Matahari telah berwarna semu jingga, rasa panasnya pun tak semenyengat pada saat masih berada di atas kepala. Burung – burung perlahan digantikan dengan kelelawar untuk menghiasi langit yang berawan. Angin yang berembus, memandu dedaunan untuk berdansa di atas tanah pun perlahan memberikan hawa dingin malam. Tapi, suasana di Kota Paladium masih hangat dipenuhi dengan bau arak dan canda tawa. Semua orang, baik itu yang muda maupun yang tua, perempuan maupun laki-laki, semuanya ikut berdansa diringi alunan musik yang dibawakan penyair kelana.
Di tengah-tengah itu semua, seorang gadis sedang memperhatikan sang pujaan hati. Dia menatapnya lekat-lekat dari tempat yang tersembunyi, sungguh gadis yang pemalu.
Sedangkan untuk orang yang dimaksudkan, adalah orang yang kini menjadi pusat perhatian. Dia adalah orang yang baru saja membuat suatu prestasi yang sangat luar biasa, prestasi yang belum pernah dicapai oleh siapapun. Dialah Veroa yang kini dijuluki oleh orang – orang, “Sang Jenius Sejati” yang disingkat Pengeran JS.
Dia saat ini sedang bercerita tentang bagaimana dia dapat membunuh macan kumbang dengan sedikit dibumbui adegan indah. Para pendengar pun turut percaya saja dan sesekali mengangguk dengan antusias. Kebanyakan, para pendengar adalah para remaja yang seumuran ke bawah.
Tanpa disadari, ternyata Cruiser melihat gadis yang sedang jatuh cinta. Dia pun mendekatinya untuk memberikan semangat serta saran, sesuai pengalaman dan pengetahuannya.
“Hal yang dirasa sulit untuk dijangkau, kah?”
Sontak saja, gadis itu terkejut setelah mendengar suara bisikan di samping telinganya. Dia mengerti dengan apa yang baru saja diucapkannya, tapi dia segera membeku saat mengetahui siapa yang berbicara.
“Hm...? Aish... Gadis kecil, santai saja. Mari duduk, kita mengobrol di sana.” Cruiser perlahan melakukan pendekatan, agar gadis itu tidak gugup untuk berhadapan dengannya setelah melihatnya seperti itu.
Gadis itu hanya mengengguk dan mengikuti pria itu berjalan ke tempat duduk yang berada di tengah perempatan jalan yang terdapat monumen berukirkan patung naga yang gagah.
“Dulu, aku hanyalah seorang anak yang hidup sebatang kara dan keseharianku hanya meminta dan meminta asupan kepada orang – orang yang lewat. Tapi, ada seorang pria baik hati yang memungutku dan mengejariku banyak hal. Jasanya takkan pernah dapat terbalaskan dan terlupakan. Beliau sungguh luar biasa.” katanya berhenti sejenak sambil melirik gadis yang sedang menundukkan kepala dan duduk disampingnya. Lalu dia melanjutkan “Semua orang memiliki jalan hidup masing-masing. Dialah yang menentukan masa depannya, apakah ingin menjadi manusia biasa, manusia populer, manusia kuat, ataupun yang lainnya. Kamu sendiri dapat menjadi orang yang hebat, bila kamu ingin dan beruaha. Maka, apa yang kamu inginkan dapat kamu wujudkan.”
Mendengar penjelasan panjang Cruiser, sedikitnya gadis itu paham dan mulai mengerti arah pembicaraan ini. Dia pun mengangguk dan mulai mengangkat kepalanya untuk memperlihatkan wajah ceria dan semangatnya. Lalu katanya, “Aku akan berusaha!”
Melihat gadis kecil yang tadinya gugup bercampur dengan gejolak hati yang sedang kasmaran dapat mengubah sikapnya dengan cepat setelah menerima nasihat darinya, dia sedikit merasa kagum.
Dia juga merasa tertarik dengan gadis itu. Tertarik di sini bukan tertarik layaknya terhadap lawan jenis,
melainkan tertarik untuk mengangkatnya sebagai anaknya. Maklum, dia belum menikah di usianya
yang ke-60.
Hal yang menjadi daya tarik dari anak itu adalah sikapnya yang mudah menerapkan nasihat, bila terus-terusan diberi nasihat – nasihat yang baik, kelak dia akan menjadi individu yang luar biasa. Selain itu, daya tarik lainnya adalah aura yang terpancar terasa seperti esensi alam yang menyatu dengan jiwanya. Artinya, dia sangat cocok bila mengambil jalan sebagai seorang soul master.
Kecocokan dengan jalan mage atau soul, biasanya terbilang netral. Hanya sedikit orang yang
memiliki kecocokan yang cenderung ke arah yang satu, apalagi sampai terasa oleh orang lain.
Dalam hal ini, gadis itu diberkahi oleh dunia untuk menjadi seorang soul. Meskinya, dia perlu pembimbing untuk menempuh jalan yang dilaluinya. Maka, keputusan yang diambil oleh Cruiser merupakan keputusan yang tepat dan sesuai dengan takdirnya.
“Oh iya, aku Cruiser, panggil saja Ruis. Kalau boleh tahu, siapa namamu?” tanyanya, teringat bahwa keduanya belum berkenalan. Sebenarnya, dia yakin bahwa gadis itu telah mengetahui namanya, namun sebagai etika yang baik dan benar, sebaiknya dia juga memperkenalkan diri.
“Ah! Maafkan atas ketidaksopanan saya, Tuan Ruis. Nama saya Rin. Karena saya hidup sendiri, saya biasanya hanya dipanggil ‘Pelayan’ di Restoran Madu Hijau.”
“Hoo... Kamu telah bekerja? Di usia semuda ini? Orang tuamu ke mana?” tanyanya penasaran sekaligus memancing tentang informasi keluarganya. Siapa tahu, dia masih memiliki orang tua di suatu tempat, dia takkan mengangkatnya sebagai anak, melainkan menjadikannya anak didiknya.
“Ibu saya meninggal setelah kelahiran saya, sedangkan ayah saya meninggal juga, karena
bekerja terlalu keras untuk menghidupi keluarga” jelasnya dengan nada sedih, mengingat ibunya yang
tak diketahui rupa wajahnya dan ayahnya yang kurus memaksakan diri untuk membanting tulang. “Aku
hanya mengucapkan kata terima kasih kepada mereka tanpa bisa membalas budi terhadap apa yang
telah mereka korbankan untuk saya” lanjutnya mulai berlinang air mata.
Suasana kecil itu, kini dipenuhi dengan kesedihan. Orang – orang tak menyadarinya, karena terlalu asyik dengan pesta yang meriah itu.
Veroa, setelah selesai bercerita, dia memutuskan untuk pergi berjalan-jalan di tengah ramainya pesta. Hanya saja, saat melihat Cruiser yang sedang duduk bersama seorang gadis muda, dia pun memutuskan untuk menghampiri mereka. Tapi, saat dia telah berada di dekat keduanya, dia segera menyadari, suasana di sana berbanding terbalik dengan kemeriahan pesta ini. Tapi, dia terlambat untuk pergi menjauh. Kehadirannya telah disadari oleh Cruiser.
“Oh, Nak Ver. Sini, duduk” ucapnya, mengajaknya untuk bergabung, duduk di sana sambil melambaikan tangan.
Saat Rin tersadar bahwa seseorang yang disukainya menghampiri, dia segera mengusap air matanya dan mengubah ekspresi wajahnya menjadi ceria.
Tapi, Veroa telah mengetahui sebelumnya. Dia tahu, gadis muda itu ingin terlihat tangguh dan ceria. Sisi lemahnya ingin disembunyikannya. Setelah duduk di tengah-tengah keduanya, dia menoleh pada gadis itu sambil tersenyum, lalu berkata “Menangislah! Luapkanlah segala emosi yang kamu rasakan saat ini. Bila kamu tidak kuat untuk menanggungnya, maka pundak ini siap untuk menjadi sandaranmu”.
Rin yang mendengarnya merasa terharu, tapi perasaan sedihnya saat teringat kedua orangtuanya masih kuat untuk dirasakan. Perlahan, air matanya membasahi pipinya. Dia bahkan menangis dengan kencang, tak menghiraukan orang – orang yang berada di sekitar yang mendengar tangisannya dan menarik perhatian mereka. Dia telah melupakan lingkungan sekitarnya dan lanjut menangis, meluapkan kesedihannya. Itu karena keberadaan Veroa yang membuatnya merasa aman dan nyaman.
Orang – orang yang melihatnya tak berani untuk menegurnya, karena ada Veroa yang mendampingi gadis itu. Apalagi, dia memberikan isyarat untuk tidak menganggunya dan lanjut melakukan pesta.
Mereka pun mengangguk dan memutuskan untuk tetap melanjutkan pestanya, dengan diiringi alunan musik dan suara tangisan seorang gadis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments