Bab 11 | Malam Tak Terlupakan

Carlotta merasa seolah otaknya berhenti berfungsi. Dia mematung di tempatnya berdiri, membiarkan seluruh panca inderanya mengambil alih. Angin berhembus pelan lewat balkon, membawa aroma awal musim semi. Malam terasa sejuk, namun sekujur tubuhnya merasakan intensitas panas tatapan Alessandro.

"Kau bukan Nyonya Sevillo." Carlotta berkata.

Alessandro nyengir. "Kurasa memang bukan."

Carlotta menjadi amat gugup. Ia tahu Alessandro sanggup melakukan apapun. Dan saat ini ia tidak aman. "B-bagaimana kau bisa ada di sini?"

"Manajermu memberikan aksesnya padaku." Kata Alessandro perlahan. Ada kilatan kelicikan di matanya. Sesuatu yang asing, tidak pernah ditemui Carlotta saat mengenal pria itu sepuluh tahun lalu.

Namun, Alessandro yang ini jelas-jelas sanggup menggulingkan kekayaan ayahnya. Bukan tidak mungkin pria itu melakukan sesuatu yang melanggar privasi juga.

Tapi dia tidak mungkin memanipulasi Marco Bruni. Itu jelas sesuatu yang mustahil, kan?

Carlotta mempercayakan seluruh karirnya kepada Marco. Seluruh hidupnya selama dua tahun belakangan dihabiskan hampir setiap hari dengan sahabat masa kecilnya itu. Tidak mungkin Marco menipunya, kan?

Jika ada tukang tipu di sini, Carlotta yakin Alessandro-lah orangnya.

"Kau berbohong." Carlotta menatap Alessandro tajam.

Alessandro masih berdiri bersandar ke sisi tembok dengan santai. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam celana jeans-nya. "Kalau tidak percaya, kenapa tidak kau telepon saja manajermu itu?"

Carlotta mengeluarkan ponsel dari tas tangannya. Sejenak ia merasakan keraguan. Bagaimana jika Alessandro benar? Alessandro tidak akan menyarankannya untuk menelepon Marco dan melakukan konfirmasi jika pria itu berbohong, kan?

Selama beberapa detik, Carlotta memandang ponsel di tangannya dan Alessandro di hadapannya bergantian. Kebimbangan melandanya.

Ia memilih untuk menghubungi Marco. Deringan pertama berlanjut ke deringan kedua. Deringan kedua berlanjut ke deringan ketiga. Carlotta mulai panik. Biasanya Marco mengangkat panggilannya dalam dua deringan. Pria itu terikat erat dengan ponselnya. Bahkan, ke kamar mandi pun ponsel tak pernah lepas dari genggamannya.

Dan panggilan Carlotta jelas-jelas tersambung. Tidak mungkin ponsel Marco sedang mati.

Ketika sampai deringan ke sepuluh dan belum juga diangkat, Carlotta mematikan sambungan teleponnya. Kemudian ia mencoba lagi.

Alessandro sabar menunggu hingga Carlotta melakukan percobaan telepon hingga tiga kali.

"Aku tidak membayarnya untuk mengabaikan telepon dariku." Carlotta mulai kesal.

Alessandro tersenyum. "Aku membayarnya untuk melakukan itu."

Carlotta menyipitkan mata. "Jangan bercanda. Itu tidak mungkin."

"Tidak ada yang tidak mungkin bagiku, Sayang." Alessandro mulai berjalan mendekat. Pria itu kini berdiri tepat di depan hidung Carlotta.

***

Marco Bruni berjalan mondar-mandir di ruang kerjanya. Ponselnya ia letakkan di atas meja kaca. Meskipun telah berdering berulang kali, Marco sengaja tidak melakukan usaha apapun untuk mengangkatnya.

Pria itu menggigiti bibirnya sendiri dengan cemas. Dalam hati, ia sungguh-sungguh berdoa semoga semuanya baik-baik saja.

Lagipula, ia sudah menghubungi teman-teman lamanya di Verona untuk mengetahui track record percintaan Carlotta yang tidak pernah terendus media. Marco ingin tahu dengan siapa saja gadis itu pernah menjalin hubungan. Paling tidak, Carlotta sudah tidak perawan, kan? Usianya sudah menginjak dua puluh enam. Meskipun Marco belum menemukan titik terang nama pria-pria yang pernah berpacaran dengan Carlotta, Marco yakin malam ini bukan pertama kali Carlotta melakukan hal itu.

Marco hanya ingin memastikan.

Beberapa orang memberitahunya bahwa Carlotta sempat bertunangan dengan Roberto Mancini. Marco sampai merinding membayangkan Carlotta sempat akan menjadi kakak ipar Gretta Mancini. Gretta benar-benar ular berbisa. Selain itu, Gretta sudah memutuskan untuk membenci Carlotta karena permusuhan kedua keluarga mereka sejak berabad silam. Permusuhan yang bahkan tidak diketahui disebabkan oleh hal apa.

Marco langsung menghubungi Gretta Mancini begitu mendapatkan informasi ini.

"Siapa ini?" Terdengar suara Gretta menyapa. Tidak terlalu ramah.

"Ciao, Gretta! Ini Marco Bruni, teman sekelasmu sewaktu di sekolah dasar. Ingat, kan?"

"Oh, rupanya kau. Ada apa, Marco?"

Marco berusaha berbicara dengan riang. "Kalau boleh, bisakah aku bertanya tentang hubungan Carlotta Marinelli dengan kakakmu saat mereka bertunangan dulu?"

Gretta tertawa. "Hubungan? Hubungan apa? Kakakku tidak pernah punya hubungan dengan dia."

"Bukankah mereka sempat bertunangan?" Marco tidak menyerah.

"Ya, memang, sebelum Carlotta tahu kalau mantan pacarnya yang merupakan tukang kebun ternyata pewaris Ferrara Group." Ada kepahitan dalam cara Gretta berbicara. Kebenciannya terhadap Carlotta sepertinya bukannya meredup, justru semakin menjadi-jadi.

"Tunggu sebentar, pewaris Ferrara? Maksudmu Alessandro Ferrara?" Marco cukup shock dengan informasi terbaru ini.

"Siapa lagi?"

"Alessandro Ferrara dulunya tukang kebun? Bagaimana bisa? Dan kau bilang dia dulu berpacaran dengan Carlotta??"

Gretta terdengar tak sabar. "Dengar, Marco. Kenapa tidak kau tanyakan sendiri saja dengan Carlotta? Bukankah kalian bersahabat?"

Lalu, sambungan telepon dimatikan.

Dasar wanita sombong, Marco tak habis pikir. Namun, ia senang karena mendapatkan informasi bahwa Carlotta dulu sempat berhubungan dengan Alessandro. Jadi, status mereka adalah mantan pacar? Marco merasa lebih tenang. Kasus ini sudah berbeda sekarang.

Ini bukan kasus jual beli wanita. Marco hanya membero kesempatan sepasang mantan kekasih untuk mengulang kembali kemesraan mereka dulu. Bukan sebuah kejahatan besar.

***

Carlotta sudah berdiri tegak setinggi 170 senti dengan bantuan heels, tetapi pria itu masih lebih tinggi 20 senti daripada dirinya. Dengan otot yang lebih besar dibandingkan dulu, Alessandro benar-benar sanggup membuatnya merasa terintimidasi.

Pria itu mengangkat dagu Carlotta dengan sebelah tangan. "Kau semakin cantik." Ujarnya. Membuat rona merah menjalari pipi Carlotta.

Tak lama, gadis itu menyadari bahwa mereka bersentuhan. Ia langsung melompat mundur bagai menghindari bara api.

Alessandro maju selangkah. "Dan aku sangat beruntung manajermu menjualmu padaku untuk malam ini."

Mata Carlotta terbelalak. "Apa maksudmu? Jangan sembarangan! Aku bukan perempuan seperti itu!"

Alessandro tertawa parau. "Siapa yang sedang kau bohongi sekarang? Aku atau dirimu sendiri?"

Carlotta menahan diri agar tidak menampar Alessandro, tapi pria itu benar-benar sudah keterlaluan. "Aku tidak sedang berbohong." Bantah gadis itu.

"Kalau begitu, bagaimana jika sekarang kita buktikan?" Alessandro memandang Carlotta dengan pandangan mengejek. Dan Carlotta tidak menyukai itu.

Pada akhirnya, Carlotta menampar pipi Alessandro. Namun pria itu tak bergeming.

"Sudah aku bilang, jangan keterlaluan!" Carlotta memasukkan ponselnya ke dalam tas dan bersiap-siap pergi.

Alessandro mencekal lengan Carlotta, kemudian membuang tas tangan gadis itu jauh ke salah satu sudut ruangan. "Jangan berlagak seolah kau tidak pernah melakukan ini, Carlotta. Aku adalah pacar pertamamu. Bukankah seharusnya aku diberi kesempatan untuk mencicipimu juga?"

Carlotta merasa emosinya semakin membara. "Aku bukan makanan, Alessandro. Tidak ada yang bisa mencicipiku!"

Alessandro tertawa mengejek. Tangannya masih mencekal lengan Carlotta, mencegah gadis itu kabur. "Memangnya kau pikir aku percaya kau bisa mencapai puncak karirmu saat ini hanya dengan kemampuanmu? Kau adalah gadis kaya yang tidak tahu apa-apa."

Perkataan Alessandro menyakiti Carlotta. Meskipun begitu, Carlotta berusaha menyembuhkan sakit hatinya. Demi apapun, dia tidak akan membiarkan Alessandro menang dengan mengira bahwa pria itu sanggup menyakitinya.

"Kalau kau tidak percaya dengan kemampuanku, itu artinya kau sama sekali belum pernah menonton filmku." Carlotta berkata dengan tenang, meskipun hatinya bergemuruh.

Alessandro tak mengindahkan lengan Carlotta yang berusaha membebaskan diri. Pria itu kembali menuduh, "Lalu mengapa manajermu memasang hargamu sebesar tiga puluh juta euro untuk semalam?"

"Lepaskan!" Carlotta melepaskan paksa cengkeraman Alessandro dengan marah. "Apa maksudmu tiga puluh juta? Marco tidak pernah melakukan itu!"

Alessandro mengeluarkan ponsel dan menyodorkan sebuah bukti transaksi antara dirinya dengan Marco Bruni. "Jangan khawatir, Sayang. Aku menghargaimu sepuluh kali lipat."

***

Terpopuler

Comments

Bee RasyieQah

Bee RasyieQah

Marco... mau marah tp makasih mereka jdi ketemu

2023-08-03

0

Ayank Dyandi

Ayank Dyandi

bagus ceritanya🥰🥰

2022-09-23

0

Zazila Rokhim

Zazila Rokhim

aiish,,alesandro terlalu gegabah 😤

2022-05-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2 Bab 2 | Pewaris Ferrara
3 Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4 Bab 4 | Pembalasan Dendam
5 Bab 5 | Pesta de Angelo
6 Bab 6 | Ancaman Ferrara
7 Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8 Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9 Bab 9 | Penawaran Alessandro
10 Bab 10 | Tamu Istimewa
11 Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12 Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13 Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14 Bab 14 | Berita Mengejutkan
15 Bab 15 | Konferensi Pers
16 Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17 Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18 Bab 18 | Syuting Dihentikan
19 Bab 19 | Pemeran Pengganti
20 Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21 Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22 Bab 22 | Positif
23 Bab 23 | Keputusan Sulit
24 Bab 24 | Carlotta Menghilang
25 Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26 Bab 26 | Hidup Baru
27 Bab 27 | Kembali ke Verona
28 Bab 28 | Bertemu
29 Bab 29 | Pedesaan Veneto
30 Bab 30 | Dunia Runtuh
31 Bab 31 | Saudara yang Hilang
32 Bab 32 | Pulang ke Roma
33 Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34 Bab 34 | Pagi yang Hangat
35 Bab 35 | Awal Huru-hara
36 Bab 36 | Pengakuan
37 Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38 Bab 38 | Penjara Ferrara
39 Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40 Bab 40 | Bersamamu
41 Bab 41 | Ponte Rialto
42 Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43 Bab 43 | Formulir Tes DNA
44 Bab 44 | Mengundang Masalah
45 Bab 45 | Putar Balik
46 Bab 46 | Taman Air Mancur
47 Bab 47 | Keretakan
48 Bab 48 | Kontraksi Kedua
49 Bab 49 | New York, New York
50 Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51 Bab 51 | Keraguan
52 Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53 Cast & stuff (1)
54 Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55 Cast and Stuff (2)
56 Bab 54 | Resepsi
57 Bab 55 | Reuni Keluarga
58 Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59 Bab 57 | Santorini
60 Bab 58 | Pengantin Baru
61 Bab 59 | Prahara Baru
62 Bab 60 | Alicia
63 Bab 61 | Tidak Percaya
64 Bab 62 | Baby Shower
65 Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66 Bab 64 | Bayi Laki-laki
67 Bab 65 | Hasil Tes DNA
68 Bab 66 | Pemberian Nama
69 Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70 Bab 68 | Vineyard
71 Bab 69 | Salumeria Gironda
72 Bab 70 | Brunch di Verona
73 Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74 Bab 72 | Gadis Jalanan
75 Bab 73 | Castello Ferrara
76 Bab 74 | Tamu Lombardi
77 Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78 Rekomendasi Karya (1)
79 Bab 76 | Kali Pertama
80 Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81 Bab 78 | Interogasi Balik
82 Bab 79 | Firasat Buruk
83 Bab 80 | Ancaman
84 Bab 81 | Keputusan Berat
85 Bab 82 | Ciara Berbicara
86 Bab 83 | Antico Arco
87 Bab 84 | Jebakan
88 Bab 85 | Alessandro di Milan
89 Bab 86 | Larangan Terbang
90 Bab 87 | City Spire
91 Bab 88 | Surat Cerai
92 Bab 91 | A Night In Manhattan
93 Bab 93 | Meminta Restu
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2
Bab 2 | Pewaris Ferrara
3
Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4
Bab 4 | Pembalasan Dendam
5
Bab 5 | Pesta de Angelo
6
Bab 6 | Ancaman Ferrara
7
Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8
Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9
Bab 9 | Penawaran Alessandro
10
Bab 10 | Tamu Istimewa
11
Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12
Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13
Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14
Bab 14 | Berita Mengejutkan
15
Bab 15 | Konferensi Pers
16
Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17
Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18
Bab 18 | Syuting Dihentikan
19
Bab 19 | Pemeran Pengganti
20
Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21
Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22
Bab 22 | Positif
23
Bab 23 | Keputusan Sulit
24
Bab 24 | Carlotta Menghilang
25
Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26
Bab 26 | Hidup Baru
27
Bab 27 | Kembali ke Verona
28
Bab 28 | Bertemu
29
Bab 29 | Pedesaan Veneto
30
Bab 30 | Dunia Runtuh
31
Bab 31 | Saudara yang Hilang
32
Bab 32 | Pulang ke Roma
33
Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34
Bab 34 | Pagi yang Hangat
35
Bab 35 | Awal Huru-hara
36
Bab 36 | Pengakuan
37
Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38
Bab 38 | Penjara Ferrara
39
Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40
Bab 40 | Bersamamu
41
Bab 41 | Ponte Rialto
42
Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43
Bab 43 | Formulir Tes DNA
44
Bab 44 | Mengundang Masalah
45
Bab 45 | Putar Balik
46
Bab 46 | Taman Air Mancur
47
Bab 47 | Keretakan
48
Bab 48 | Kontraksi Kedua
49
Bab 49 | New York, New York
50
Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51
Bab 51 | Keraguan
52
Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53
Cast & stuff (1)
54
Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55
Cast and Stuff (2)
56
Bab 54 | Resepsi
57
Bab 55 | Reuni Keluarga
58
Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59
Bab 57 | Santorini
60
Bab 58 | Pengantin Baru
61
Bab 59 | Prahara Baru
62
Bab 60 | Alicia
63
Bab 61 | Tidak Percaya
64
Bab 62 | Baby Shower
65
Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66
Bab 64 | Bayi Laki-laki
67
Bab 65 | Hasil Tes DNA
68
Bab 66 | Pemberian Nama
69
Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70
Bab 68 | Vineyard
71
Bab 69 | Salumeria Gironda
72
Bab 70 | Brunch di Verona
73
Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74
Bab 72 | Gadis Jalanan
75
Bab 73 | Castello Ferrara
76
Bab 74 | Tamu Lombardi
77
Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78
Rekomendasi Karya (1)
79
Bab 76 | Kali Pertama
80
Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81
Bab 78 | Interogasi Balik
82
Bab 79 | Firasat Buruk
83
Bab 80 | Ancaman
84
Bab 81 | Keputusan Berat
85
Bab 82 | Ciara Berbicara
86
Bab 83 | Antico Arco
87
Bab 84 | Jebakan
88
Bab 85 | Alessandro di Milan
89
Bab 86 | Larangan Terbang
90
Bab 87 | City Spire
91
Bab 88 | Surat Cerai
92
Bab 91 | A Night In Manhattan
93
Bab 93 | Meminta Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!