15
Bab 15 | Konferensi Pers
16
Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17
Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18
Bab 18 | Syuting Dihentikan
19
Bab 19 | Pemeran Pengganti
20
Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21
Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22
Bab 22 | Positif
23
Bab 23 | Keputusan Sulit
24
Bab 24 | Carlotta Menghilang
25
Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26
Bab 26 | Hidup Baru
27
Bab 27 | Kembali ke Verona
28
Bab 28 | Bertemu
29
Bab 29 | Pedesaan Veneto
30
Bab 30 | Dunia Runtuh
31
Bab 31 | Saudara yang Hilang
32
Bab 32 | Pulang ke Roma
33
Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34
Bab 34 | Pagi yang Hangat
35
Bab 35 | Awal Huru-hara
36
Bab 36 | Pengakuan
37
Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38
Bab 38 | Penjara Ferrara
39
Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40
Bab 40 | Bersamamu
41
Bab 41 | Ponte Rialto
42
Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43
Bab 43 | Formulir Tes DNA
44
Bab 44 | Mengundang Masalah
45
Bab 45 | Putar Balik
46
Bab 46 | Taman Air Mancur
47
Bab 47 | Keretakan
48
Bab 48 | Kontraksi Kedua
49
Bab 49 | New York, New York
50
Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51
Bab 51 | Keraguan
52
Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53
Cast & stuff (1)
54
Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55
Cast and Stuff (2)
56
Bab 54 | Resepsi
57
Bab 55 | Reuni Keluarga
58
Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59
Bab 57 | Santorini
60
Bab 58 | Pengantin Baru
61
Bab 59 | Prahara Baru
62
Bab 60 | Alicia
63
Bab 61 | Tidak Percaya
64
Bab 62 | Baby Shower
65
Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66
Bab 64 | Bayi Laki-laki
67
Bab 65 | Hasil Tes DNA
68
Bab 66 | Pemberian Nama
69
Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70
Bab 68 | Vineyard
71
Bab 69 | Salumeria Gironda
72
Bab 70 | Brunch di Verona
73
Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74
Bab 72 | Gadis Jalanan
75
Bab 73 | Castello Ferrara
76
Bab 74 | Tamu Lombardi
77
Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78
Rekomendasi Karya (1)
79
Bab 76 | Kali Pertama
80
Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81
Bab 78 | Interogasi Balik
82
Bab 79 | Firasat Buruk
83
Bab 80 | Ancaman
84
Bab 81 | Keputusan Berat
85
Bab 82 | Ciara Berbicara
86
Bab 83 | Antico Arco
87
Bab 84 | Jebakan
88
Bab 85 | Alessandro di Milan
89
Bab 86 | Larangan Terbang
90
Bab 87 | City Spire
91
Bab 88 | Surat Cerai
92
Bab 91 | A Night In Manhattan
93
Bab 93 | Meminta Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!