Bab 12. Kejujuran Zeya

Setelah makan siang dan sholat, Albirru mengajak Zeya tidur. Ia meminta haknya sebagai suami. Zeya tetap melayani Albirru dengan baik dan berusaha selalu memuaskan hasrat suaminya itu.

Mereka melanjutkan istirahat setelah membersihkan badan.

"Zeya, mas harap kamu jangan bersedih atas sikap abi dan ummi kemarin. Nanti malam mereka ingin bertemu kamu. Mas berharap abi dan Umi bisa menerima kamu."

"Semoga saja mas. Aku tak pernah berharap apa-apa. Karena aku sadar siapa diri ini. Aku juga telah diajarkan ustadzah, jika kita tidak boleh berharap selain pada Allah."

"Kamu jangan bersedih begitu. Kamu wanita baik, pasti abi dan Umi akan bisa menerima kamu nantinya."

Albirru membawa Zeya ke dalam pelukan dadanya. Ia mengecup kepala Zeya sebelum memejamkan matanya.

Sebenarnya ada banyak alasan buatku untuk pergi, tapi aku tetap memilih bertahan karena kamu adalah luka dan penyembuh yang paling aku suka.

...............

Albirru dan Zeya memasuki sebuah restoran. Di dalam telah menunggu abi dan umi nya. Zeya menyalami tangan abi dan umi sebelum duduk.

Umi tersenyum pada Zeya, ia mempersilakan Zeya duduk.

"Silakan duduk ...."

"Terima kasih, bu," ucap Zeya.

"Panggil umi aja seperti Al dan Zahra," ucap Umi Al.

"Sebaiknya kita makan dulu sebelum melanjutkan obrolan," ujar Abi.

Mereka berempat makan tanpa ada suara. Tampak mereka larut dengan pikirannya masing-masing.

Setelah menyantap hidangan buat makan malam itu, abi mulai angkat suara.

"Siapa nama kamu?" tanya Abi pada Zeya.

"Zeya, Pak."

"Panggil aku, Abi."

"Baik, Abi."

"Boleh abi tau kenapa kamu mau diajak Albirru menikah siri. Walau menikah secara siri menurut agama sah, tapi banyak kerugian yang akan kamu rasakan sebagai seorang wanita."

"Bagiku dinikahi mas Al walau secara siri itu sudah lebih dari cukup. Aku sudah sangat bahagia karena ada pria yang mau menikahiku."

"Abi tak mengerti ucapanmu ini. Kenapa kamu berpikir begitu. Apakah selama ini kamu tak pernah dekat dengan pria manapun. Sehingga kamu begitu bersyukur saat Albirru mau menikahi kamu."

"Bukan tidak ada pria yang dekat denganku, banyak pria yang dekat denganku tapi tak ada niat menikahiku."

"Kamu memiliki banyak kekasih?" ucap Umi.

"Bukan kekasih, mereka hanya menganggap aku sebagai penghibur aja. Pemuas di ranjang mereka ."

Abi dan Umi Albirru tampak sangat kaget mendengar ucapan Zeya. Albirru yang duduk di samping Zeya pun tampak sangat kaget dengan jawabannya.

"Apa lagi ini. Jangan bilang kamu seorang wanita penghibur!" ucap Abi.

"Betul, abi. Aku dulunya bekerja sebagai wanita penghibur."

Abi dan Umi tampak sangat syok mendengar ucapan Zeya. Mereka spontan mengucapkan istighfar.

Albirru langsung melototkan matanya mendengar kejujuran Zeya.

"Apa-apaan ini, abi dan Umi tidak bercanda."

"Aku tidak bercanda, aku mengatakan yang sejujurnya."

Abi tampak memegang dadanya. Mungkin ia sangat kaget atas kejujuran Zeya.

"Dimana kalian berkenalan. Apakah kamu sering ke tempat maksiat seperti itu, Albirru," tanya Abi dengan suara sedikit ditinggikan.

"Aku tak pernah ke sana, kecuali saat aku ingin membawa Zeya keluar dari tempat itu," ucap Albirru gugup.

"Kami berkenalan tanpa sengaja. Saat aku mengira mobil mas Al adalah taksi," ucap Zeya.

"Kenapa kamu bisa bekerja di sana. Apakah keluargamu tidak melarang."

"Aku yatim piatu," gumam Zeya.

"Kamu sehat, dan kuat. Banyak pekerjaan yang layak bisa kamu lakukan tapi kenapa kamu mau menjadi wanita penghibur. Dan maaf apakah kamu yakin tidak akan menularkan penyakit pada Albirru."

"Maaf, abi. Ini bukan pembelaan, tapi inilah kenyataan ... aku selalu rutin memeriksa kesehatanku. Jadi Abi dan Umi tak perlu kuatir aku akan menularkan suatu penyakit pada Albirru."

"Abi tak habis pikir denganmu Albirru. Banyak wanita baik-baik di kampung yang suka padamu, tapi kamu tolak. Dan kenapa kamu bisa tertarik dan menikahi Zeya. Apakah Zeya yang mengajak kamu menikahinya. Apa yang telah kamu lakukan sehingga Albirru menikahimu."

"Maaf, Abi. Bukannya aku lancang, walau aku ini wanita yang berlumur dosa tak pernah sekalipun terniat menjebak Albirru. Dan Abi bisa tanyakan pada Albirru, siapa yang pertama mengajak menikah. Albirru bukan aku ...."

"Abi, Zeya berkata benar. Aku yang mengajaknya menikah. Semua itu aku lakukan karena aku mencintai Zeya, dan aku ingin mengangkat derajatnya sebagai wanita. Jangan dipandang hina."

"Kamu mencintai Zeya," ujar Abi. Umi menggenggam tangan Abi. Umi takut Abi emosi dan kembali melayangkan tangannya menampar pipi Albirru.

"Iya, Abi."

"Bagaimana dengan Zahra, apakah kamu tidak mencintainya."

Albirru tampak ragu untuk menjawab pertanyaan abinya. Ia terdiam sambil menunduk. Zeya memandangi semua tingkah suaminya itu.

"Jawab pertanyaan, Abi. Apakah kamu mencintai Zahra atau tidak."

"Ya, Abi. Aku juga sangat mencintai Zahra, " ujar Albirru.

Zeya yang mendengar ucapan Albirru meremas jemarinya. Ia tak mengira Albirru akan menjawab itu.

Mas Al sangat mencintai Zahra. Jika denganku, ia hanya menjawab mencintai. Aku semakin sadar posisi diriku saat ini dihatimu, Al.

"Kamu sangat mencintai Zahra. Padahal kamu dan Zahra baru bertemu dua bulan sejak pernikahan kalian. Sekarang abi tanya, mana yang lebih kamu cintai Zahra apa Zeya."

"Kenapa Abi tanyakan itu."

"Walau dalam agama islam poligami diizinkan tapi itu tak semudah yang dibayangkan. Kamu harus adil. Dan kata adil tidak segampang mengucapkannya. Abi ingin kamu melepaskan salah satu dari istrimu."

"Abi tidak bisa meminta aku menceraikan salah satu istriku, karena itu sama saja dosa. memisahkan suami dari istrinya."

"Abi kamu benar Al, kamu harus memilih salah satu. Dari pada nanti kamu menyakiti salah satu dari mereka, itu juga akan lebih berdosa. Dan maaf Zeya ... menurut pengamatan Abi dan Umi kemarin, sepertinya Albirru lebih mencintai Zahra. Apakah kamu mau mengalah," ucap Umi.

Zeya kaget dengan ucapan Umi Albirru. Ia memandangi wajah mereka satu persatu.

"Aku tak tau harus menjawab apa. Umi bisa tanyakan dengan mas Albirru. Apakah ia kan menceraikan aku. Jika memang mas Al memilih Zahra dan ingin berpisah denganku, aku siap dan ikhlas menerima semuanya. Jadi keputusan ada ditangan mas Albirru."

"Tak ada yang akan aku ceraikan. Aku mencintai kedua istriku. Dan aku akan berusaha se adil mungkin. Abi dan Umi tak bisa meminta aku berpisah dari Zeya."

Mendengar kata-kata Albirru, air mata Zeya tak bisa dibendung lagi.

Mas Al, walau aku tau cintamu tak sebesar dulu lagi padaku, walau cintamu telah terbagi, mendengar ucapanmu itu aku senang. Kamu masih mau memperjuangkan aku di depan kedua orang tuamu.

"Baiklah, jika itu keputusanmu. Tapi jangan pernah membawa Zeya ke kampung, Abi tak mau orang tau siapa dirinya. Apa lagi masa lalunya."

"Abi, bukankah seorang pendosa yang telah bertaubat itu akan lebih baik dari pada orang yang merasa dirinya suci."

"Abi tak melihat taubat istrimu. Coba kamu lihat cara berpakaian saja tidak sesuai dengan ajaran agama kita ," ucap Abi.

Zeya melihat ke arah tubuhnya. Ia memang belum mengenakan hijab. Tapi ia telah berniat merubah semua penampilannya.

"Abi dan Umi pamit. Tak ada yang perlu dibicarakan lagi. Abi akan melihat selama tiga bulan ini. Apakah kamu memang bisa berbuat adil."

Abi dan Umi berdiri dari duduknya, mereka meninggalkan restoran.

Bersambung

**********************

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

agama saja tinggi tapi menghargai orang lain tidak bisa ...
kenapa kalau zeya mantan Pendosa
apa kalian benar² suci jadi se enak sendiri berkata .terlihat sombong aku bilang

2024-03-10

1

Moch Rayhan

Moch Rayhan

dihhhhhh tak bisa berkata kaya

2023-09-28

0

Sukliang

Sukliang

umi apakah sadar yg umi ucapkan pada zeya

2023-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Aku Harus Kuat
2 Bab 2. Pernikahan Albirru dan Zahra
3 Bab 3. Apakah itu benar suamiku?
4 Bab 4. Pengakuan Albirru
5 Bab 5. Mungkinkah ini takdirku.
6 Bab 6. Pertemuan Zeya dan Zahra
7 Bab 7. Beginikah Rasanya Berbagi Cinta?.
8 Bab 8. Kedatangan Abi dan Ummi
9 Bab 9. Bertemu Abi dan Ummi
10 Bab 10. Kembali Dilupakan
11 Bab 11.Apakah Kesabaran Ada Batasnya
12 Bab 12. Kejujuran Zeya
13 Bab 13. Zeya dan Zahra
14 Bab 14. Apakah Aku Egois?
15 Bab 15. Siapa Pria itu?
16 Bab 16. Rumah kediaman Zahra
17 Bab 17. Maaf ... Aku Menyerah
18 Bab 18. Kepergian Zeya.
19 Bab 19. Haikal Azril Ansa
20 Bab 20. Baby twins.
21 Bab 21. Dokter Febby
22 Bab 22. Toko Roti Bunda Zeya
23 Bab 23. Baby Twins Bunda Zeya
24 Bab 24. Kehilangan ....
25 Bab 25. Kesedihan Zahra
26 Bab 26. Pengakuan
27 Bab 27. Mami Azril
28 Bab 28. Kediaman Mami Azril.
29 Bab 29. Persiapan Melahirkan
30 Bab 30. Apakah wanita itu Zeya?
31 Bab 31. Baby Twins
32 Bab 32. Apakah ini ikatan batin?
33 Bab 33. Raja dan Ratu
34 Bab 34. Pertemuan dengan Abi dan Umi
35 Bab 35. Raja dan Ratu adalah hidupku
36 Bab 36. Pesan dari Zeya
37 Bab 37. Kembali ke kota
38 Bab 38. Bertemu Albirru
39 Bab 39. Jatuhkan Talak.
40 Bab 40. Akhir Pernikahan Zeya
41 Bab 41. Persiapan Pernikahan
42 Bab 42. Kepemakaman Ayah dan Ibu Zeya.
43 Bab 43. Minta Restu Ayah dan Ibu
44 Bab 44. Pernikahan Azril dan Zeya.
45 Bab 45. Kebahagiaan Pengantin Baru
46 Bab 46. Alifa Zeya
47 Bab 47. Perjodohan Zeya dan Albirru
48 Bab 48. Papinya Azril
49 Bab 49. Resepsi Pernikahan
50 Bab 50. Anak Zeya?
51 Bab 51. Raja dan Ratu anakku
52 Bab 52. Zeya istriku yang pintar.
53 Bab 53. Abi dan Umi bertemu Raja Ratu.
54 Bab 54. Bertemu om Reno kembali
55 Bab 55. Pertengkaran Azril dan Reno
56 Bab 56. Apa yang terjadi antara Azril dan papi?
57 Bab 57. Masa Lalu Zeya
58 Bab 58. Wanita dari masa lalu Azril
59 Bab 59. Mami Sakit
60 Bab 60. Zeya dan Azril
61 Bab 61. Zahra sakit
62 Bab 62. Abi dan Umi meminta Ratu.
63 Bab 63. Meminta hak Asuh Raja atau Ratu.
64 Bab 64. Kepindahan Zeya dan keluarga.
65 Bab 65. Aku rela di madu
66 Bab 66. Aku selalu puas ...
67 Bab 67. Bucinnya Azril
68 Bab 68. Pertemuan Dengan Zahra.
69 Bab 69. Zeya istriku yang cengeng.
70 Bab 70. Zeya yang makin manja.
71 Bab 71. Bertemu Zahra.
72 Bab 72. Positif ....
73 Bab 73. Kebahagiaan Azril
74 Bab 74. Pertemuan Zeya dan Albirru
75 Bab 75. Perdebatan Azril dan Albirru.
76 Bab 76. Zeya bukan lagi mahrammu
77 Bab 77. Raja dan Ratu
78 Bab 78. Rumah Kediaman Zeya
79 Bab 79. Cinta Ayah
80 Bab 80. Kamu cemburu???
81 Bab 81. Kembali ke kota Pekanbaru
82 Bab 82. Apakah Mas masih mencintai Zeya?
83 Bab 83. Zahra dan Thalita
84 Bab 84. Kekecewaan Azril.
85 Bab 85. Zahra yang Marah.
86 Bab 86. Berangkat ....
87 Bab 87. Aku memang Pendosa
88 Bab 88. Zeya, menantu kesayangan mami
89 Bab 89. Abi dan Umi
90 Promo
91 Bab 90. Ingin bertemu Raja dan Ratu
92 Bab 91. Bertemu Raja dan Ratu
93 Bab 92. Aku anak Daddy
94 Bab 93. Raja dan Ratu anakku
95 Bab 94. Kepergian Papi.
96 Bab 95. Pemakaman
97 Bab 96. Shinta yang membuat keributan.
98 Bab 97. Amanah Thalita
99 Bab 98. Kenapa Thalita mau menjadi istri Albirru?
100 Bab 99. Tahlilan hari ketiga meninggalnya Papi.
101 Bab 100. Ketemu Nanas
102 Bab 101. Thalita berangkat ke kota Duri.
103 Bab 102. Kecelakaan?
104 Bab 103. Akhir Kisah Thalita
105 Bab 104. Kepergian Thalita
106 Bab 105. Keadaan Abi dan Umi.
107 Bab 106. Pemakaman Thalita.
108 LOVE IS RAIN
109 Bab 107. Abi menyusul Thalita.
110 Bab 108. Kepulangan Jenazah Abi
111 Bab 109. Aku tak mau Daddy meninggal
112 Bab 110. Pemakaman Abi
113 Bab 111. Umi yang telah siuman
114 Bab 112. Hidup Zeya yang Bahagia
115 Bab 113. Baby Boy Milik Bunda Zeya.
116 Ucapan Terima Kasih
117 Bab 114. Pangeran Abqary Ansa
118 Bab 115. Pangeran adik siapa?
119 Bab 116. Kisah Berakhir.
120 Promo
121 RATU KETIBAN DUREN
122 GENIUS BRIDE DUDA DEPRESI
123 GAIRAH CINTA CEO BASTARD
124 CINTA YANG DIABAIKAN (MAMA RENI)
125 Webseries NODA MERAH PERNIKAHAN
126 Promo novel "DENDAM DAN CINTA SANG BODYGUARD
127 HASRAT TERLARANG GIGOLO by mama reni
128 PROMO NOVEL "SELINGKUH DENGAN CALON MERTUA"
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Bab 1. Aku Harus Kuat
2
Bab 2. Pernikahan Albirru dan Zahra
3
Bab 3. Apakah itu benar suamiku?
4
Bab 4. Pengakuan Albirru
5
Bab 5. Mungkinkah ini takdirku.
6
Bab 6. Pertemuan Zeya dan Zahra
7
Bab 7. Beginikah Rasanya Berbagi Cinta?.
8
Bab 8. Kedatangan Abi dan Ummi
9
Bab 9. Bertemu Abi dan Ummi
10
Bab 10. Kembali Dilupakan
11
Bab 11.Apakah Kesabaran Ada Batasnya
12
Bab 12. Kejujuran Zeya
13
Bab 13. Zeya dan Zahra
14
Bab 14. Apakah Aku Egois?
15
Bab 15. Siapa Pria itu?
16
Bab 16. Rumah kediaman Zahra
17
Bab 17. Maaf ... Aku Menyerah
18
Bab 18. Kepergian Zeya.
19
Bab 19. Haikal Azril Ansa
20
Bab 20. Baby twins.
21
Bab 21. Dokter Febby
22
Bab 22. Toko Roti Bunda Zeya
23
Bab 23. Baby Twins Bunda Zeya
24
Bab 24. Kehilangan ....
25
Bab 25. Kesedihan Zahra
26
Bab 26. Pengakuan
27
Bab 27. Mami Azril
28
Bab 28. Kediaman Mami Azril.
29
Bab 29. Persiapan Melahirkan
30
Bab 30. Apakah wanita itu Zeya?
31
Bab 31. Baby Twins
32
Bab 32. Apakah ini ikatan batin?
33
Bab 33. Raja dan Ratu
34
Bab 34. Pertemuan dengan Abi dan Umi
35
Bab 35. Raja dan Ratu adalah hidupku
36
Bab 36. Pesan dari Zeya
37
Bab 37. Kembali ke kota
38
Bab 38. Bertemu Albirru
39
Bab 39. Jatuhkan Talak.
40
Bab 40. Akhir Pernikahan Zeya
41
Bab 41. Persiapan Pernikahan
42
Bab 42. Kepemakaman Ayah dan Ibu Zeya.
43
Bab 43. Minta Restu Ayah dan Ibu
44
Bab 44. Pernikahan Azril dan Zeya.
45
Bab 45. Kebahagiaan Pengantin Baru
46
Bab 46. Alifa Zeya
47
Bab 47. Perjodohan Zeya dan Albirru
48
Bab 48. Papinya Azril
49
Bab 49. Resepsi Pernikahan
50
Bab 50. Anak Zeya?
51
Bab 51. Raja dan Ratu anakku
52
Bab 52. Zeya istriku yang pintar.
53
Bab 53. Abi dan Umi bertemu Raja Ratu.
54
Bab 54. Bertemu om Reno kembali
55
Bab 55. Pertengkaran Azril dan Reno
56
Bab 56. Apa yang terjadi antara Azril dan papi?
57
Bab 57. Masa Lalu Zeya
58
Bab 58. Wanita dari masa lalu Azril
59
Bab 59. Mami Sakit
60
Bab 60. Zeya dan Azril
61
Bab 61. Zahra sakit
62
Bab 62. Abi dan Umi meminta Ratu.
63
Bab 63. Meminta hak Asuh Raja atau Ratu.
64
Bab 64. Kepindahan Zeya dan keluarga.
65
Bab 65. Aku rela di madu
66
Bab 66. Aku selalu puas ...
67
Bab 67. Bucinnya Azril
68
Bab 68. Pertemuan Dengan Zahra.
69
Bab 69. Zeya istriku yang cengeng.
70
Bab 70. Zeya yang makin manja.
71
Bab 71. Bertemu Zahra.
72
Bab 72. Positif ....
73
Bab 73. Kebahagiaan Azril
74
Bab 74. Pertemuan Zeya dan Albirru
75
Bab 75. Perdebatan Azril dan Albirru.
76
Bab 76. Zeya bukan lagi mahrammu
77
Bab 77. Raja dan Ratu
78
Bab 78. Rumah Kediaman Zeya
79
Bab 79. Cinta Ayah
80
Bab 80. Kamu cemburu???
81
Bab 81. Kembali ke kota Pekanbaru
82
Bab 82. Apakah Mas masih mencintai Zeya?
83
Bab 83. Zahra dan Thalita
84
Bab 84. Kekecewaan Azril.
85
Bab 85. Zahra yang Marah.
86
Bab 86. Berangkat ....
87
Bab 87. Aku memang Pendosa
88
Bab 88. Zeya, menantu kesayangan mami
89
Bab 89. Abi dan Umi
90
Promo
91
Bab 90. Ingin bertemu Raja dan Ratu
92
Bab 91. Bertemu Raja dan Ratu
93
Bab 92. Aku anak Daddy
94
Bab 93. Raja dan Ratu anakku
95
Bab 94. Kepergian Papi.
96
Bab 95. Pemakaman
97
Bab 96. Shinta yang membuat keributan.
98
Bab 97. Amanah Thalita
99
Bab 98. Kenapa Thalita mau menjadi istri Albirru?
100
Bab 99. Tahlilan hari ketiga meninggalnya Papi.
101
Bab 100. Ketemu Nanas
102
Bab 101. Thalita berangkat ke kota Duri.
103
Bab 102. Kecelakaan?
104
Bab 103. Akhir Kisah Thalita
105
Bab 104. Kepergian Thalita
106
Bab 105. Keadaan Abi dan Umi.
107
Bab 106. Pemakaman Thalita.
108
LOVE IS RAIN
109
Bab 107. Abi menyusul Thalita.
110
Bab 108. Kepulangan Jenazah Abi
111
Bab 109. Aku tak mau Daddy meninggal
112
Bab 110. Pemakaman Abi
113
Bab 111. Umi yang telah siuman
114
Bab 112. Hidup Zeya yang Bahagia
115
Bab 113. Baby Boy Milik Bunda Zeya.
116
Ucapan Terima Kasih
117
Bab 114. Pangeran Abqary Ansa
118
Bab 115. Pangeran adik siapa?
119
Bab 116. Kisah Berakhir.
120
Promo
121
RATU KETIBAN DUREN
122
GENIUS BRIDE DUDA DEPRESI
123
GAIRAH CINTA CEO BASTARD
124
CINTA YANG DIABAIKAN (MAMA RENI)
125
Webseries NODA MERAH PERNIKAHAN
126
Promo novel "DENDAM DAN CINTA SANG BODYGUARD
127
HASRAT TERLARANG GIGOLO by mama reni
128
PROMO NOVEL "SELINGKUH DENGAN CALON MERTUA"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!