Apa Alessandro bilang tadi? Tiga ratus juta euro? Carlotta menggeleng cepat. Jumlah yang tidak masuk akal. Gadis itu merebut ponsel Alessandro, mencari tahu kebenaran transaksi itu.
Bisa saja itu merupakan tipu muslihat mantan kekasihnya, kan?
Alessandro merebut kembali ponselnya. "Biar aku yang menghubungi Marco dengan nomorku, agar kau tidak mengira aku berbohong, Sayang."
Carlotta mengabaikan panggilan sayang itu. "Lakukan."
Masih dengan senyum separonya yang menyebalkan, Alessandro menghubungi Marco Bruni.
Sambungan teleponnya diangkat pada deringan pertama. "Signor Ferrara?"
"Marco Bruni." Alessandro menekan tombol loudspeaker agar Carlotta bisa ikut mendengar percakapan mereka.
"Apakah ada masalah, Signor Ferrara?" Terdengar suara cemas Marco di seberang sana.
Alessandro memandang raut wajah Carlotta yang memucat.
"Tidak ada. Aku hanya ingin berterima kasih padamu karena telah mengirim Carlotta kemari." Alessandro menekankan setiap kata-katanya.
"Bukan masalah, Signor Ferrara. Saya yang beterima kasih atas penawaran murah hati Anda. Saya-"
Carlotta merebut ponsel Alessandro lagi. "Marco, kau tidak bisa melakukan ini padaku!"
"Carlotta? Ah, Sayangku, kau sudah di sana rupanya-"
"Kembalikan semua uang Alessandro! Kita tidak butuh uangnya! Aku akan bekerja keras. Aku janji akan bekerja keras. Katakan padaku jika kau butuh uang, Marco! Jangan begini!"
Marco terbata-bata, "C-Carlotta, bukan begitu. Ini adalah bisnis yang-"
Alessandro merebut ponsel miliknya dan mematikan sambungan telepon. Kemudian, ia melempar ponselnya sendiri keluar balkon.
Carlotta memandang Alessandro dengan pandangan memelas sekarang. "Tidak, Alessandro. Jangan lakukan ini. Aku akan mengembalikan semua uangmu, aku berjanji! Beri aku waktu!"
Alessandro tertawa, lalu berkata, "Kau begitu manis. Sampai kapan, menurutmu, aku harus menunggu kau menghasilkan tiga ratus juta euro ditambah dengan akumulasi hutang ayahmu sepuluh tahun lalu?"
Carlotta terkesiap.
"Kau tidak berpikir keluargaku akan merelakan uang yang dibawa kabur ayahmu hingga saat ini, kan?"
Mata Carlotta sudah berkaca-kaca sekarang. "B-berapa jumlah hutang Papa?"
Alessandro tertawa parau. Tawa yang tidak sampai ke matanya. "Kau tidak perlu tahu dan tidak perlu khawatir. Setelah malam ini, aku akan menganggap semuanya lunas."
Carlotta langsung berlutut di kaki Alessandro. "Aku mohon, jangan lakukan ini! Jika kau menginginkan permohonan maaf, aku akan minta maaf. Maafkan aku! Maafkan Papaku! Tolong maafkan semua kesalahan keluargaku di masa lalu, Alessandro! Aku mohon."
Alessandro berdecak. "Kau pikir aku butuh permohonan maafmu? Kau pikir dengan memohon maaf, seluruh hutang keluargamu akan lunas? Tidak, Carlotta. Aku butuh kau. Sekarang."
Pria itu dengan mudah mengangkat Carlotta dari posisi berlututnya hingga berdiri. Kemudian ia memanggul gadis itu dan melemparkannya ke atas ranjang berukuran king size di tengah ruangan mewah itu.
Carlotta menjerit kecil. Ia segera beringsut mundur. Tangannya bergerak mengambil sebuah bantal dan menjadikannya sebagai tameng.
"Jangan mendekat!" Carlotta berteriak.
Alessandro melepaskan sweater, memamerkan otot perutnya yang memang terbentuk sempurna. Pria itu mulai naik ke ranjang. Carlotta bergegas turun dari ranjang, namun pinggangnya ditangkap dengan mudah.
"Mau ke mana, Sayang?"
Alessandro menggulingkan Carlotta kembali ke kasur, kemudian mengunci pergelangan tangan gadis itu di atas kepala. Carlotta memberontak sekuat tenaga. Ia menendang dan menggeliat, melakukan apapun untuk bisa bebas.
Namun, Alessandro jauh lebih kuat darinya. Dengan seluruh usaha yang telah dilakukannya, pria itu tidak bergerak dari posisinya semula. Tak terpengaruh sedikit pun.
Pada akhirnya, ketika Carlotta telah kehabisan tenaga, Alessandro memaksakan dirinya pada gadis itu.
Carlotta terkesiap ketika tiba-tiba Alessandro menciumnya dengan keras. Bukan ciuman seperti ini yang diingat gadis itu akan Alessandro dulu. Alessandro selalu menciumnya dengan mesra dan penuh perasaan. Sama sekali tidak seperti ini.
Sebuah kesadaran akan kenyataan pahit melanda Carlotta. Mulai detik ini ia akhirnya menyadari bahwa selama ini ia hidup di masa lalu. Ia selalu mendambakan untuk mengulang masa-masa indah kisah cintanya dengan Alessandro dulu.
Namun, keadaan telah berubah. Dan Alessandro jelas bukan lagi orang yang sama.
"Lepaskan aku, dasar brengsek!" Carlotta memberontak lebih kuat setelah mengumpulkan tenaga.
"Kenapa? Apa yang salah kali ini, Carlotta? Bukankah kau suka pria yang kaya? Setara dengan Roberto Mancini mantan tunangan kesayanganmu itu? Aku sudah membuktikan diri selama ini, dan kurasa aku sudah cukup baik untukmu."
Carlotta berhasil membebaskan sebelah tangannya, kemudian menggunakannya untuk menampar Alessandro.
"Kau pikir kau pantas untukku padahal kelakuanmu lebih hina daripada binatang?"
Warna mata Alessandro berubah menjadi lebih pekat. "Kau sungguh tidak tahu posisimu saat ini, Carlotta. Jika aku mau, aku bisa melakukan hal yang lebih buruk lagi. Tetapi aku hanya minta malam ini saja. Tidak, aku bukan meminta. Aku membelimu. Dengan harga yang tinggi!"
Tanpa menunggu jawaban Carlotta, Alessandro melucuti pakaian gadis itu dengan cepat dan menyatukan tubuh mereka tanpa aba-aba. Carlotta menjerit dengan suara yang melengking. Air matanya mengalir deras. Ia mulai terisak-isak.
"Dio Mio, Carlotta!" Alessandro kemudian mengeluarkan sederetan sumpah serapah. "Kau masih perawan? Bagaimana ini mungkin?!"
Carlotta tidak menjawab. Tubuhnya terasa nyeri. Ia hanya bisa menggeliat, mencari posisi yang dapat meredakan rasa sakitnya. Namun tidak berhasil. Rasa sakit yang menggigit masih dirasakannya.
"Jangan bergerak, Carlotta. Oh, sial. Aku tidak-" Alessandro berusaha menahan diri. Napasnya memburu. Usaha pertahanan dirinya hampir jebol karena gadis itu terus bergerak gelisah.
"Aku tidak akan memaafkanmu." Carlotta mendesis di sela-sela giginya.
Amarah Alessandro kembali berkobar. "Benci aku sesukamu, karena aku tidak butuh kau untuk memaafkanku."
Kemudian, pria itu kembali bergerak. Gerakannya semakin cepat, kemudian ia melenguh dan melepaskan diri di dalam gadis itu.
Alessandro tidak pernah puas. Pria itu melampiaskan hasratnya pada Carlotta sepanjang malam.
Pada saat menjelang pagi, ketika tubuh bagian bawahnya mulai dapat beradaptasi, Carlotta merasakan sensasi aneh saat bercinta dengan Alessandro. Sesuatu membakarnya dari dalam. Kobaran itu semakin intens, membuat punggungnya melengkung dan pada akhirnya tubuhnya bergetar hebat.
"Apa yang kau lakukan p-padaku, Alessandro?" Carlotta menjerit histeris. "Apa yang terjadi padaku?"
"Tidak apa-apa, Mia Cara. Kau baik-baik saja. Lepaskan saja semuanya."
Alessandro menenangkannya dengan kalimat-kalimat bujukan bernada rendah. Pria itu menghujaninya dengan ciuman. Setelah sensasi memabukkan itu hilang, Carlotta jatuh tak sadarkan diri.
Sekarang, Alessandro tersenyum puas. Ini adalah sebuah mimpi lama yang pada akhirnya terwujudkan. Ia memandang Carlotta yang tertidur pulas. Semalam Carlotta luar biasa cantik. Bagi Alessandro, Carlotta adalah wanita paling sempurna di dunia. Saat melihat noda darah di atas sprei putih yang membuktikan kesucian Carlotta, Alessandro jadi semakin mengagumi gadis itu.
Bukankah ini artinya Carlotta tidak bohong saat berkata dia melakukan semua hal dalam karirnya dengan jalan yang lurus?
Alessandro merasa bahagia dapat menjadi yang pertama bagi Carlotta. Rasa bahagia itu meluap-luap hingga ia memutuskan untuk memperlakukan gadis itu dengan lebih baik.
Secara perlahan, Alessandro mengangkat tubuh Carlotta yang polos ke dalam kamar mandi suite itu. Ia memasukkan Carlotta ke dalam bathtub yang telah diisi air hangat. Kemudian, ia membersihkan tubuh Carlotta dengan lembut. Carlotta tampak sangat manis ketika tidur, sehingga ia tidak tega untuk membangunkannya. Terlebih, gadis itu tampak kelelahan.
Setelah selesai memandikan Carlotta, Alessandro mengeringkan gadis itu dengan handuk dan memakaikan bathrobe berkualitas nomor satu yang nyaman. Setelah meletakkan Carlotta kembali ke atas ranjang, ia pergi membersihkan diri, kemudian menghubungi layanan kamar untuk disiapkan sarapan untuk gadis itu.
Ketika selesai melakukan semuanya, Alessandro pergi meninggalkan suite dengan senyum mengembang sempurna.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Bee RasyieQah
mana 21+++++++ nya hayoo... 🤭🤭🤭🤭
2023-08-03
0
Sulis Tiyono
ya orang bisa berbuat semuanya haram halal gak masalahya lu orang bilang beda dikit Ama binatang
2023-02-14
0
Baby_Miracles
sesak napas😅
2022-03-12
0