Bab 2 | Pewaris Ferrara

Alessandro tidak pernah mengenal keluarganya. Ia hanya dibesarkan oleh ibunya yang seorang tukang kebun. Ibunya tidak punya keluarga. Namun, ada seseorang yang sudah dianggapnya sebagai keluarga sendiri. Bibi Valentina.

Dulu, Bibi Valentina juga bekerja di mansion keluarga Marinelli. Sekarang, wanita itu sudah pensiun. Rumahnya berada di pinggiran kota Verona. Dalam keadaan sekarang, terusir dan tidak punya uang sepeser pun, hal pertama yang bisa dilakukan Alessandro hanya pergi ke rumah Bibi Valentina.

Alessandro bersumpah, ia tidak akan melupakan hari terkutuk ini untuk selamanya. Musim dingin datang dengan temperatur yang menggigit. Gajinya bulan ini tidak diberikan. Gajinya bulan-bulan sebelumnya dibekukan. Tanpa pakaian tebal yang semestinya, Alessandro berjalan dengan wajah lebam dan tubuh yang ngilu setelah dipukul membabi buta oleh mantan majikannya.

Sebetulnya, Alessandro sanggup menahan semua itu. Hal yang paling menyakitkan baginya adalah mendengar Carlotta mengusirnya. Carlotta berkata bahwa Alessandro tidak tahu malu dan amat tidak pantas untuk gadis seperti Carlotta.

Malam itu, Carlotta menemuinya di teras. Disaksikan oleh seluruh orang di mansion itu, termasuk ayah dan adik-adik Carlotta, beserta semua pelayan. Malam semakin gelap. Hujan mulai turun. Perlahan, kemudian berubah menjadi butiran besar yang menghantam wajah Alessandro. Menambah rasa sakit di beberapa bagian tubuhnya yang lebam.

Carlotta tampak secantik bulan. Andai saja Alessandro tidak terpesona kepada kecantikan nona mudanya itu. Alessandro selalu menganggap Carlotta adalah karunia. Sebuah keajaiban untuk hidupnya yang tanpa tujuan.

Alessandro lebih suka ketika Carlotta bicara berdua saja dengannya seperti biasa. Bukan disaksikan banyak orang begini.

"Aku akan bertunangan dengan Roberto. Dia sepadan untukku. Aku harap kita tidak akan bertemu lagi selamanya. Jangan pernah menggangguku lagi, Tukang Kebun Miskin! Aku membencimu!" Carlotta melemparkan segelas cokelat panas kepada Alessandro.

"Carlotta, Sayang, apa yang terjadi sebenarnya? Aku tahu ini bukan kemauanmu. Ceritakan padaku, Sayang." Alessandro berusaha membujuk. Pemuda itu mengabaikan rasa panas membakar di lengan kanannya.

Luka bakar akibat cokelat panas mendidih yang dilemparkan Carlotta padanya.

Carlotta tertawa seperti kesetanan. "Kau mau tahu? Tentu saja karena aku sudah muak denganmu. Sudah saatnya aku berhenti bermain-main dengan pemuda rendahan sepertimu."

"Kau tidak pernah menganggap rendah status sosial orang lain, Carlotta. Aku tahu itu!" Alessandro membalas dengan tak kalah ngotot.

"Kau pikir kau mengenalku? Kau salah! Kau tidak tahu apa-apa tentang aku."

"Itu tidak benar..."

"Tentu saja itu benar! Kubur mimpi-mimpi menjijikkanmu untuk bersanding denganku itu. Tidak bisakah kau lihat kalau posisi kita bagaikan langit dan bumi? Dasar tidak tahu diri!"

"Carlotta..."

"Jangan berani-beraninya menyebut namaku dengan mulut kotormu itu!"

Alessandro tidak akan pernah melupakan semua hinaan Carlotta kepadanya. Ketika memandang ayah Carlotta dan menemukan sebuah senyum penuh kemenangan di sana, amarah Alessandro memuncak. Satu-satunya harapan hidup yang dimilikinya adalah untuk membalas dendam kepada Carlotta dan keluarganya. Suatu saat nanti.

***

Rumah Bibi Valentina berada di daerah suburban. Hanya berupa sepetak kecil tanah dengan pagar kayu yang telah lapuk termakan jaman. Pekarangannya dipenuhi barang-barang bekas yang menumpuk. Rumah mungil itu ditumbuhi bunga bugenvil yang merambat sampai ke akar. Alessandro ingat, dulu ibunya sering mengajaknya berkujung kemari. Keadaan tidak banyak berubah. Malah faktanya, rumah itu adalah satu-satunya rumah yang tidak berubah di antara semua rumah di kawasan yang sama.

Ketika menemukan rumah Bibi Valentina, Alessandro sudah basah kuyup karena hujan. Badannya menggigil dan ia demam tinggi. Tangannya penuh luka bakar yang melepuh.

"Apa yang terjadi, Nak? Astaga!" Bibi Valentina tergopoh-gopoh menyambut Alessandro dan segera menyuruh pemuda itu masuk.

Alessandro menceritakan semua yang terjadi. Dan menutupnya dengan kalimat, "Aku tidak punya keluarga yang tersisa, Bibi Valentina. Aku tidak punya uang dan atap untuk berteduh."

Bibi Valentina merawat luka-luka Alessandro dengan penuh belas kasih. Beberapa kali matanya berkaca-kaca melihat betapa memilukan putra dari sahabatnya yang telah tiada itu.

Hingga akhirnya, Bibi Valentina berkata, "Kau salah, Alessandro. Sebenarnya kau punya keluarga. Sebuah keluarga besar. Aku telah berjanji kepada ibumu untuk tidak memberitahumu apapun. Namun, sekarang kurasa aku tidak bisa lagi menepati janji itu."

"Aku punya keluarga?" Alessandro memandang Bibi Valentina tak percaya.

"Ya, Nak. Kau punya keluarga. Keluarga Ferrara." Bibi Valentina tersenyum hangat padanya. "Keluarga Ferrara yang 'itu'." Bibi Valentina melanjutkan lagi.

Alessandro hampir tidak mempercayai informasi ini jika bukan Bibi Valentina yang mengatakannya. Keluarga Ferrara yang 'itu'. Ya Tuhan. Ternyata dia adalah putra dari keluarga paling terpandang di Italia!

"Bibi tidak bohong, kan, Bi?" Alessandro bertanya. Matanya berbinar-binar penuh semangat.

"Aku bersumpah." Bibi Valentina kemudian menceritakan kisah kelam ibunda Alessandro dahulu kala.

Menurut cerita Bibi Valentina, ibu Alessandro adalah pelayan di rumah Ferrara. Ia terlibat hubungan terlarang dengan putra satu-satunya keluarga Ferrara. Ketika mengetahui bahwa ia hamil, ia diusir dari kota Roma.

"Ayahmu bahkan tidak tahu bahwa ibumu hamil. Ibumu tidak sempat bilang apa-apa ketika pergi."

"Kenapa, Bibi? Kenapa ibuku pergi begitu saja?"

Bibi Valentina mendesah panjang. "Bukankah kau juga mengalaminya? Kau tahu betapa berpengaruhnya keluarga-keluarga berada itu, kan? Orang-orang seperti kita ini tidak punya kesempatan untuk melawan, Nak."

Alessandro menangis mendengarnya. Sungguh menyayat hati ketika menyadari bahwa ia dan ibunya memiliki kisah yang sama. Sama-sama diusir dari rumah keluarga kaya.

"Jika kau ingin pergi menemui keluarga mendiang ayahmu, Nak, kau bisa pergi ke Roma. Aku punya alamatnya."

"Baik, Bibi." Alessandro segera menghapus air mata frustasinya.

"Dan aku punya sedikit uang untuk bekal perjalananmu, Nak. Tidak banyak, tapi kuharap bisa membantu." Bibi Valentina membuka sebuah kotak penyimpanan usang dan mengeluarkan beberapa lembar uang kertas.

Alessandro menerimanya dengan penuh rasa syukur. "Aku akan membalas kebaikan Bibi. Aku berjanji."

Bibi Valentina tersenyum dan menggeleng. "Kau tidak perlu membalas apa-apa, Nak. Hiduplah dengan bahagia mulai sekarang."

Kali ini, Alessandro tidak akan menyerah. Ia adalah seorang anak laki-laki yang kuat. Ia tidak seperti ibunya. Ia bertekad untuk membalikkan keadaan, apapun caranya.

Keesokan paginya, Alessandro bertolak ke pusat kota Roma. Dengan sedikit uang yang diberikan oleh Bibi Valentina, ia membeli sebuah tiket one way. Ia pergi ke kediaman keluarga Ferrara dan tidak akan menerima penolakan begitu saja. Jika cerita Bibi Valentina benar, dan ia yakin wanita itu tidak berbohong, Alessandro tidak akan melepaskan haknya sebagai pewaris Ferrara. Dan ia bersumpah tidak akan kembali ke Verona kecuali telah berhasil membalikkan keadaan dengan keluarga Marinelli yang terkutuk.

***

Terpopuler

Comments

farizyara rsfy

farizyara rsfy

yg penting dia masih hidup walau harus d benci pun tak apa😢

2024-02-16

0

Nino Ndut

Nino Ndut

naif bgt yak

2024-01-08

0

Dee2

Dee2

aq mampir ksini 😀 ksian bgt carlota...dia pst lbh sedih hrs kpaksa jahat sama org yg dia suja

2022-12-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2 Bab 2 | Pewaris Ferrara
3 Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4 Bab 4 | Pembalasan Dendam
5 Bab 5 | Pesta de Angelo
6 Bab 6 | Ancaman Ferrara
7 Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8 Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9 Bab 9 | Penawaran Alessandro
10 Bab 10 | Tamu Istimewa
11 Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12 Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13 Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14 Bab 14 | Berita Mengejutkan
15 Bab 15 | Konferensi Pers
16 Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17 Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18 Bab 18 | Syuting Dihentikan
19 Bab 19 | Pemeran Pengganti
20 Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21 Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22 Bab 22 | Positif
23 Bab 23 | Keputusan Sulit
24 Bab 24 | Carlotta Menghilang
25 Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26 Bab 26 | Hidup Baru
27 Bab 27 | Kembali ke Verona
28 Bab 28 | Bertemu
29 Bab 29 | Pedesaan Veneto
30 Bab 30 | Dunia Runtuh
31 Bab 31 | Saudara yang Hilang
32 Bab 32 | Pulang ke Roma
33 Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34 Bab 34 | Pagi yang Hangat
35 Bab 35 | Awal Huru-hara
36 Bab 36 | Pengakuan
37 Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38 Bab 38 | Penjara Ferrara
39 Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40 Bab 40 | Bersamamu
41 Bab 41 | Ponte Rialto
42 Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43 Bab 43 | Formulir Tes DNA
44 Bab 44 | Mengundang Masalah
45 Bab 45 | Putar Balik
46 Bab 46 | Taman Air Mancur
47 Bab 47 | Keretakan
48 Bab 48 | Kontraksi Kedua
49 Bab 49 | New York, New York
50 Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51 Bab 51 | Keraguan
52 Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53 Cast & stuff (1)
54 Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55 Cast and Stuff (2)
56 Bab 54 | Resepsi
57 Bab 55 | Reuni Keluarga
58 Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59 Bab 57 | Santorini
60 Bab 58 | Pengantin Baru
61 Bab 59 | Prahara Baru
62 Bab 60 | Alicia
63 Bab 61 | Tidak Percaya
64 Bab 62 | Baby Shower
65 Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66 Bab 64 | Bayi Laki-laki
67 Bab 65 | Hasil Tes DNA
68 Bab 66 | Pemberian Nama
69 Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70 Bab 68 | Vineyard
71 Bab 69 | Salumeria Gironda
72 Bab 70 | Brunch di Verona
73 Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74 Bab 72 | Gadis Jalanan
75 Bab 73 | Castello Ferrara
76 Bab 74 | Tamu Lombardi
77 Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78 Rekomendasi Karya (1)
79 Bab 76 | Kali Pertama
80 Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81 Bab 78 | Interogasi Balik
82 Bab 79 | Firasat Buruk
83 Bab 80 | Ancaman
84 Bab 81 | Keputusan Berat
85 Bab 82 | Ciara Berbicara
86 Bab 83 | Antico Arco
87 Bab 84 | Jebakan
88 Bab 85 | Alessandro di Milan
89 Bab 86 | Larangan Terbang
90 Bab 87 | City Spire
91 Bab 88 | Surat Cerai
92 Bab 91 | A Night In Manhattan
93 Bab 93 | Meminta Restu
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 | Masa Lalu Carlotta
2
Bab 2 | Pewaris Ferrara
3
Bab 3 | Kebangkrutan Marinelli
4
Bab 4 | Pembalasan Dendam
5
Bab 5 | Pesta de Angelo
6
Bab 6 | Ancaman Ferrara
7
Bab 7 | Kebangkitan Carlotta
8
Bab 8 | Bertemu Teman Lama
9
Bab 9 | Penawaran Alessandro
10
Bab 10 | Tamu Istimewa
11
Bab 11 | Malam Tak Terlupakan
12
Bab 12 | Malam Tak Terlupakan (Part 2)
13
Bab 13 | Penyesalan Marco Bruni
14
Bab 14 | Berita Mengejutkan
15
Bab 15 | Konferensi Pers
16
Bab 16 | Sutradara Kenamaan
17
Bab 17 | Produser Eksekutif Baru
18
Bab 18 | Syuting Dihentikan
19
Bab 19 | Pemeran Pengganti
20
Bab 20 | Strawberry Cheesecake
21
Bab 21 | Tanda-tanda Kehamilan
22
Bab 22 | Positif
23
Bab 23 | Keputusan Sulit
24
Bab 24 | Carlotta Menghilang
25
Bab 25 | Pesan Sebelum Pergi
26
Bab 26 | Hidup Baru
27
Bab 27 | Kembali ke Verona
28
Bab 28 | Bertemu
29
Bab 29 | Pedesaan Veneto
30
Bab 30 | Dunia Runtuh
31
Bab 31 | Saudara yang Hilang
32
Bab 32 | Pulang ke Roma
33
Bab 33 | Mimpi Paling Nyata
34
Bab 34 | Pagi yang Hangat
35
Bab 35 | Awal Huru-hara
36
Bab 36 | Pengakuan
37
Bab 37 | Kemarahan Alessandro
38
Bab 38 | Penjara Ferrara
39
Bab 39 | Isi Ponsel Carlotta
40
Bab 40 | Bersamamu
41
Bab 41 | Ponte Rialto
42
Bab 42 | Persiapan Pernikahan
43
Bab 43 | Formulir Tes DNA
44
Bab 44 | Mengundang Masalah
45
Bab 45 | Putar Balik
46
Bab 46 | Taman Air Mancur
47
Bab 47 | Keretakan
48
Bab 48 | Kontraksi Kedua
49
Bab 49 | New York, New York
50
Bab 50 | Menjelang Pernikahan
51
Bab 51 | Keraguan
52
Bab 52 | Hari Pernikahan (Part 1)
53
Cast & stuff (1)
54
Bab 53 | Hari Pernikahan (2)
55
Cast and Stuff (2)
56
Bab 54 | Resepsi
57
Bab 55 | Reuni Keluarga
58
Bab 56 | (Bukan) Malam Pertama
59
Bab 57 | Santorini
60
Bab 58 | Pengantin Baru
61
Bab 59 | Prahara Baru
62
Bab 60 | Alicia
63
Bab 61 | Tidak Percaya
64
Bab 62 | Baby Shower
65
Bab 63 | Tragedi Baby Shower
66
Bab 64 | Bayi Laki-laki
67
Bab 65 | Hasil Tes DNA
68
Bab 66 | Pemberian Nama
69
Bab 67 | Musim Gugur Tiba
70
Bab 68 | Vineyard
71
Bab 69 | Salumeria Gironda
72
Bab 70 | Brunch di Verona
73
Bab 71 | Rasa Bersalah Lombardi
74
Bab 72 | Gadis Jalanan
75
Bab 73 | Castello Ferrara
76
Bab 74 | Tamu Lombardi
77
Bab 75 | Menteri Bisa Menunggu
78
Rekomendasi Karya (1)
79
Bab 76 | Kali Pertama
80
Bab 77 | Menjodohkan Lombardi
81
Bab 78 | Interogasi Balik
82
Bab 79 | Firasat Buruk
83
Bab 80 | Ancaman
84
Bab 81 | Keputusan Berat
85
Bab 82 | Ciara Berbicara
86
Bab 83 | Antico Arco
87
Bab 84 | Jebakan
88
Bab 85 | Alessandro di Milan
89
Bab 86 | Larangan Terbang
90
Bab 87 | City Spire
91
Bab 88 | Surat Cerai
92
Bab 91 | A Night In Manhattan
93
Bab 93 | Meminta Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!