Penderitaan Ku Setelah Aku Menikah

Kini aku hanya bisa menerima keadaanku yang sekarang ini. Tak hanya itu aku bahkan harus menerima omongan - omongan orang terhadapku atas semua kejadian dan kesalahan ini.

"Hamil di luar nikah padahal masih sekolah. Anak jaman sekarang masih sekolah aja udah bisa buat anak" ini lah salah satu omongan yang aku terima dari orang - orang terhadap ku.

"Nama nya juga anak yang nggak bisa jaga diri sampai harus buat malu ke dua orang tuanya atas perbuatannya itu." kata orang yang membicarakan kejadian yang menimpa diri ku ini.

Yang mana satu berita yang di ucapkan oleh mereka tanpa tau kebenaran dari kedua belah pihak, mereka orang - orang yang menghakimi dan berkomentar seenak nya tak mempedulikan perasaan orang lain, termasuk aku orang yang kala itu menjadi tranding topik pembicaraan mereka.

Malu itu udah pasti kurasakan. Walau semua yang mereka ucapkan ada sebagian yang benar adanya tapi aku masih merasa ngga terima atas perlakuan dia yang mengumbar aibku ini.

Aku pun juga tau tak semua orang berpendapat buruk kepadaku. Selain itu, ada juga yang prihatin atas apa yang menimpa ku saat ini.

Namun rasa kecewa ini tak bisa ku simpan begitu aja. Rasanya aku ingin membunuh saja laki - laki itu sekarang juga dengan tanganku sendiri.

Tapi detik kemudian aku teringat kembali dengan bayi yang ku kandung ini. Jika misalnya aku benar - benar membunuh orang itu.

Bagaimana nasib anak ku ini. Siapa yang akan menjadi ayahnya nanti. Hingga akhirnya aku pun membiarkan saja omongan - omongan orang terhadapku itu dan mengurungkan niat ku untuk membunuh laki - laki itu.

Aku hanya bisa pasrah dengan keadaan ku sekarang. Dan aku juga ngga terlalu berharap banyak. Nanti setelah pernikahan ini terjadi aku tak begitu mengharapkan banyak darinya.

Hari demi hari. Aku pun mulai membiarkan saja omongan - omongan orang terhadapku dan aku pun mulai menerima apapun yang mereka lontarkan kepadaku. Sampai pada saat pernikahan itu telah tiba, mereka masih membicarakan pernikahanku ini, ya mereka membicarakan pernikahanku yang hanya di adakan ijab kabul saja tanpa ada riasan cantik bak ratu yang ku kenakan, tanpa ada resepsi pernikahan, tanpa ada hiburan pernikahan dll.

Dulu mungkin aku pernah berharap pernikahanku tak seperti ini, melainkan kebalikan dari pernikahanku ini. Tapi apa boleh buat ini adalah kenyataan yang harus aku terima.

Satu minggu setelah pernikahan ku ia tak pernah datang lagi ke rumah ku dan tak pernah lagi bertanya kabarku dan bayi dalam kandunganku.

"Kenapa dia tak pulang lagi ke rumah. Apa dia nggak tau jalan pulang ya. Tapi masa iya nggak tau. Kan dia udah lama kenal sama aku dan tau rumah aku. Atau mungkin dia lagi sibuk kali ya." kata ku yang sering sekali aku ungkapkan tak kala aku ingat pada laki - laki itu yang tak pulang lagi setelah satu minggu pergi tanpa kabar pada ku.

Sedih rasanya aku di perlakukan seperti itu olehnya. Lalu untuk apa ia menikahi ku jika ia hanya akan memberikan luka ini kepada ku dan anak yang ku kandung ini.

Aku tak mengharap ia menanyakan kabar ku. Tapi yang ku harap ia mau bertanya keadaan bayi yang ku kandung ini. Setidaknya itu udah membuat dia bisa mengkhawatirkan dan peduli sama anaknya ini.

Tapi nyatanya itu hanya khayalan ku saja. Ia bahkan seperti tak menginginkan bayi ini. Dan melepas begitu aja tanggung jawabnya sebagai seorang ayah untuk anak yang ku kandung ini.

Beribu - ribu kecewa pun tak akan membuat ia merasa iba terhadap ku dan bayi nya sendiri. Karena mungkin ini sudah menjadi sifatnya memperlakukan kami dengan seperti ini.

"Sedih rasanya dia, nggak sedikit pun iba terhadap ku" suara hati ku yang merasa kecewa atas perlakuan laki - laki itu terhadapku dan bayi ku.

Tak pernah mengangap kami ada atau bahkan kami memang tak pernah ada dalam kehidupannya. Sampai ia lupa jalan pulang yang seharusnya ia datangi.

"Apa yang harus ku lakukan sekarang? menyusulnya untuk kembali pulang atau membiarkannya begitu aja lepas dari tanggung jawab yang seharusnya ia lakukan." kata ku di dalam hati dan pikiran ku saat ini.

Bingung itu lah yang saat ini ku rasakan. Jika aku menyusulnya untuk pulang ke sisi ku, aku takut iya malah mengusirku dan tak menerima ku dan bayinya ini. Tapi kemudian aku pun memutuskan untuk membiarkannya saja dan mencoba tak mengharapkannya kembali.

Next Episode...

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Episodes
1 Peristiwa Tiga Tahun Lalu
2 Rahasia Itu Akhirnya Terbongkar
3 Solusi Untuk Peristiwa Itu
4 Meminta Pertanggung Jawaban
5 Penderitaan Ku Setelah Aku Menikah
6 Omongan - Omongan Mereka
7 Waktu Melahirkan Pun Tiba
8 Status Yang Tak Pernah Ku Inginkan
9 Dua Surat Yang Berbeda
10 Merasa Takut
11 Memastikan Hasilnya Akurat
12 Menunjukan Hasilnya
13 Usia Kandungannya
14 Menyambut Kepulangannya
15 Menjadi Pendengar Setia
16 Hal mengejutkan Terjadi Kepada Ku
17 Membuat Aku Shock
18 Kebenaran Dan Penghianatan
19 Berteriak Histeris
20 Kondisi Memprihatinkan
21 Merasa Iba Dan Prihatin
22 Berhenti Menangis
23 Tak Terkendali
24 Ragu untuk Menemuinya
25 Tanpa Arah Dan Tujuan
26 Mencari Keberadaan Ku
27 Dalam Mimpi Ku
28 Meluapkan Emosi Ku
29 Manis Pahit Perjalanan Ku
30 Acara Penyambutan
31 Mengeluarkan Air Mata
32 Meminta Tambahan Waktu
33 Kebahagiaan putriku
34 Menyetujui Permintaan
35 Menghindari Gerakan Tak Wajar
36 Menginginkan Diriku
37 Terdengar Suara Ketukan
38 Rasa Takut
39 Menutupi Kejadian Ini
40 Pergi Jalan - Jalan
41 Menghapus Air Mata
42 Memutuskan Pulang
43 Interview Kerja
44 Hari Pertama Kerja
45 Kehidupan Yang Sangat Berarti
46 Banyak Keceriaan
47 Menggugah Selera
48 Sudah Di Rencanakan
49 Rasa Khawatir
50 Tak Bisa Menemukan
51 Mengganggu Kenyamanan
52 Tak Habis Pikir
53 Sudah Terlambat
54 Membantah Ucapannya
55 Berkata Dengan Lantangnya
56 Tak Terima
57 Menantang Ucapan
58 Terjebak Omongan
59 Tak Menarik Sama Sekali
60 Tak Memiliki Perasaan
61 Percakapan Kami Sudah Selesai
62 Rasa Kangen
63 Membangunkan Tidur
64 Terlintas Dalam Benak Ku
65 Berbagai Rasa
66 Ada Kesempatan
67 Memberitahukan Syaratnya
68 Menyetujui Keinginan
69 Tingkah Tak Biasanya
70 Merasa Kasihan
71 Tak Sesuai Harapan
72 Telah Menunggu
73 Tak Sabar
74 Dalam Perjalanan
75 Berpikiran Macam - Macam
76 Samar - samar
77 Masih Tak Ada Jawaban
78 Membuka Pintu
79 Ada Di Mana - Mana
80 Kembali Terguncang
81 Langsung Berteriak
82 Tak Ada Sepatah Kata
83 Keadaan Ku Saat Ini
84 Merasa Bosan
85 Terdiam Sejenak
86 Tambah Pusing
87 Dalam Pandangan
88 Suara Tangis
89 Tak Berani Melihat
90 Janji - Janji Terus
91 Jadi Gelisah
92 Kadang Suka Lupa
93 Setia Menunggu
94 Cepat Berubah
95 Jangan Melamun
96 Tak Saling Marahan
97 Main Rahasia - Rahasiaan
98 Malah Merengek
99 Bikin Khawatir
100 Berjalan Dengan Cepat
101 Sambil Berbisik
102 Terus Menangis
103 Mendadak Keluar
104 Jangan Sampai Lupa
105 Tiba - Tiba Terpotong
106 Menjadi Gelagapan
107 Sangat Pusing
108 Jangan Lama - lama
109 Saling Tatap
110 Bertingkah Aneh
111 Bertingkah Di Luar Batas
112 Mendekati Ku Perlahan
113 Terlihat Lega
114 Sangat Penasaran
115 Berteriak - teriak
116 Langsung Panik
117 Hanya Air Mata
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Peristiwa Tiga Tahun Lalu
2
Rahasia Itu Akhirnya Terbongkar
3
Solusi Untuk Peristiwa Itu
4
Meminta Pertanggung Jawaban
5
Penderitaan Ku Setelah Aku Menikah
6
Omongan - Omongan Mereka
7
Waktu Melahirkan Pun Tiba
8
Status Yang Tak Pernah Ku Inginkan
9
Dua Surat Yang Berbeda
10
Merasa Takut
11
Memastikan Hasilnya Akurat
12
Menunjukan Hasilnya
13
Usia Kandungannya
14
Menyambut Kepulangannya
15
Menjadi Pendengar Setia
16
Hal mengejutkan Terjadi Kepada Ku
17
Membuat Aku Shock
18
Kebenaran Dan Penghianatan
19
Berteriak Histeris
20
Kondisi Memprihatinkan
21
Merasa Iba Dan Prihatin
22
Berhenti Menangis
23
Tak Terkendali
24
Ragu untuk Menemuinya
25
Tanpa Arah Dan Tujuan
26
Mencari Keberadaan Ku
27
Dalam Mimpi Ku
28
Meluapkan Emosi Ku
29
Manis Pahit Perjalanan Ku
30
Acara Penyambutan
31
Mengeluarkan Air Mata
32
Meminta Tambahan Waktu
33
Kebahagiaan putriku
34
Menyetujui Permintaan
35
Menghindari Gerakan Tak Wajar
36
Menginginkan Diriku
37
Terdengar Suara Ketukan
38
Rasa Takut
39
Menutupi Kejadian Ini
40
Pergi Jalan - Jalan
41
Menghapus Air Mata
42
Memutuskan Pulang
43
Interview Kerja
44
Hari Pertama Kerja
45
Kehidupan Yang Sangat Berarti
46
Banyak Keceriaan
47
Menggugah Selera
48
Sudah Di Rencanakan
49
Rasa Khawatir
50
Tak Bisa Menemukan
51
Mengganggu Kenyamanan
52
Tak Habis Pikir
53
Sudah Terlambat
54
Membantah Ucapannya
55
Berkata Dengan Lantangnya
56
Tak Terima
57
Menantang Ucapan
58
Terjebak Omongan
59
Tak Menarik Sama Sekali
60
Tak Memiliki Perasaan
61
Percakapan Kami Sudah Selesai
62
Rasa Kangen
63
Membangunkan Tidur
64
Terlintas Dalam Benak Ku
65
Berbagai Rasa
66
Ada Kesempatan
67
Memberitahukan Syaratnya
68
Menyetujui Keinginan
69
Tingkah Tak Biasanya
70
Merasa Kasihan
71
Tak Sesuai Harapan
72
Telah Menunggu
73
Tak Sabar
74
Dalam Perjalanan
75
Berpikiran Macam - Macam
76
Samar - samar
77
Masih Tak Ada Jawaban
78
Membuka Pintu
79
Ada Di Mana - Mana
80
Kembali Terguncang
81
Langsung Berteriak
82
Tak Ada Sepatah Kata
83
Keadaan Ku Saat Ini
84
Merasa Bosan
85
Terdiam Sejenak
86
Tambah Pusing
87
Dalam Pandangan
88
Suara Tangis
89
Tak Berani Melihat
90
Janji - Janji Terus
91
Jadi Gelisah
92
Kadang Suka Lupa
93
Setia Menunggu
94
Cepat Berubah
95
Jangan Melamun
96
Tak Saling Marahan
97
Main Rahasia - Rahasiaan
98
Malah Merengek
99
Bikin Khawatir
100
Berjalan Dengan Cepat
101
Sambil Berbisik
102
Terus Menangis
103
Mendadak Keluar
104
Jangan Sampai Lupa
105
Tiba - Tiba Terpotong
106
Menjadi Gelagapan
107
Sangat Pusing
108
Jangan Lama - lama
109
Saling Tatap
110
Bertingkah Aneh
111
Bertingkah Di Luar Batas
112
Mendekati Ku Perlahan
113
Terlihat Lega
114
Sangat Penasaran
115
Berteriak - teriak
116
Langsung Panik
117
Hanya Air Mata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!