Usia pernikahan Hafiz dan Khadija sudah menginjak bulan ke Sepuluh, itu artinya tinggal Dua bulan lagi mereka akan segera berpisah.
Tidak ada hal yang spesial terjadi pada hubungan Hafiz dan Khadija, semua berjalan seperti hari-hari sebelumnya. Hafiz yang selalu bersikap manis pada Khadija namun, tidak di sertai rasa cinta.
Apakah justru sebaliknya, Khadija yang sudah mulai tumbuh rasa cinta pada Hafiz? Akan perlakuan maniz Hafiz terhadapny. Entahlah?
Berbeda dangan hubungan yang terjalin antara Hafiz dan Alina, semakin hari terlihat semakin romantis. Bahkan keduanya sering menghabiskan waktu liburan bersama, entah itu di dalam negeri maupun luar negeri.
Misi Hafiz untuk mendekatkan Khadija dengan Aslan pun nampaknya belum membuahkan hasil. Status Pernikahanya dengan Hafiz lah yang membuat Khadija menghindar dari Aslan.
Khadija tidak ingin memberi harapan palsu terhadap Aslan. Khadija takut jika suatu hari Aslan akan kecewa saat mengetahui statusnya sebagai seorang janda dari sahabatnya sendiri. Dan Khadija takut jika akan merusak persahabatan diantara Kedua sahabat itu.
***
Hari kelima di bulan ke sepuluh ini, bertepatan dengan datangnya bulan suci Ramadhan.
Tahun ini merupakan tahun pertama bagi Khadija menjalankan ibadah puasa jauh dari kedua orang terkasihnya. Siapa lagi kalau bukan Ibu dan Adiknya, Aisyah.
03.15 Dini hari
Triiingg...
Suara alarm yang di stel di ponsel pintar Khadija berbunyi. Dengan mata yg masih terasa berat untuk di buka, Khadija berusaha bangun dari tidurnya lalu beranjak ke kamar mandi untuk sekedar membasuh muka, menghilangkan rasa kantuknya.
Setelah selesai membasuh muka, Khadija segera keluar dari kamar lalu pergi ke dapur untuk bersantap sahur.
Ternyata di dapur sudah ada para Asisten Rumah Tangga yang telah menunggu kedatangan Khadija. Setelah semalam mereka janjian untuk bersantap sahur bersama di hari awal bulan puasa.
"Ayo Pak Somat, yang mimpin doanya," titah Khadija kepada tukang kebun selaku orang yang di tuakan di antara mereka semua.
Setelah Pak Somat selesai memimpin doa, tiba saatnya untuk bersantap sahur.
Suapan pertama Khadija berhenti ketika ada suara yang mengagetkan mereka berlima.
"Kalian sedang ngapain, tengah malam begini makan?" Para Asisten rumah tangga tampak gelagapan hendak menjawab.
"Kami sedang makan sahur Mas?" Khadija membuka suara, menjelaskan.
"Sahur? Memangnya ini bulan puasa?" tanya seseorang yg di panggil 'Mas' oleh Khadija, yg tak lain dan tak bukan Hafiz lah orangnya.
Khadija menepuk jidatnya, sedangkan para Asisten rumah tangga sudah tidak merasa heran. Mau itu bulan puasa atau tidak keluarga orang kaya satu ini akan tetap melakukukan aktifitas sarapan di pagi hari, makan siang di tengah hari dan tentunya makan malam di malam hari. Karena mereka tidak pernah menjalankan kewajiban sebagai umat muslim pada umumnya.
"Besok itu sudah Satu Ramadhan Mas, jadi kita besok udah menjalankan ibadah puasa." papar Khadija.
"Owh..." Hafiz hanya ber Oh ria.
"Mas Dokter, besok ndak ikut berpuasa? tanya Khadija sebelum Hafiz berlalu dari ambang pintu.
"Enggak ah, takut gak kuat," Hafiz pun berbalik badan hendak kembali ke kamar.
Para ART hanya diam menyimak percakapan suami istri itu sambil terus memakan makananya setelah sebelumnya menganggukan kepala tanda meminta izin untuk makan kepada sang majikan. Dan di jawab uluran tangan dari Hafiz tanda mempersilahkan.
Setelah mendapat jawaban dari Hafiz, kemudian Khadija ingin segera menuntaskan santap sahurnya.
"Dija," Khadija menurunkan kembali suapan pertamanya yang sempat tertunda, lalu menoleh ke asal suara orang yg kembali memanggilnya.
"Apa lagi to Mas?" dengus Khadija kesal.
"Aku mau ikutan puasa," ucap Hafiz mengejutkan semua orang.
"ALHAMDULILLAH..." sambut para ART mengucap rasa syukur karena ini merupakan kejadian langka selama mereka bekerja di rumah majikanya tersebut. Yang tadinya kesal, spontan Khadija mengembangkan senyumnya.
"Tapi, kalau aku gak kuat, boleh batal ya?" tawar Hafiz sambil berjalan mendekat ke arah Khadija dan para ART untuk ikut bersantap sahur perdananya.
"Ndak boleh ngomong gitu, kan Mas Dokter belum mencoba?" sahut Khadija sambil menuangkan makanan untuk Hafiz, suaminya.
Dan ini pertama kali untuk Hafiz melakukan santap sahur sekaligus puasa pertama sepanjang hidupnya. Dan yang lebih ajaibnya Hafiz makan bersama para ART yang hanya duduk beralaskan tikar.
Khadija membawa banyak perubahan pada diri Hafiz yang mungkin belum Hafiz sadari !
"Semangat Den, untuk puasa pertamanya!" seru Pak Somat memberikan semangat.
"Bibik juga ikut senang lihat Tuan Muda seperti ini," imbuh Bik Onah dengan mata berkaca-kaca karena merasa terharu.
Khadija, Sari dan Mang Didin, mengangguk setuju dengan ucapan Bik Onah.
"Terima kasih," ucap Hafiz sambil tersenyum, lalu kembali menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
***
Setelah selesai bersantap sahur Khadija dan Hafiz kembali ke kamar. Hafiz kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur bersiap untuk berkelana ke alam mimpinya.
Namun, Khadija beranjak ke kamar mandi untuk mengambil Wudhu, karena waktu sudah hampir Subuh.
"Mau kemana kamu Ja?" tanya Hafiz mengangkat kepala, melihat Khadija yang sudah lengkap dengan mukenahnya sambil menenteng sajadah bersiap membuka pintu.
"Mau ke Masjid Mas, bersama yang lain (ART)." Khadija berbalik menoleh ke arah Hafiz.
"Mas ndak mau ikut? "tawar Khadija. Khadija selama ini tidak pernah memaksa Hafiz untuk beribadah. Menurut Khadija, dengan ajakan lah justru lebih mengena untuk seseorang mengikuti arahanya tanpa ada unsur paksaan.
Tampak Hafiz diam menimang-nimang ajakan Khadija. Tak lama Hafiz pun melonjak dari ranjangnya.
"Tunggu di bawah. Aku ikut," cetus Hafiz sambil berlari ke kamar mandi.
Khadija lalu turun kebawah dimana para ART sudah siap menunggunya.
"Tunggu sebentar," panggil Khadija saat Para ART hendak berlalu.
"Ada apa Mbak?" tanya Sari.
"Tuh?" tunjuk Khadija dengan mengangkat dagunya melihat ke arah seseorang yang tengah berjalan menuruni anak tangga.
Seketika para ART di buat terpelongo untuk yang kedua kalinya. Sekali lagi mereka menyaksikan kebesaran Tuhan yang Maha membolak-balikan hati umatnya.
Hafiz tampak begitu semakin mempesona di mata semua orang meski hanya menggunakan Sarung polos berwarna biru, Baju koko lengan pendek berwarna putih dengan aksen bordir di area dada dan peci warna hitam polos. Itu semua di belikan oleh Khadija saat ia berbelanja di pasar. tentunya bukan barang branded seperti baju kebanyakan yang Hafiz punya.
"Yuk jalan!" ajak Khadija sambil berjalan beriringan bersama Hafiz di belakang para Asisten rumah tangga.
***
Pagi Hari
Sudah merupakan kegiatan rutin bagi Alina datang setiap pagi ke rumah Hafiz. Meski hanya sekedar untuk menemani sang kekasih dan orang tua Hafiz sarapan.
"Ingat Mas, ini itu bulan puasa, jadi di tahan dulu sosor-sosoranya," kata Khadija sambil mengelap sepatu suaminya.
"Memangnya sekedar cipika-cipiki aja gak boleh ya Ja?" tanya Hafiz sembari mengikat dasi di lehernya.
"Ya ndak boleh to Mas! Sebenarnya meski ndak bulan puasa pun tetep ndak boleh. Apalagi kalian itu bukan muhrim," jelas Khadija mengingatkan. Lalu beranjak berdiri mengambilkan Tas kerja untuk pria tersebut.
***
"Hai Sayang?" sambut Alina dengan merentangkan tangan bersiap memeluk sang kekasih yang datang menghampirinya.
Dengan sigap Hafiz mencekal bahu Alina untuk menahanya, "Maaf Sayang," Hafiz menggelengkan kepalanya.
Alina dan kedua orang tua Hafiz mengeryitkan keningnya melihat ada yang aneh pada Hafiz.
"Why Honey?" tanya Alina shock. Tidak seperti biasa Hafiz menolaknya.
"Ini bulan puasa, jadi gak boleh deket-deket," jawab Hafiz menuruti instruksi dari Khadija.
Ternyata Khadija mengintip dari atas sana, memastikan Hafiz mengikuti arahanya. Ternyata benar. Khadija pun tersenyum geli melihat ekspresi Alina dengan wajah kecewa.
"Oke, oke ... Aku mengerti," balas Alina pasrah, "Ya udah yuk sarapan?" ajak Alina menggandeng tangan kekasihnya.
"Maaf juga, hari ini aku puasa,"
"Bruuusshh ..." spontan sang Ayah menyemburkan makanan yang telah dikunyahnya. "Apa-apa'an kamu Rel! Sudah ayo sarapan. Papa gak mau terjadi apa-apa sama kamu, Ingat kamu itu punya Maag," omel sang Ayah dengan nada meninggi.
"Enggak Pa, Carel baik-baik saja kok," tolak Hafiz, kekeuh pada pendirianya, "Ya sudah Carel pamit," Hafiz kemudian menghampiri kedua orang tuanya untuk bersalaman. Lalu mencium punggung tangan keduanya yang masih tercengang dengan sikap tak biasa dari putra semata wayangnya.
Terakhir sebelum berangkat, Hafiz hanya mengusap pipi sang kekasih, lalu beranjak pergi menuju garasi di mana mobil kesayanganya berada.
Selepas Hafiz pergi kedua orang tua Hafiz dan Alina masih nampak shock mencerna apa yang sedang terjadi pada diri Hafiz.
***
Siang Hari,
Tidak seperti biasa Hafiz kembali kerumah saat siang hari dengan wajah pucat, dan tubuhnya lunglai tak bertenaga.
Khadija yang melihat Hafiz dari arah dapur, kemudian menghampiri dan memapah tubuh lemas suaminya itu menuju kamar.
"Dija aku gak kuat, badan aku lemes banget," ucap Hafiz sambil mbaringkan diri diatas tempat tidur.
"Terserah kamu sih Mas? Orang dosanya kamu tanggung sendiri. Kalau menurut aku sih jangan, udah setengah hari ini?" sahut Khadija menyarankan sambil membantu melepaskan sepatu dari kaki besar pria tersebut.
"Kok kamu kelihatan masih seger gitu sih?"
"Ya karena sudah di niatin Mas? Oh ya kamu sudah sholat dzuhur belum?"
"Belum," Hafiz menggeleng lemah, "Kaki ku terasa lemes banget Ja, rasanya gak kuat buat berdiri. Sholatnya libur dulu ya?" tawar Hafiz.
"Hahahaha ... Mana ada Sholat libur? Itu namanya Mas Dokter, menjalankan yang wajib, tapi meninggalkan yang wajib,"
"Maksud kamu?"
"Kita menjalankan puasa, tapi meninggalkan Sholat itu sama dengan 'Pake baju tapi ndak pake celana' ..." Khadija menjelaskan ucapanya pada Hafiz. Lalu menggiring pria itu menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Karena Bagaimanapun Sholat adalah kewajiban paling utama.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung...
Jangan lupa Like dan Komenya ya...🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Yani
Semangat Dijah semoga perasaannya Fahri juga berubah
2022-12-29
0
Yani
tenyata ada ya yang jauh dari ajaran agama
2022-12-29
0
Uswatun Khasanah
🤣🤣🤣 puasa gah sholat aneh2baey aja km hafidz. awam bgt sama y. jgn nyosor2 pacara y. bukan makhrom LG. tuh bner dija ngmong tuh turutiin terbaik bwt km fiz.
2020-08-25
1