Bab 7 | Kebangkitan Carlotta

Musim gugur segera berakhir dan musim dingin mengintai. Carlotta mengeratkan syal dan mantelnya untuk melawan hawa dingin. Pagi ini ia telah membeli makanan instan untuk kedua adiknya, dan memutuskan untuk mencari pekerjaan agar adik-adiknya bisa mendapatkan makanan yang lebih baik.

Kali ini, tujuannya adalah kantor suami baru ibunya. Demi Tuhan, ia amat membenci pria paruh baya yang telah menghancurkan keluarganya itu. Namun, ia tahu bahwa bukan pria itu satu-satunya yang harus disalahkan atas hubungan pernikahan kedua orang tuanya yang tidak harmonis.

Ayahnya abusif. Ibunya mendapatkan penawaran kehidupan yang lebih baik. Laki-laki yang memperlakukannya seperti ratu.

Carlotta membenci ibunya karena beliau tega meninggalkan anak-anaknya di tangan pria yang tidak mencintai siapapun selain dirinya sendiri seperti ayahnya. Carlotta memohon berkali-kali agar ibunya membawa dirinya pergi, tapi ibunya terlalu pengecut saat itu. Sang ibu khawatir akan melawan ayah mereka di pengadilan. Ia meninggalkan rumah tanpa membawa apa-apa. Dengan apakah ia bisa melawan ayah mereka?

Namun sekarang, keadaan sudah berbeda. Carlotta sudah dewasa. Ia tidak akan menuntut untuk dibiayai oleh ibunya. Paling tidak, ia bisa meminta bantuan tentang pekerjaan.

Pekerjaan apa saja yang tidak akan membuat namanya diinjak-injak seperti semalam.

Tukang fotokopi, mungkin? Atau tukang gulung kabel? Sesuatu yang sederhana, tapi bisa mencegahnya bertemu dengan kawan-kawannya di kalangan atas.

Benito Studios terletak di Roma. Ia naik kereta dari Verona Porta Nuova pada pukul 8 lewat 22 menit dan tiba di Roma Termini sebelum tengah hari.

"Ciao! Aku Carlotta Marinelli. Bisakah aku bertemu dengan Signor Benito? Atau ibuku?" Carlotta berusaha tampak percaya diri, meskipun tangan dan kakinya kedinginan. Matanya memerah karena terkena angin yang kering sepanjang jalan. Gadis itu menggigit bibir agar tak tampak gemetaran.

"Nona Marinelli?" Resepsionis di studio itu tampak sangsi.

Mana mungkin nona muda dari keluarga seterpandang Marinelli datang sendirian? Tanpa mobil dan pengawal pula. Sungguh mencurigakan.

Carlotta mengeluarkan kartu tanda pengenalnya dan menyerahkannya pada petugas itu.

Wanita cantik yang menjadi resepsionis tadi langsung memeriksa keaslian tanda pengenal milik Carlotta, dan lumayan terkejut ketika mengetahui bahwa yang berdiri di hadapannya adalah Carlotta asli.

"Maaf, Nona. Signor Benito dan istrinya sudah tidak tinggal di Roma."

Carlotta tidak terkejut. Ibunya memang suka berwisata. Bukan tidak mungkin bahwa ibunya memutuskan untuk tinggal sejauh mungkin dari mantan suaminya.

"Di mana mereka tinggal sekarang?" Gadis itu bertanya.

"New York."

Carlotta menggigit bibir semakin keras. Ia sudah hendak menyerah, namun memutuskan untuk berbalik dan mencoba sekali lagi. "Bisakah kau sambungkan aku dengan ibuku atau suaminya? Sudah lama aku tidak menghubungi mereka."

Sudah terlalu lama, bahkan tidak pernah, sebenarnya.

"Tentu saja, Nona." Resepsionis itu cepat-cepat menekan sebuah nomor internasional. "Signor Benito? Nona Marinelli datang ke kantor... Benar, yang paling besar... Putri yang pertama, namanya Carlotta Marinelli. Ia ingin berbicara dengan Anda atau ibunya... Baik, Signor."

Resepsionis berseragam merah menyala itu menyerahkan gagang teleponnya kepada Carlotta. "Signor Benito akan berbicara dengan Anda."

Carlotta menerimanya. "Ciao, Signor Benito. Saya Carlotta Marinelli. Jika tidak merepotkan, saya butuh bantuan Anda."

***

Signor Benito menawarinya untuk menjadi pemain figuran di salah satu film yang akan digarapnya mulai bulan depan. Carlotta merasa takut untuk menerimanya, tetapi ia tidak sanggup menerima uang tanpa bekerja. Dan menjadi aktris tampaknya akan cocok baginya, menurut Signor Benito.

Dengan wajah secantik ibunya, Signor Benito yakin, kelak ia bisa menjadi seorang aktris besar. Kesempatan seperti tidak datang dua kali. Carlotta harus mengakui bahwa jika dia bukan putri ibunya, dia bahkan tidak akan pernah mendapatkan kesempatan ini.

Jadi, ia menerimanya.

Dalam waktu sebulan menjelang persiapan debut aktingnya, Signor Benito mengatur sebuah apartemen khusus para pekerja untuk ditempati oleh Carlotta.

Apartemen yang ini jelas jauh lebih baik daripada apartemen kecil yang disewanya di pinggiran kota Verona. Melihat kesempatan emas, Carlotta membawa serta kedua adiknya ke ibukota negara.

Ciara dan Carina sangat senang dengan tempat tinggal baru mereka. Signor Benito baik sekali mengubah apartemen studio menjadi rumah tinggal bagi tiga anak gadis. Di ruangan utama, Signor Benito memerintahkan para tukangnya untuk memasang sebuah mezanin. Bagian atas ditempati oleh dua single bed untuk Ciara dan Carina. Sementara itu, di bagian bawah, Signor Benito mendesain agar ruangan itu ditempati single bed untuk Carlotta dan lemari pakaian bagi ketiga gadis itu. Di bagian ruangan yang bebas mezanine, terdapat satu set sofa dan televisi keluaran terbaru. Apartemen ini juga memiliki sebuah balkon. Ada sepasang kursi teras dan sebuah meja rotan di balkon. Mereka bertiga menggunakannya untuk minum teh di sore hari sembari menikmati matahari tenggelam di atas kota Roma.

"Apa kau sungguh akan menjadi aktris, Kak?" Ciara bertanya. "Kenapa repot-repot bekerja jika kau akan menjadi Nyonya Mancini suatu hari nanti?"

Carlotta tertawa. Ia telah mengambil kelas akting selama sebulan ini, demi mendalami peran yang akan dimainkannya nanti. Aktris adalah pilihan hidupnya sekarang. "Aku tidak akan menjadi Nyonya Mancini."

Ciara mendesah sedih. "Itu dia yang kupertanyakan. Kenapa kau memutuskan pertunanganmu dengan Roberto? Dia tampan, baik hati, mahasiswa cerdas di salah satu universitas paling bergengsi di dunia. Apa kurangnya dia?"

Carlotta menatap Ciara dengan curiga. "Bukankah selama ini kau tidak menyukai Roberto?"

Ciara mengangkat bahunya acuh. "Aku tidak bilang begitu."

Carlotta mengernyit. "Tapi kau selalu bertengkar dengannya dalam hal apapun."

Ciara mulai mengalihkan pandangan tak nyaman dari kakaknya. "Yah, bertengkar dengannya mengasyikkan."

"Jangan bilang kau naksir-"

"Tidak!" Ciara menjawab cepat. Terlalu cepat. "Maksudku, semua ini bagus." Gadis itu menunjuk apartemen baru mereka. "Tapi akan lebih bagus lagi jika kita tinggal di rumah keluarga Mancini yang mewah. Seperti rumah kita!"

Carlotta merangkul Ciara dengan penuh rasa sayang. "Maafkan aku. Kita jadi begini karena aku."

"Tidak, ini bukan salahmu. Ini salah Papa." Ciara berkata.

Carlotta hanya tersenyum masam menanggapinya. "Jangan dipikirkan lagi. Kita pasti akan baik-baik saja."

Ciara mengangguk. "Harus!"

Carlotta mengacak rambut keemasan adiknya dengan bangga. "Bersantailah dulu. Besok kau akan masuk di sekolah barumu."

"Aku suka sekolah baru. Paling tidak, di sini tidak akan ada yang mengejekku."

Carlotta mengangguk. "Kuharap juga begitu."

Ciara melenggang masuk kembali ke dalam apartemen, meninggalkan Carlotta yang masih menikmati waktu sore harinya di balkon.

"Omong-omong," Terdengar suara Ciara lagi dari dalam. "Bolehkah aku memakai bathtub-nya? Aku kangen sekali berendam air panas."

Carlotta tertawa. "Ya, tentu saja!"

Dan gadis itu sungguh-sungguh berharap mereka bertiga tidak akan kekurangan air panas lagi seumur hidupnya.

***

Terpopuler

Comments

farizyara rsfy

farizyara rsfy

ni cewek keren mau usaha apapun demi adik2nya sekalipun dulunya dia seorang putri tpi g ngeluh dengan keadaan

2024-02-16

2

Baby_Miracles

Baby_Miracles

asik dapat rumah dari papa tiri

2022-03-09

0

Pansy

Pansy

Yg available tukang jilid, apa mau terima? 😅

2022-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2 Bab 2 | Pewaris Ferrara
3 Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4 Bab 4 | Pembalasan Dendam
5 Bab 5 | Pesta de Angelo
6 Bab 6 | Ancaman Ferrara
7 Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8 Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9 Bab 9 | Penawaran Alessandro
10 Bab 10 | Tamu Istimewa
11 Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12 Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13 Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14 Bab 14 | Berita Mengejutkan
15 Bab 15 | Konferensi Pers
16 Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17 Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18 Bab 18 | Syuting Dihentikan
19 Bab 19 | Pemeran Pengganti
20 Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21 Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22 Bab 22 | Positif
23 Bab 23 | Keputusan Sulit
24 Bab 24 | Carlotta Menghilang
25 Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26 Bab 26 | Hidup Baru
27 Bab 27 | Kembali ke Verona
28 Bab 28 | Bertemu
29 Bab 29 | Pedesaan Veneto
30 Bab 30 | Dunia Runtuh
31 Bab 31 | Saudara yang Hilang
32 Bab 32 | Pulang ke Roma
33 Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34 Bab 34 | Pagi yang Hangat
35 Bab 35 | Awal Huru-hara
36 Bab 36 | Pengakuan
37 Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38 Bab 38 | Penjara Ferrara
39 Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40 Bab 40 | Bersamamu
41 Bab 41 | Ponte Rialto
42 Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43 Bab 43 | Formulir Tes DNA
44 Bab 44 | Mengundang Masalah
45 Bab 45 | Putar Balik
46 Bab 46 | Taman Air Mancur
47 Bab 47 | Keretakan
48 Bab 48 | Kontraksi Kedua
49 Bab 49 | New York, New York
50 Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51 Bab 51 | Keraguan
52 Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53 Cast & stuff (1)
54 Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55 Cast and Stuff (2)
56 Bab 54 | Resepsi
57 Bab 55 | Reuni Keluarga
58 Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59 Bab 57 | Santorini
60 Bab 58 | Pengantin Baru
61 Bab 59 | Prahara Baru
62 Bab 60 | Alicia
63 Bab 61 | Tidak Percaya
64 Bab 62 | Baby Shower
65 Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66 Bab 64 | Bayi Laki-laki
67 Bab 65 | Hasil Tes DNA
68 Bab 66 | Pemberian Nama
69 Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70 Bab 68 | Vineyard
71 Bab 69 | Salumeria Gironda
72 Bab 70 | Brunch di Verona
73 Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74 Bab 72 | Gadis Jalanan
75 Bab 73 | Castello Ferrara
76 Bab 74 | Tamu Lombardi
77 Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78 Rekomendasi Karya (1)
79 Bab 76 | Kali Pertama
80 Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81 Bab 78 | Interogasi Balik
82 Bab 79 | Firasat Buruk
83 Bab 80 | Ancaman
84 Bab 81 | Keputusan Berat
85 Bab 82 | Ciara Berbicara
86 Bab 83 | Antico Arco
87 Bab 84 | Jebakan
88 Bab 85 | Alessandro di Milan
89 Bab 86 | Larangan Terbang
90 Bab 87 | City Spire
91 Bab 88 | Surat Cerai
92 Bab 91 | A Night In Manhattan
93 Bab 93 | Meminta Restu
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2
Bab 2 | Pewaris Ferrara
3
Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4
Bab 4 | Pembalasan Dendam
5
Bab 5 | Pesta de Angelo
6
Bab 6 | Ancaman Ferrara
7
Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8
Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9
Bab 9 | Penawaran Alessandro
10
Bab 10 | Tamu Istimewa
11
Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12
Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13
Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14
Bab 14 | Berita Mengejutkan
15
Bab 15 | Konferensi Pers
16
Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17
Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18
Bab 18 | Syuting Dihentikan
19
Bab 19 | Pemeran Pengganti
20
Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21
Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22
Bab 22 | Positif
23
Bab 23 | Keputusan Sulit
24
Bab 24 | Carlotta Menghilang
25
Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26
Bab 26 | Hidup Baru
27
Bab 27 | Kembali ke Verona
28
Bab 28 | Bertemu
29
Bab 29 | Pedesaan Veneto
30
Bab 30 | Dunia Runtuh
31
Bab 31 | Saudara yang Hilang
32
Bab 32 | Pulang ke Roma
33
Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34
Bab 34 | Pagi yang Hangat
35
Bab 35 | Awal Huru-hara
36
Bab 36 | Pengakuan
37
Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38
Bab 38 | Penjara Ferrara
39
Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40
Bab 40 | Bersamamu
41
Bab 41 | Ponte Rialto
42
Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43
Bab 43 | Formulir Tes DNA
44
Bab 44 | Mengundang Masalah
45
Bab 45 | Putar Balik
46
Bab 46 | Taman Air Mancur
47
Bab 47 | Keretakan
48
Bab 48 | Kontraksi Kedua
49
Bab 49 | New York, New York
50
Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51
Bab 51 | Keraguan
52
Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53
Cast & stuff (1)
54
Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55
Cast and Stuff (2)
56
Bab 54 | Resepsi
57
Bab 55 | Reuni Keluarga
58
Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59
Bab 57 | Santorini
60
Bab 58 | Pengantin Baru
61
Bab 59 | Prahara Baru
62
Bab 60 | Alicia
63
Bab 61 | Tidak Percaya
64
Bab 62 | Baby Shower
65
Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66
Bab 64 | Bayi Laki-laki
67
Bab 65 | Hasil Tes DNA
68
Bab 66 | Pemberian Nama
69
Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70
Bab 68 | Vineyard
71
Bab 69 | Salumeria Gironda
72
Bab 70 | Brunch di Verona
73
Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74
Bab 72 | Gadis Jalanan
75
Bab 73 | Castello Ferrara
76
Bab 74 | Tamu Lombardi
77
Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78
Rekomendasi Karya (1)
79
Bab 76 | Kali Pertama
80
Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81
Bab 78 | Interogasi Balik
82
Bab 79 | Firasat Buruk
83
Bab 80 | Ancaman
84
Bab 81 | Keputusan Berat
85
Bab 82 | Ciara Berbicara
86
Bab 83 | Antico Arco
87
Bab 84 | Jebakan
88
Bab 85 | Alessandro di Milan
89
Bab 86 | Larangan Terbang
90
Bab 87 | City Spire
91
Bab 88 | Surat Cerai
92
Bab 91 | A Night In Manhattan
93
Bab 93 | Meminta Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!