Bab 18. Kepergian Zeya.

“Aku tidak pernah ingin berpisah, namun sepertinya takdir mengatakan hal lain. Semua sikap burukmu padaku seakan meyakinkan kalau hubungan ini memang tidak bisa dijalani lagi. Bagiku, ini saatnya memulai kehidupan baru, tanpa dirimu. Tidak ada yang lebih melelahkan selain memaksakan hubungan yang nggak dapat bertahan lagi. Jadi, aku menyerah.”

Dengan berurai air mata Zeya menyusun pakaiannya. Secukupnya saja yang ia bawa. Ia mengelus perutnya yang masih rata.

Kamu harus jadi anak yang kuat, mungkin memang sudah menjadi takdir jika kehadiranmu tidak diketahui ayah dan kakek nenekmu. Bunda yakin akan kuat dan mampu membesarkan kamu.

Zeya memandangi kembali rumah kontrakan yang telah setahun lebih ia tempati bersama Albirru. Rumah yang penuh kenangan bahagia saat awal pernikahan, dan kenangan penuh luka sejak kehadiran orang ketiga dalam rumah tangga mereka. Zeya pergi tanpa meninggalkan pesan.

Malam sudah mulai larut. Zeya menghentikan sebuah taksi. Azril yang meminta seseorang mengawasi semua gerak gerik Zeya mendapat laporan jika wanita itu pergi dari rumah dengan membawa tas besar.

Azril meminta pada orang suruhannya untuk mengikuti Zeya, jangan sampai mereka kehilangan jejak Zeya.

Zeya meminta supir taksi berhenti pada sebuah penginapan. Ia akan menginap malam ini dulu sebelum melanjutkan perjalanan.

Sebelumnya Zeya telah menghubungi umi ustadzah, dan menceritakan keputusannya. Awalnya Umi tak setuju dengan keputusan Zeya. Ia meminta Zeya untuk berpisah secara baik-baik. Bicarakan dulu dengan Albirru.

Zeya tidak setuju. Ia telah lelah dan menyerah. Karena tekad Zeya yang telah bulat akhirnya Umi setuju dan memberikan alamat seorang kenalannya yang bisa menampung Zeya.

Kenalan Umi itu membuka usaha kuliner, Zeya bisa bekerja di tempat itu nantinya. Bu Nur nama kenalan Umi itu.

Pagi harinya Zeya kembali melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus menuju kota tempat kenalan Umi itu berada.

Tanpa Zeya sadari ada mobil yang terus mengikuti kemana langkahnya pergi.

Perjalanan di tempuh selama kurang lebih delapan jam. Zeya turun dari bus, dan naik angkot menuju rumah kediaman ibu Nur.

Tiba di sebuah toko roti, Zeya masuk dan bertanya apakah benar itu milik Ibu Nur.

"Assalamualaikum, bu."

"Waalaikumsalam."

"Apa benar pemilik dari toko roti ini ibu Nur."

"Iya, saya sendiri. Ada yang bisa ibu bantu."

"Kenalkan bu, saya Zeya. Saya diminta ustadzah Umi untuk datang ke sini."

"Kamu Zeya, masuklah nak."

Ibu Nur meminta Zeya masuk dan mempersilakan duduk. Ibu Nur meninggalkan Zeya sebentar, ia harus melayani pelanggan rotinya.

Setelah melayani, ibu Nur kembali ke tempat Zeya duduk.

"Beginilah usaha ibu,nak. Masih kecil-kecilan. Ibu bisa membantu ibu, tapi untuk saat ini mungkin ibu tak bisa membayar mahal. Karena usaha ibu hanya seperti yang kamu lihat."

"Aku udah ada tempat buat tinggal dan bisa makan aja sudah senang, bu."

"Kamu bisa tinggal dan menginap di sini. Rumah ibu ada di ujung jalan. Jika membutuhkan sesuatu kamu bisa datang ke rumah. Pagi hari ibu dan kamu akan membuat roti. Nanti setelah siang ibu akan tinggalkan kamu untuk menjaga toko. Ibu ada usaha lain. Ibu memiliki usaha menjual pakaian jadi. Ibu harus menjaganya juga. Ibu percayakan toko ini denganmu. Nanti ada satu orang yang akan membantu kamu membuat roti."

"Baiklah, bu. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih."

"Istirahatlah, Umi sudah ceritakan tentang kamu. Jadi jangan terlalu capek, kamu masih hamil muda."

Zeya masuk ke dalam kamar yang ada di toko roti itu. Kamarnya hanya kecil, tapi Zeya sudah terbiasa hidup apa adanya. Tak ada masalah baginya.

...............

Di satu ruang rumah sakit tampak Zahra yang sedang berbaring. Kandungannya masih bisa diselamatkan, tapi ia harus bedrest karena kandungannya lemah. Jika terjatuh lagi akan berakibat fatal.

Abi dan Umi juga kedua mertuanya juga berada di sana. Semua sangat kuatir dengan keadaan Zahra.

Abi dan Umi membawa Albirru ke kantin yang berada di rumah sakit itu. Zahra dijaga kedua orang tuanya.

"Bagaimana Zahra bisa terjatuh di kamar mandi. Apa kamu tidak membersihkannya. Kalau kamu tak sanggup tambah pembantu satu lagi. Untung kandungannya masih bisa dipertahankan.

"Maafkan aku, Abi. Aku telah membersihkan kamar mandi, kok."

"Di mana kamu saat Zahra terjatuh. Kenapa kamu baru bawa rumah sakit setelah satu jam."

"Aku lagi dirumah Zeya."

"Abi udah katakan padamu, jika poligami itu tak mudah. Sekarang bagaimana? Kamu tak mungkin membiarkan Zahra sendiri di rumah. Dua minggu ia harus bedrest."

"Aku akan minta izin pada Zeya untuk menemani Zahra selama dua minggu."

"Apa perlu Umi yang bicara pada Zeya?" ucap Umi.

"Nggak perlu, Umi. Aku aja yang bicara. Aku yakin Zeya akan setuju."

"Baiklah, besok Zahra telah kembali ke rumah. Hari ini Abi dan Umi Zahra harus pulang. Umi harap kamu bisa berterus terang. Walau itu terasa berat. Mereka akan lebih kecewa jika mendengar dari mulut orang lain."

"Aku akan bicara setelah Zahra sehat. Ia juga ingin bicara dengan Abi dan Umminya."

Setelah makan siang Albirru mencoba menghubungi Zeya untuk minta izin agar ia selama seminggu berada dirumah Zahra.

Setelah beberapa kali menghubungi tapi nomor Zeya tak aktif juga, Albirru hanya mengirim pesan.

Assalamualaikum, Zeya. Mungkin seminggu ini mas tak bisa pulang. Zahra butuh perhatian lebih. Ia sedang sakit, kandungannya saat ini lemah. Mas harap kamu mengerti. Waalaikumsalam.

Albirru kembali ke kamar setelah mengirim pesan buat Zeya.

Di kota lain, Azril datang menemui ibu Nur. Ia mengajak kerjasama untuk pengembangan usaha roti bu Nur. Semua ia lakukan agar bisa lebih dekat dengan Zeya.

"Apa kamu tidak merasa rugi jika menanam modal pada usaha ibu yang hanya kecil ini."

"Aku akan membantu dalam memasarkan. Akan aku tawarkan pada hotel-hotel dan juga perusahaan jika mereka membutuhkan buat seminar atau acara yang mereka adakan. Aku juga akan memasukan roti-roti ibu ke beberapa supermarket."

"Apakah roti ibu akan bisa bersaing dengan roti merk-merk terkenal lainnya."

"Bagaimana jika kita suatu usaha itu berhasil atau tidak jika belum mencoba dan memulainya."

"Kamu benar, segala sesuatu itu harus diusahakan. Jangan hanya berpasrah aja."

Mulai besok toko roti ibu akan direnovasi terlebih dahulu. Untuk sementara bisa buka depan rumah ibu ini saja."

"Terserah nak, Azril aja. Ibu percayakan semua pada nak Azril."

"Kenapa ibu langsung percaya padaku?"

"Ibu ini hanya memiliki usaha kecil. Jika memang kamu berniat jahat, apa yang kamu dapat dari usaha itu. Dan juga yang akan mengeluarkan uang itu, kamu. Jadi ibu percaya saja."

"Baiklah aku pamit. Besok aku kembali lagi."

"Besok kamu bisa bicara dengan Zeya."

"Siapa Zeya?" Azril pura-pura bertanya.

"Wanita yang ibu percayakan untuk menjalankan usaha toko roti, ibu."

"Baiklah, bu. Besok saya akan berkenalan. Saya pamit." Azril menyalami bu Nur. Ia senang karena ternyata tak sulit mengajak ibu Nur untuk bekerja sama.

Akhirnya Tuhan memberi aku jalan untuk dapat mengenal kamu lebih dekat lagi Zeya. Tak akan aku biarkan pria itu kembali menyakiti hatimu. Dan menorehkan luka lagi.

Bersambung

**************

Terima kasih

Terpopuler

Comments

Budyparyanti

Budyparyanti

semoga kelak zeya bahagia bersama azril

2023-11-06

0

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

aku mendukungmu

2023-11-03

0

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

mengerti2 mulu😏😕😕😕😕tenang aja zeya udah pergi kok jadi ngga usah izin2 lagi dan sekalian ngga usah pulang

2023-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Aku Harus Kuat
2 Bab 2. Pernikahan Albirru dan Zahra
3 Bab 3. Apakah itu benar suamiku?
4 Bab 4. Pengakuan Albirru
5 Bab 5. Mungkinkah ini takdirku.
6 Bab 6. Pertemuan Zeya dan Zahra
7 Bab 7. Beginikah Rasanya Berbagi Cinta?.
8 Bab 8. Kedatangan Abi dan Ummi
9 Bab 9. Bertemu Abi dan Ummi
10 Bab 10. Kembali Dilupakan
11 Bab 11.Apakah Kesabaran Ada Batasnya
12 Bab 12. Kejujuran Zeya
13 Bab 13. Zeya dan Zahra
14 Bab 14. Apakah Aku Egois?
15 Bab 15. Siapa Pria itu?
16 Bab 16. Rumah kediaman Zahra
17 Bab 17. Maaf ... Aku Menyerah
18 Bab 18. Kepergian Zeya.
19 Bab 19. Haikal Azril Ansa
20 Bab 20. Baby twins.
21 Bab 21. Dokter Febby
22 Bab 22. Toko Roti Bunda Zeya
23 Bab 23. Baby Twins Bunda Zeya
24 Bab 24. Kehilangan ....
25 Bab 25. Kesedihan Zahra
26 Bab 26. Pengakuan
27 Bab 27. Mami Azril
28 Bab 28. Kediaman Mami Azril.
29 Bab 29. Persiapan Melahirkan
30 Bab 30. Apakah wanita itu Zeya?
31 Bab 31. Baby Twins
32 Bab 32. Apakah ini ikatan batin?
33 Bab 33. Raja dan Ratu
34 Bab 34. Pertemuan dengan Abi dan Umi
35 Bab 35. Raja dan Ratu adalah hidupku
36 Bab 36. Pesan dari Zeya
37 Bab 37. Kembali ke kota
38 Bab 38. Bertemu Albirru
39 Bab 39. Jatuhkan Talak.
40 Bab 40. Akhir Pernikahan Zeya
41 Bab 41. Persiapan Pernikahan
42 Bab 42. Kepemakaman Ayah dan Ibu Zeya.
43 Bab 43. Minta Restu Ayah dan Ibu
44 Bab 44. Pernikahan Azril dan Zeya.
45 Bab 45. Kebahagiaan Pengantin Baru
46 Bab 46. Alifa Zeya
47 Bab 47. Perjodohan Zeya dan Albirru
48 Bab 48. Papinya Azril
49 Bab 49. Resepsi Pernikahan
50 Bab 50. Anak Zeya?
51 Bab 51. Raja dan Ratu anakku
52 Bab 52. Zeya istriku yang pintar.
53 Bab 53. Abi dan Umi bertemu Raja Ratu.
54 Bab 54. Bertemu om Reno kembali
55 Bab 55. Pertengkaran Azril dan Reno
56 Bab 56. Apa yang terjadi antara Azril dan papi?
57 Bab 57. Masa Lalu Zeya
58 Bab 58. Wanita dari masa lalu Azril
59 Bab 59. Mami Sakit
60 Bab 60. Zeya dan Azril
61 Bab 61. Zahra sakit
62 Bab 62. Abi dan Umi meminta Ratu.
63 Bab 63. Meminta hak Asuh Raja atau Ratu.
64 Bab 64. Kepindahan Zeya dan keluarga.
65 Bab 65. Aku rela di madu
66 Bab 66. Aku selalu puas ...
67 Bab 67. Bucinnya Azril
68 Bab 68. Pertemuan Dengan Zahra.
69 Bab 69. Zeya istriku yang cengeng.
70 Bab 70. Zeya yang makin manja.
71 Bab 71. Bertemu Zahra.
72 Bab 72. Positif ....
73 Bab 73. Kebahagiaan Azril
74 Bab 74. Pertemuan Zeya dan Albirru
75 Bab 75. Perdebatan Azril dan Albirru.
76 Bab 76. Zeya bukan lagi mahrammu
77 Bab 77. Raja dan Ratu
78 Bab 78. Rumah Kediaman Zeya
79 Bab 79. Cinta Ayah
80 Bab 80. Kamu cemburu???
81 Bab 81. Kembali ke kota Pekanbaru
82 Bab 82. Apakah Mas masih mencintai Zeya?
83 Bab 83. Zahra dan Thalita
84 Bab 84. Kekecewaan Azril.
85 Bab 85. Zahra yang Marah.
86 Bab 86. Berangkat ....
87 Bab 87. Aku memang Pendosa
88 Bab 88. Zeya, menantu kesayangan mami
89 Bab 89. Abi dan Umi
90 Promo
91 Bab 90. Ingin bertemu Raja dan Ratu
92 Bab 91. Bertemu Raja dan Ratu
93 Bab 92. Aku anak Daddy
94 Bab 93. Raja dan Ratu anakku
95 Bab 94. Kepergian Papi.
96 Bab 95. Pemakaman
97 Bab 96. Shinta yang membuat keributan.
98 Bab 97. Amanah Thalita
99 Bab 98. Kenapa Thalita mau menjadi istri Albirru?
100 Bab 99. Tahlilan hari ketiga meninggalnya Papi.
101 Bab 100. Ketemu Nanas
102 Bab 101. Thalita berangkat ke kota Duri.
103 Bab 102. Kecelakaan?
104 Bab 103. Akhir Kisah Thalita
105 Bab 104. Kepergian Thalita
106 Bab 105. Keadaan Abi dan Umi.
107 Bab 106. Pemakaman Thalita.
108 LOVE IS RAIN
109 Bab 107. Abi menyusul Thalita.
110 Bab 108. Kepulangan Jenazah Abi
111 Bab 109. Aku tak mau Daddy meninggal
112 Bab 110. Pemakaman Abi
113 Bab 111. Umi yang telah siuman
114 Bab 112. Hidup Zeya yang Bahagia
115 Bab 113. Baby Boy Milik Bunda Zeya.
116 Ucapan Terima Kasih
117 Bab 114. Pangeran Abqary Ansa
118 Bab 115. Pangeran adik siapa?
119 Bab 116. Kisah Berakhir.
120 Promo
121 RATU KETIBAN DUREN
122 GENIUS BRIDE DUDA DEPRESI
123 GAIRAH CINTA CEO BASTARD
124 CINTA YANG DIABAIKAN (MAMA RENI)
125 Webseries NODA MERAH PERNIKAHAN
126 Promo novel "DENDAM DAN CINTA SANG BODYGUARD
127 HASRAT TERLARANG GIGOLO by mama reni
128 PROMO NOVEL "SELINGKUH DENGAN CALON MERTUA"
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1. Aku Harus Kuat
2
Bab 2. Pernikahan Albirru dan Zahra
3
Bab 3. Apakah itu benar suamiku?
4
Bab 4. Pengakuan Albirru
5
Bab 5. Mungkinkah ini takdirku.
6
Bab 6. Pertemuan Zeya dan Zahra
7
Bab 7. Beginikah Rasanya Berbagi Cinta?.
8
Bab 8. Kedatangan Abi dan Ummi
9
Bab 9. Bertemu Abi dan Ummi
10
Bab 10. Kembali Dilupakan
11
Bab 11.Apakah Kesabaran Ada Batasnya
12
Bab 12. Kejujuran Zeya
13
Bab 13. Zeya dan Zahra
14
Bab 14. Apakah Aku Egois?
15
Bab 15. Siapa Pria itu?
16
Bab 16. Rumah kediaman Zahra
17
Bab 17. Maaf ... Aku Menyerah
18
Bab 18. Kepergian Zeya.
19
Bab 19. Haikal Azril Ansa
20
Bab 20. Baby twins.
21
Bab 21. Dokter Febby
22
Bab 22. Toko Roti Bunda Zeya
23
Bab 23. Baby Twins Bunda Zeya
24
Bab 24. Kehilangan ....
25
Bab 25. Kesedihan Zahra
26
Bab 26. Pengakuan
27
Bab 27. Mami Azril
28
Bab 28. Kediaman Mami Azril.
29
Bab 29. Persiapan Melahirkan
30
Bab 30. Apakah wanita itu Zeya?
31
Bab 31. Baby Twins
32
Bab 32. Apakah ini ikatan batin?
33
Bab 33. Raja dan Ratu
34
Bab 34. Pertemuan dengan Abi dan Umi
35
Bab 35. Raja dan Ratu adalah hidupku
36
Bab 36. Pesan dari Zeya
37
Bab 37. Kembali ke kota
38
Bab 38. Bertemu Albirru
39
Bab 39. Jatuhkan Talak.
40
Bab 40. Akhir Pernikahan Zeya
41
Bab 41. Persiapan Pernikahan
42
Bab 42. Kepemakaman Ayah dan Ibu Zeya.
43
Bab 43. Minta Restu Ayah dan Ibu
44
Bab 44. Pernikahan Azril dan Zeya.
45
Bab 45. Kebahagiaan Pengantin Baru
46
Bab 46. Alifa Zeya
47
Bab 47. Perjodohan Zeya dan Albirru
48
Bab 48. Papinya Azril
49
Bab 49. Resepsi Pernikahan
50
Bab 50. Anak Zeya?
51
Bab 51. Raja dan Ratu anakku
52
Bab 52. Zeya istriku yang pintar.
53
Bab 53. Abi dan Umi bertemu Raja Ratu.
54
Bab 54. Bertemu om Reno kembali
55
Bab 55. Pertengkaran Azril dan Reno
56
Bab 56. Apa yang terjadi antara Azril dan papi?
57
Bab 57. Masa Lalu Zeya
58
Bab 58. Wanita dari masa lalu Azril
59
Bab 59. Mami Sakit
60
Bab 60. Zeya dan Azril
61
Bab 61. Zahra sakit
62
Bab 62. Abi dan Umi meminta Ratu.
63
Bab 63. Meminta hak Asuh Raja atau Ratu.
64
Bab 64. Kepindahan Zeya dan keluarga.
65
Bab 65. Aku rela di madu
66
Bab 66. Aku selalu puas ...
67
Bab 67. Bucinnya Azril
68
Bab 68. Pertemuan Dengan Zahra.
69
Bab 69. Zeya istriku yang cengeng.
70
Bab 70. Zeya yang makin manja.
71
Bab 71. Bertemu Zahra.
72
Bab 72. Positif ....
73
Bab 73. Kebahagiaan Azril
74
Bab 74. Pertemuan Zeya dan Albirru
75
Bab 75. Perdebatan Azril dan Albirru.
76
Bab 76. Zeya bukan lagi mahrammu
77
Bab 77. Raja dan Ratu
78
Bab 78. Rumah Kediaman Zeya
79
Bab 79. Cinta Ayah
80
Bab 80. Kamu cemburu???
81
Bab 81. Kembali ke kota Pekanbaru
82
Bab 82. Apakah Mas masih mencintai Zeya?
83
Bab 83. Zahra dan Thalita
84
Bab 84. Kekecewaan Azril.
85
Bab 85. Zahra yang Marah.
86
Bab 86. Berangkat ....
87
Bab 87. Aku memang Pendosa
88
Bab 88. Zeya, menantu kesayangan mami
89
Bab 89. Abi dan Umi
90
Promo
91
Bab 90. Ingin bertemu Raja dan Ratu
92
Bab 91. Bertemu Raja dan Ratu
93
Bab 92. Aku anak Daddy
94
Bab 93. Raja dan Ratu anakku
95
Bab 94. Kepergian Papi.
96
Bab 95. Pemakaman
97
Bab 96. Shinta yang membuat keributan.
98
Bab 97. Amanah Thalita
99
Bab 98. Kenapa Thalita mau menjadi istri Albirru?
100
Bab 99. Tahlilan hari ketiga meninggalnya Papi.
101
Bab 100. Ketemu Nanas
102
Bab 101. Thalita berangkat ke kota Duri.
103
Bab 102. Kecelakaan?
104
Bab 103. Akhir Kisah Thalita
105
Bab 104. Kepergian Thalita
106
Bab 105. Keadaan Abi dan Umi.
107
Bab 106. Pemakaman Thalita.
108
LOVE IS RAIN
109
Bab 107. Abi menyusul Thalita.
110
Bab 108. Kepulangan Jenazah Abi
111
Bab 109. Aku tak mau Daddy meninggal
112
Bab 110. Pemakaman Abi
113
Bab 111. Umi yang telah siuman
114
Bab 112. Hidup Zeya yang Bahagia
115
Bab 113. Baby Boy Milik Bunda Zeya.
116
Ucapan Terima Kasih
117
Bab 114. Pangeran Abqary Ansa
118
Bab 115. Pangeran adik siapa?
119
Bab 116. Kisah Berakhir.
120
Promo
121
RATU KETIBAN DUREN
122
GENIUS BRIDE DUDA DEPRESI
123
GAIRAH CINTA CEO BASTARD
124
CINTA YANG DIABAIKAN (MAMA RENI)
125
Webseries NODA MERAH PERNIKAHAN
126
Promo novel "DENDAM DAN CINTA SANG BODYGUARD
127
HASRAT TERLARANG GIGOLO by mama reni
128
PROMO NOVEL "SELINGKUH DENGAN CALON MERTUA"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!