Berangkat

" Apa kau mendapatkan gambaran nya, Felix?" tanya Lois dengan datar seakan berita tersebut bukanlah sesuatu yang penting baginya.

Felix menggangguk kepalanya sambil menyerahkan sebuah batu berwarna merah kecil ke Lois. Lois yang melihatnya tersenyum puas dengan hasil kerja Felix.

Memang selain Chris, Felix merupakan salah satu orang kepercayaannya. Setiap pekerjaan yang dia berikan selalu di kerjakan Felix dengan cepat dan cekatan.

" Baiklah kau boleh pergi." ucap Lois yang mengusir Felix dari ruangannya.

Felix membungkuk badannya sebelum pergi meninggalkan ruangan. Setelah ruangan terlihat sepi Lois mulai menyentuh batu merah tersebut dan tidak lama kemudian dia melihat sebuah tayangan di mana seorang perempuan sedang bermain bersama dengan gadis kecil.

"Hahahaha kau sangat lucu sekali Sayang, sekarang kita harus membersihkan tubuh mu terlebih dahulu, dan Mama sudah menyiapkan sarapan enak untuk Flora."

" Hahaha....Mama hentikan itu geli hahaha...."

Melihat itu senyuman Lois yang sudah lama hilang terbit kembali di wajahnya. Karena hanya melihat wanita yang sudah menghabiskan satu malam dengannya sedang bermain dengan anaknya. Lois sangat yakin bahwa anak itu adalah anaknya sebab bisa di lihat matanya yang langka.

Batu merah yang di genggam oleh Lois bukan sembarangan batu. Melainkan sebuah batu yang bisa menampilkan sebuah gambar yang terlihat seperti video dengan durasi paling lama 1 menit. Batu rekaman ini harganya sangat mahal bahkan bangsawan tingkat di bawah Duke tidak punya.

Untungnya Lois memiliki 3 buah batu rekaman yang dirinya dapatkan dari Kaisar.

" Sepertinya aku harus bersyukur kepada kejadian itu. Karena hal ini aku bisa mendapatkan seorang perempuan yang mirip sekali dengan ibunda. Tunggu aku Aliesa kita akan bertemu lagi." ucap Lois sambil tersenyum miring dengan mata memancarkan aura posesif.

...****************...

Hachuu...

" Apa Mama sakit?" tanya Flora sambil memakan sarapannya.

" Tidak, Mama baik-baik dan setelah ini kita akan pindah ke ibu kota." ucap Aliesa sambil mengelus rambut cokelat Flora.

" Baik Mama." ucap Flora dengan semangat sambil melanjutkan lagi makan sarapannya.

Sedangkan Aliesa berpikir siapa orang yang telah membicarakannya sampai dirinya bersin.

" Siapa yang membicarakan aku." gumam Aliesa dengan penasaran.

Setelah menghabiskan sarapan mereka masing-masing. Mereka langsung bersiap-siap untuk pindah ke ibukota kekaisaran Gridelon. Sebuah kekaisaran yang terbesar di benua ini dan juga tempat dimana Aliesa lahir.

Untuk pergi ke sana Aliesa memutuskan untuk menggunakan kuda. Mungkin ini sedikit aneh di sini. Mengingat bahwa Perempuan yang berada di zaman ini jarang sekali bisa berkuda. Mereka hanya di ajarkan bagaimana cara menyulam,berdansa, dan memasak. Masalah pendidikan Perempuan tidak diwajibkan untuk mempelajarinya hanya para perempuan bangsawan saja yang mendapatkan pendidikan. Meskipun pendidikan itu hanya dengan tata Krama, keuangan.

Tapi Aliesa tidak akan melakukan hal itu dirinya ingin membangun sesuatu yang berbeda di zaman ini. dan dipastikan Flora akan mendapatkan pendidikan yang tinggi. Walaupun Flora bukan dari kalangan bangsawan.