Diterima Kerja

Seperti kebiaasanya di rumah, Khadija selalu terbangun ketika subuh tiba. Khadija beranjak bangun kemudian menunaikan kewajibanya.

Setelah selesai dengan semua ritual di pagi hari, Khadija segera bersiap untuk rencananya hari ini, yaitu mencari pekerjaan.

Khadija duduk di bangku yang ada di koridor Rumah Sakit tersebut, sembari menunggu kedatangan Hafiz, untuk sekedar mengucapkan rasa terima kasihnya.

Tap... Tap...Tap...

Derap langkah kaki seseorang yang baru datang mendekat ke arah Khadija.

"Mau kemana?" tanya Hafiz melihat tampilan Khadija yg sudah tampak rapi, menggunakan setelan kemeja putih dan celana panjang bahan warna hitam dengan tatanan rambut di ikat mirip ekor kuda.

"Ah, iya hari ini saya akan melemar kerja Mas." Jawab Khadija sambil berdiri. Ditanganya membawa amplop besar berwarna coklat.

"Melamar kerja dimana?"

"Ya dimana saja."

"Mari ikut saya!" Hafiz berbalik arah berjalan menuju ruanganya.

Khadija pun menurut mengikuti Hafiz dari belakang.

"Mana saya lihat CV kamu." pinta Hafiz ketika sudah duduk di kursi kebesaranya.

Dengan ragu Khadija mengulurkan amplop besar yang ada ditanganya ke atas meja kerja Hafiz.

Hafiz kemudian membuka lalu melihat isi dari amplop coklat yang ia taruh kembali ke atas meja.

"Nilai kamu cukup bagus, kenapa kamu tidak kuliah?" Tanya Hafiz mengalihkan pandanganya ke arah Khadija.

"Orang buat makan saja susah, ya mana kepikiran toh saya buat kuliah. Bisa lulus SMA saja saya sudah syukur." jawab Khadija yang masih setia berdiri di sebrang meja Hafiz.

"Ini saya ndak disuruh duduk?" lanjut Khadija sedikit menyindir.

"Maaf saya lupa, ya sudah silahkan duduk!" Jawab Hafiz, dengan menjulurkan tanganya mempersilahkan Khadija duduk di hadapanya.

"Kamu ingin Kerja apa?" tanya Hafiz kemudian.

"Apa saja yang penting halal, bisa buat bantu orang tua saya di kampung!"

"Baiklah, kamu saya terima kerja disini sebagai Office girl,"

"Beneran ini Mas, saya di terima kerja di sini? ndak bohong toh?" Pertanyaan bertubi-tubi dari Khadija yang masih merasa tidak percaya.

"Apa wajah saya terlihat seperti pembohong?"

"Ya ndak gitu. Tapi sampean di sini itu kerja sebagai opo toh? kok bisa menerima saya kerja di sini." tanya Khadija penasaran.

"Saya hanya Dokter disini," jawab Hafiz singkat.

"Waduh, jadi Mas Hafiz ini Dokter toh? Jadi ndak enak saya, dari tadi panggilnya Mas."

"Tidak apa-apa!"

"Ya sudah saya panggilnya Mas Dokter saja yo?"

"Terserah kamu saja,"

Kemudian Hafiz memanggil kepala kebersihan yang ada di Rumah Sakit tersebut.

"Khadija kamu bisa ikut Pak Rahman ini," ujar Hafiz menunjuk ke arah orang yang dimaksud.

"Pak Rahman, ini Khadija pegawai baru disini, nanti tolong kasih tahu apa saja tugas dia." Pak Rahman pun mengangguk mengerti.

"Mari Mbak ikut saya," ajak Pak Rahman, yang langsung di ikuti oleh Khadija.

"Sekali lagi terima kasih yo Mas Dok?" ucap Khadija sebelum keluar dari ruangan Hafiz.

Sesampainya di Ruangan tempat para pegawai kebersihan, Pak Rahman memberikan seragam khusus untuk Khadija dan memberitahu tugas apa saja yang harus gadis itu lakukan.

Khadija pun memperkenalkan diri kepada semua pegawai yang tengah berkumpul di ruangan itu.

"Kenalkan nama saya Khadija, panggil saja Dija." sapa Khadija ramah.

Satu persatu Khadija menjabat tangan para rekan kerja barunya. Karena Khadija gadis yg ramah, jadi bukan hal yang sulit untuknya membaur dan beradaptasi.

"Dija, bisa bantu antarkan kopi ini ke ruangan Dokter Hafiz?" pinta gadis yang masih seumuran dengan Khadija.

"Iya ndak papa Len, sini biar aku bawakan," Khadija menyambut kopi dari tangan Leni.

Tok ... Tok ... Tok

"Masuk!" jawab seseorang yg ada di dalam.

"Maaf, Mas Dokter ini kopinya." Khadija meletakan Kopi diatas meja kerja Hafiz.

"Terima kasih," ucap Hafiz tanpa menoleh ke arah Khadija. Karena pria itu tengah sibuk dengan berkas-berkas penting di tanganya.

"Ah, iya Khadija semoga kamu betah kerja disini," kata Hafiz sebelum Khadija membuka pintu hendak keluar.

Khadija menoleh, lalu gadis itu hanya mengacungkan jempol kananya dengan senyuman yang selalu terukir di bibirnya. Setelah itu Khadija pun keluar dari ruangan Hafiz.

Khadija tampak bahagia menjalani hari pertama ia bekerja. Mendapatkan rekan-rekan kerja yang baik, suasana yg baru dan pekerjaan menyenangkan meskipun hanya sebagai pelayan Rumah Sakit.

Tugas yang diberikan kepada Khadija pun tidak terlalu berat, mengingat Khadija masih baru. Tugasnya hanya membersihkan ruangan para Dokter, mengantarkan minuman untuk para Dokter dan mengantarkan makanan untuk para pasien Rumah Sakit dengan di dampingi oleh Leni. Leni sudah bekerja kurang lebih selama Satu tahun, jadi Leni sudah berpengalaman.

"Dija kamu tinggal dimana?" tanya Leni saat mereka bersantap siang dikantin Rumah Sakit.

"Belum tahu masih Len," Khadija menggeleng. "Aku baru kemarin datang dari kampung." lanjutnya sembari menyeruput teh hangat di tanganya.

"Terus tadi malam kamu tidur dimana?"

"Itu dikamar belakang," tunjuk Khadija ke arah kamar yang ada dibelakang Rumah Sakit yang letaknya tidak jauh dari kantin.

Khadija menceritakan kepada Leni dari awal dia datang di Kota besar ini, sampai pertemuan yang tidak di sengaja dengan dr. Hafiz.

"Dokter Hafiz itu ganteng yo Len, pasti istrinya cantik?" celetuk Khadija sembari mengaduk-aduk mie ayam di mangkoknya.

"Iya sih ganteng, tapi cuek nya itu lho minta ampun, lagian dr. Hafiz itu belum menikah." Mode on Leni lagi ngegibah.

"Moso sih? Tapi orangnya kelihatan ramah gitu?" tanya Khadija, mengerutkan keningnya.

"Dia itu cuek kalo sama cewek, makanya gak nik~.."

"Sssttt ... " Khadija memberi isyarat agar Leni tidak melanjutkan ucapanya. Mata Khadija menangkap sosok Pria yang tengah menjadi topik bahasan.

Siapa lagi kalau bukan dr. Hafiz sedang bersama rekan sesama Dokter masuk ke dalam kantin.

"Eh, Mas Dokter kesini juga toh?" sapa Khadija sambil berdiri ketika Hafiz akan melewatinya.

"Hhhmmm, " Hafiz hanya berdehem melewati Khadija.

Khadija pun duduk kembali, menikmati mie ayamnya.

"Ngapain sih kamu nyapa dia, di cuekin kan?" cibir Leni pelan, sedikit mencondongkan wajahnya ke telinga Khadija.

"Ndak papa toh Len, orang nyapa kan ndak dikenakan biaya." sahut Khadija santai.

"Terserah kamu deh Ja. Kalau aku sih gak mau, daripada dikacangin kaya gitu," timpal Leni. Khadija hanya tersenyum menanggapi ucapan teman barunya itu.

Setelah makan siang, Khadija dan Leni pun pergi ke Mushollah menunaikan sholat Dzuhur bersama sebelum kembali bekerja.

Khadija dan Leni kembali mengantarkan makan siang untuk para pasien. Satu persatu Khadija dan Leni masuk keruangan rawat inap dari kelas ekonomi sampai kelas VVIP.

Setelah selesai dengan tugasnya, Khadija kembali ke Ruang Gizi Rumah sakit sebagai post para OB dan OG berkumpul. Sejenak Khadija duduk melepas lelah setelah berkeliling Rumah sakit mengantarkan makanan untuk pasien. Sedangkan Leni harus mampir sebentar ke toilet.

"Dija, tolong antarkan teh ini ke ruangan dr. Hafiz ya?" pinta Kepala Ruang gizi. Perempuan paruh baya yang bernama Bu Wiwik.

"Siap Bu Wiwik yang cantik." khadija beranjak berdiri membawa nampan berisi tiga cangkir teh.

"Permisi," ucap Khadija sambil mendorong pintu ruangan dr. Hafiz yang sedikit terbuka menggunakan lenganya. Lalu Khadija menaruh satu persatu teh yang dibawanya di depan para tamu dr. Hafiz.

"Silahkan," ucap Khadija sopan, sebelum berlalu pergi.

"Wiidiihhh ... Itu pegawai baru sini Rel?" tanya Aslan yang sedari tadi memperhatikan Khadija tanpa berkedip. Para sahabat Hafiz memanggilnya dengan nama Carel, nama depan dari Pria itu.

"Bukanya itu cewek yang nyapa lo dikantin tadi ya?" sela Dio sebelum Hafiz menjawab pertanyaan Aslan.

"Iya, dia pegawai baru disini, dan baru hari ini dia mulai bekerja." Jawab Hafiz datar, menjamak pertanyaan dari para sahabatnya.

"Namanya siapa sih itu cewek? Kenalin dong Rel?" rengek Aslan penasaran.

"Namanya Khadija." jawab Hafiz singkat.

"Elo mah, suka gercep ya Lan, kalo liat yang bening-bening gitu?" timpal Dio sembari mengangkat cangkir teh lalu menyecapnya.

"Kan mubadzir Bro, ada cewek cantik di anggurin gitu? Iya gak Rel?" celetuk Aslan menaik turunkan alisnya.

"Carel lo tanyaain kaya gitu, mana nyambung tuh otaknya, diakan rada belok?" sindir Dio yang mendapat tatapan tajam dari Hafiz.

"Gue itu gak belok alias masih normal, cuma gue gak mau di ribetin sama hal-hal yg kaya gitu!" elak Hafiz.

Para sahabatnya sudah tahu bagaimana masalalu Hafiz, sehingga membuat Pria itu trauma. Hafiz tidak ingin mengenal yang namanya cinta. Namun, sebagai sahabat Aslan dan Dio selalu memotivasi Hafiz untuk berdamai dengan masalalunya, entah itu dengan nasehat, sindiran bahkan gurauan yang Aslan dan Dio lontarkan.

Jangan lupa Like dan Komenya ya.. 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Dijah medok banget logatnya

2022-12-29

0

nayaka

nayaka

awal yang bagus

2020-08-10

1

Siti Aqilla

Siti Aqilla

baca nya sambil senyum2 sendiri, q org jawa tpi yo ngk semedok itu

2020-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Tokoh
2 Serba kebetulan.
3 Diterima Kerja
4 Diterima Kerja 2
5 Akrab
6 Gelisah
7 Bertemu
8 Hari Pertama
9 Reuni
10 Tumben perhatian
11 Teman masa kecil
12 Ketegangan Pagi Hari
13 Menghabiskan waktu akhir pekan
14 Semakin Manis
15 Isi hati
16 Mengungkapkan
17 Perubahan yang Positif
18 Disalahkan.
19 Keluar dari persembunyian
20 Di temani Belanja
21 Di temani Belanja 2
22 Untung ada Nio
23 Terjadi...
24 Double kehilangan
25 Perjodohan
26 Kegalauan Aslan
27 Pernikahan suamiku
28 Kehidupan yang baru
29 Teringat masalalu
30 Semua rindu Khadija
31 Kakak, Adik bertemu
32 Cerita Aslan dan Aisyah
33 Pertemuan tak terduga.
34 Terungkapnya Rahasia
35 Duren VS Jamu
36 Hafiz dan Rumah tangganya
37 Gak mau di tinggal
38 Kebimbangan Hafiz
39 Ikut pulang Kampung
40 Ikut pulang kampung 2
41 Rasa ini
42 Senjata makan Tuan
43 Jalan_Jalan
44 Ketiga kalinya
45 Dia datang
46 Reuni 2
47 Kekacauan Hafiz
48 Perasaan yang terpendam
49 Dio menjadi Provokator
50 Misi Hafiz
51 Kekacauan Hafiz 2
52 Hari yang menegangkan
53 Pengantin dadakan
54 Malam pertama?
55 Ke Pasar
56 Cemburu
57 Kado Ulang tahun
58 Kabar Bahagia
59 Rencana
60 Meminta restu
61 Kedatangan Ibu
62 Suamiku Absurd
63 Ketemu mantan yang diakhiri pertumpahan darah
64 Menjenguk
65 Gara-gara Tauge
66 Di tolak
67 Oh...Ternyata
68 Gara-gara Lipstik
69 Rumah Tangga Tiga serangkai
70 Kabar tak terduga
71 Kabar tak terduga 2
72 Kejutan
73 Memberi Penjelasan
74 Ngidam
75 Ngidam 2
76 Rindu
77 Kang cilok dadakan
78 Teringat kembali
79 Sebuah jawaban
80 Sebuah jawaban 2
81 Woro-woro
82 Pilihan yang sulit
83 Datang
84 Poligami
85 Keluarga baru
86 Kumpul bersama keluarga
87 Duka Alina
88 Ikut pulang
89 Usaha Alina
90 Usaha Alina 2.
91 Kemarahan Hafiz
92 Salah Paham
93 Salah paham 2
94 Bertemu seseorang
95 Bertemu sahabat lama
96 Teman baru Zahra
97 Grand Opening
98 Perempuan Misterius
99 Malam jum'at
100 Hafiz juga merasakan
101 Membuka mata batin
102 Berkenalan
103 Curhat
104 Rencana Liburan
105 Rencana Liburan 2
106 Liburan
107 Kemarahan Khadija
108 PENGUMUMAN
109 Drama pagi hari
110 Dunia Haikal dan Alina
111 Harapan di akhir cerita
112 EXCHAP
113 Visual Cast
114 EXCHAP 2
115 EXCHAP 3
116 EXCHAP 4
117 KCK - S2 Di tinggal nikah
118 KCK - S2 Di tinggal nikah 2
119 KCK - S2
120 KCK - S2 Berkunjung
121 Flashback
122 KCK - S2 Kepernikahan mantan
123 KCK - S2 Pura-pura pacaran
124 KCK - S2 Perjuangan Zahra
125 KCK - S2 Perjuangan Zahra 2
126 KCK - S2 Berusaha mengelak
127 KCK - S2 Si misterius itu ternyata ...
128 KCK - S2 Mulai tumbuh rasa ...
129 KCK - S2 Perang dingin
130 KCK - S2 Dunia Dion
131 KCK - S2 Membuatnya Cemburu
132 KCK - S2 Hari yang berkesan
133 KCK - S2 Terkejut
134 KCK - S2 Hari yang berkesan 2
135 KCK - 2 Bertamu
136 KCK -S2 Di fitnah
137 KCK - S2 Bertemu Amanda
138 KCK - S2 Saling Usil
139 KCK - S2 Masak bareng
140 KCK - S2 Membuat Kesepakatan
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Perkenalan Tokoh
2
Serba kebetulan.
3
Diterima Kerja
4
Diterima Kerja 2
5
Akrab
6
Gelisah
7
Bertemu
8
Hari Pertama
9
Reuni
10
Tumben perhatian
11
Teman masa kecil
12
Ketegangan Pagi Hari
13
Menghabiskan waktu akhir pekan
14
Semakin Manis
15
Isi hati
16
Mengungkapkan
17
Perubahan yang Positif
18
Disalahkan.
19
Keluar dari persembunyian
20
Di temani Belanja
21
Di temani Belanja 2
22
Untung ada Nio
23
Terjadi...
24
Double kehilangan
25
Perjodohan
26
Kegalauan Aslan
27
Pernikahan suamiku
28
Kehidupan yang baru
29
Teringat masalalu
30
Semua rindu Khadija
31
Kakak, Adik bertemu
32
Cerita Aslan dan Aisyah
33
Pertemuan tak terduga.
34
Terungkapnya Rahasia
35
Duren VS Jamu
36
Hafiz dan Rumah tangganya
37
Gak mau di tinggal
38
Kebimbangan Hafiz
39
Ikut pulang Kampung
40
Ikut pulang kampung 2
41
Rasa ini
42
Senjata makan Tuan
43
Jalan_Jalan
44
Ketiga kalinya
45
Dia datang
46
Reuni 2
47
Kekacauan Hafiz
48
Perasaan yang terpendam
49
Dio menjadi Provokator
50
Misi Hafiz
51
Kekacauan Hafiz 2
52
Hari yang menegangkan
53
Pengantin dadakan
54
Malam pertama?
55
Ke Pasar
56
Cemburu
57
Kado Ulang tahun
58
Kabar Bahagia
59
Rencana
60
Meminta restu
61
Kedatangan Ibu
62
Suamiku Absurd
63
Ketemu mantan yang diakhiri pertumpahan darah
64
Menjenguk
65
Gara-gara Tauge
66
Di tolak
67
Oh...Ternyata
68
Gara-gara Lipstik
69
Rumah Tangga Tiga serangkai
70
Kabar tak terduga
71
Kabar tak terduga 2
72
Kejutan
73
Memberi Penjelasan
74
Ngidam
75
Ngidam 2
76
Rindu
77
Kang cilok dadakan
78
Teringat kembali
79
Sebuah jawaban
80
Sebuah jawaban 2
81
Woro-woro
82
Pilihan yang sulit
83
Datang
84
Poligami
85
Keluarga baru
86
Kumpul bersama keluarga
87
Duka Alina
88
Ikut pulang
89
Usaha Alina
90
Usaha Alina 2.
91
Kemarahan Hafiz
92
Salah Paham
93
Salah paham 2
94
Bertemu seseorang
95
Bertemu sahabat lama
96
Teman baru Zahra
97
Grand Opening
98
Perempuan Misterius
99
Malam jum'at
100
Hafiz juga merasakan
101
Membuka mata batin
102
Berkenalan
103
Curhat
104
Rencana Liburan
105
Rencana Liburan 2
106
Liburan
107
Kemarahan Khadija
108
PENGUMUMAN
109
Drama pagi hari
110
Dunia Haikal dan Alina
111
Harapan di akhir cerita
112
EXCHAP
113
Visual Cast
114
EXCHAP 2
115
EXCHAP 3
116
EXCHAP 4
117
KCK - S2 Di tinggal nikah
118
KCK - S2 Di tinggal nikah 2
119
KCK - S2
120
KCK - S2 Berkunjung
121
Flashback
122
KCK - S2 Kepernikahan mantan
123
KCK - S2 Pura-pura pacaran
124
KCK - S2 Perjuangan Zahra
125
KCK - S2 Perjuangan Zahra 2
126
KCK - S2 Berusaha mengelak
127
KCK - S2 Si misterius itu ternyata ...
128
KCK - S2 Mulai tumbuh rasa ...
129
KCK - S2 Perang dingin
130
KCK - S2 Dunia Dion
131
KCK - S2 Membuatnya Cemburu
132
KCK - S2 Hari yang berkesan
133
KCK - S2 Terkejut
134
KCK - S2 Hari yang berkesan 2
135
KCK - 2 Bertamu
136
KCK -S2 Di fitnah
137
KCK - S2 Bertemu Amanda
138
KCK - S2 Saling Usil
139
KCK - S2 Masak bareng
140
KCK - S2 Membuat Kesepakatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!