Bab 5 | Pesta de Angelo

Taman-taman dihias cantik. Kandelir mewah digantung tinggi, gemerlapan dengan lampu kristal. Makanan disajikan tanpa henti. Karpet merah dibentangkan dari pintu masuk hingga ke ballroom. Seluruh karya seni antik dipamerkan. Banyak orang penting yang akan datang.

Di pesta-pesta seperti ini, biasanya Carlotta menjadi tamu kehormatan. Atau bahkan, menjadi penyelenggaranya. Ini adalah pertama kalinya gadis itu bekerja di balik layar. Tidak ada lagi gaun pesta mewah, gaya rambut paling terkini, makeup-makeup mahal, dan sepatu yang harganya bisa memberi makan orang sekampung.

Kini, Carlotta bersiap dengan seragam pelayannya yang berwarna hitam putih. Sebuah kemeja putih polos berlengan panjang, sebuah rok hitam pendek, hosiery berwarna hitam pekat, dan sepatu pantofel hitam yang membosankan. Rambut keemasannya yang indah diikat dengan gelungan sederhana di puncak kepala. Hairnet dipasang untuk menutupi keindahannya. Wajah gadis itu polos tanpa riasan.

Carlotta sengaja tidak berlama-lama memandangi cermin. Ia harus menguatkan hatinya. Dan bayangan di cermin besar itu terlalu menyakitkan.

"Sudah siap, Carlotta?" Salah satu teman barunya sesama pelayan, Jeanne, mendekatinya.

Carlotta tersenyum. "Sudah. Mohon bantuannya, Jeanne. Ini pekerjaan pertamaku."

Jeanne menggenggam tangan Carlotta. "Apa kau gugup? Jangan takut. Aku akan mengawasimu dengan ketat. Kau ingat peraturan tak tertulisnya, kan?"

Carlotta mengangguk. "Pertama, jangan menatap para tamu terlalu lama. Kedua, segera menyingkir ketika ada pria bangkotan yang berniat menggodamu."

"Ketiga, perhatikan langkahmu. Jangan sampai tersandung dan menumpahkan sampanye." Jeanne meneruskan.

"Oh, tidak." Carlotta memelas. "Aku tidak bisa membawa baki sampanye. Aku ceroboh dan sudah pasti akan menumpahkannya!"

Jeanne tertawa. "Kau akan baik-baik saja, Carlotta."

"Tidak, Jeanne. Kau tidak mengerti. Aku belum pernah membawa baki yang-"

Jeanne menggeleng. "Wajar untuk merasa gugup saat pertama kali bekerja, Carlotta. Namun, kau harus yakin pada dirimu sendiri."

"T-tapi ..."

"Sudahlah, ayo kita keluar sekarang." Jeanne menggandeng Carlotta yang tampak amat enggan.

"Tidak!" Carlotta berhenti di depan pintu menuju ballroom, selangkah di dalam bayang-bayang. "Aku tidak bisa melakukan ini, Jeanne. Tolong katakan pada Nona Patrizia, aku mengganti job-ku dengan pekerjaan di dapur. Aku bisa jadi asisten koki atau semacamnya!"

Jeanne merasa amat geli. "Bukankah kau sudah menandatangi kontrak sebagai waitress?"

Carlotta mendesah. "Tolong aku, Dio Mio." Lalu, ia melangkah ke dalam ruang pesta. Rasanya sungguh seperti digiring ke rumah penjagalan.

***

Alessandro Ferrara memutar-mutar undangan berwarna royal blue dari keluarga des Angelo. Dia pikir akan membutuhkan usaha tambahan untuk mendapatkan undangan ke party of the year, salah satu pesta paling besar di Verona. Ternyata, semuanya serba mudah untuk orang dari keluarga seterpandang keluarganya.

Pria itu telah menghadiri banyak pesta selama lima tahun terakhir. Namun, semuanya berada di Roma. Ini adalah pertama kalinya ia menghadiri pesta di kota Verona. Sebentar lagi, ia akan merasakan suasana yang dulunya selalu dinikmati Carlotta dan keluarga gadis itu.

Ia masih tidak menyangka bahwa kali ini, ia akan hadir di pesta yang sama dengan Carlotta. Hanya saja, gadis itu menjadi pelayannya, bukan sesama tamu.

Bukankah pembalasan dendam terasa amat manis?

Alessandro menyesap wine-nya sedikit. Jika saja Carlotta tidak bertunangan dengan Roberto Mancini, mungkin malam ini mereka bisa bertemu dengan derajat yang sama.

Bukankah gadis itu menyukai kesetaraan derajat?

Tanpa perlu diperintah, Lombardi merapikan bagian belakang tuxedo tuannya yang tampak sedikit kusut setelah dipakai duduk di dalam limo. Khusus untuk hari ini, Lombardi menugaskan seorang stylist dari New York demi penampilan paripurna tuannya.

Dan hasilnya sama sekali tidak mengecewakan. Semua mata tertuju pada Alessandro Ferrara sejak pria itu turun dari limo-nya. Entah mereka semua memandang Alessandro karena dia merupakan pewaris tunggal Ferrara Group, atau hanya karena Alessandro memang pria yang menawan.

Ketika Alessandro memasuki ballroom, beberapa orang memandanginya tanpa berkedip. Gadis-gadis mulai berbisik-bisik heboh tanpa malu-malu.

"Selamat datang di rumah kecil kami, Signor Ferrara!" Patrizia de Angelo segera menghampiri pria itu.

Alessandro mengangguk dan mengeluarkan senyum manis. "Terima kasih sudah mengundangku, Nona de Angelo."

Di belakang Patrizia, Gretta berbisik pelan. "Ini dia mantan tukang kebun Carlotta."

"Boleh juga seleranya Carlotta."

"Sekarang dia tunangan kakakku!"

"Ah. Maafkan aku." Patrizia menggunakan kipas untuk menutupi mulutnya, tetapi suaranya tetap terdengar oleh Alessandro. "Apakah sebaiknya kita mengundang Carlotta sekarang?"

Gretta mengangguk antusias. "Kita mulai sekarang."

Patrizia berpaling pada Alessandro lagi. "Apakah kau mau segelas sampanye, Signor?"

Alessandro tersenyum lagi. "Tentu saja."

Patrizia segera memanggil pelayan, tidak secara umum. Dia sengaja meminta Carlotta yang mendekat.

Carlotta mendekat dengan cepat. Tanpa mengangkat pandangan, ia menawarkan sampanye di nampannya pada Alessandro.

Alessandro mengumpat dalam hati. Sudah dipakaikan pakaian pelayan seperti ini saja kecantikan Carlotta masih bersinar terang. Bahkan, di mata Alessandro, wajah wanita lainnya malam ini terlihat seperti boneka dengan polesan berlebihan. Hanya Carlotta yang cantik. Hanya Carlotta yang paling cantik.

"Silakan, Signor." Carlotta menawarkan, masih menolak untuk mengangkat pandangan.

Alessandro pura-pura terkejut. "Wah, wah. Carlotta? Bukankah ini kau?"

Mendengar namanya disebut, Carlotta secara refleks memelototi Alessandro.

Dan Ya Tuhan, Carlotta tahu Alessandro tampan. Namun tidak setampan ini. Ketampanannya terasa seperti sebuah dosa. Terlarang.

"Apa kau sudah lupa padaku? Berapa tahun kita tidak bertemu? Dua? Tiga?" Alessandro memancing Carlotta lagi.

Carlotta menjawab cepat. "Lima."

Alessandro, sekali lagi, pura-pura terkejut. "Ternyata kau menghitung!"

Carlotta menahan desakan untuk melemparkan seluruh sampanye yang dibawanya ke muka Alessandro.

Pria itu kembali memusatkan perhatian pada Patrizia dan Gretta. "Nona-nona, bolehkah aku meminjam Carlotta sebentar? Sudah lama aku tidak menemui kawan lamaku."

Carlotta berjengit sedikit mendengar ia disebut sebagai kawan lama Alessandro. Tidakkah hubungan mereka di masa lalu berarti apapun bagi pria itu?

Patrizia segera mengangguk. "Tentu saja. Silakan!"

Alessandro mengangguk sembari mengucapkan terima kasih pelan. Dengan cekatan, ia memindahkan baki sampanye yang dibawa Carlotta dan menyerahkannya pada Patrizia. "Bisakah kau memeganginya sebentar?"

Patrizia terkesiap. "T-tapi aku ..."

Karena baki itu disodorkan padanya, mau tidak mau Patrizia menerimanya.

Alessandro memeriksa situasi sekeliling ballroom dan matanya menemukan sebuah balkon yang agak tertutup. "Kita bicara di sana, Carlotta."

Carlotta masih bergeming di tempatnya berdiri.

"Kau bisa berjalan sendiri atau ... ?" Alessandro memberikan tatapan mengancam pada Carlotta.

Alessandro benar-benar berubah, pikir Carlotta ngeri. Pria ini bukan Alessandro yang dulu menjadi tukang kebunnya. Pria ini bukan lagi pria tempat ia mencurahkan seluruh isi hati dan rasa kesepiannya.

Alessandro menggandeng lengan Carlotta karena tidak sabar. Carlotta yang masih setengah melamun, akhirnya terpaksa mengikuti kemauan pria itu.

***

Terpopuler

Comments

farizyara rsfy

farizyara rsfy

mau ksh penawaran apa tuch🤔🤔🤔

2024-02-16

0

Sulis Tiyono

Sulis Tiyono

di bantu jgndi buly kasihansekarang miskin bersipatlah JD orang baik lupa kan masa lalu demi ke manusiaan klu jodoh gak kemana ia lakukan terpaksa Krn orang tua

2023-02-14

0

Zazila Rokhim

Zazila Rokhim

pelan pelan bacanya krna waktunya emak2 sangat padat 😂😂

2022-05-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2 Bab 2 | Pewaris Ferrara
3 Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4 Bab 4 | Pembalasan Dendam
5 Bab 5 | Pesta de Angelo
6 Bab 6 | Ancaman Ferrara
7 Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8 Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9 Bab 9 | Penawaran Alessandro
10 Bab 10 | Tamu Istimewa
11 Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12 Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13 Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14 Bab 14 | Berita Mengejutkan
15 Bab 15 | Konferensi Pers
16 Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17 Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18 Bab 18 | Syuting Dihentikan
19 Bab 19 | Pemeran Pengganti
20 Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21 Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22 Bab 22 | Positif
23 Bab 23 | Keputusan Sulit
24 Bab 24 | Carlotta Menghilang
25 Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26 Bab 26 | Hidup Baru
27 Bab 27 | Kembali ke Verona
28 Bab 28 | Bertemu
29 Bab 29 | Pedesaan Veneto
30 Bab 30 | Dunia Runtuh
31 Bab 31 | Saudara yang Hilang
32 Bab 32 | Pulang ke Roma
33 Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34 Bab 34 | Pagi yang Hangat
35 Bab 35 | Awal Huru-hara
36 Bab 36 | Pengakuan
37 Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38 Bab 38 | Penjara Ferrara
39 Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40 Bab 40 | Bersamamu
41 Bab 41 | Ponte Rialto
42 Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43 Bab 43 | Formulir Tes DNA
44 Bab 44 | Mengundang Masalah
45 Bab 45 | Putar Balik
46 Bab 46 | Taman Air Mancur
47 Bab 47 | Keretakan
48 Bab 48 | Kontraksi Kedua
49 Bab 49 | New York, New York
50 Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51 Bab 51 | Keraguan
52 Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53 Cast & stuff (1)
54 Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55 Cast and Stuff (2)
56 Bab 54 | Resepsi
57 Bab 55 | Reuni Keluarga
58 Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59 Bab 57 | Santorini
60 Bab 58 | Pengantin Baru
61 Bab 59 | Prahara Baru
62 Bab 60 | Alicia
63 Bab 61 | Tidak Percaya
64 Bab 62 | Baby Shower
65 Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66 Bab 64 | Bayi Laki-laki
67 Bab 65 | Hasil Tes DNA
68 Bab 66 | Pemberian Nama
69 Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70 Bab 68 | Vineyard
71 Bab 69 | Salumeria Gironda
72 Bab 70 | Brunch di Verona
73 Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74 Bab 72 | Gadis Jalanan
75 Bab 73 | Castello Ferrara
76 Bab 74 | Tamu Lombardi
77 Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78 Rekomendasi Karya (1)
79 Bab 76 | Kali Pertama
80 Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81 Bab 78 | Interogasi Balik
82 Bab 79 | Firasat Buruk
83 Bab 80 | Ancaman
84 Bab 81 | Keputusan Berat
85 Bab 82 | Ciara Berbicara
86 Bab 83 | Antico Arco
87 Bab 84 | Jebakan
88 Bab 85 | Alessandro di Milan
89 Bab 86 | Larangan Terbang
90 Bab 87 | City Spire
91 Bab 88 | Surat Cerai
92 Bab 91 | A Night In Manhattan
93 Bab 93 | Meminta Restu
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2
Bab 2 | Pewaris Ferrara
3
Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4
Bab 4 | Pembalasan Dendam
5
Bab 5 | Pesta de Angelo
6
Bab 6 | Ancaman Ferrara
7
Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8
Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9
Bab 9 | Penawaran Alessandro
10
Bab 10 | Tamu Istimewa
11
Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12
Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13
Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14
Bab 14 | Berita Mengejutkan
15
Bab 15 | Konferensi Pers
16
Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17
Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18
Bab 18 | Syuting Dihentikan
19
Bab 19 | Pemeran Pengganti
20
Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21
Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22
Bab 22 | Positif
23
Bab 23 | Keputusan Sulit
24
Bab 24 | Carlotta Menghilang
25
Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26
Bab 26 | Hidup Baru
27
Bab 27 | Kembali ke Verona
28
Bab 28 | Bertemu
29
Bab 29 | Pedesaan Veneto
30
Bab 30 | Dunia Runtuh
31
Bab 31 | Saudara yang Hilang
32
Bab 32 | Pulang ke Roma
33
Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34
Bab 34 | Pagi yang Hangat
35
Bab 35 | Awal Huru-hara
36
Bab 36 | Pengakuan
37
Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38
Bab 38 | Penjara Ferrara
39
Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40
Bab 40 | Bersamamu
41
Bab 41 | Ponte Rialto
42
Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43
Bab 43 | Formulir Tes DNA
44
Bab 44 | Mengundang Masalah
45
Bab 45 | Putar Balik
46
Bab 46 | Taman Air Mancur
47
Bab 47 | Keretakan
48
Bab 48 | Kontraksi Kedua
49
Bab 49 | New York, New York
50
Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51
Bab 51 | Keraguan
52
Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53
Cast & stuff (1)
54
Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55
Cast and Stuff (2)
56
Bab 54 | Resepsi
57
Bab 55 | Reuni Keluarga
58
Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59
Bab 57 | Santorini
60
Bab 58 | Pengantin Baru
61
Bab 59 | Prahara Baru
62
Bab 60 | Alicia
63
Bab 61 | Tidak Percaya
64
Bab 62 | Baby Shower
65
Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66
Bab 64 | Bayi Laki-laki
67
Bab 65 | Hasil Tes DNA
68
Bab 66 | Pemberian Nama
69
Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70
Bab 68 | Vineyard
71
Bab 69 | Salumeria Gironda
72
Bab 70 | Brunch di Verona
73
Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74
Bab 72 | Gadis Jalanan
75
Bab 73 | Castello Ferrara
76
Bab 74 | Tamu Lombardi
77
Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78
Rekomendasi Karya (1)
79
Bab 76 | Kali Pertama
80
Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81
Bab 78 | Interogasi Balik
82
Bab 79 | Firasat Buruk
83
Bab 80 | Ancaman
84
Bab 81 | Keputusan Berat
85
Bab 82 | Ciara Berbicara
86
Bab 83 | Antico Arco
87
Bab 84 | Jebakan
88
Bab 85 | Alessandro di Milan
89
Bab 86 | Larangan Terbang
90
Bab 87 | City Spire
91
Bab 88 | Surat Cerai
92
Bab 91 | A Night In Manhattan
93
Bab 93 | Meminta Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!