Tanda Tangan

Attention Please!

Cerita ini hanya fiktif belaka 😄

3 Bulan Kemudian

Kemarin aku baru saja merayakan ulang tahunku yang ke-22 tahun, sedangkan Han sudah duluan merayakan uang tahunnya yang ke-25. Aku tidak terlalu peduli tentang itu, mungkin saja dia merayakannya bersama teman-temannya, dan aku tidak perlu ambil pusing soal itu.

Aku sudah terbiasa merayakan ulang tahun hanya dengan keluarga, bukan keluarga besar. Di sini, kami tidak bisa saling percaya kepada keluarga besar, itu karena kami semua saling tertutup jika tidak sering bertemu.

Ada kejadian yang membuatku cukup linglung kemarin, sahabat Papa dan Mama datang ke rumahku saat ulang tahunku, yaitu Papa dan mamanya Han. Mereka datang, hanya berdua, aku tidak ada ide untuk menanyakan keberadaan Han dan kabarnya, karena bisa saja Han lupa dengan hari ulang tahunku. Tapi aku penasaran tentang keberadaannya baru hari ini. Rencananya hari ini setelah sarapan aku mau kerumahnya.

07:00 AM

Aku berangkat menuju rumah Han, sampainya aku di sana, aku hanya menemukan pembantunya Han. Aku tidak terlalu kaget, karena ini bukan hari libur dan ada kemungkinan dia sedang di kantor.

"Pagi Bibi." Sapaku saat Bibi membuka pintu.

"Pagi Blyss." Jawab Bibi sambil mengangguk dan tersenyum yang agak memaksa. Bibi memanggilku Blyst karena aku yang menyuruhnya, sebulan lalu aku sempat kesini dan kebetulan Bibi yang menyambutku seperti hari ini, jadi.. kusuruh saja Bibi untuk tidak memanggilku Nona tapi Blyss.

"Apa Han ada?" Tanyaku pada intinya. 'Jika dia di kantor, aku tidak akan datang ke kantornya hanya untuk memastikannya.' Pikirku sambil menunggu jawaban bibi.

"Tuan.. maksudku Han tidak di rumah Blyss." Jawab Bibi dengan wajah yang mulai menunduk dan muram.

"Ada masalah Bi?" Tanyaku bingung.

"Ayo kita bicara di dalam." Kata bibi sambil menarik tanganku untuk duduk di sofa.

"Han diusir dari rumah ini 2 hari yang lalu, kantor yang dipegang Han pun diambil alih lagi oleh Tuan Alexssandro (Papa Han). Dia ketahuan korupsi." Jawab Bibi yang mulai meneteskan air matanya.

"Tapi menurut Bibi Han tidak melakukan itu. Pasti ada yang menjebaknya." Jawab Bibi memandangku yakin dan mengusap air matanya. "Sayangnya Bibi tidak punya bukti soal itu. Sebenarnya Tuan dan Nyonya Alexssandro berat hati untuk mengusir anak semata wayangnya itu, tapi.. apa daya sosial media lebih dulu tahu soal ini. Karena itu mau tidak mau majikan Bibi itu harus mengusir Han." Jelas Bibi sambil menangis. Aku rasa Bibi membayangkan kejadian itu seperti tepat di depan matanya.

"Bi.. Bibi tenang dulu ya. Aku pasti akan membantu Han sebisaku." Ucapku sambil menenangkannya. 'Damn! Aku tidak bisa menenangkan orang yang sedang menangis. Kenapa aku tidak belajar hal ini?! Tapi pada siapa aku berguru.' Pikirku ke mana-mana saat bibi benar-benar menangis.

"Bibi? Apa bibi tahu Han di mana sekarang?" Tanyaku pada Bibi.

"Bibi rasa dia ada dirumahnya yang satunya. Rumah yang biasa dipakai Tuan Muda untuk kumpul bersama teman-temannya." Jawab Bibi sambil berhenti menangis.

'Pengalihan perhatian berhasil.'

"Baiklah Bi.. aku mau ke sana dulu. Aku punya sesuatu yang harus kubagi dengannya agar dia cepat kembali ke kehidupan normalnya." Jelasku.

Setelah dari rumah Han, aku pergi menuju tempat Han dan teman-temannya berkumpul. Aku tahu tempat ini karena aku pernah diajak ke sini oleh Han untuk mengambil sebuah berkas warna biru.

"Bisa-bisanya aku tidak membuka-buka internet selama beberapa hari ini." Gumamku sambil mengemudi.

Saat aku sampai aku langsung cepat-cepat menuju pintu rumah (ya tentu saja, yakali langsung menuju dapur rumah). Saat kutekan belnya yang buka pintu Shino.

"Blyss?" Shino membuka pintu sambil membulatkan matanya, lalu melihat ke sekeliling. "Ayo ikut aku." Kata Shino sambil menarik tanganku ke dalam rumah. "Duduklah dulu." Ucapnya menyuruhku duduk di sofa lalu dia pergi meninggalkanku.

Shino kembali beserta seperangkat teman-temannya (Gillbert dan Jack).

"Hai Blyst." Sapa Jack sambil duduk di sofa panjang diikuti oleh Gillbert dan Shino.

"Halo." Jawabku.

"Kau sudah tau soal Han?" Tanya Shino.

"Iya aku tahu, itulah alasanku datang ke sini." Jawabku. "Apa Han ada di sini?" Tanyaku.

"Itu dia, Han tidak ada di sini." Jawab Jack memandang ke Gillbert dan Shino bergantian dengan wajah muram. "Siapa yang memberi tahumu? Internet?" Tanya Jack sambil menyelidik.

"Coba lihat ini, ini ada pada berita hari ini. Berkas yang ditanda tanganni oleh Han yang membuatnya dituduh melakukan korupsi." Kata Gillbert sambil memberi hpnya padaku, aku melihat foto berkas itu. Memang berkas itu sudah ditanda tanganni, aku diam sebentar, aku teringat sesuatu.

'Bukan Han yang tanda tangan di sini, jelas sekali. Beruntungnya Han, penjiplaknya masih pemula jadi ini tidak terlalu mirip, hanya saja memang sekilas mirip.' Pikirku saat melihat warna tinta pulpen warna biru, aku menggeleng dan tersenyum geli hampir tertawa.

"Kenapa senyum?" Tanya Jack.

"Ha-ah? Tidak-tidak. Oh ya, aku tidak sempat buka sosial media dari 3 hari yang lalu, tadi aku ke rumah Han, dan Bibi menjelaskan semuanya. Kata bibi, Han tidak bilang dia mau ke mana, tapi ada kemungkinan dia di sini, atau kalian tahu dia di mana." Jelasku.

"2 hari yang lalu Han memang pergi kesini." Jawab Shino.

"Waktu itu hanya aku yang di rumah, Gillbert dan Jack sedang bekerja dan belum pulang." Jelas Shino, wajahnya menjelaskan dia sedang mengalami prihatin yang tinggi.

"Han bilang dia akan tinggal di rumah neneknya di pedesaan, masih di wilayah sekitar Washington D.C." Jawab Shino memandangku.

"Kau tahu alamatnya?" Tanyaku tanpa basa-basi.

"Ya aku tau, aku pernah ke sana." Sela Gillbert.

"Bagus. Kita kesana sekarang." Sahutku semangat. "Tunggu aku di lapangan utama blok ini. Aku harus pulang untuk meminta izin." Kataku sambil berdiri.

"Baiklah." Jawab Shino.

Mendengar itu aku langsung berlari menuju mobil, menghidupkan mesin mobil, lalu bergegas pulang ke rumah. Selama perjalanan, aku berdoa agar papa dan mama ada di rumah, mereka berdua belum pulang sejak ulang tahunku. Maka dari itu aku tidak tahu tentang Han (ada kemungkinan kalau mama dan papaku akan memberi informasi tentang Han).

.........

Aku bersyukur Mama dan Papa ada di rumah, aku langsung ke kamarku mengambil beberapa pakaian, telepon yang aku pakai untuk merekam perkataan Yura saat berada di belakang kantor Han bersama dengan seseorang.

'Kenapa baru sekarang ini ada kejadian yang melibatkan Han dan kantor? Kejadian yang kurekam itu sudah lama sekali, aku saja hampir lupa.' Pikirku sambil membereskan barang-barang keperluanku.

"Maa! Paa!, aku izin ya.. aku-" Ucapku agak berteriak sambil menuruni tangga, itu perkataan yang belum selesai.

"Izin ke mana? Mama sama Papa baru saja pulang, kamu mau pergi?" Tanya Mama membuatku terhenti dan memandang Mama.

"Ma. Mama tahu masalah korupsi yang melibatkan nama Johansson Alexssandro?" Tanyaku pada Mama, sedangkan Papa sedang melipat koran yang dipegangnya.

"Papa tahu soal itu." Jawab Papa. "Kau mau ikut campur?" Tanya Papa dengan nada serius.

"Iya Pa." Jawabku tanpa pikir panjang dan sedikit manahan tawa.

'Pfftt. Ikut campur.'

"Memangnya kamu punya apa untuk membantu Han nak? Kau tahu siapa yang akan kau ajak berurusan?" Tanya mama dengan wajah dan nada khawatir.

"Tenang Ma.. aku tahu siapa mereka. Dan aku punya sesuatu hal yang tidak diketahui Han." Jawabku sambil tersenyum bangga ke arah Mama dan Papa bergantian.

Jelas sekali wajah Papa dan Mama bingung, akupun menjelaskan kejadian saat aku melihat Yura yang berada di sekitar kantor Han waktu lalu.

Aku juga memberi Papa dan Mama mendengarkan rekaman yang sempat kurekam waktu itu, setelah penjelasanku itu, Papa dan Mama berharap banyak denganku.

Aku saja sampai ingin tidak percaya karena papa dan mama mendukungku dengan wajah sangat serius.

'Tidak biasanya Papa dan Mama seperti ini, tapi sudahlah, aku harus cepat-cepat.'

Akupun pamit dari Papa dan Mama lalu pergi menyusul teman-temannya Johand yang kurasa sudah menunggu di lapangan yang kami sepakati.

.........

"Lama sekali kau." Kata Shino saat aku baru saja membuka jendela mobil.

"Maaf-maaf, tadi aku mampir ke toko untuk membeli makanan." Jawabku dengan nada tidak bersalah. "Kalian sudah lama disini?" Tanyaku.

"Iya!" Jawab Jack ketus.

"Bagi makanannya sekarang." Kata Shino, dia hanya bercanda dengan wajah pura-pura marah. Aku memberikan beberapa makanan ringan yang kubeli tadi kepada mereka.

"Gillbert? Kau tidak mau?" Tanyaku padanya karena dari tadi dia diam saja.

"Eh eh. Ya mau lah. Mana?" Kata Gillbert, wajahku mungkin tetap datar tapi... aku sedang tertawa besar di dalam hati.

"Kukira tidak mau, dari tadi kenapa diam?" Tanyaku.

"Cuma tidak ingin bicara saja." Jawab Gillbert sambil mengambil makanan ringan yang kuberi.

"Oh ya. Perjalanan ini akan memakan waktu sekitar 45 menit sampai 1jam." Jelas Gillbert sambil menghidupkan mesin mobilnya. Shino, Jack dan aku hanya mengangguk lalu aku menyalakan mesin mobilku juga.

"Ayo berangkat sekarang." Kata Shino sambil menutup pintu mobil. Shino, Jack, dan Gillbert berada disatu mobil, sedangkan aku pakai mobilku sendiri.

'Kira-kira Han sedang apa ya sekarang? Ck. Tidak ada yang bilang apapun padaku. Tuan Hoke sialan itu sudah mulai beraksi ternyata.' Aku ribut sendiri dengan diri sendiri dalam diam.

"Oh ya, aku lupa sesuatu." Gumamku saat aku teringat sesuatu, aku langsung mengambil handphone-ku dan menyambungkannya dengan earphone bluetooth.

Aku menelfon Mamanya Han, dan untungnya

diangkat.

Halo, selamat siang Ma.

^^^Iya, siang Blyss. Blyss, kamu sudah dengar ya?^^^

^^^Soal Han nak...^^^

Ma. Mama sabar ya Ma.. aku sedang dalam proses menyelamatkan Han. Doakan juga Han, aku tidak tahu, apa ini akan sangat membantu, tapi akan aku usahakan. Yasudah Ma.. aku sedang menyetir, aku tutup ya Ma.. nanti aku hubungi lagi Ma.

^^^Iya nak.. Terima kasih banyak nak..^^^

Baiklah ma..

Selama dipercakapan sepertinya Mamanya Han benar-benar terpukul atas kasus yang menimpa anak semata wayangnya itu.

Bagaimana tidak? Selama dia bicara, dia tidak berhenti menangis. Sampai-sampai aku nyaris tidak mendengar perkataannya, karena tangisnya.

'Padahal kasus itu sudah dari 2 hari yang lalu, kenapa Mamanya masih menangis seakan-akan itu baru terjadi beberapa menit yang lalu. Jangan-jangan dia ingat kejadiannya kembali saat aku menelpon, atau... dia hanya akting. Heh! Tapi tidak mungkin.' Pikirku.

.........

TBC 😅

Mohon dukungannya readers 😁

Episodes
1 START
2 Didaftarkan
3 Derrel, Lexa & Yugra
4 Han
5 Olimpiade
6 Mendo
7 Heyy?
8 Yura
9 Olimpiade Pt.2
10 Olimpiade Pt.3
11 Olimpiade Pt.4
12 Keseleo
13 World Shadow
14 Perpindahan
15 Hotdog
16 Tanda Tangan
17 Rumah Nenek Han
18 Tidak Enak Badan
19 Kenapa Kau Sangat Semangat dengan Sampahnya?
20 Makan Siang
21 Genteng atau Pintu
22 Hubungan?
23 Campur Tangan
24 Menjijikkan
25 Pizza
26 Berkas
27 Pengumpan
28 Sasha
29 Pamrih
30 Gugup
31 Rekan Baru
32 Wisata
33 Sudahi Membahas P4nt4t
34 Nething
35 Hari Terakhir?
36 Kejutan
37 Kenangan yang Ingin Kulupakan
38 Dejavu?
39 Blyss Kecil
40 Reka Adegannya Terlalu Jauh
41 Kau Mati Suri
42 Taruhan
43 Mengusir dengan Sopan
44 Violin
45 Tidak Menor
46 Untuk Apa Berbohong...?
47 Kaulah Gantinya
48 Bisa-bisanya
49 Hanya Ada Dua Kemungkinan
50 Tia
51 Isi Televisi
52 Temani Aku Makan Ya...
53 Pulang
54 Pagi...
55 Yura juga Pindah
56 Adult People
57 I Hate You Two Guys....
58 Yang-Su & Viana
59 What's Wrong With You...?
60 Menaikkan Dosisnya
61 kWh Meter
62 Back
63 3 Klien
64 Hap
65 Um...
66 Newbie
67 Ide Han
68 Dress Merah
69 Gaun Putih
70 Pulang dari Rumah Sakit
71 I'll Be Aunty
72 Sup Ayam
73 "Aku Ikut."
74 "Haha. Ayo."
75 Seperti Pindah
76 Three People
77 Jyun Go
78 It's A Normal Day?
79 He Hit Me
80 Different, Maybe
81 MISSION COMPLETE
Episodes

Updated 81 Episodes

1
START
2
Didaftarkan
3
Derrel, Lexa & Yugra
4
Han
5
Olimpiade
6
Mendo
7
Heyy?
8
Yura
9
Olimpiade Pt.2
10
Olimpiade Pt.3
11
Olimpiade Pt.4
12
Keseleo
13
World Shadow
14
Perpindahan
15
Hotdog
16
Tanda Tangan
17
Rumah Nenek Han
18
Tidak Enak Badan
19
Kenapa Kau Sangat Semangat dengan Sampahnya?
20
Makan Siang
21
Genteng atau Pintu
22
Hubungan?
23
Campur Tangan
24
Menjijikkan
25
Pizza
26
Berkas
27
Pengumpan
28
Sasha
29
Pamrih
30
Gugup
31
Rekan Baru
32
Wisata
33
Sudahi Membahas P4nt4t
34
Nething
35
Hari Terakhir?
36
Kejutan
37
Kenangan yang Ingin Kulupakan
38
Dejavu?
39
Blyss Kecil
40
Reka Adegannya Terlalu Jauh
41
Kau Mati Suri
42
Taruhan
43
Mengusir dengan Sopan
44
Violin
45
Tidak Menor
46
Untuk Apa Berbohong...?
47
Kaulah Gantinya
48
Bisa-bisanya
49
Hanya Ada Dua Kemungkinan
50
Tia
51
Isi Televisi
52
Temani Aku Makan Ya...
53
Pulang
54
Pagi...
55
Yura juga Pindah
56
Adult People
57
I Hate You Two Guys....
58
Yang-Su & Viana
59
What's Wrong With You...?
60
Menaikkan Dosisnya
61
kWh Meter
62
Back
63
3 Klien
64
Hap
65
Um...
66
Newbie
67
Ide Han
68
Dress Merah
69
Gaun Putih
70
Pulang dari Rumah Sakit
71
I'll Be Aunty
72
Sup Ayam
73
"Aku Ikut."
74
"Haha. Ayo."
75
Seperti Pindah
76
Three People
77
Jyun Go
78
It's A Normal Day?
79
He Hit Me
80
Different, Maybe
81
MISSION COMPLETE

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!