Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni

Carlotta terbangun pukul delapan pagi. Tubuhnya letih. Kamar sunyi. Tidak ada keberadaan Alessandro lagi di sana. Gadis itu tidak tahu apa saja yang telah Alessandro lakukan padanya. Yang jelas, sekarang ia telah berpakaian. Bukan pakaian yang ia kenakan semalam, melainkan sebuah bathrobe panjang yang halus.

Meskipun sadar dirinya telah dibersihkan, Carlotta masih merasa kotor. Sekarang, ia merasa dirinya adalah wanita murahan. Harga dirinya telah dibeli dan dihancurkan hingga ke titik tidak dapat dipulihkan lagi.

Air mata meleleh di pipinya. Ia telah diperkosa oleh pria yang dicintainya selama ini.

Andai saja keadaan berbeda, tentu saja Carlotta akan menerima Alessandro dengan senang hati. Jika saja tidak ada kebencian di mata Alessandro, Carlotta pasti jadi wanita paling bahagia di dunia.

Namun, dilukai oleh satu-satunya laki-laki yang pernah dicintainya ternyata terasa sangat menyakitkan. Begitu menyakitkan hingga Carlotta merasa tak pantas lagi untuk hidup.

Tanpa berpikir panjang, Carlotta berlari ke kamar mandi, mengisi bathtub dengan air dingin hingga penuh, kemudian menenggelamkan diri di sana.

***

"Signor Marco Bruni? Kami menelepon karena nomor Anda tercantum pada kontak darurat Nona Carlotta Marinelli."

Marco mengusap matanya. Ia merasa kesal telah dibangunkan oleh dering telepon yang tiada henti pagi-pagi begini. Namun, mendengar nama Carlotta dan kata darurat disebutkan dalam kalimat yang sama membuatnya terbangun sepenuhnya.

"Dari mana Anda bilang Anda berasal, tadi?" Marco bertanya.

"Pihak hotel, Signor."

Marco duduk tegak sekarang. Ya Tuhan, dia hampir lupa apa yang kira-kira terjadi pada Carlotta semalam. Jantungnya langsung berpacu cepat. "Apa yang terjadi pada Carlotta?"

"Pukul lima pagi tamu Nona Carlotta menelepon layanan kamar dan memesankan sarapan untuk diantar pukul delapan. Saat kami sampai di kamar, Nona Carlotta tidak membukakan pintu. Terdengar suara gemericik air dan kamar sudah dibanjiri air. Kami menduga, asalnya dari kamar mandi."

Marco menduga, ada yang tidak beres. Sembari mendengarkan keterangan dari pihak hotel, ia cepat-cepat menyambar mantel dan memakai celana panjang. Dengan gugup ia mencari kunci mobilnya, siap-siap meluncur ke hotel untuk menjemput Carlotta.

"Lalu, kami memutuskan untuk menggunakan kunci cadangan dan merangsek masuk. Nona Carlotta melakukan percobaan bunuh diri, Sir."

Marco nyaris berteriak, "Apa?!"

"Nona Carlotta berusaha menenggelamkan diri di dalam bathtub."

Marco merasa lemas seketika. "B-bagaimana keadaannya sekarang?"

Marco menyilangkan jarinya, berharap sekuat hati agar Carlotta tidak mati. Tidak. Carlotta tidak boleh mati. Tidak sekarang, dan terlebih lagi, tidak karena kesalahan Marco. Pria itu merasa tidak akan sanggup hidup dengan rasa bersalah sebesar ini.

"Kami tidak tahu sudah berapa lama Nona Carlotta berada di dalam air. Namun, saat membawanya ke rumah sakit, Nona Carlotta masih hidup."

Ya Tuhan, pikir Marco kalut. Ia memutuskan untuk menjadi orang yang relijius lagi hari ini. Ia akan terus berdoa memohon keajaiban untuk kehidupan Carlotta.

Apa artinya tiga ratus juta euro di tangannya sekarang? Uang itu jelas tidak akan sepadan dengan nyawa Carlotta!

***

Ciara Marinelli panik bukan main saat mendengar kabar bahwa kakaknya masuk rumah sakit. Ia menyeret Carina, si bungsu, pulang dari sekolahnya lebih awal, kemudian mereka berdua naik taksi menuju rumah sakit.

"Kak, Kakak membuatku takut. Apa yang sebenarnya terjadi? Kita mau ke mana?" Carina  yang bahkan belum berganti pakaian jadi bingung.

Ciara tetap bungkam. Pikirannya kacau. Tidak, dia tidak boleh berpikir macam-macam. Setelah ayahnya menjadi buron, ibunya kabur dengan lelaki lain, sekarang kakaknya melakukan percobaan bunuh diri. Gadis itu menahan sesak dalam dada. Apa yang sebenarnya dilakukan keluarganya di masa lalu? Apakah benar bahwa keluarga Marinelli terkutuk, seperti cemoohan teman-teman sekelasnya di Verona dulu?

"Kak!" Carina mengguncang Ciara pelan. "Buat apa kita ke rumah sakit? Siapa yang sakit?"

Taksi yang mereka tumpangi ternyata telah berhenti. Ciara terlalu larut dalam lamunan sehingga tidak menyadarinya.

Ciara membayar dan memberi tips kepada sopir taksi, kemudian menggandeng Carina turun. Marco Bruni telah menunggu mereka di lobi.

"Bagaimana keadaannya?" Ciara bertanya tanpa basa-basi.

"Tidak apa-apa, Ciara. Carlotta berhasil melalui masa kritis." Marco memeluk Ciara dan Carina bergantian. Ia mengusap-usap bahu keduanya untuk menenangkan.

Ciara merasa beban berat terangkat sepenuhnya dari hatinya. "Di mana dia sekarang? Aku ingin bicara dengannya."

"Dia di ruangan VVIP. Aku menyewa satu lantai khusus untuknya agar tidak ada yang mengganggunya. Dia masih belum mau bicara dengan siapa pun." Marco berkata.

Carina, yang masih kebingungan, meminta penjelasan dari Marco. Dengan berat hati, Marco menceritakan segalanya dari awal. Termasuk penawaran Alessandro Ferrara padanya.

"Dia pria yang berkuasa dan mampu melakukan apapun. Dia tidak akan berhenti sampai keinginannya tercapai. Aku tidak kuasa menolak, selagi penawarannya cukup baik hati. Kupikir uang sebanyak itu akan bagus bagi masa depan kalian bertiga." Marco menangis, kemudian mengambil jeda sejenak untuk membersihkan hidungnya dengan sapu tangan merab jambu. "Aku bersalah. Aku tahu keputusanku salah. Tapi yakinlah, niatku tidak seperti ini. Aku takut jika tidak menurutinya, Ferrara akan melakukan sesuatu yang lebih buruk."

Tangan Ciara bergetar. Ia ingin menampar Marco dan berteriak pada pria itu. Namun, ia sedang berada di rumah sakit sekarang. Dan hal ini bukan hanya kesalahan Marco.

Marco memandang Ciara dan Carina. "Kalian tidak mengenal Alessandro Ferrara, kan? Dia pria yang sangat menakutkan."

Ciara sebenarnya mengenal mantan kekasih kakaknya itu. Dia bahkan menyaksikan sendiri bagaimana dulu Alessandro dan kakaknya saling mencintai. Namun, dia tidak menyukai Alessandro. Pria itu terlalu terobsesi pada Carlotta. Begitu juga Carlotta padanya. Jika sudah bertemu, mereka berdua tidak akan terpisahkan sepanjang hari. Kakaknya jadi tidak punya waktu yang tersisa lagi bahkan untuk menanyakan PR-nya atau mengajari Carina Bahasa Inggris.

Ciara juga menyaksikan drama putusnya mereka. Ayahnya memukuli Alessandro dengan beringas. Pria itu hanya diam tanpa membela diri. Yang dilakukannya hanya berusaha bertahan menerima segala serangan. Semua hinaan yang dikeluarkan ayahnya tak pantas didengar oleh anak perempuan seumuran Ciara, namun Ciara terlalu penasaran untuk tidak mengintip dan mengadukannya pada Carlotta nanti.

Putri kedua keluarga Marinelli itu mengira, Carlotta akan menangis dan segera turun untuk membela kekasihnya. Namun, ternyata tidak. Carlotta diam saja di kamarnya, duduk mematung tanpa ekspresi. Kakak Ciara baru mau turun ketika ayah mereka memanggilnya.

Ciara tidak mengerti apa yang terjadi hari itu, tapi dia melihat kalau Carlotta juga terluka. Sama parahnya dengan Alessandro. Kaki dan tangannya lebam-lebam. Carlotta menutupinya dengan gaun panjang. Apakah ayah mereka memukuli Carlotta juga? Ciara bergidik ngeri membayangkannya. Meskipun kesulitan untuk berjalan, Carlotta tertatih-tatih turun, bertahan untuk berdiri tegak di hadapan semua orang, kemudian mengusir Alessandro Ferrara dari mansion mereka.

Jika cinta mereka begitu sulit, Ciara merasa bersyukur itu semua akhirnya berlalu. Ketika ayah mereka menjodohkan Carlotta dengan Roberto Mancini, Ciara mendukung.

Roberto jelas-jelas menyukai Carlotta. Lagipula, hal itu akan berdampak baik terhadap kedua keluarga. Roberto bukan orang yang menyenangkan. Ia selalu beradu argumen dengan Ciara setiap mereka bertemu. Ciara dan Roberto sama-sama tertarik dengan hukum. Senang memperdebatkan semua hal di alam semesta. Namun, Ciara ingin melihat Carlotta bahagia. Dan Roberto memperlakukan Carlotta dengan baik. Tidak mengajak Carlotta berdebat, selalu menuruti keinginan Carlotta, apapun itu.

Termasuk saat Carlotta membatalkan pertunangan mereka secara sepihak.

Ciara sungguh ingin Carlotta berakhir bahagia dengan pria baik seperti Roberto. Namun, pria brengsek seperti Alessandro Ferrara selalu saja mengganggu kakaknya.

"Aku harus bertemu dengan Alessandro." Ciara berkata pada Marco.

Marco membelalakkan matanya ngeri. "Tidak Ciara! Tidak boleh!"

Terlambat. Ciara sudah berlari keluar rumah sakit secepat kilat, menghadang sebuah taksi yang kebetulan lewat, kemudian pergi begitu saja.

***

Terpopuler

Comments

farizyara rsfy

farizyara rsfy

jelaskan semuanya ciara🥺

2024-02-19

0

Baby_Miracles

Baby_Miracles

tolong bantu dek

2022-03-12

0

~🌹eveliniq🌹~

~🌹eveliniq🌹~

semangat lanjut Thor

2022-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2 Bab 2 | Pewaris Ferrara
3 Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4 Bab 4 | Pembalasan Dendam
5 Bab 5 | Pesta de Angelo
6 Bab 6 | Ancaman Ferrara
7 Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8 Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9 Bab 9 | Penawaran Alessandro
10 Bab 10 | Tamu Istimewa
11 Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12 Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13 Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14 Bab 14 | Berita Mengejutkan
15 Bab 15 | Konferensi Pers
16 Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17 Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18 Bab 18 | Syuting Dihentikan
19 Bab 19 | Pemeran Pengganti
20 Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21 Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22 Bab 22 | Positif
23 Bab 23 | Keputusan Sulit
24 Bab 24 | Carlotta Menghilang
25 Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26 Bab 26 | Hidup Baru
27 Bab 27 | Kembali ke Verona
28 Bab 28 | Bertemu
29 Bab 29 | Pedesaan Veneto
30 Bab 30 | Dunia Runtuh
31 Bab 31 | Saudara yang Hilang
32 Bab 32 | Pulang ke Roma
33 Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34 Bab 34 | Pagi yang Hangat
35 Bab 35 | Awal Huru-hara
36 Bab 36 | Pengakuan
37 Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38 Bab 38 | Penjara Ferrara
39 Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40 Bab 40 | Bersamamu
41 Bab 41 | Ponte Rialto
42 Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43 Bab 43 | Formulir Tes DNA
44 Bab 44 | Mengundang Masalah
45 Bab 45 | Putar Balik
46 Bab 46 | Taman Air Mancur
47 Bab 47 | Keretakan
48 Bab 48 | Kontraksi Kedua
49 Bab 49 | New York, New York
50 Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51 Bab 51 | Keraguan
52 Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53 Cast & stuff (1)
54 Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55 Cast and Stuff (2)
56 Bab 54 | Resepsi
57 Bab 55 | Reuni Keluarga
58 Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59 Bab 57 | Santorini
60 Bab 58 | Pengantin Baru
61 Bab 59 | Prahara Baru
62 Bab 60 | Alicia
63 Bab 61 | Tidak Percaya
64 Bab 62 | Baby Shower
65 Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66 Bab 64 | Bayi Laki-laki
67 Bab 65 | Hasil Tes DNA
68 Bab 66 | Pemberian Nama
69 Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70 Bab 68 | Vineyard
71 Bab 69 | Salumeria Gironda
72 Bab 70 | Brunch di Verona
73 Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74 Bab 72 | Gadis Jalanan
75 Bab 73 | Castello Ferrara
76 Bab 74 | Tamu Lombardi
77 Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78 Rekomendasi Karya (1)
79 Bab 76 | Kali Pertama
80 Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81 Bab 78 | Interogasi Balik
82 Bab 79 | Firasat Buruk
83 Bab 80 | Ancaman
84 Bab 81 | Keputusan Berat
85 Bab 82 | Ciara Berbicara
86 Bab 83 | Antico Arco
87 Bab 84 | Jebakan
88 Bab 85 | Alessandro di Milan
89 Bab 86 | Larangan Terbang
90 Bab 87 | City Spire
91 Bab 88 | Surat Cerai
92 Bab 91 | A Night In Manhattan
93 Bab 93 | Meminta Restu
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2
Bab 2 | Pewaris Ferrara
3
Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4
Bab 4 | Pembalasan Dendam
5
Bab 5 | Pesta de Angelo
6
Bab 6 | Ancaman Ferrara
7
Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8
Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9
Bab 9 | Penawaran Alessandro
10
Bab 10 | Tamu Istimewa
11
Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12
Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13
Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14
Bab 14 | Berita Mengejutkan
15
Bab 15 | Konferensi Pers
16
Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17
Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18
Bab 18 | Syuting Dihentikan
19
Bab 19 | Pemeran Pengganti
20
Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21
Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22
Bab 22 | Positif
23
Bab 23 | Keputusan Sulit
24
Bab 24 | Carlotta Menghilang
25
Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26
Bab 26 | Hidup Baru
27
Bab 27 | Kembali ke Verona
28
Bab 28 | Bertemu
29
Bab 29 | Pedesaan Veneto
30
Bab 30 | Dunia Runtuh
31
Bab 31 | Saudara yang Hilang
32
Bab 32 | Pulang ke Roma
33
Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34
Bab 34 | Pagi yang Hangat
35
Bab 35 | Awal Huru-hara
36
Bab 36 | Pengakuan
37
Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38
Bab 38 | Penjara Ferrara
39
Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40
Bab 40 | Bersamamu
41
Bab 41 | Ponte Rialto
42
Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43
Bab 43 | Formulir Tes DNA
44
Bab 44 | Mengundang Masalah
45
Bab 45 | Putar Balik
46
Bab 46 | Taman Air Mancur
47
Bab 47 | Keretakan
48
Bab 48 | Kontraksi Kedua
49
Bab 49 | New York, New York
50
Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51
Bab 51 | Keraguan
52
Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53
Cast & stuff (1)
54
Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55
Cast and Stuff (2)
56
Bab 54 | Resepsi
57
Bab 55 | Reuni Keluarga
58
Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59
Bab 57 | Santorini
60
Bab 58 | Pengantin Baru
61
Bab 59 | Prahara Baru
62
Bab 60 | Alicia
63
Bab 61 | Tidak Percaya
64
Bab 62 | Baby Shower
65
Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66
Bab 64 | Bayi Laki-laki
67
Bab 65 | Hasil Tes DNA
68
Bab 66 | Pemberian Nama
69
Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70
Bab 68 | Vineyard
71
Bab 69 | Salumeria Gironda
72
Bab 70 | Brunch di Verona
73
Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74
Bab 72 | Gadis Jalanan
75
Bab 73 | Castello Ferrara
76
Bab 74 | Tamu Lombardi
77
Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78
Rekomendasi Karya (1)
79
Bab 76 | Kali Pertama
80
Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81
Bab 78 | Interogasi Balik
82
Bab 79 | Firasat Buruk
83
Bab 80 | Ancaman
84
Bab 81 | Keputusan Berat
85
Bab 82 | Ciara Berbicara
86
Bab 83 | Antico Arco
87
Bab 84 | Jebakan
88
Bab 85 | Alessandro di Milan
89
Bab 86 | Larangan Terbang
90
Bab 87 | City Spire
91
Bab 88 | Surat Cerai
92
Bab 91 | A Night In Manhattan
93
Bab 93 | Meminta Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!