Bab 17. Maaf ... Aku Menyerah

Tiga bulan Kemudian

Tak terasa kehamilan Zahra telah memasuki bulan ketiga. Sejak Zahra hamil, Albirru tampak semakin jauh dari Zeya.

Cuaca malam ini sangat buruk, hujan turun disertai dengan petir yang bersahutan di langit.

Terkadang Albirru hanya sekali dalam seminggu menginap di rumah Zeya. Seperti hari ini, baru satu hari di rumah, malamnya ia kembali lagi ke rumah Zahra.

"Mas mau kemana?" ucap Zeya melihat Albirru kembali mengganti baju tidur yang telah ia pakai.

"Mas akan ke rumah Zahra."

"Baru satu malam mas di sini, kenapa sekarang kembali lagi ke rumah Zahra," ucap Zeya mulai tak senang.

"Zeya, aku harus ke sana. Zahra pasti takut hujan petir begini."

"Tapi mas, bahaya jika pergi dengan cuaca begini."

"Aku akan berhati-hati."

"Zahra bukan anak kecil lagi mas, dan juga ia ditemani bibi. Bahaya jika harus bepergian cuaca begini."

"Kamu jangan takut, mas pasti akan selamat. Maaf, mas harus pergi. Zahra sedikit manja sejak kehamilannya ini. Mas harap pengertian darimu."

"Mengapa selalu aku yang mas minta pengertiannya."

"Maksud kamu apa, Zeya."

"Apa selama ini aku kurang mengerti dengan apa yang mas lakukan. Sejak kehadiran Zahra dalam rumah tangga kita, aku sudah menjadi yang kedua. Ditambah kehamilannya Zahra, aku makin mas sisihkan. Apakah mas kira wanita hamil saja yang butuh perhatian. Mengapa mas tak pernah mencoba mengerti aku, hanya selalu meminta pengertian dariku."

"Zeya ... kamu sekarang sudah mulai menuntut. Kamu sudah merasa bagaimana sakitnya kehilangan buah hati. Seharusnya kamu bisa memahaminya."

"Aku memang tak pernah bisa memahami kamu mas. Setau aku, jika mas berani berpoligami seharusnya siap untuk membagi waktu dengan adil. Apakah selama ini mas telah berbuat adil. Aku selalu saja di nomor duakan dan dilupakan. Apakah selamanya aku harus mengalah, maaf mas aku capek. Aku menyerah, mas. Lebih baik aku yang pergi. Aku sudah tak sanggup untuk berbagi lagi."

"Zeya, kamu bicara apa. Kamu cemburu karena mas lebih sering bersama Zahra. Jika kamu hamil pastinya waktu mas juga akan lebih banyak bersamamu. Apa kamu lupa, saat pertama kita menikah kamu juga prioritas utama bagi mas. Untuk pulang ke rumah orang tua saja mas berpikir, karena tak ingin meninggalkan kamu sendiri. Dan saat ini jika mas lebih mengutamakan Zahra itu karena ia sedang mengandung."

"Pergilah mas. Tak ada gunanya berdebat. Mas tak akan pernah mengerti aku." Zeya keluar dari kamarnya dan masuk ke kamar tamu.

Tangisnya pecah, ia sudah tak bisa menahannya lagi. Sejak kemarin ia merasa kurang sehat. Ia berharap Albirru akan menemani. Tapi lagi-lagi yang ada dipikiran suaminya hanya Zahra.

"Zeya, buka pintunya. Kita belum selesai bicara." Albirru mengetuk pintu dengan keras.

"Zeya jangan seperti anak kecil. Buka pintunya."

Zeya menghapus air matanya dan membuka pintu kamar.

"Zeya, jika kamu tak mengizinkan mas ke rumah Zahra, baiklah mas akan turuti. Tapi jangan merajuk."

"Aku tak apa. Pergilah ... Aku akan lebih belajar lagi memahami sikapmu. Semua mungkin salahku," ucap Zeya sambil menunduk.

"Jangan pernah sekali lagi kamu mengatakan ingin pergi dan berpisah. Mas tak suka."

"Aku mengantuk, jika mas akan pergi ... cepatlah."

"Kamu mengusir, mas."

"Aku tak akan pernah berani mengusir mas. Aku hanya ingin istirahat."

"Pagi -pagi mas akan kembali. Ini juga karena hujan, mas tak mau Zahra ketakutan. Besok kita akan bicara lagi. Jangan pernah berpikir jika mas lebih menyayangi Zahra atau lebih perhatian padanya." Albirru mengecup daho Zeya sebelum pergi meningalkan rumah.

Zeya yang memang sedang tak enak badan langsung berbaring ketika Albirru pergi.

..............

Pagi harinya Zeya merasa seluruh tubuhnya pegal dan ia juga merasakan mual. Zeya masuk ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.

Zeya teringat jika bulan ini ia belum menstruasi. ia mengambil kalender dan melihatnya. Ia biasanya akan menandai awal dan akhir menstruasi. Bulan ini belum ada tanggal yang ia tandai.

Apakah aku hamil. Seharusnya seminggu yang lalu aku telah datang bulan. Sebaiknya aku membeli tespek dan mengujinya , aku tak mau nanti setelah aku beri tau mas Al ternyata aku tak hamil.

Zeya membasuh wajahnya dan mengganti pakaiannya. Ia akan membeli tespek ke apotik.

Ketika Zeya menunggu taksi di tepi jalan dekat rumahnya, sebuah mobil berhenti tepat dihadapannya.

"Mau kemana, mbak. Bisa saya bantu."

Zeya memperhatikan wajah pria itu. Ia teringat dengan pria yang pernah mendatangi rumahnya.

"Kamu pria yang waktu itu mencariku."

"Maaf mbak, jika itu menggangu."

"Dari mana kamu tau namaku. Apakah kita pernah kenalan."

"Ya, dan mungkin mbak telah lupa."

"Jika memang kita pernah kenalan, ada perlu apa kamu mencariku."

"Tidak ada, aku hanya ingin tau keadaanmu."

"Kamu sudah lihat aku, kan. Aku baik-baik saja. Maaf ya , aku mau ke apotik."

"Biar aku antar."

"Terima kasih, lebih baik aku gunakan taksi. Aku tak mau nanti orang yang melihat kita jalan berdua menjadi salah paham."

Zeya menghentikan taksi yang lewat. Ia minta di antar ke apotik.

.................

Zeya sudah melakukan pengujian dengan tespek dan hasilnya ia positif hamil. Ia ingin memberikan kejutan pada Albirru.

Zeya menunggu kepulangan Albirru. Ia kemarin janji akan pulang pagi. Hingga sore hari Zeya menunggu barulah Albirru pulang.

"Mas mau makan .... "

"Aku mandi dulu," ucap Albirru dan masuk kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah berpakaian ia menuju meja makan. Dengan hati riang, Zeya menyediakan makan malam buat Albirru.

Zeya bermaksud akan memberi kejutan akan kehamilannya.

"Makanlah mas .... "

"Kamu nggak marah lagi," ujar Albirru.

"Maaf mas. Kemarin aku terbawa emosi."

"Lain kali jika ingin mengucapkan sesuatu itu harus kamu pikirkan."

"Iya, mas. Mas aku ada kabar baik .... " Ucapan Zeya terhenti karena ponsel suaminya berdering.

Albirru mengambil ponsel dari saku celananya dan melihat nama Zahra tertera. Albirru berdiri dan mengangkat ponselnya.

Setelah itu Albirru tampak tergesa mengambil kunci mobil.

"Maaf Zeya, mas harus ke rumah Zahra. Ia tadi terjatuh di kamar mandi." Albirru langsung berjalan tanpa mempedulikan Zeya.

Zeya memegang dadanya yang terasa sesak. Ia membanting pintu dan masuk ke kamarnya.

Sepasang mata di seberang rumahnya memperhatikan semua yang terjadi. Orang suruhan Azril melihat Zeya yang membanting pintu setelah kepergian Albirru.

Di dalam kamarnya Zeya mengambil koper dan memasukan bajunya. Ia telah memutuskan akan pergi dan mengalah. Ia ikhlas melepaskan Albirru hanya untuk Zahra.

Albirru, terima kasih telah mengajarkanku arti dari memperjuangkan, lalu mengikhlaskan

Ada saatnya berharap, ada saatnya berhenti berharap. Ada saatnya memperjuangkan, ada saatnya mengikhlaskan. Sudah, tak perlu dipaksakan. Aku menyerah dan pergi.

...................

Bersambung

*****************

Berjuang sendiri itu memang melelahkan, dan pada akhirnya Zeya menyerah. Nantikan terus kelanjutan novel ini, besok ya.

Terima kasih

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

bagus zeya berjuang sendiri itu sakit apalagi tidak dihargai kehadirannya lebih baik pergi ..

bawalah benih yang ditinggal menjadi teman hidupmu...
biar tau rasa si albirru mendapatkan karma buruk....

2024-03-10

0

Budyparyanti

Budyparyanti

kata xa mau adil....manaaaa....bicara emang mudah tapi praktek xa itu yg sulit

2023-11-06

0

sendok garpu

sendok garpu

albiru..apa itu yg namanya adil???

2023-10-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Aku Harus Kuat
2 Bab 2. Pernikahan Albirru dan Zahra
3 Bab 3. Apakah itu benar suamiku?
4 Bab 4. Pengakuan Albirru
5 Bab 5. Mungkinkah ini takdirku.
6 Bab 6. Pertemuan Zeya dan Zahra
7 Bab 7. Beginikah Rasanya Berbagi Cinta?.
8 Bab 8. Kedatangan Abi dan Ummi
9 Bab 9. Bertemu Abi dan Ummi
10 Bab 10. Kembali Dilupakan
11 Bab 11.Apakah Kesabaran Ada Batasnya
12 Bab 12. Kejujuran Zeya
13 Bab 13. Zeya dan Zahra
14 Bab 14. Apakah Aku Egois?
15 Bab 15. Siapa Pria itu?
16 Bab 16. Rumah kediaman Zahra
17 Bab 17. Maaf ... Aku Menyerah
18 Bab 18. Kepergian Zeya.
19 Bab 19. Haikal Azril Ansa
20 Bab 20. Baby twins.
21 Bab 21. Dokter Febby
22 Bab 22. Toko Roti Bunda Zeya
23 Bab 23. Baby Twins Bunda Zeya
24 Bab 24. Kehilangan ....
25 Bab 25. Kesedihan Zahra
26 Bab 26. Pengakuan
27 Bab 27. Mami Azril
28 Bab 28. Kediaman Mami Azril.
29 Bab 29. Persiapan Melahirkan
30 Bab 30. Apakah wanita itu Zeya?
31 Bab 31. Baby Twins
32 Bab 32. Apakah ini ikatan batin?
33 Bab 33. Raja dan Ratu
34 Bab 34. Pertemuan dengan Abi dan Umi
35 Bab 35. Raja dan Ratu adalah hidupku
36 Bab 36. Pesan dari Zeya
37 Bab 37. Kembali ke kota
38 Bab 38. Bertemu Albirru
39 Bab 39. Jatuhkan Talak.
40 Bab 40. Akhir Pernikahan Zeya
41 Bab 41. Persiapan Pernikahan
42 Bab 42. Kepemakaman Ayah dan Ibu Zeya.
43 Bab 43. Minta Restu Ayah dan Ibu
44 Bab 44. Pernikahan Azril dan Zeya.
45 Bab 45. Kebahagiaan Pengantin Baru
46 Bab 46. Alifa Zeya
47 Bab 47. Perjodohan Zeya dan Albirru
48 Bab 48. Papinya Azril
49 Bab 49. Resepsi Pernikahan
50 Bab 50. Anak Zeya?
51 Bab 51. Raja dan Ratu anakku
52 Bab 52. Zeya istriku yang pintar.
53 Bab 53. Abi dan Umi bertemu Raja Ratu.
54 Bab 54. Bertemu om Reno kembali
55 Bab 55. Pertengkaran Azril dan Reno
56 Bab 56. Apa yang terjadi antara Azril dan papi?
57 Bab 57. Masa Lalu Zeya
58 Bab 58. Wanita dari masa lalu Azril
59 Bab 59. Mami Sakit
60 Bab 60. Zeya dan Azril
61 Bab 61. Zahra sakit
62 Bab 62. Abi dan Umi meminta Ratu.
63 Bab 63. Meminta hak Asuh Raja atau Ratu.
64 Bab 64. Kepindahan Zeya dan keluarga.
65 Bab 65. Aku rela di madu
66 Bab 66. Aku selalu puas ...
67 Bab 67. Bucinnya Azril
68 Bab 68. Pertemuan Dengan Zahra.
69 Bab 69. Zeya istriku yang cengeng.
70 Bab 70. Zeya yang makin manja.
71 Bab 71. Bertemu Zahra.
72 Bab 72. Positif ....
73 Bab 73. Kebahagiaan Azril
74 Bab 74. Pertemuan Zeya dan Albirru
75 Bab 75. Perdebatan Azril dan Albirru.
76 Bab 76. Zeya bukan lagi mahrammu
77 Bab 77. Raja dan Ratu
78 Bab 78. Rumah Kediaman Zeya
79 Bab 79. Cinta Ayah
80 Bab 80. Kamu cemburu???
81 Bab 81. Kembali ke kota Pekanbaru
82 Bab 82. Apakah Mas masih mencintai Zeya?
83 Bab 83. Zahra dan Thalita
84 Bab 84. Kekecewaan Azril.
85 Bab 85. Zahra yang Marah.
86 Bab 86. Berangkat ....
87 Bab 87. Aku memang Pendosa
88 Bab 88. Zeya, menantu kesayangan mami
89 Bab 89. Abi dan Umi
90 Promo
91 Bab 90. Ingin bertemu Raja dan Ratu
92 Bab 91. Bertemu Raja dan Ratu
93 Bab 92. Aku anak Daddy
94 Bab 93. Raja dan Ratu anakku
95 Bab 94. Kepergian Papi.
96 Bab 95. Pemakaman
97 Bab 96. Shinta yang membuat keributan.
98 Bab 97. Amanah Thalita
99 Bab 98. Kenapa Thalita mau menjadi istri Albirru?
100 Bab 99. Tahlilan hari ketiga meninggalnya Papi.
101 Bab 100. Ketemu Nanas
102 Bab 101. Thalita berangkat ke kota Duri.
103 Bab 102. Kecelakaan?
104 Bab 103. Akhir Kisah Thalita
105 Bab 104. Kepergian Thalita
106 Bab 105. Keadaan Abi dan Umi.
107 Bab 106. Pemakaman Thalita.
108 LOVE IS RAIN
109 Bab 107. Abi menyusul Thalita.
110 Bab 108. Kepulangan Jenazah Abi
111 Bab 109. Aku tak mau Daddy meninggal
112 Bab 110. Pemakaman Abi
113 Bab 111. Umi yang telah siuman
114 Bab 112. Hidup Zeya yang Bahagia
115 Bab 113. Baby Boy Milik Bunda Zeya.
116 Ucapan Terima Kasih
117 Bab 114. Pangeran Abqary Ansa
118 Bab 115. Pangeran adik siapa?
119 Bab 116. Kisah Berakhir.
120 Promo
121 RATU KETIBAN DUREN
122 GENIUS BRIDE DUDA DEPRESI
123 GAIRAH CINTA CEO BASTARD
124 CINTA YANG DIABAIKAN (MAMA RENI)
125 Webseries NODA MERAH PERNIKAHAN
126 Promo novel "DENDAM DAN CINTA SANG BODYGUARD
127 HASRAT TERLARANG GIGOLO by mama reni
128 PROMO NOVEL "SELINGKUH DENGAN CALON MERTUA"
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1. Aku Harus Kuat
2
Bab 2. Pernikahan Albirru dan Zahra
3
Bab 3. Apakah itu benar suamiku?
4
Bab 4. Pengakuan Albirru
5
Bab 5. Mungkinkah ini takdirku.
6
Bab 6. Pertemuan Zeya dan Zahra
7
Bab 7. Beginikah Rasanya Berbagi Cinta?.
8
Bab 8. Kedatangan Abi dan Ummi
9
Bab 9. Bertemu Abi dan Ummi
10
Bab 10. Kembali Dilupakan
11
Bab 11.Apakah Kesabaran Ada Batasnya
12
Bab 12. Kejujuran Zeya
13
Bab 13. Zeya dan Zahra
14
Bab 14. Apakah Aku Egois?
15
Bab 15. Siapa Pria itu?
16
Bab 16. Rumah kediaman Zahra
17
Bab 17. Maaf ... Aku Menyerah
18
Bab 18. Kepergian Zeya.
19
Bab 19. Haikal Azril Ansa
20
Bab 20. Baby twins.
21
Bab 21. Dokter Febby
22
Bab 22. Toko Roti Bunda Zeya
23
Bab 23. Baby Twins Bunda Zeya
24
Bab 24. Kehilangan ....
25
Bab 25. Kesedihan Zahra
26
Bab 26. Pengakuan
27
Bab 27. Mami Azril
28
Bab 28. Kediaman Mami Azril.
29
Bab 29. Persiapan Melahirkan
30
Bab 30. Apakah wanita itu Zeya?
31
Bab 31. Baby Twins
32
Bab 32. Apakah ini ikatan batin?
33
Bab 33. Raja dan Ratu
34
Bab 34. Pertemuan dengan Abi dan Umi
35
Bab 35. Raja dan Ratu adalah hidupku
36
Bab 36. Pesan dari Zeya
37
Bab 37. Kembali ke kota
38
Bab 38. Bertemu Albirru
39
Bab 39. Jatuhkan Talak.
40
Bab 40. Akhir Pernikahan Zeya
41
Bab 41. Persiapan Pernikahan
42
Bab 42. Kepemakaman Ayah dan Ibu Zeya.
43
Bab 43. Minta Restu Ayah dan Ibu
44
Bab 44. Pernikahan Azril dan Zeya.
45
Bab 45. Kebahagiaan Pengantin Baru
46
Bab 46. Alifa Zeya
47
Bab 47. Perjodohan Zeya dan Albirru
48
Bab 48. Papinya Azril
49
Bab 49. Resepsi Pernikahan
50
Bab 50. Anak Zeya?
51
Bab 51. Raja dan Ratu anakku
52
Bab 52. Zeya istriku yang pintar.
53
Bab 53. Abi dan Umi bertemu Raja Ratu.
54
Bab 54. Bertemu om Reno kembali
55
Bab 55. Pertengkaran Azril dan Reno
56
Bab 56. Apa yang terjadi antara Azril dan papi?
57
Bab 57. Masa Lalu Zeya
58
Bab 58. Wanita dari masa lalu Azril
59
Bab 59. Mami Sakit
60
Bab 60. Zeya dan Azril
61
Bab 61. Zahra sakit
62
Bab 62. Abi dan Umi meminta Ratu.
63
Bab 63. Meminta hak Asuh Raja atau Ratu.
64
Bab 64. Kepindahan Zeya dan keluarga.
65
Bab 65. Aku rela di madu
66
Bab 66. Aku selalu puas ...
67
Bab 67. Bucinnya Azril
68
Bab 68. Pertemuan Dengan Zahra.
69
Bab 69. Zeya istriku yang cengeng.
70
Bab 70. Zeya yang makin manja.
71
Bab 71. Bertemu Zahra.
72
Bab 72. Positif ....
73
Bab 73. Kebahagiaan Azril
74
Bab 74. Pertemuan Zeya dan Albirru
75
Bab 75. Perdebatan Azril dan Albirru.
76
Bab 76. Zeya bukan lagi mahrammu
77
Bab 77. Raja dan Ratu
78
Bab 78. Rumah Kediaman Zeya
79
Bab 79. Cinta Ayah
80
Bab 80. Kamu cemburu???
81
Bab 81. Kembali ke kota Pekanbaru
82
Bab 82. Apakah Mas masih mencintai Zeya?
83
Bab 83. Zahra dan Thalita
84
Bab 84. Kekecewaan Azril.
85
Bab 85. Zahra yang Marah.
86
Bab 86. Berangkat ....
87
Bab 87. Aku memang Pendosa
88
Bab 88. Zeya, menantu kesayangan mami
89
Bab 89. Abi dan Umi
90
Promo
91
Bab 90. Ingin bertemu Raja dan Ratu
92
Bab 91. Bertemu Raja dan Ratu
93
Bab 92. Aku anak Daddy
94
Bab 93. Raja dan Ratu anakku
95
Bab 94. Kepergian Papi.
96
Bab 95. Pemakaman
97
Bab 96. Shinta yang membuat keributan.
98
Bab 97. Amanah Thalita
99
Bab 98. Kenapa Thalita mau menjadi istri Albirru?
100
Bab 99. Tahlilan hari ketiga meninggalnya Papi.
101
Bab 100. Ketemu Nanas
102
Bab 101. Thalita berangkat ke kota Duri.
103
Bab 102. Kecelakaan?
104
Bab 103. Akhir Kisah Thalita
105
Bab 104. Kepergian Thalita
106
Bab 105. Keadaan Abi dan Umi.
107
Bab 106. Pemakaman Thalita.
108
LOVE IS RAIN
109
Bab 107. Abi menyusul Thalita.
110
Bab 108. Kepulangan Jenazah Abi
111
Bab 109. Aku tak mau Daddy meninggal
112
Bab 110. Pemakaman Abi
113
Bab 111. Umi yang telah siuman
114
Bab 112. Hidup Zeya yang Bahagia
115
Bab 113. Baby Boy Milik Bunda Zeya.
116
Ucapan Terima Kasih
117
Bab 114. Pangeran Abqary Ansa
118
Bab 115. Pangeran adik siapa?
119
Bab 116. Kisah Berakhir.
120
Promo
121
RATU KETIBAN DUREN
122
GENIUS BRIDE DUDA DEPRESI
123
GAIRAH CINTA CEO BASTARD
124
CINTA YANG DIABAIKAN (MAMA RENI)
125
Webseries NODA MERAH PERNIKAHAN
126
Promo novel "DENDAM DAN CINTA SANG BODYGUARD
127
HASRAT TERLARANG GIGOLO by mama reni
128
PROMO NOVEL "SELINGKUH DENGAN CALON MERTUA"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!