Masuk Ibu Kota

Karena sekarang Aliesa belum sanggup mengungkapkan semuanya kepada Flora. Sebab ada ketakutannya yang selama ini menghantuinya yaitu Kehilangan.

Memang ketakutannya saat ini adalah kehilangan sejak kecil dirinya sering mendapatkan apa yang ia mau. Sampai tidak tahu apa rasa kehilangan.

Tapi setelah melihat suaminya berselingkuh dengan wanita lain. Dia baru pertama kali merasakan apa itu kehilangan, kehilangan cinta suaminya dan calon anaknya.

Aliesa merasa tidak sanggup lagi harus kehilangan Flora. Dia sangat takut bahwa suatu hari nanti Flora di ambil oleh pria itu yang merupakan ayah kandung dari Puterinya.

Aliesa yang sibuk dengan pikirannya sampai tidak menyadari bahwa dirinya sudah sampai di depan gerbang masuk ibu kota.

Ia melihat dua orang berpakaian kesatria yang berjalan menghampirinya.

" Selamat siang, siapa anda?" tanya salah satu dari dua ksatria itu.

" Saya dan anak saya hanya pendatang baru yang datang dari desa, Tuan." ucap Aliesa yang masih menutupi wajahnya dengan jubah.

Mendengar ucapan dari Aliesa membuat dua kesatria itu saling melirik sebelum menggangguk kepalanya secara bersamaan.

" Kalau begitu bisa anda dan anak anda membuka jubah kalian. Supaya kami yakin bahwa kalian bukan penyusup." ucap nya sambil menatapnya tajam.

Aliesa tersenyum sebelum membuka jubah nya dan memperlihatkan wajahnya yang cantik. Dau ksatria tadi sampai dibuat pangling melihatnya bertapa tidak. Wajahnya yang cantik seperti boneka, mata cokelat yang cantik, dan rambut cokelatnya yang berkibar di hembus angin.

" Dia sangat cantik." batin mereka berdua.

Tetapi seketika kekaguman itu menghilang setelah melihat gadis kecil yang memiliki mata yang berwarna emas.

" Siapa anda sebenarnya? Mengapa anak itu memiliki bola mata kekaisaran?" tanya nya dengan wajah terkejut.

Aliesa yang mendengarnya juga terkejut sambil memandang Flora yang sedang menatapnya polos.

" A...pa maksud kalian mata kekaisaran?" tanya Aliesa yang juga terkejut.

...****************...

Trap....

" Pangeran kedua." ucap seseorang yang memanggil Pangeran kedua Lois.

Lois yang merasa terpanggil langsung membalikan badannya dan melihat isteri kakaknya yang berlari menghampirinya.

" Ada urusan apa sampai Puteri Mahkota menghampiri saya?" tanya Lois dengan datar sama sekali tidak mempedulikan bahwa isteri kakaknya Rosetta sedang kelelahan akibat mengejarnya.

" Saya hanya ingin Pangeran datang ke acara minum teh nanti di taman istana." ucap Rosetta sambil tersenyum lebar.

Membuat Lois yang melihatnya memutar bola matanya malas sebelum membalikan badannya membelakangi Rosetta.

" Tidak." ucap Lois dengan singkat sebelum melanjutkan perjalanan nya menuju ke perpustakaan.

Meninggalkan Rosetta yang memandangnya tajam.

" Sialan." umpat Rosetta dengan wajah geram memandang Lois yang sudah hilang dari pandangan nya.

Sedangkan Lois sama sekali tidak terlalu mengenal isteri Pangeran Mahkota itu. Ia hanya tahu bahwa isteri Pangeran Mahkota merupakan sesosok baik hati, polos, dan cantik. Dia sangat dicintai oleh semua rakyat dan Pangeran Mahkota. Tapi bagi Lois wanita itu hanya terlalu lemah baginya. Apalagi setelah dirinya mendengar bertapa wanita itu selalu menangis di hadapan Aliesa seolah-olah bahwa Aliesa merupakan orang yang jahat.

Lois sepertinya harus berterima kasih kepada mereka berdua. Karena rencananya akan berjalan lancar dan begitu juga mengungkapkan dalang kematian ibunya. Lois tidak akan menyerah sebelum pembunuh nya itu mati di tangan nya.

...****************...

" Sepertinya anda salah paham Tuan-tuan, Puteri saya bukan seorang anggota kekaisaran. Jadi apa saya dan Puteri saya boleh melewati gerbang sekarang. Karena kami sudah sangat lelah benar bukan Flora." ucap Aliesa sambil memandang Flora.

Flora yang tahu apa rencana Mamanya langsung menggangguk kepalanya dengan polos.

" Apa kami boleh masuk paman, Flora sudah lapar." ucap Flora sambil cemberut dan menampilkan puppy eyes nya.

Membuat kedua ksatria sekaligus penjaga gerbang tidak kuasa untuk menolaknya dan dengan pemikiran yang panjang akhirnya mereka mengijinkan mereka berdua masuk.