Lois Jacxuel Grisam

Suasana di sebuah kastil kecil yang tidak berada jauh dari istana terlihat sepi tanpa berpenghuni. Di salah satu ruangan terdapat seorang pria yang memiliki rambut putih seperti salju. Tapi yang membuatnya sedikit menonjol adalah mata emas yang bersinar di kegelapan ruangan.

" Aku sama sekali tidak menduga bahwa wanita itu sudah banyak berubah." ucapnya sambil menggoyangkan gelas yang berisi wine merah merupakan minuman kesukaannya.

" Betul, Yang Mulia. saya juga tidak menduga padahal yang saya tahu bahwa dia merupakan seseorang yang berpakaian mewah dengan berdandan tebal seperti badut hanya untuk menarik perhatian Pangeran Mahkota." ucap salah satu Asistennya yang berdiri tepat di samping Tuanya.

Sedangkan pria yang disebut Tuan adalah Pangeran Kedua bernama Lois Jacxuel Grisam. Dia merupakan anak kedua Kaisar Wiliam bersama Selir favoritnya. Kaisar Wiliam selalu mengunjungi Selir daripada Ratunya sendiri. Sampai membuat Ratu itu dengki dan memutus seseorang untuk membunuh Selir tersebut.

Awal disitu dimulainya Lois atau sering di panggil Pangeran kedua membenci Ayahnya dan Ibu tirinya. Sebab Ayahnya tidak pernah bertindak lanjut dengan kasus ibunya yang mati tanpa keadilan. Sejak saat itu Lois selalu pergi ke Medan perang dan menghabiskan hari-harinya di sana karena dirinya berharap bisa cepat mati menyusul ibunya.

Tapi sepertinya impiannya itu harus terkubur dalam-dalam mengingat kejadian 6 tahun yang lalu. Membuat untuk pertama kalinya Lois merasakan perasaan aneh terhadap seorang gadis. Dia merasakan perasaan gairah yang pertama kali nya dengan seseorang yang berani menghabiskan satu malam dengannya. Sebenarnya Lois tahu bahwa gadis tersebut merupakan salah satu anak seorang Duke yang di campakkan karena tuduhannya membunuh ibunya sendiri ketika berumur 7 tahun.

Jujur saja Lois tidak terlalu mempedulikan terhadap sekitar nya. Tapi untuk kali ini Lois bisa merasakan kepeduliannya kepada seorang gadis yang sekarang menjadi wanita karenanya mungkin bisa jadi seorang ibu. Karena Lois yakin bahwa Wanita itu pergi dari ibukota sambil mengandung anaknya.

Tapi Lois tidak tahu anaknya perempuan atau laki-laki. Apa anaknya hidup dengan baik-baik. Apa wanita itu bisa menjaganya dengan baik.

Semua pikiran tersebut hinggap di kepala Lois sebenarnya dia sama sekali tidak mempedulikan pernikahan dan keturunan. Karena menurutnya dua hal itu merepotkan nya di masa depan. Tapi sepertinya kali ini dirinya tidak bisa bersikap acuh apalagi pertemuan nya kembali dengan wanita.

Dia sangat menarik bagi Lois melihat wajah cantiknya tanpa hiasan sedikit pun. Matanya cokelat madunya yang bersinar di terpa cahaya matahari. Membuat Lois tenggelam di dalamnya dirinya juga baru pertama kalinya terpesona dengan seorang Wanita pembuat onar di kekaisaran dulu. Ia juga tidak menduga bahwa wanita itu memiliki kecantikan yang tersembunyi di balik wajah tebalnya.

" Mungkin seiringnya berjalan waktu wanita itu berubah juga. Aku sama sekali tidak berharap dia mau bersama Pangeran Mahkota yang memiliki sifat cengeng seperti seorang gadis." ucap Lois yang mengejek Pangeran Mahkota.

Sedangkan Asistennya yang bernama Chris hanya bisa tersenyum pasrah. Memang sudah jadi rahasia umum bahwa hubungan Pangeran Mahkota dan Pangeran kedua seperti musuh yang ingin menjatuhkan satu sama lain.

" Saya harap anda tidak mendapatkan masalah setelah mengejek Pangeran Mahkota, Yang Mulia." ucap Chris dengan sedikit bercanda.

Lois yang mendengar nya tertawa pelan sebelum pandangannya kembali tertuju ke jendela yang sudah menampilkan pemandangan indah istana utama dari jauh. Seketika pikirannya kembali ke 7 tahun silam mengingat tubuh polosnya yang mengkilap diterpa cahaya bulan. Membuat Lois menahan gairahnya yang dia tahan selama 7 tahun terakhir.