Bab 4 | Pembalasan Dendam

Seminggu setelah acara pertunangannya, Ayah Carlotta terlihat uring-uringan. Ia mengemasi barang-barangnya dengan cepat. Seluruh aset berharga, emas, berlian, uang tunai, dibawanya. Lalu, ia memanggil ketiga putrinya ke ruang depan.

"Papa akan pergi ke Milan. Jangan hubungi Papa, karena Papa akan sibuk dengan urusan pekerjaan." Ayah Carlotta berkata.

"Kapan Papa akan pulang?" Ciara bertanya.

Ayah mereka menggeleng sedih. "Papa belum tahu, Nak. Jaga diri kalian baik-baik."

Carina memegangi lengan ayahnya. "Kenapa kami tidak ikut dengan Papa saja?"

Carlotta menenangkan adik-adiknya, "Kalian kan masih harus sekolah. Aku juga masuk kuliah. Kita tidak boleh mengganggu Papa."

Ayah Carlotta mengangguk. "Dengarkan kakak kalian. Carlotta, jaga adik-adikmu."

"Baik, Papa."

Dan ketiga gadis itu tidak tahu kalau ayah mereka berniat untuk meninggalkan mereka selamanya.

Persis setelah ayah mereka melarikan diri, orang-orang dari bank mendatangi kediaman mereka. Beberapa anggota kepolisian ikut serta. Seluruh pelayan diinstruksikan untuk berkumpul di ruang depan, bersama dengan ketiga putri Marinelli.

"Kami datang kemari dengan surat tugas penyitaan seluruh aset." Kata salah seorang dari mereka.

Carlotta berdiri paling depan. Ia dengan tegas menggeleng. "Ada apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi, Signor?"

"Ayah kalian berhutang pada keluarga Ferrara. Hutang yang terakumulasi amat besar. Bahkan jika seluruh aset keluarga kalian telah disita, hutang itu belum dapat terlunasi."

Carlotta jatuh terduduk. Ya Tuhan, apa lagi ini? Pikirnya kalut.

"Kak! Bagaimana ini?" Ciara dan Carina semakin panik.

Carlotta menggeleng. "Kalian harus menunggu Papa pulang. Jangan melakukan apapun!"

Namun, tak ada yang menghiraukannya. Semua orang bertindak cepat melakukan penyitaan. Garis-garis polisi berwarna kuning dan hitam telah dipasang. Rumah mereka benar-benar dikosongkan. Seluruh pelayan diusir.

Ciara dan Carina menangis meraung-raung. "Tolong jangan lakukan ini! Kami punya pengacara pribadi!"

Carina mengguncang Carlotta agar gadis yang lebih dewasa itu kembali fokus. "Apa yang harus kita lakukan? Di mana kita akan tidur jika kita diusir dari rumah, Kak?"

Carlotta berdiri. Ia menatap kedua adiknya dengan pandangan nanar dan menyadari sesuatu. "Kita harus telepon Papa."

Carlotta mengeluarkan ponselnya dan berusaha menghubungi ayahnya. Panggilan teleponnya tidak tersambung. Ayah mereka telah mematikan ponsel. Atau mengganti nomor.

"Apakah Papa menjawab, Kak?" Ciara bertanya.

Carlotta menggeleng lemas.

Tak patah semangat, Carlotta segera menghubungi pengacara mereka, Mr. Hughman.

"Selamat siang, Nona Carlotta. Ada yang bisa saya bantu?" Mr. Hughman mengangkat teleponnya. Untuk sesaat, Carlotta merasakan kelegaan.

Carlotta segera menjelaskan semua yang telah terjadi.

"Bisakah kau melakukan sesuatu, Mr. Hughman?"

Jeda sesaat.

"Maafkan saya, Nona Carlotta. Namun, Signor Marinelli sudah tidak mengontrak jasa saya mulai hari ini. Saya tidak dapat melakukan apa-apa, Nona."

Carlotta terkejut. "Papa memecatmu, Mr. Hughman?"

"Benar, Nona. Saya telah kembali ke Inggris sejak semalam."

Carlotta hampir menangis sekarang.

"Ada lagi yang bisa saya bantu, Nona?"

"Tidak ada, terima kasih, Sir." Carlotta mematikan sambungan teleponnya dan mendekap ponselnya erat-erat di dada.

Hancur sudah semuanya.

***

Setahun lalu, Alessandro membangun sebuah rumah mewah bergaya Romawi kuno di sebuah pedesaan Veneto, tiga kilometer jauhnya dari pusat kota Verona. Ia sering mengunjungi kampung halamannya dan butuh mengontrol bisnis yang ia kembangkan di kota itu.

Alessandro masih sering berada di Roma, tepatnya di rumah utama keluarga Ferrara. Namun, ia butuh berada di Verona. Kota tempat ia dilahirkan, dan kota di mana Carlotta berada.

"Bagaimana perkembangannya?" Alessandro bertanya pada Lombardi.

"Penyitaan telah dilakukan, Signor. Tuan Marinelli kabur ke Milan. Dia meninggalkan ketiga putrinya sendirian."

Alessandro memukul bola golf dengan tongkat sekuat tenaga. "Dasar pria tua kurang ajar." Ia bergumam.

"Nona Carlotta menyewa sebuah apartemen kecil di kawasan pinggiran. Tempat itu tidak aman, Signor. Banyak pria hidung belang dan pemabuk tinggal di sana." Lombardi melanjutkan laporannya.

Alessandro mengernyit. "Kukira dia akan segera berlari ke rumah tunangannya."

"Tidak, Signor." Lombardi kembali melaporkan, "Nona Carlotta sudah mendaftar untuk menjadi waitress tambahan di pesta keluarga des Angelo."

"Waitress??"

"Ya, Signor."

Alessandro tertawa sambil menggelengkan kepala. "Kau memang luar biasa, Carlotta."

Lombardi diam dan menunggu. "Ada lagi yang bisa saya lakukan, Signor?"

"Siapkan mobilku. Aku akan memberi Carlotta sebuah penawaran."

"Baik, Signor."

***

Carlotta Marinelli merapikan barang-barangnya dengan tangkas. Kini, ia dan kedua adiknya tinggal di sebuah apartemen mini yang hanya berisikan 1 kamar dan 1 kamar mandi. Tak ada lagi para pelayan yang bisa melayani mereka. Tak ada lagi para penjaga dan pengawal yang siap siaga melindungi mereka.

Apartemen Carlotta berada di wilayah suburban. Jauh dari pusat kota. Tempat ini asing baginya. Apartemen itu menempati sebuah bangunan tua yang cat temboknya sudah terkikis di sana-sini. Lampu-lampunya redup, beberapa bahkan sudah mati. Hanya ini yang sanggup disewanya. Rekeningnya telah dibekukan dan ia hanya bisa menjual murah beberapa tas brandednya untuk sebuah apartemen kecil.

Apapun untuk bertahan hidup.

Tempat ini mungkin kecil dan berada di daerah terpencil, tapi Carlotta bersyukur ia dan adik-adiknya masih punya tempat berteduh. Sesuatu yang disewa atas namanya dan tidak termasuk dalam barang sitaan.

Musim dingin segera datang, dan mereka bertiga butuh makan. Juga butuh uang untuk biaya sewa bulan-bulan berikutnya.

Carlotta butuh pekerjaan. Atau pinjaman uang. Namun, tak satu pun teman-temannya mengangkat telepon darinya. Tanpa disangka, Patrizia des Angelo menghubunginya terlebih dulu.

"Carlotta Marinelli?" Patrizia menyapa di seberang sana.

Carlotta menjawab. "Ya, aku sendiri."

"Oh, Sayang, aku turut prihatin dengan keadaanmu sekarang. Kudengar keluargamu bangkrut dan rumahmu disita? Di mana kau tinggal sekarang?"

"Aku menyewa apartemen di-"

"Anyway," Patrizia memotong ucapan Carlotta. "Aku punya penawaran untukmu. Kau bisa bekerja di pestaku sebagai waitress tambahan. Bagaimana?"

"Waitress?" Carlotta hampir tersedak.

Patrizia tertawa. "Aku serius. Bayarannya lumayan. Aku bukan orang yang pelit."

Carlotta tidak tahu apakah Patrizia berniat membantu atau ada rencana lain yang disembunyikan gadis itu. Patrizia des Angelo satu geng dengan Gretta Mancini, musuh bebuyutannya.

"Baiklah. Aku terima." Carlotta tidak punya kemewahan untuk memilih pilihan lain.

Patrizia bersorak riang. "Bagus! Temui aku besok di rumahku. Kau bisa, kan? Kau harus mengambil seragam waitress-mu dan mendiskusikan upah pekerja yang akan kau terima."

Carlotta mengangguk. "Aku bisa."

"Oh, dan satu hal lagi, Carlotta. Besok Gretta Mancini dan yang lainnya juga akan datang. Kau pasti senang bisa berkumpul dengan teman-teman yang lain lagi."

Ya, tentu saja, jika aku tidak dijadikan bahan olokan, pikir Carlotta.

Dan omong-omong tentang keluarga Mancini, sepertinya Carlotta harus melakukan sesuatu tentang pertunangannya yang baru berumur seminggu.

***

Terpopuler

Comments

Tutik Rahayu

Tutik Rahayu

duh kasihan carlotta dah d tinggal ibunya sekarang d tinggal bpknya pula dendam kesumat lah ini jawabnya

2024-06-02

0

farizyara rsfy

farizyara rsfy

y ampuuun bpknya klewatn bngt sih🤬🤬🤬

2024-02-16

0

Nino Ndut

Nino Ndut

mc nya kan udh jd kuat yak n punya pengaruh plus dia kenal watak cewenya..knp g cari tau alesan cewenya trus baru ambil keputusan..aneh bener dah

2024-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2 Bab 2 | Pewaris Ferrara
3 Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4 Bab 4 | Pembalasan Dendam
5 Bab 5 | Pesta de Angelo
6 Bab 6 | Ancaman Ferrara
7 Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8 Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9 Bab 9 | Penawaran Alessandro
10 Bab 10 | Tamu Istimewa
11 Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12 Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13 Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14 Bab 14 | Berita Mengejutkan
15 Bab 15 | Konferensi Pers
16 Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17 Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18 Bab 18 | Syuting Dihentikan
19 Bab 19 | Pemeran Pengganti
20 Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21 Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22 Bab 22 | Positif
23 Bab 23 | Keputusan Sulit
24 Bab 24 | Carlotta Menghilang
25 Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26 Bab 26 | Hidup Baru
27 Bab 27 | Kembali ke Verona
28 Bab 28 | Bertemu
29 Bab 29 | Pedesaan Veneto
30 Bab 30 | Dunia Runtuh
31 Bab 31 | Saudara yang Hilang
32 Bab 32 | Pulang ke Roma
33 Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34 Bab 34 | Pagi yang Hangat
35 Bab 35 | Awal Huru-hara
36 Bab 36 | Pengakuan
37 Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38 Bab 38 | Penjara Ferrara
39 Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40 Bab 40 | Bersamamu
41 Bab 41 | Ponte Rialto
42 Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43 Bab 43 | Formulir Tes DNA
44 Bab 44 | Mengundang Masalah
45 Bab 45 | Putar Balik
46 Bab 46 | Taman Air Mancur
47 Bab 47 | Keretakan
48 Bab 48 | Kontraksi Kedua
49 Bab 49 | New York, New York
50 Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51 Bab 51 | Keraguan
52 Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53 Cast & stuff (1)
54 Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55 Cast and Stuff (2)
56 Bab 54 | Resepsi
57 Bab 55 | Reuni Keluarga
58 Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59 Bab 57 | Santorini
60 Bab 58 | Pengantin Baru
61 Bab 59 | Prahara Baru
62 Bab 60 | Alicia
63 Bab 61 | Tidak Percaya
64 Bab 62 | Baby Shower
65 Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66 Bab 64 | Bayi Laki-laki
67 Bab 65 | Hasil Tes DNA
68 Bab 66 | Pemberian Nama
69 Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70 Bab 68 | Vineyard
71 Bab 69 | Salumeria Gironda
72 Bab 70 | Brunch di Verona
73 Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74 Bab 72 | Gadis Jalanan
75 Bab 73 | Castello Ferrara
76 Bab 74 | Tamu Lombardi
77 Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78 Rekomendasi Karya (1)
79 Bab 76 | Kali Pertama
80 Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81 Bab 78 | Interogasi Balik
82 Bab 79 | Firasat Buruk
83 Bab 80 | Ancaman
84 Bab 81 | Keputusan Berat
85 Bab 82 | Ciara Berbicara
86 Bab 83 | Antico Arco
87 Bab 84 | Jebakan
88 Bab 85 | Alessandro di Milan
89 Bab 86 | Larangan Terbang
90 Bab 87 | City Spire
91 Bab 88 | Surat Cerai
92 Bab 91 | A Night In Manhattan
93 Bab 93 | Meminta Restu
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2
Bab 2 | Pewaris Ferrara
3
Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4
Bab 4 | Pembalasan Dendam
5
Bab 5 | Pesta de Angelo
6
Bab 6 | Ancaman Ferrara
7
Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8
Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9
Bab 9 | Penawaran Alessandro
10
Bab 10 | Tamu Istimewa
11
Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12
Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13
Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14
Bab 14 | Berita Mengejutkan
15
Bab 15 | Konferensi Pers
16
Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17
Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18
Bab 18 | Syuting Dihentikan
19
Bab 19 | Pemeran Pengganti
20
Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21
Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22
Bab 22 | Positif
23
Bab 23 | Keputusan Sulit
24
Bab 24 | Carlotta Menghilang
25
Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26
Bab 26 | Hidup Baru
27
Bab 27 | Kembali ke Verona
28
Bab 28 | Bertemu
29
Bab 29 | Pedesaan Veneto
30
Bab 30 | Dunia Runtuh
31
Bab 31 | Saudara yang Hilang
32
Bab 32 | Pulang ke Roma
33
Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34
Bab 34 | Pagi yang Hangat
35
Bab 35 | Awal Huru-hara
36
Bab 36 | Pengakuan
37
Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38
Bab 38 | Penjara Ferrara
39
Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40
Bab 40 | Bersamamu
41
Bab 41 | Ponte Rialto
42
Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43
Bab 43 | Formulir Tes DNA
44
Bab 44 | Mengundang Masalah
45
Bab 45 | Putar Balik
46
Bab 46 | Taman Air Mancur
47
Bab 47 | Keretakan
48
Bab 48 | Kontraksi Kedua
49
Bab 49 | New York, New York
50
Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51
Bab 51 | Keraguan
52
Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53
Cast & stuff (1)
54
Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55
Cast and Stuff (2)
56
Bab 54 | Resepsi
57
Bab 55 | Reuni Keluarga
58
Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59
Bab 57 | Santorini
60
Bab 58 | Pengantin Baru
61
Bab 59 | Prahara Baru
62
Bab 60 | Alicia
63
Bab 61 | Tidak Percaya
64
Bab 62 | Baby Shower
65
Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66
Bab 64 | Bayi Laki-laki
67
Bab 65 | Hasil Tes DNA
68
Bab 66 | Pemberian Nama
69
Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70
Bab 68 | Vineyard
71
Bab 69 | Salumeria Gironda
72
Bab 70 | Brunch di Verona
73
Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74
Bab 72 | Gadis Jalanan
75
Bab 73 | Castello Ferrara
76
Bab 74 | Tamu Lombardi
77
Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78
Rekomendasi Karya (1)
79
Bab 76 | Kali Pertama
80
Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81
Bab 78 | Interogasi Balik
82
Bab 79 | Firasat Buruk
83
Bab 80 | Ancaman
84
Bab 81 | Keputusan Berat
85
Bab 82 | Ciara Berbicara
86
Bab 83 | Antico Arco
87
Bab 84 | Jebakan
88
Bab 85 | Alessandro di Milan
89
Bab 86 | Larangan Terbang
90
Bab 87 | City Spire
91
Bab 88 | Surat Cerai
92
Bab 91 | A Night In Manhattan
93
Bab 93 | Meminta Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!