Bab 9 | Penawaran Alessandro

Alessandro Ferrara jarang sekali melihat keluar jendela limonya. Ia menyibukkan diri dengan pekerjaan kapan pun dan di mana pun. Namun, pada suatu pagi menjelang musim semi, dia mulai merasa suntuk.

Pria itu duduk bersandar di jok limo dan menutup laptop-nya. Untuk pertama kali dalam kurun waktu yang lama, Alessandro memandang keluar jendela dan melihatnya.

Sebuah poster film. Dengan Carlotta Marinelli sebagai pemeran utamanya.

"Berhenti." Alessandro memerintahkan. Supir limo langsung menepikan mobilnya dan parkir di sisi jalan.

"Ada masalah apa, Signor?" Lombardi bertanya.

Alessandro tersenyum. Lalu senyumnya berubah menjadi tawa. Tawa kecilnya berubah menjadi terbahak-bahak.

Lombardi semakin heran dengan kelakuan tuannya, tetapi dia tidak berani mengusik.

"Sepertinya aku mulai gila." Alessandro berkata.

"Maaf, apa maksud Anda, Signor?" Lombardi tidak mengerti.

Alessandro melambaikan tangannya, menunjuk ke sembarang arah di luar jendela. "Pekerjaan ini membuatku lelah sampai aku berhalusinasi. Aku melihat Carlotta Marinelli di luar sana."

Lombardi ikut melongok keluar jendela, memastikan apa yang dikatakan Alessandro. "Signor..."

"Aku tahu. Perempuan itu memang masih menghantuiku. Apakah sekarang waktu yang tepat mengunjungi Verona untuk melihat keadaannya?"

Lombardi menggeleng. "Signor, itu memang Nona Carlotta."

Alessandro memandang Lombardi dengan mata terbelalak. Kemudian, ia turun dari limo dan mencoba melihat dengan lebih jelas poster film yang terpajang begitu besar di sebuah baliho.

Benar. Itu dia. Carlotta Marinelli. Gadis itu menjadi aktris sekarang? Dan bukan sembarang aktris. Jika wajahnya terpampang di baliho terbesar di kota Roma, itu artinya dia termasuk aktris A-list.

Luar biasa, Carlotta, pikir Alessandro. Pria itu meninggalkannya di Verona selama lima tahun, mengira Carlotta akan tetap hidup dalam kemiskinan di sana. Namun, kenyataannya, gadis itu berada di sini sekarang. Atau di Milan. Atau entah di mana untuk syuting film terbarunya. Carlotta berhasil bangkit dan meraih kesuksesannya sendiri.

Tidak, pikir Alessandro gusar. Carlotta hanyalah gadis kaya raya yang manja dan tidak tahu bagaimana caranya bekerja keras. Pria itu justru penasaran, dengan siapa saja Carlotta tidur hingga mencapai puncak karir seperti sekarang?

Hal yang membuat Alessandro lebih gusar lagi, sekarang Carlotta semakin menawan. Gadis itu tidak tampak seperti gadis naif yang tidak tahu kejamnya dunia. Carlotta benar-benar sudah meninggalkan masa remajanya dan menjadi wanita dewasa sekarang. Dan tubuh ranumnya... Alessandro tidak bisa berhenti menatap poster itu.

"Carikan nomor manajer Carlotta." Titahnya pada Lombardi.

***

Lombardi lumayan mengalami kesulitan ketika melacak nomor telepon Marco Bruni. Rupanya, manajer Carlotta Marinelli bukan orang biasa. Pria yang kabarnya senang berdandan itu ternyata berasal dari salah satu keluarga konglomerat Verona, sama dengan Carlotta dulu.

Selain berasal dari keluarga berada, Signor Bruni rupanya juga telah memastikan bahwa nomornya tetap berada dalam komunitas elit dan eksklusif dunia hiburan. Hal itu menjadikan Carlotta sebagai aktris dengan bayaran mahal dan tak tersentuh oleh orang-orang dengan jumlah uang yang sedikit.

Namun, nama Alessandro Ferrara jelas punya akses pada semua itu. Usaha Lombardi dalam sehari berbuah manis. Malam itu juga, Alessandro sudah dapat menghubungi Signor Bruni.

Setelah sedikit basa-basi, Marco Bruni setuju untuk bertemu dengan Alessandro di Divin Ostilia, sebuah bar anggur paling rahasia di dekat Colosseum. Lombardi memastikan bahwa tempat itu aman dari paparazzi.

Marco Bruni tampak seumuran dengan Carlotta. Alessandro menebak, mereka dulunya teman sekolah. Teman baik, jika Carlotta bersedia mempercayakan seluruh karirnya pada pria itu.

Tidak ada tanda-tanda Signor Bruni menyukai wanita, dan entah mengapa hal itu menenangkan perasaan Alessandro yang tidak menentu sejak kemarin.

"Selamat datang, Signor Bruni." Alessandro menyewa seluruh tempat itu untuk sehari. Jadi, jika ada orang lain yang melangkah masuk ke sana selain pengawalnya, itu pasti Marco Bruni.

Pria itu mengenakan setelan tuxedo berwarna pastel, dominan merah muda lembut. Rambutnya yang berombak dibiarkan menjuntai sedikit di atas kacamata pink neonnya. Ketika sampai di hadapan Alessandro, Marco melepas aksesorisnya itu.

"Terima kasih sudah mengundang saya, Signor Ferrara." Marco menyambut uluran tangan Alessandro dengan senang hati.

Alessandro mengangguk dan memamerkan senyum cemerlang. "Saya harap saya tidak terlalu mengganggu waktu Anda, Signor Bruni."

Marco menggeleng cepat. "Tidak, tentu saja tidak, Signor Ferrara. Oh, dan Anda bisa memanggil saya Marco."

"Kalau begitu, Anda juga harus memanggil saya Alessandro."

Marco berjengit sedikit. Rasanya tabu memanggil pria sekelas Alessandro Ferrara hanya dengan nama depannya saja. Marco jadi semakin penasaran tentang penawaran apakah yang sebenarnya akan disampaikan oleh pewaris Ferrara Group ini.

Namun, ia tidak ingin melakukan kesalahan. Jadi, ia tersenyum dan berkata, "Baiklah, Alessandro."

Dan Mio Dio, pria bernama Alessandro ini benar-benar tipe yang akan sangat disukai baik pria maupun wanita. Wajahnya tampan. Jika dia tidak berasal dari keluarga kaya, Marco tidak akan segan-segan menawarinya bermain film. Mungkin dia akan jadi lawan main yang sepadan bagi Carlotta. Kharismanya memancar tak tanggung-tanggung. Suaranya dalam dan menggelitik sukma. Marco menebak, jenis pria seperti ini, ditambah dengan pundi-pundi uang yang tak terbatas, tak pernah ditolak para wanita di seluruh dunia.

Marco benar-benar mengira Alessandro bisa mendapatkan wanita mana saja di dunia ini.

"Kau ingin memesan sesuatu, Marco?" Alessandro bertanya.

Marco menjawab, "Saya tidak punya alergi apapun. Silakan memesan untuk saya."

Alessandro memesankan seluruh hidangan dan wine paling mahal yang tersedia.

Ketika Marco sedang asyik menikmati daging sapi kualitas terbaik di seluruh penjuru Italia, Alessandro meletakkan alat makannya. Marco agak bingung apakah ia harus ikut berhenti atau tidak.

"Aku tertarik kepada aktrismu." Kata Alessandro tanpa basa-basi.

Marco langsung tersedak. Ia berusaha mencari air minum. Namun, Alessandro tidak repot-repot menunggu pria itu meneguk habis air mineral, sebelum meneruskan kalimatnya.

"Dia cantik dan tampak bertalenta." Ujar Alessandro.

Marco menepuk-nepuk dadanya sendiri agar makanan yang salah jalur tadi segera menemukan jalan yang seharusnya. "Tentu saja. Dia adalah seseorang yang berkemauan keras."

Mata Alessandro memicing. "Apakah ada hal yang diinginkannya belakangan ini?"

"Carlotta? Tidak. Dia tidak pernah menginginkan apapun untuk dirinya sendiri." Marco berhenti sejenak. "Namun, kedua adiknya menginginkan banyak hal."

"Ciara dan Carina?" Tanya Alessandro.

"Anda mengenal mereka?"

Alessandro menggeleng. "Hanya sekedar tahu. Teruskan. Beritahu aku apa yang mereka inginkan."

Tanpa ragu-ragu, Marco menyebutkan semuanya. Ciara menginginkan sebuah apartement penthouse paling besar di Roma. Juga pesta ulang tahun paling mewah dan mobil sport Bugatti Veyron keluaran terbaru. Carina menginginkan sebuah kapal pesiar yang akan berlayar di Laut Mediterania. Ditambah sedikit biaya sekolah di Oxford untuk beberapa tahun mendatang. 

Alessandro tersenyum miring. "Atur kencan semalam antara aku dan Carlotta. Aku akan mengabulkan semua yang kau sebutkan tadi."

Sekali lagi, Marco tersedak. Untungnya, kali ini, ia tersedak ludahnya sendiri. Jadi, ia lebih cepat pulih.

"Maaf, Signor. Carlottaku bukan wanita seperti itu. Dia tidak dijual."

Alessandro memajukan posisi duduknya. Kini, pria itu tampak sangat berbahaya. "Apakah tiga ratus juta cukup?"

"Dollar?"

"Euro." Jawab Alessandro.

"Maksudmu tiga puluh juta euro?" Marco tahu Carlotta sangat cantik dan sebagainya. Namun, nilainya jelas tidak setinggi itu.

Alessandro menjawab dengan serius. "Tiga. Ratus. Juta. Euro."

Marco terkesiap. Uang sebanyak itu sanggup mengcover total biaya pembuatan film terbaru Carlotta tanpa sponsor. Ini jelas bukan keputusan mudah.

"Kau harus memutuskannya sendiri. Jika kau bertanya dulu pada Carlotta, dia akan menolak. Bagaimana, Marco?" Alessandro menawarkan sekali lagi.

Marco terdiam dalam kebimbangan.

***

Terpopuler

Comments

farizyara rsfy

farizyara rsfy

haduuh gmn tuh, d terima g

2024-02-16

0

Bee RasyieQah

Bee RasyieQah

Sebenernya msih cinta.. tp ud ego dan sakit hati.. buktinya tkut klo carlotta tunangan, tkut klo jd public figur.. malah mau beli semahal itu. sma² cinta tp ad sakit hati dri keduanya..

2023-08-03

0

This is me

This is me

Aa Alessandro, ati² bucin lohhh

2023-05-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2 Bab 2 | Pewaris Ferrara
3 Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4 Bab 4 | Pembalasan Dendam
5 Bab 5 | Pesta de Angelo
6 Bab 6 | Ancaman Ferrara
7 Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8 Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9 Bab 9 | Penawaran Alessandro
10 Bab 10 | Tamu Istimewa
11 Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12 Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13 Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14 Bab 14 | Berita Mengejutkan
15 Bab 15 | Konferensi Pers
16 Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17 Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18 Bab 18 | Syuting Dihentikan
19 Bab 19 | Pemeran Pengganti
20 Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21 Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22 Bab 22 | Positif
23 Bab 23 | Keputusan Sulit
24 Bab 24 | Carlotta Menghilang
25 Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26 Bab 26 | Hidup Baru
27 Bab 27 | Kembali ke Verona
28 Bab 28 | Bertemu
29 Bab 29 | Pedesaan Veneto
30 Bab 30 | Dunia Runtuh
31 Bab 31 | Saudara yang Hilang
32 Bab 32 | Pulang ke Roma
33 Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34 Bab 34 | Pagi yang Hangat
35 Bab 35 | Awal Huru-hara
36 Bab 36 | Pengakuan
37 Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38 Bab 38 | Penjara Ferrara
39 Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40 Bab 40 | Bersamamu
41 Bab 41 | Ponte Rialto
42 Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43 Bab 43 | Formulir Tes DNA
44 Bab 44 | Mengundang Masalah
45 Bab 45 | Putar Balik
46 Bab 46 | Taman Air Mancur
47 Bab 47 | Keretakan
48 Bab 48 | Kontraksi Kedua
49 Bab 49 | New York, New York
50 Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51 Bab 51 | Keraguan
52 Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53 Cast & stuff (1)
54 Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55 Cast and Stuff (2)
56 Bab 54 | Resepsi
57 Bab 55 | Reuni Keluarga
58 Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59 Bab 57 | Santorini
60 Bab 58 | Pengantin Baru
61 Bab 59 | Prahara Baru
62 Bab 60 | Alicia
63 Bab 61 | Tidak Percaya
64 Bab 62 | Baby Shower
65 Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66 Bab 64 | Bayi Laki-laki
67 Bab 65 | Hasil Tes DNA
68 Bab 66 | Pemberian Nama
69 Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70 Bab 68 | Vineyard
71 Bab 69 | Salumeria Gironda
72 Bab 70 | Brunch di Verona
73 Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74 Bab 72 | Gadis Jalanan
75 Bab 73 | Castello Ferrara
76 Bab 74 | Tamu Lombardi
77 Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78 Rekomendasi Karya (1)
79 Bab 76 | Kali Pertama
80 Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81 Bab 78 | Interogasi Balik
82 Bab 79 | Firasat Buruk
83 Bab 80 | Ancaman
84 Bab 81 | Keputusan Berat
85 Bab 82 | Ciara Berbicara
86 Bab 83 | Antico Arco
87 Bab 84 | Jebakan
88 Bab 85 | Alessandro di Milan
89 Bab 86 | Larangan Terbang
90 Bab 87 | City Spire
91 Bab 88 | Surat Cerai
92 Bab 91 | A Night In Manhattan
93 Bab 93 | Meminta Restu
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2
Bab 2 | Pewaris Ferrara
3
Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4
Bab 4 | Pembalasan Dendam
5
Bab 5 | Pesta de Angelo
6
Bab 6 | Ancaman Ferrara
7
Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8
Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9
Bab 9 | Penawaran Alessandro
10
Bab 10 | Tamu Istimewa
11
Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12
Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13
Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14
Bab 14 | Berita Mengejutkan
15
Bab 15 | Konferensi Pers
16
Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17
Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18
Bab 18 | Syuting Dihentikan
19
Bab 19 | Pemeran Pengganti
20
Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21
Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22
Bab 22 | Positif
23
Bab 23 | Keputusan Sulit
24
Bab 24 | Carlotta Menghilang
25
Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26
Bab 26 | Hidup Baru
27
Bab 27 | Kembali ke Verona
28
Bab 28 | Bertemu
29
Bab 29 | Pedesaan Veneto
30
Bab 30 | Dunia Runtuh
31
Bab 31 | Saudara yang Hilang
32
Bab 32 | Pulang ke Roma
33
Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34
Bab 34 | Pagi yang Hangat
35
Bab 35 | Awal Huru-hara
36
Bab 36 | Pengakuan
37
Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38
Bab 38 | Penjara Ferrara
39
Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40
Bab 40 | Bersamamu
41
Bab 41 | Ponte Rialto
42
Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43
Bab 43 | Formulir Tes DNA
44
Bab 44 | Mengundang Masalah
45
Bab 45 | Putar Balik
46
Bab 46 | Taman Air Mancur
47
Bab 47 | Keretakan
48
Bab 48 | Kontraksi Kedua
49
Bab 49 | New York, New York
50
Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51
Bab 51 | Keraguan
52
Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53
Cast & stuff (1)
54
Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55
Cast and Stuff (2)
56
Bab 54 | Resepsi
57
Bab 55 | Reuni Keluarga
58
Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59
Bab 57 | Santorini
60
Bab 58 | Pengantin Baru
61
Bab 59 | Prahara Baru
62
Bab 60 | Alicia
63
Bab 61 | Tidak Percaya
64
Bab 62 | Baby Shower
65
Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66
Bab 64 | Bayi Laki-laki
67
Bab 65 | Hasil Tes DNA
68
Bab 66 | Pemberian Nama
69
Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70
Bab 68 | Vineyard
71
Bab 69 | Salumeria Gironda
72
Bab 70 | Brunch di Verona
73
Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74
Bab 72 | Gadis Jalanan
75
Bab 73 | Castello Ferrara
76
Bab 74 | Tamu Lombardi
77
Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78
Rekomendasi Karya (1)
79
Bab 76 | Kali Pertama
80
Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81
Bab 78 | Interogasi Balik
82
Bab 79 | Firasat Buruk
83
Bab 80 | Ancaman
84
Bab 81 | Keputusan Berat
85
Bab 82 | Ciara Berbicara
86
Bab 83 | Antico Arco
87
Bab 84 | Jebakan
88
Bab 85 | Alessandro di Milan
89
Bab 86 | Larangan Terbang
90
Bab 87 | City Spire
91
Bab 88 | Surat Cerai
92
Bab 91 | A Night In Manhattan
93
Bab 93 | Meminta Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!