selamat membaca
Xia'er yang melihat Li Wei sangat ingin membunuhnya, hanya memiringkan kepalanya sambil menatap Li Wei dengan datar, setelah itu Xia'er berbalik dan menatap mata Putra Mahkota yang sedang menyamar, ia memberikan senyum yang paling mempesona di mata Putra Mahkota dan kembali berbalik menghadap Li Wei.
"apa maksud dari senyuman mematikan itu...?, sejak kapan Xia'er jadi lebih mempesona seperti itu ..?" gumam Putra Mahkota dalam hati.
Li Wei berlari dengan kecepatan tinggi, membuat angin di sekitarnya berhembus sangat kuat.
"jurus pedang api pelahap....!!!" teriak Li Wei dan muncullah sosok kepala harimau api dari pedagang Li Wei yang akan menerjang kearah Xia'er.
"perisai cahaya" gumam Xia'er dengan pelan, ia bahkan tak bergerak seincipun dari tempatnya berdiri, membuat orang-orang yang melihatnya di buat kagum.
"nona Xia sangat hebat, jurus pedang tingkat sedang itu bisa di tahannya, apalagi senjata yang di gunakan nona Li Wei adalah senjata tingkat lima, seharusnya itu sangat mustahil untuk di tahan." gumam salah satu warga.
"kau betul...., ternyata nona Xia bukan sampah."
"dia wanita yang sangat hebat dan jenius."
"kurasa Putra Mahkota akan menyesal karena membatalkan perjanjian pernikahannya dengan nona Xia." itu adalah sebagian dari bisik-bisik warga yang di dengar oleh Xia'er, Li Wei dan termasuk Putra Mahkota sendiri.
"apa kau segitu inginnya membunuh ku Li Wei...?, aku sudah tak ada hubungannya dengan Putra Mahkota, tapi kau masih saja mengusik ku ...!!!, sepertinya kau memang tak bisa ku beri hati lagi." kata Xia'er dan mulai membentuk segel dari tangannya dan terbentuklah sebuah pedang indah yang bercahaya.
"jurus apa yang di gunakan nona Xia tadi ...?"
"ia seperti membuat sebuah pola di tangannya."
"apa dia menguasai ilmu sihir....?"
"itu hanya ada di daratan tinggi....!!!, kenapa nona Xia bisa menguasai teknik dari daratan tinggi seperti itu....?" gumam para warga lagi.
"apa yang sebenarnya terjadi...?, apa selama ini dia sengaja menyembunyikan kekuatannya...?" gumam putra mahkota dalam hatinya.
"mustahil.....!!!, apa dia betul-betul menguasai teknik sihir dari dataran atas....?" gumam Li Wei dalam hati, ekspresi terkejutnya tak bisa ia sembunyikan, dan itu terlihat jelas di mata Xia'er.
"kenapa Li Wei....?, apa sekarang kau tak punya keberanian lagi untuk menyerang ku...?" tanya Xia'er dengan nada yang lembut dan senyuman yang mempesona, membuat Li Wei semakin dikuasai emosinya sendiri.
"jangan pikir karena kau bisa menggunakan teknik tak jelas seperti itu, lantas kau berani meremehkan ku...!!!, aku....Li Wei..., tak akan pernah takut sama jalan* sampah seperti dirimu." jawab Li Wei dan langsung melejit menyerang Xia'er, tebasan demi tebasan yang di lakukan Li Wei terhadap Xia'er, dengan mudahnya berhasil di halau oleh Xia'er, Xia'er melihat banyak celah dari jurus pedang Li Wei, dia dengan mudahnya mematahkan jurus pedang Li Wei.
" jurus pedang seribu cahaya...." gumam Xia'er dan Muncullah seribu pedang di hadapan Xia'er dan melejit ke arah Li Wei dan.....
"ahhhhhhhhh......" suara teriakan Li Wei yang di hujani seribu pedang yang berasal dari cahaya, membuat Li Wei terlempar ke belakang dan memuntahkan seteguk darah, kondisinya sangat mengenaskan sekarang, bisa di katakan Li Wei akan lumpuh karena Xia'er mengincar setiap persendian di tubuh Li Wei, belum lagi, Meridian Li Wei hancur karena serangan mematikan dari Xia'er.
"Putra Mahkota....., sebaiknya kau mencari calon Ratu yang lain....!!!, wanita mu yang sekarang sudah cacat dan menjadi sampah, melihat dari sifat mu, kau pasti tak akan menerima Li Wei lagi...., ia kan Putra Mahkota....???" Xia'er berkata sambil berjalan dan berhenti di hadapan Putra Mahkota kerajaan yang sedang menyamar.
para warga yang melihat jika orang yang di samping mereka adalah Putra Mahkota kerajaan, Langsung bersujud dan memberikan hormat.
"salam kepada Putra Mahkota kerajaan, semoga sehat dan selalu diberkahi umur panjang dan kesejahteraan." salam para rakyat.
Putra Mahkota hanya diam dan menatap dalam mata Xia'er, ia mencoba mencari sesuatu yang ia sendiri tak tahu apa yang ia cari sebenarnya.
"ada apa dengan tatapan Putra mahykota terhadap ku, ini tidak seperti Putra Mahkota yang kukenal, jangankan menatap ku...?, melirikku saja itu sangat mustahil." tanya Xia'er masih dengan nada suara yang lembut dan gerak-gerik yang ayu dan anggun.
"siapa kau sebenarnya....?" tanya Putra Mahkota.
"aku Xia'er...., mantan tunangan mu yang engkau tinggalkan dan kau sia-siakan demi wanita yang kau anggap layak untuk dirimu." jawab Xia'er dengan santai nya.
"apa selama ini kau berbohong kepada ku...?, apa kau sengaja menyembunyikan kekuatan mu selama ini ..?" tanya Putra Mahkota lagi.
"sebaiknya kita mencari tempat yang lebih baik dan nyaman, lagian kaki ku sudah pegal sedari tadi berdiri, apalagi tenaga ku sudah habis terkuras karena melawan wanita mu tadi." Xia'er bukannya menjawab, dia malah ingin mencari tempat untuk beristirahat.
"ikut aku...!!!" Putra Mahkota menarik tangan Xia'er untuk mengikutinya.
" tunggu... " Xia'er menahan tangan putra mahkota dan berbalik ke arah pelayan Li Wei.
"hei...kau...." panggil Xia'er ke pelayan Li Wei yang sedang menangis melihat keadaan nonanya.
" berhenti menangis dan bawa nona mu pulang untuk di obati sekarang juga." perintah Xia'er dan kembali berbalik ke Ling'er.
"Ling'er...., ayo kita pergi....!!!" setelah itu Xia'er dan putra mahkota kembali berjalan untuk mencari tempat bicara yang lebih baik dan nyaman, sekaligus untuk Xia'er beristirahat dan makan siang.
"kita di sini saja, kalian tunggu sebentar, aku akan memesan tempat dulu." Putra Mahkota langsung berjalan ke tempat pemilik restoran dan memesan tempat privasi di tingkat ke tiga.
setelah Putra Mahkota kembali, di samping Xia'er sudah ada Jendral Yun yang sedang mengobrol santai dengan Xia'er, begitupun dengan pelayan pribadinya Ling'er.
"apa dia memang selalu ramah seperti ini dengan bawahannya...?, kenapa aku baru menyadarinya...?" dalam hati Putra Mahkota yang sedang melihat keakraban Xia'er dengan Jendral Yun dan Ling'er.
"salam kepada Putra mahkoyta, semoga selalu di berikan kesehatan dan kesejahteraan." Jendral Yun memberikan hormat saat Putra Mahkota datang menghampiri mereka.
"kau tak perlu seformal itu, lagian aku saat ini sedang menyamar, tapi nona kalian dengan mudahnya mengenaliku." jawab Putra Mahkota.
"ayo kita ke atas, aku ada sesuatu yang harus di bicarakan dengan nona kalian." sambung Putra Mahkota lagi, merekapun naik bersama menuju lantai tiga, Jendral Yun dan Ling'er berada di ruang sebelah dan Putra Mahkota dan Xia'er ada di ruang sebelah lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
ŧªňpä ñåmâ
ku beri kopi ☕penambah semangat buatmu thor 💝
2021-11-21
2
peri bunga
padahal bagus lho, kok sepi ya
2021-11-21
0