Part 12

"Ndra... " hanya panggilan tertahan keluar dari bibir Lyondri. tatapan matanya datar Lyondri seakan kehilangan tulang nya. ia seakan melayang menyaksikan sepasang

pengkhianat yang menegang menyadari keberadaan Lyondri. hatinya sungguh terluka menyadari pria yang sangat dicintainya berbuat curang padanya. tapi lagi-lagi Lyondri bukan wanita lemah, bukan wanita bodoh, dan tidak pernah mau menampakkan kerapuhan di hadapan musuhnya. Lyondri berhasil memanipulasi perasaan nya untuk sementara waktu. ia tidak ingin terlihat lebih rendah dengan memaki pengkhinat itu. ia wanita yang mahal.

"Lanjutin dulu ndra, aku tunggu di luar" pernyataan gila Lyondri sontak membuat Andra semakin terkesiap.

"Mas... " Malika tak sanggup melanjutkan ucapannya. wajahnya memucat. ia sangat takut. Andra bergegas memakai pakaian nya dan berlari keluar. Andra menegang melihat Lyondri duduk menantinya dengan tatapan tajam. mulutnya tercekat tak mampu mengatakan apapun pada Lyondri. akhirnya Andra tersungkur memohon di kaki lyondri.

Malika ikut bersimpuh di kaki Lyondri.

"duduklah, jangan bersimpuh dihadapanku seperti ini" suara Lyondri datar dan dingin.

Andra mengangkat wajahnya, ia meraih tangan Lyondri. dan segera ditepis oleh istrinya

"jangan sentuh aq Andra!" Lyondri menucapkan dengan pelan namun membuat Andra frustasi

"yang maafin aku" Andra memelas menatap Lyondri

"Ndra, besok aku ada urusan selama 2 minggu. silahkan urus perceraian kita. aku cuman mau bilang itu" Lyondri berdiri namun Andra menarik tangannya. Lyondri menghentakkan tangannya hingga tangan Andra terlepas

"nggak yang sampai kapanpun aku nggak akan pernah menceraikan kamu" ucap Andra tegas.

"kalau begitu setelah aku pulang, aku yang akan mengurus perceraian kita" Lyondri berlalu dari hadapan manusia yang sangat memuakkan itu. tapi Andra kembali menahan Lyondri.

"yang dengerin aku dulu. iya aku memang salah. aku bajing*n. tapi please maafin aku yang. aku sangat mencintaimu" Lyondri sangat muak mendengar ucapan Andra

"ibu Lyon maafkan kami. aku mohon bu. kami khilaf. jangan bercerai. aku yang akan segera pergi" Malika memohon dengan berurai air mata.

"pak Andra sangat mencintai bu Lyon" lirih Malika.

Lyondri tersenyum sinis.

"tidak ada pengkhianatan dalam cinta. tidak ada ruang untuk mendua kalau hati kamu memang mencintaiku andra. maafkan aku tidak bisa memberikan kebahagiaan yang sempurna" suara Lyondri masih sama. datar dan dingin. namun itu sangat menyakitkan bagi Andra. dia lebih memilih Lyondri berteriak dan mencaci maki dirinya dari pada harus mendengar ucapan lembut tanpa ekspresi dari istrinya.

"aku sangat berbahagia bersama mu yang. aku sangat mencintaimu. maafkan aku" teriak Andra

"jika memang kamu bahagia sama aku, tidak akan pernah ada ruang bagi kebahagiaan yang orang lain tawarkan ndra. kalau memang hati kamu sudah penuh dengan cinta padaku, gak akan ada celah sedikitpun untuk menyukai wanita lain. sudahlah ndra dulu kita pernah berjanji akan memafkan kesalahan sebesar apa pun kecuali pengkhianatan."

Andra memeluk Lyondri erat

"maafin aku yang aku gak akan pernah bisa berpisah dari kamu maafin aku yang" Andra meraung sambil memeluk Lyondri. Malika sangat terluka melihat lelakinya menderita.

"tidak ndra lepaskan aku. dan bertanggung jawablah terhadap Malika. kamu tidak mencintaiku lepaskan aku. kalau kamu tidak mau mengurus perceraian kita aku yang akan mengurusnya" Lyondri mendorong tubuh andra sekuat tenaga dan segera berlari ke mobilnya. ia melajukan mobilnya dengan kencang. hati Lyondri hancur berkeping-keping. Lyondri mengarahkan mobilnya ke sebuah hotel. dia tidak akan pulang. dia tidak mau lagi bertemu dengan pengkhianat itu. semua sudah berakhir.