Bab 8 | Bertemu Teman Lama

Pada film pertamanya, Carlotta berperan sebagai seorang perawat yang membantu tokoh utamanya melarikan diri dari rumah sakit. Perannya pada saat itu tidak berhasil membawanya masuk ke dalam kategori aktris pendatang baru pada ajang penghargaan film.

Film keduanya lebih parah. Ia hanya mendapatkan peran sebagai salah satu model yang berjalan di runway mengenakan gaun rancangan tokoh utama antagonis. Ia hanya mendapat sorotan kamera sepersekian detik dalam sebuah scene. Padahal, ia sudah belajar mati-matian menjadi seorang model profesional untuk memerankan peran itu.

Tak patah semangat dan tak mau usahanya sia-sia, ia mendaftar ke sebuah agensi model. Lagi-lagi, usahanya tidak menemui hasil yang diinginkan. Seseorang berkata dia terlalu ekspresif untuk menjadi seorang model profesional. Namun, untuk penghargaan akan wajahnya yang eksepsional, seseorang di agensi model menawarinya iklan sebuah produk pembersih lantai.

Sebagai usaha meningkatkan kemampuan aktingnya, Carlotta mengikuti beberapa kelas akting di teater ternama. Hingga puncaknya, ia ditawari peran sebagai Cleopatra di salah satu pertunjukan teater di Colosseum.

Merasa panggilan hatinya bukan di teater, tahun berikutnya ia menjajal kembali layar lebar. Kali ini, kemampuannya lebih diakui. Ia mendapatkan peran sebagai sahabat pemeran utama. Meskipun ia belum bisa menyabet penghargaan pemeran pembantu terbaik, ia cukup senang dengan pencapaiannya.

Tahun ketiganya di dunia seni peran, Carlotta menjadi semakin sibuk. Banyak job yang mendatanginya tanpa perlu dicari. Itulah saat di mana dia bertemu dengan teman lamanya sewaktu SD, Marco Bruni, di salah satu lokasi syuting.

"Carlotta Marinelli!" Marco, pria yang senang bersolek itu menjeritkan centil saat melihat Carlotta. "Ingatkah kau padaku?"

Carlotta tertawa. "Senang sekali bisa bertemu denganmu di sini, Marco."

"Kulihat kau merupakan aktris pendatang baru yang menjanjikan, Sayang." Marco Bruni segera menggenggam tangan Carlotta dan mencium kedua pipi gadis itu.

Carlotta mengibaskan rambutnya. "Benarkah kau berpikir begitu?"

"Tentu saja!" Marco Bruni menunjuk sebuah kafe di seberang lokasi syuting Carlotta. "Mau mengobrol di sana?"

Carlotta mengangguk. "Boleh saja. Aku punya waktu tiga puluh menit sebelum kami memulai lagi pengambilan gambarnya."

Marco Bruni menjentikkan jemari lentiknya di udara. "Terdengar sempurna!"

Mereka berdua berjalan menuju sebuah kafe dan duduk di salah satu meja berpayungnya.

"Mau pesan sesuatu? Biar aku yang traktir." Carlotta menawarkan.

Marco Bruni memesan secangkir espresso panas dan sepiring fettucchini aglio olio. Carlotta menyamakan pesanannya, kemudian memanggil seorang pelayan. Setelah memesan makanan, Carlotta duduk bersandar dengan santai sembari mengamati turis yang berlalu lalang.

"Aku mendengar tentang apa yang terjadi pada keluargamu tiga tahun lalu, Carlotta Sayang." Marco berkata. Ia membuka kacamata berwarna merah jambunya dan menatap Carlotta lurus-lurus. "Aku turut prihatin."

Carlotta tertawa sambil lalu. "Ternyata gosip menyebar dari Verona sampai ke Roma juga, ya?"

Marco mengangkat bahunya. "Aku masih berhubungan dengan teman-teman di Verona."

"Wah, benarkah? Padahal kau pindah kemari sejak lulus sekolah dasar."

Marco mengangguk. "Benar. Namun, cowokku masih tinggal di Verona."

Carlotta mengerling menggoda. "Siapa dia? Apa aku mengenalnya?"

"Tidak, dia bukan dari kalangan kita." Kata Marco. "Omong-omong, aku mengikuti perjalanan karirmu dari media. Kau benar-benar sebuah keajaiban, Carlotta. Karirmu terus menanjak."

Carlotta tersenyum. "Usahaku berbuah manis. Bukan begitu?"

"Benar." Marco mengangguk. "Aku harus berkenalan dengan manajermu, kurasa, jika aku ingin terjun juga ke dunia entertainment."

Carlotta tertawa. "Aku tidak punya manajer."

Marco tersedak. "Apa??"

"Sungguh, aku tidak bohong. Selama ini aku menghandle semuanya sendiri. Tidak ada yang cukup kupercaya di sini."

Marco duduk tegak sekarang. "Bagaimana denganku? Apa kau ingin aku jadi manajermu?"

Carlotta mengamati Marco dengan serius. "Biar kutebak, kau sedang bercanda, kan?"

"Tidak."

"Kau pasti bercanda."

Marco tertawa. "Tidak, Sayang. Aku baru lulus dari kuliah manajemen. Kurasa aku bisa menangani karirmu."

"Di mana kau berkuliah selama ini?"

"Sapienza."

Carlotta terkejut, tapi senang. "Kau pasti anak pintar!"

Marco masih serius. "Aku bersumpah akan mencarikanmu penawaran-penawaran terbaik yang akan memberikan banyak uang bagi kita, jika kau menerimaku. Bagaimana?"

Carlotta berpikir sesaat. Ia memang membutuhkan seorang manajer. Jadwalnya mulai tumpang tindih dan sedikit berantakan. Dia jarang punya waktu untuk dirinya sendiri karena terlalu banyak mengambil job, terkadang bukan job yang besar. Ia kesulitan mengatur pekerjaannya yang mulai bervariasi.

"Baiklah." Carlotta berkata pada akhirnya. "Kau diterima."

Marco Bruni langsung melonjak gembira. Ia memeluk Carlotta erat-erat. "Kau tidak akan menyesali ini, Mia Bella! Kapan aku mulai bekerja?"

Carlotta tertawa. Kebahagiaan Marco memang menular. "Sekarang?"

***

Marco Bruni tidak main-main dengan janjinya. Pria yang menjuluki dirinya Best Gay Bestfriend-nya Carlotta itu telah berhasil mendapatkan banyak peran yang semakin melambungkan nama Carlotta di dunia hiburan. Dalam dua tahun ia bekerja, ia menempatkan Carlotta sebagai kandidat pemeran utama dalam film besutan sutradara ternama.

Di usia ke-26, Carlotta akhirnya mendapatkan tawaran menjadi pemeran utama. Bukan sekedar film biasa. Film yang akan dibintanginya ini digadang-gadang akan menjadi Movie of The Year, dan dijagokan ssbagai salah satu nominasi festival film Cannes.

Malam ini, Carlotta, Marco Bruni, Ciara, dan Carina merayakan pencapaian itu di sebuah hotel bintang lima. Mereka menyewa sebuah suite dan memesan sampanye paling mahal.

"Bersulang untuk keberhasilan kita!" Marco mengangkat gelasnya. Gadis-gadis dari keluarga Marinelli menyambutnya meriah.

"Bersulang untuk usaha yang tidak pernah mengkhianati hasil." Carlotta juga mengangkat gelasnya.

Ciara tertawa bahagia. Ia hampir lupa rasanya menjadi gadis kaya raya. "Bersulang untuk apartemen penthouse. Kau akan membelinya setelah menyelesaikan film kali ini, kan, Kak?"

Carlotta tertawa. "Semoga saja."

"Bersulang untuk sebuah perjalanan dengan kapal pesiar menuju Yunani." Carina, si bungsu, mengangkat gelasnya juga.

Carlotta mengerling pada Marco, lalu memutar bola matanya. "Aku butuh uang yang banyak untuk menyenangkan gadis-gadis ini."

Marco menanggapinya dengan tertawa renyah. "Uang akan mendatangi kita, Mia Bella. Aku berjanji akan mencarikanmu banyak uang."

Carlotta menanggapinya sambil lalu saja. Ia kembali berpesta dengan adik-adiknya. Mereka menyalakan TV dan mulai memutar musik keras-keras.

Ponsel Marco berdering nyaring. Karena tidak mungkin menerima panggilan telepon dalam ruangan yang serba bising ini, Marco melangkah menuju balkon.

Sebuah nomor tidak dikenal.

"Dengan Marco Bruni, manajer dari aktris Carlotta Marinelli di sini. Ada yang bisa saya bantu?" Marco menutup pintu kaca yang menghubungkan kamar suite dengan balkon, agar suara gadis-gadis itu tidak mengganggu.

"Saya Alessandro Ferrara dari Ferrara Group. Saya punya penawaran menarik untuk Anda, Signor Bruni." Sebuah suara menjawab di seberang sana.

Marco terdiam sejenak, tidak begitu mempercayai pendengarannya sendiri. Ferrara. Dia tidak salah dengar, kan? Ferrara yang merupakan keluarga milyuner kelas kakap di Italia? Marco bahkan sempat menyangka keluarga itu diam-diam memiliki kaitan dengan mafia.

Pada akhirnya, Marco berbicara perlahan, berusaha terdengar sopan dan jangan sampai menyinggung. "Signor Ferrara? Apa yang mungkin bisa dilakukan orang seperti saya untuk Anda?"

***

Terpopuler

Comments

farizyara rsfy

farizyara rsfy

mulai mndekat lg

2024-02-16

0

Baby_Miracles

Baby_Miracles

masih cinta, wkwkwk tau gw

2022-03-09

0

~🌹eveliniq🌹~

~🌹eveliniq🌹~

mampir untuk nyicil lg

2022-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2 Bab 2 | Pewaris Ferrara
3 Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4 Bab 4 | Pembalasan Dendam
5 Bab 5 | Pesta de Angelo
6 Bab 6 | Ancaman Ferrara
7 Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8 Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9 Bab 9 | Penawaran Alessandro
10 Bab 10 | Tamu Istimewa
11 Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12 Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13 Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14 Bab 14 | Berita Mengejutkan
15 Bab 15 | Konferensi Pers
16 Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17 Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18 Bab 18 | Syuting Dihentikan
19 Bab 19 | Pemeran Pengganti
20 Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21 Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22 Bab 22 | Positif
23 Bab 23 | Keputusan Sulit
24 Bab 24 | Carlotta Menghilang
25 Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26 Bab 26 | Hidup Baru
27 Bab 27 | Kembali ke Verona
28 Bab 28 | Bertemu
29 Bab 29 | Pedesaan Veneto
30 Bab 30 | Dunia Runtuh
31 Bab 31 | Saudara yang Hilang
32 Bab 32 | Pulang ke Roma
33 Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34 Bab 34 | Pagi yang Hangat
35 Bab 35 | Awal Huru-hara
36 Bab 36 | Pengakuan
37 Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38 Bab 38 | Penjara Ferrara
39 Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40 Bab 40 | Bersamamu
41 Bab 41 | Ponte Rialto
42 Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43 Bab 43 | Formulir Tes DNA
44 Bab 44 | Mengundang Masalah
45 Bab 45 | Putar Balik
46 Bab 46 | Taman Air Mancur
47 Bab 47 | Keretakan
48 Bab 48 | Kontraksi Kedua
49 Bab 49 | New York, New York
50 Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51 Bab 51 | Keraguan
52 Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53 Cast & stuff (1)
54 Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55 Cast and Stuff (2)
56 Bab 54 | Resepsi
57 Bab 55 | Reuni Keluarga
58 Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59 Bab 57 | Santorini
60 Bab 58 | Pengantin Baru
61 Bab 59 | Prahara Baru
62 Bab 60 | Alicia
63 Bab 61 | Tidak Percaya
64 Bab 62 | Baby Shower
65 Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66 Bab 64 | Bayi Laki-laki
67 Bab 65 | Hasil Tes DNA
68 Bab 66 | Pemberian Nama
69 Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70 Bab 68 | Vineyard
71 Bab 69 | Salumeria Gironda
72 Bab 70 | Brunch di Verona
73 Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74 Bab 72 | Gadis Jalanan
75 Bab 73 | Castello Ferrara
76 Bab 74 | Tamu Lombardi
77 Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78 Rekomendasi Karya (1)
79 Bab 76 | Kali Pertama
80 Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81 Bab 78 | Interogasi Balik
82 Bab 79 | Firasat Buruk
83 Bab 80 | Ancaman
84 Bab 81 | Keputusan Berat
85 Bab 82 | Ciara Berbicara
86 Bab 83 | Antico Arco
87 Bab 84 | Jebakan
88 Bab 85 | Alessandro di Milan
89 Bab 86 | Larangan Terbang
90 Bab 87 | City Spire
91 Bab 88 | Surat Cerai
92 Bab 91 | A Night In Manhattan
93 Bab 93 | Meminta Restu
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2
Bab 2 | Pewaris Ferrara
3
Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4
Bab 4 | Pembalasan Dendam
5
Bab 5 | Pesta de Angelo
6
Bab 6 | Ancaman Ferrara
7
Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8
Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9
Bab 9 | Penawaran Alessandro
10
Bab 10 | Tamu Istimewa
11
Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12
Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13
Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14
Bab 14 | Berita Mengejutkan
15
Bab 15 | Konferensi Pers
16
Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17
Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18
Bab 18 | Syuting Dihentikan
19
Bab 19 | Pemeran Pengganti
20
Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21
Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22
Bab 22 | Positif
23
Bab 23 | Keputusan Sulit
24
Bab 24 | Carlotta Menghilang
25
Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26
Bab 26 | Hidup Baru
27
Bab 27 | Kembali ke Verona
28
Bab 28 | Bertemu
29
Bab 29 | Pedesaan Veneto
30
Bab 30 | Dunia Runtuh
31
Bab 31 | Saudara yang Hilang
32
Bab 32 | Pulang ke Roma
33
Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34
Bab 34 | Pagi yang Hangat
35
Bab 35 | Awal Huru-hara
36
Bab 36 | Pengakuan
37
Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38
Bab 38 | Penjara Ferrara
39
Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40
Bab 40 | Bersamamu
41
Bab 41 | Ponte Rialto
42
Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43
Bab 43 | Formulir Tes DNA
44
Bab 44 | Mengundang Masalah
45
Bab 45 | Putar Balik
46
Bab 46 | Taman Air Mancur
47
Bab 47 | Keretakan
48
Bab 48 | Kontraksi Kedua
49
Bab 49 | New York, New York
50
Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51
Bab 51 | Keraguan
52
Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53
Cast & stuff (1)
54
Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55
Cast and Stuff (2)
56
Bab 54 | Resepsi
57
Bab 55 | Reuni Keluarga
58
Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59
Bab 57 | Santorini
60
Bab 58 | Pengantin Baru
61
Bab 59 | Prahara Baru
62
Bab 60 | Alicia
63
Bab 61 | Tidak Percaya
64
Bab 62 | Baby Shower
65
Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66
Bab 64 | Bayi Laki-laki
67
Bab 65 | Hasil Tes DNA
68
Bab 66 | Pemberian Nama
69
Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70
Bab 68 | Vineyard
71
Bab 69 | Salumeria Gironda
72
Bab 70 | Brunch di Verona
73
Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74
Bab 72 | Gadis Jalanan
75
Bab 73 | Castello Ferrara
76
Bab 74 | Tamu Lombardi
77
Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78
Rekomendasi Karya (1)
79
Bab 76 | Kali Pertama
80
Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81
Bab 78 | Interogasi Balik
82
Bab 79 | Firasat Buruk
83
Bab 80 | Ancaman
84
Bab 81 | Keputusan Berat
85
Bab 82 | Ciara Berbicara
86
Bab 83 | Antico Arco
87
Bab 84 | Jebakan
88
Bab 85 | Alessandro di Milan
89
Bab 86 | Larangan Terbang
90
Bab 87 | City Spire
91
Bab 88 | Surat Cerai
92
Bab 91 | A Night In Manhattan
93
Bab 93 | Meminta Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!