Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli

Lima tahun sejak peristiwa mengerikan itu, Carlotta merayakan ulang tahun yang ke-21. Sebuah acara mewah di sebuah hotel kenamaan di Verona. Acara itu diharapkan berakhir dengan pertuanangan antara Carlotta Marinelli dengan Roberto Mancini.

Carlotta masih memikirkan Alessandro hingga detik itu. Pesta ulang tahun mewahnya tampak tak berarti dibandingkan kebersamaannya dengan si pemuda yang hanya beberapa bulan. Semua dekorasi mewah, ucapan selamat dari teman-temannya, tak satupun mengena di hatinya.

Ketika saat potong kue tiba, Carlotta memberikan kue pertama kepada adiknya, Ciara, dan kue kedua kepada adiknya yang satu lagi, Carina. Tak satu potong kue lagi pun ia berikan kepada orang lain, termasuk ayahnya atau pun calon tunangannya, Roberto.

Mengingat acara itu diliput oleh banyak media, Carlotta masih harus menjaga nama baik keluarganya dengan cara terus tersenyum. Ia benar-benar terus tersenyum hingga bibirnya terasa kaku. Tentu saja tak ada satu orang pun yang menyadarinya. Tak ada seorang pun yang mengenalnya sebaik Alessandro.

"Tiup lilinnya, Kak!" Ciara berseru riang.

Roberto memelototi Ciara. "Jangan dengarkan adikmu, Carlotta! Kau harus membuat permohonan terlebih dulu."

Gretta memutar bola matanya malas. "Kenapa kalian berisik sekali? Cepat tiup saja lilinnya dan akhiri acara membosankan ini."

Ayah Gretta, Tuan Mancini, mencubit putrinya keras-keras. Gretta mengaduh dengan lengkingan.

Ayah Carlotta hanya tertawa. "Tidak apa-apa, Signor Mancini. Anak-anak memang suka bercanda."

Gretta berada di atas angin karena mendapat pembelaan dari ayah Carlotta. "Tuh kan, Papa. Aku cuma bercanda. Papanya Carlotta saja tahu."

Carlotta tidak memedulikan itu semua. Raganya berada di situ, tetapi tidak dengan pikirannya. Pikirannya selalu berkelana ke tempat yang jauh. Ke masa lalu di mana ia duduk berdua dengan Alessandro di kebun belakang rumahnya yang luas.

Oh, betapa Carlotta sangat merindukan saat-saat itu.

"Apa kau sudah selesai membuat permohonan?" Roberto bertanya.

Carlotta tersenyum dan menggeleng. Ia cepat-cepat menutup matanya dan memikirkan sesuatu untuk diminta.

Namun, apa? Apa yang harus dimintanya? Ia bahkan tidak punya keinginan untuk dirinya sendiri sekarang. Ia sudah kehilangan harapan akan bersatunya kembali ayah dan ibunya. Ia juga telah kehilangan harapan untuk hidup bahagia dengan Alessandro.

Pada akhirnya, Carlotta hanya berkata di dalam hati, "Semoga Alessandro hidup bahagia, di mana pun ia berada. Dan semoga suatu saat nanti ia bisa memaafkan aku."

***

Ketika pesta hampir berakhir, Roberto meminta waktu untuk mengambil alih jalannya acara. Dia berlutut dengan satu kaki dan mempersembahkan sebuah cincin berlian besar kepada Carlotta.

"Dear Carlotta Marinelli, maukah kau menjadi tunanganku? Jika kita menikah nanti, aku akan membuatmu jadi pengantin paling bahagia di dunia. Aku akan melakukan apapun untuk membuatmu bahagia."

Carlotta panik. Ia tidak siap. Lebih tepatnya, ia tidak mau.

Melihat gelagat penolakan akan terucap dari bibir putrinya, ayah Carlotta segera memberikan isyarat agar Carlotta menerima lamaran itu. Semua orang yang hadir di sana juga bersorak sorai mendukung Carlotta untuk menerima lamaran Roberto.

Carlotta kemudian sadar akan satu hal. Pernikahannya nanti tidak akan pernah tentang dirinya sendiri. Ini semua tentang bisnis ayahnya. Tentang hubungan kekerabatan antara raksasa-raksasa bisnis di Italia.

Mungkin begitu juga dengan pernikahan adik-adiknya kelak.

Carlotta tidak mungkin berlaku egois. Lagipula meskipun ia menolak Roberto, dia tidak akan mungkin bersatu dengan cinta masa mudanya. Ia harus realistis untuk saat ini. Demi masa depan keluarganya.

Maka, Carlotta mengangguk dan tanpa sadar air mata menetes di pipinya. Semua orang bersorak-sorai menyambut jawaban Carlotta. Air mata gadis itu diartikan sebagai air mata haru yang penuh dengan rasa syukur.

Keesokan harinya, seluruh media di Italia memuat tentang berita pertunangan Carlotta dan Roberto.

***

Alessandro Ferrara mendidih di tempatnya berada. Dilemparkannya sebuah surat kabar yang memuat tentang berita pertunangan Carlotta ke atas meja kerja. Alessandro melarikan kedua tangannya untuk mengacak rambutnya sendiri dengan frustasi. Ia pikir saat ini tidak akan pernah datang.

Lima tahun lalu, Carlotta memang bilang bahwa ia akan bertunangan dengan Roberto Mancini. Namun, saat pertunangan itu tidak pernah terlaksana. Hingga malam tadi.

Alessandro sempat memikirkan beberapa kemungkinan. Pertama, apakah saat itu Carlotta hanya diancam untuk putus dengannya? Kedua, apakah sebenarnya Carlotta masih mencintainya hingga tidak ingin bertunangan dengan orang lain? Ketiga, apakah Carlotta sebenarnya tidak menyukai Roberto dan hanya menggunakan nama pria itu sebagai tameng?

Dan hari ini, semua kemungkinan tadi sudah terbukti tidak benar. Alessandro memang hanya pria rendahan yang tidak layak di mata Carlotta. Buktinya? Carlotta telah resmi bertunangan dengan Robert Mancini.

Seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya.

"Masuk." Alessandro menjawab.

Neneknya, Nyonya Ferrara, masuk dengan sebaki minuman hangat dan biskuit. "Kau belum sarapan, Cucuku."

Alessandro tersenyum hangat. "Terima kasih, Nek."

Saat pertama kali datang ke Roma, neneknya adalah orang yang langsung percaya kepadanya. Neneknya bilang, mukanya mirip sekali dengan ayahnya sewaktu muda. Sementara itu, kakeknya menuntut untuk tes DNA. Sembari menunggu hasil tes DNA yang membuktikan 100% kecocokan keluar, neneknya bercerita tentang semua yang terjadi.

Kakeknya mengusir ibu Alessandro dari rumah. Akan tetapi, tak satu orang pun di rumah itu tahu bahwa ibunya sedang mengandung Alessandro. Seandainya saja mereka tahu, mungkin Alessandro akan tumbuh besar dalam kemewahan dan kasih sayang dari keluarga Ferrara.

Neneknya juga bercerita tentang tragedi kecelakaan yacht ayah Alessandro. Ayahnya tidak mau menikah dengan orang lain. Dia hanya sibuk berpesta dan minum alkohol setiap hari. Hingga akhirnya, suatu malam, ayah Alessandro mabuk dan terjatuh ke laut dari yacht-nya. Tidak ada yang menyadari bahwa ayah Alessandro menghilang. Mayat ayah Alessandro baru diketemukan beberapa hari kemudian.

"Kami sangat bersyukur kau mau datang kepada kami, Nak. Kami kira kami sudah tidak memiliki pewaris lagi." Kata neneknya saat itu. Alessandro dipeluk dan luka-lukanya diobati dengan baik. Kecuali luka bakar di tangannya. Alessandro tidak mau yang satu itu dirawat.

Sejak saat itu, Alessandro hidup dalam keluarga Ferrara. Di usia dua puluh tiga tahun ini, ia telah berhasil mengembangkan bisnis kakeknya hingga taraf internasional. Keuntungan bisnisnya bertambah tujuh kali lipat. Ferrara Group pada akhirnya berhasil mengukuhkan posisi menjadi perusahaan multinasional paling besar di Italia. Semua berkat kerja keras Alessandro.

"Apa ada yang mengganggu pikiranmu, Nak? Kau tampak gelisah." Neneknya bertanya.

Alessandro menggeleng dan tersenyum. "Tidak apa-apa, Nek."

"Apakah ini masalah pekerjaan? Kau sudah melakukan yang terbaik, Nak. Jika kau lelah, kau bisa beristirahat sekarang."

Alessandro menggeleng sekali lagi. "Bukan, Nek."

"Apakah masalah percintaan? Nenek berjanji tidak akan mengulang kesalahan di masa lalu. Kami akan membiarkanmu memilih sendiri calon istrimu, tidak peduli siapa dia."

Alessandro tersenyum sedih. "Maafkan aku, Nek. Tolong jangan berharap banyak kepadaku tentang pernikahan. Kurasa aku tidak akan menikah."

Neneknya terkejut, namun berhasil menguasai diri dengan cepat. "Kau masih muda, Nak. Ada banyak kesempatan di depan."

Alessandro tidak menjawab.

"Kalau begitu, Nenek akan meninggalkanmu untuk mengurus pekerjaan. Nenek tidak akan mengganggumu lagi. Jangan lupa dimakan, Nak." Nenek Ferrara menunjuk biskuit dan minuman hangat yang tadi dibawanya.

Ketika neneknya sudah keluar dari ruang kerjanya, Alessandro memanggil orang kepercayaannya, Lombardi, masuk. Pria yang usianya hanya terpaut tujuh tahun dari Alessandro itu sudah bekerja lama di perusahaan Ferrara. Dia gesit, kejam dalam melibas bisnis orang lain, dan yang paling penting, setia kepada Ferrara. Lombardi merupakan anak yang dibesarkan di panti asuhan milik keluarga Ferrara dan sudah bersumpah akan melayani Ferrara seumur hidup. Alessandro banyak terbantu dengan kehadiran Lombardi.

"Signor memanggil saya?" Lombardi masuk dengan cepat.

"Kau tahu tentang rencana yang telah kususun bertahun-tahun lalu?" Alessandro bertanya tanpa basa-basi.

"Rencana tentang penghancuran bisnis keluarga Marinelli?" Lombardi memastikan. Ia merasa agak heran kenapa rencana yang telah disusun lama itu tak jua dilaksanakan. Padahal, tuan barunya ini selalu cekatan dalam melakukan segala rencana yang telah disusun dengan matang.

Alessandro mengangguk. "Aku mau kau menambahkan penyitaan seluruh aset mereka."

"Baik, Signor."

***

Terpopuler

Comments

farizyara rsfy

farizyara rsfy

y ampun jdi salah paham

2024-02-16

0

Almira Haniya Azzahra

Almira Haniya Azzahra

karya Alana Nourah di NT cuma ini ya?

2023-08-29

0

Ambar Trias Trias

Ambar Trias Trias

Semua novel authorized lana bakalan selalu ada aja kejutan nya.. balik ke NT krn tahu author Alana punya novel jg disini

2023-05-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2 Bab 2 | Pewaris Ferrara
3 Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4 Bab 4 | Pembalasan Dendam
5 Bab 5 | Pesta de Angelo
6 Bab 6 | Ancaman Ferrara
7 Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8 Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9 Bab 9 | Penawaran Alessandro
10 Bab 10 | Tamu Istimewa
11 Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12 Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13 Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14 Bab 14 | Berita Mengejutkan
15 Bab 15 | Konferensi Pers
16 Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17 Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18 Bab 18 | Syuting Dihentikan
19 Bab 19 | Pemeran Pengganti
20 Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21 Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22 Bab 22 | Positif
23 Bab 23 | Keputusan Sulit
24 Bab 24 | Carlotta Menghilang
25 Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26 Bab 26 | Hidup Baru
27 Bab 27 | Kembali ke Verona
28 Bab 28 | Bertemu
29 Bab 29 | Pedesaan Veneto
30 Bab 30 | Dunia Runtuh
31 Bab 31 | Saudara yang Hilang
32 Bab 32 | Pulang ke Roma
33 Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34 Bab 34 | Pagi yang Hangat
35 Bab 35 | Awal Huru-hara
36 Bab 36 | Pengakuan
37 Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38 Bab 38 | Penjara Ferrara
39 Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40 Bab 40 | Bersamamu
41 Bab 41 | Ponte Rialto
42 Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43 Bab 43 | Formulir Tes DNA
44 Bab 44 | Mengundang Masalah
45 Bab 45 | Putar Balik
46 Bab 46 | Taman Air Mancur
47 Bab 47 | Keretakan
48 Bab 48 | Kontraksi Kedua
49 Bab 49 | New York, New York
50 Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51 Bab 51 | Keraguan
52 Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53 Cast & stuff (1)
54 Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55 Cast and Stuff (2)
56 Bab 54 | Resepsi
57 Bab 55 | Reuni Keluarga
58 Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59 Bab 57 | Santorini
60 Bab 58 | Pengantin Baru
61 Bab 59 | Prahara Baru
62 Bab 60 | Alicia
63 Bab 61 | Tidak Percaya
64 Bab 62 | Baby Shower
65 Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66 Bab 64 | Bayi Laki-laki
67 Bab 65 | Hasil Tes DNA
68 Bab 66 | Pemberian Nama
69 Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70 Bab 68 | Vineyard
71 Bab 69 | Salumeria Gironda
72 Bab 70 | Brunch di Verona
73 Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74 Bab 72 | Gadis Jalanan
75 Bab 73 | Castello Ferrara
76 Bab 74 | Tamu Lombardi
77 Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78 Rekomendasi Karya (1)
79 Bab 76 | Kali Pertama
80 Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81 Bab 78 | Interogasi Balik
82 Bab 79 | Firasat Buruk
83 Bab 80 | Ancaman
84 Bab 81 | Keputusan Berat
85 Bab 82 | Ciara Berbicara
86 Bab 83 | Antico Arco
87 Bab 84 | Jebakan
88 Bab 85 | Alessandro di Milan
89 Bab 86 | Larangan Terbang
90 Bab 87 | City Spire
91 Bab 88 | Surat Cerai
92 Bab 91 | A Night In Manhattan
93 Bab 93 | Meminta Restu
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2
Bab 2 | Pewaris Ferrara
3
Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4
Bab 4 | Pembalasan Dendam
5
Bab 5 | Pesta de Angelo
6
Bab 6 | Ancaman Ferrara
7
Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8
Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9
Bab 9 | Penawaran Alessandro
10
Bab 10 | Tamu Istimewa
11
Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12
Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13
Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14
Bab 14 | Berita Mengejutkan
15
Bab 15 | Konferensi Pers
16
Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17
Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18
Bab 18 | Syuting Dihentikan
19
Bab 19 | Pemeran Pengganti
20
Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21
Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22
Bab 22 | Positif
23
Bab 23 | Keputusan Sulit
24
Bab 24 | Carlotta Menghilang
25
Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26
Bab 26 | Hidup Baru
27
Bab 27 | Kembali ke Verona
28
Bab 28 | Bertemu
29
Bab 29 | Pedesaan Veneto
30
Bab 30 | Dunia Runtuh
31
Bab 31 | Saudara yang Hilang
32
Bab 32 | Pulang ke Roma
33
Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34
Bab 34 | Pagi yang Hangat
35
Bab 35 | Awal Huru-hara
36
Bab 36 | Pengakuan
37
Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38
Bab 38 | Penjara Ferrara
39
Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40
Bab 40 | Bersamamu
41
Bab 41 | Ponte Rialto
42
Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43
Bab 43 | Formulir Tes DNA
44
Bab 44 | Mengundang Masalah
45
Bab 45 | Putar Balik
46
Bab 46 | Taman Air Mancur
47
Bab 47 | Keretakan
48
Bab 48 | Kontraksi Kedua
49
Bab 49 | New York, New York
50
Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51
Bab 51 | Keraguan
52
Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53
Cast & stuff (1)
54
Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55
Cast and Stuff (2)
56
Bab 54 | Resepsi
57
Bab 55 | Reuni Keluarga
58
Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59
Bab 57 | Santorini
60
Bab 58 | Pengantin Baru
61
Bab 59 | Prahara Baru
62
Bab 60 | Alicia
63
Bab 61 | Tidak Percaya
64
Bab 62 | Baby Shower
65
Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66
Bab 64 | Bayi Laki-laki
67
Bab 65 | Hasil Tes DNA
68
Bab 66 | Pemberian Nama
69
Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70
Bab 68 | Vineyard
71
Bab 69 | Salumeria Gironda
72
Bab 70 | Brunch di Verona
73
Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74
Bab 72 | Gadis Jalanan
75
Bab 73 | Castello Ferrara
76
Bab 74 | Tamu Lombardi
77
Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78
Rekomendasi Karya (1)
79
Bab 76 | Kali Pertama
80
Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81
Bab 78 | Interogasi Balik
82
Bab 79 | Firasat Buruk
83
Bab 80 | Ancaman
84
Bab 81 | Keputusan Berat
85
Bab 82 | Ciara Berbicara
86
Bab 83 | Antico Arco
87
Bab 84 | Jebakan
88
Bab 85 | Alessandro di Milan
89
Bab 86 | Larangan Terbang
90
Bab 87 | City Spire
91
Bab 88 | Surat Cerai
92
Bab 91 | A Night In Manhattan
93
Bab 93 | Meminta Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!