Alessandro Ferrara jarang sekali melihat keluar jendela limonya. Ia menyibukkan diri dengan pekerjaan kapan pun dan di mana pun. Namun, pada suatu pagi menjelang musim semi, dia mulai merasa suntuk.
Pria itu duduk bersandar di jok limo dan menutup laptop-nya. Untuk pertama kali dalam kurun waktu yang lama, Alessandro memandang keluar jendela dan melihatnya.
Sebuah poster film. Dengan Carlotta Marinelli sebagai pemeran utamanya.
"Berhenti." Alessandro memerintahkan. Supir limo langsung menepikan mobilnya dan parkir di sisi jalan.
"Ada masalah apa, Signor?" Lombardi bertanya.
Alessandro tersenyum. Lalu senyumnya berubah menjadi tawa. Tawa kecilnya berubah menjadi terbahak-bahak.
Lombardi semakin heran dengan kelakuan tuannya, tetapi dia tidak berani mengusik.
"Sepertinya aku mulai gila." Alessandro berkata.
"Maaf, apa maksud Anda, Signor?" Lombardi tidak mengerti.
Alessandro melambaikan tangannya, menunjuk ke sembarang arah di luar jendela. "Pekerjaan ini membuatku lelah sampai aku berhalusinasi. Aku melihat Carlotta Marinelli di luar sana."
Lombardi ikut melongok keluar jendela, memastikan apa yang dikatakan Alessandro. "Signor..."
"Aku tahu. Perempuan itu memang masih menghantuiku. Apakah sekarang waktu yang tepat mengunjungi Verona untuk melihat keadaannya?"
Lombardi menggeleng. "Signor, itu memang Nona Carlotta."
Alessandro memandang Lombardi dengan mata terbelalak. Kemudian, ia turun dari limo dan mencoba melihat dengan lebih jelas poster film yang terpajang begitu besar di sebuah baliho.
Benar. Itu dia. Carlotta Marinelli. Gadis itu menjadi aktris sekarang? Dan bukan sembarang aktris. Jika wajahnya terpampang di baliho terbesar di kota Roma, itu artinya dia termasuk aktris A-list.
Luar biasa, Carlotta, pikir Alessandro. Pria itu meninggalkannya di Verona selama lima tahun, mengira Carlotta akan tetap hidup dalam kemiskinan di sana. Namun, kenyataannya, gadis itu berada di sini sekarang. Atau di Milan. Atau entah di mana untuk syuting film terbarunya. Carlotta berhasil bangkit dan meraih kesuksesannya sendiri.
Tidak, pikir Alessandro gusar. Carlotta hanyalah gadis kaya raya yang manja dan tidak tahu bagaimana caranya bekerja keras. Pria itu justru penasaran, dengan siapa saja Carlotta tidur hingga mencapai puncak karir seperti sekarang?
Hal yang membuat Alessandro lebih gusar lagi, sekarang Carlotta semakin menawan. Gadis itu tidak tampak seperti gadis naif yang tidak tahu kejamnya dunia. Carlotta benar-benar sudah meninggalkan masa remajanya dan menjadi wanita dewasa sekarang. Dan tubuh ranumnya... Alessandro tidak bisa berhenti menatap poster itu.
"Carikan nomor manajer Carlotta." Titahnya pada Lombardi.
***
Lombardi lumayan mengalami kesulitan ketika melacak nomor telepon Marco Bruni. Rupanya, manajer Carlotta Marinelli bukan orang biasa. Pria yang kabarnya senang berdandan itu ternyata berasal dari salah satu keluarga konglomerat Verona, sama dengan Carlotta dulu.
Selain berasal dari keluarga berada, Signor Bruni rupanya juga telah memastikan bahwa nomornya tetap berada dalam komunitas elit dan eksklusif dunia hiburan. Hal itu menjadikan Carlotta sebagai aktris dengan bayaran mahal dan tak tersentuh oleh orang-orang dengan jumlah uang yang sedikit.
Namun, nama Alessandro Ferrara jelas punya akses pada semua itu. Usaha Lombardi dalam sehari berbuah manis. Malam itu juga, Alessandro sudah dapat menghubungi Signor Bruni.
Setelah sedikit basa-basi, Marco Bruni setuju untuk bertemu dengan Alessandro di Divin Ostilia, sebuah bar anggur paling rahasia di dekat Colosseum. Lombardi memastikan bahwa tempat itu aman dari paparazzi.
Marco Bruni tampak seumuran dengan Carlotta. Alessandro menebak, mereka dulunya teman sekolah. Teman baik, jika Carlotta bersedia mempercayakan seluruh karirnya pada pria itu.
Tidak ada tanda-tanda Signor Bruni menyukai wanita, dan entah mengapa hal itu menenangkan perasaan Alessandro yang tidak menentu sejak kemarin.
"Selamat datang, Signor Bruni." Alessandro menyewa seluruh tempat itu untuk sehari. Jadi, jika ada orang lain yang melangkah masuk ke sana selain pengawalnya, itu pasti Marco Bruni.
Pria itu mengenakan setelan tuxedo berwarna pastel, dominan merah muda lembut. Rambutnya yang berombak dibiarkan menjuntai sedikit di atas kacamata pink neonnya. Ketika sampai di hadapan Alessandro, Marco melepas aksesorisnya itu.
"Terima kasih sudah mengundang saya, Signor Ferrara." Marco menyambut uluran tangan Alessandro dengan senang hati.
Alessandro mengangguk dan memamerkan senyum cemerlang. "Saya harap saya tidak terlalu mengganggu waktu Anda, Signor Bruni."
Marco menggeleng cepat. "Tidak, tentu saja tidak, Signor Ferrara. Oh, dan Anda bisa memanggil saya Marco."
"Kalau begitu, Anda juga harus memanggil saya Alessandro."
Marco berjengit sedikit. Rasanya tabu memanggil pria sekelas Alessandro Ferrara hanya dengan nama depannya saja. Marco jadi semakin penasaran tentang penawaran apakah yang sebenarnya akan disampaikan oleh pewaris Ferrara Group ini.
Namun, ia tidak ingin melakukan kesalahan. Jadi, ia tersenyum dan berkata, "Baiklah, Alessandro."
Dan Mio Dio, pria bernama Alessandro ini benar-benar tipe yang akan sangat disukai baik pria maupun wanita. Wajahnya tampan. Jika dia tidak berasal dari keluarga kaya, Marco tidak akan segan-segan menawarinya bermain film. Mungkin dia akan jadi lawan main yang sepadan bagi Carlotta. Kharismanya memancar tak tanggung-tanggung. Suaranya dalam dan menggelitik sukma. Marco menebak, jenis pria seperti ini, ditambah dengan pundi-pundi uang yang tak terbatas, tak pernah ditolak para wanita di seluruh dunia.
Marco benar-benar mengira Alessandro bisa mendapatkan wanita mana saja di dunia ini.
"Kau ingin memesan sesuatu, Marco?" Alessandro bertanya.
Marco menjawab, "Saya tidak punya alergi apapun. Silakan memesan untuk saya."
Alessandro memesankan seluruh hidangan dan wine paling mahal yang tersedia.
Ketika Marco sedang asyik menikmati daging sapi kualitas terbaik di seluruh penjuru Italia, Alessandro meletakkan alat makannya. Marco agak bingung apakah ia harus ikut berhenti atau tidak.
"Aku tertarik kepada aktrismu." Kata Alessandro tanpa basa-basi.
Marco langsung tersedak. Ia berusaha mencari air minum. Namun, Alessandro tidak repot-repot menunggu pria itu meneguk habis air mineral, sebelum meneruskan kalimatnya.
"Dia cantik dan tampak bertalenta." Ujar Alessandro.
Marco menepuk-nepuk dadanya sendiri agar makanan yang salah jalur tadi segera menemukan jalan yang seharusnya. "Tentu saja. Dia adalah seseorang yang berkemauan keras."
Mata Alessandro memicing. "Apakah ada hal yang diinginkannya belakangan ini?"
"Carlotta? Tidak. Dia tidak pernah menginginkan apapun untuk dirinya sendiri." Marco berhenti sejenak. "Namun, kedua adiknya menginginkan banyak hal."
"Ciara dan Carina?" Tanya Alessandro.
"Anda mengenal mereka?"
Alessandro menggeleng. "Hanya sekedar tahu. Teruskan. Beritahu aku apa yang mereka inginkan."
Tanpa ragu-ragu, Marco menyebutkan semuanya. Ciara menginginkan sebuah apartement penthouse paling besar di Roma. Juga pesta ulang tahun paling mewah dan mobil sport Bugatti Veyron keluaran terbaru. Carina menginginkan sebuah kapal pesiar yang akan berlayar di Laut Mediterania. Ditambah sedikit biaya sekolah di Oxford untuk beberapa tahun mendatang.
Alessandro tersenyum miring. "Atur kencan semalam antara aku dan Carlotta. Aku akan mengabulkan semua yang kau sebutkan tadi."
Sekali lagi, Marco tersedak. Untungnya, kali ini, ia tersedak ludahnya sendiri. Jadi, ia lebih cepat pulih.
"Maaf, Signor. Carlottaku bukan wanita seperti itu. Dia tidak dijual."
Alessandro memajukan posisi duduknya. Kini, pria itu tampak sangat berbahaya. "Apakah tiga ratus juta cukup?"
"Dollar?"
"Euro." Jawab Alessandro.
"Maksudmu tiga puluh juta euro?" Marco tahu Carlotta sangat cantik dan sebagainya. Namun, nilainya jelas tidak setinggi itu.
Alessandro menjawab dengan serius. "Tiga. Ratus. Juta. Euro."
Marco terkesiap. Uang sebanyak itu sanggup mengcover total biaya pembuatan film terbaru Carlotta tanpa sponsor. Ini jelas bukan keputusan mudah.
"Kau harus memutuskannya sendiri. Jika kau bertanya dulu pada Carlotta, dia akan menolak. Bagaimana, Marco?" Alessandro menawarkan sekali lagi.
Marco terdiam dalam kebimbangan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
farizyara rsfy
haduuh gmn tuh, d terima g
2024-02-16
0
Bee RasyieQah
Sebenernya msih cinta.. tp ud ego dan sakit hati.. buktinya tkut klo carlotta tunangan, tkut klo jd public figur.. malah mau beli semahal itu. sma² cinta tp ad sakit hati dri keduanya..
2023-08-03
0
This is me
Aa Alessandro, ati² bucin lohhh
2023-05-08
1