Hai readers, i am back!! Jangan lupa untuk like, gift dan Vote ya. Kalau bisa sih sekalian di share kan supaya ceritanya bisa di ketahui oleh yang lain. BTW, makasih buat yang sudah like dan vote, yang kasih gift besar juga aku ucapin terima kasih ya. Berkat kalian aku ada disini. Aku seneng karena dukungan kalian, aku jadi semangat update. Happy reading!!
***
Setelah dr Ningsih selesai
memeriksa Ale dan pulang,Gani jadi tahu kalau sebenarnya Ale tidak kenapa
kenapa, bahkan dokter juga menyatakan kalau Ale bahkan boleh berpergian ke luar
kota, seperti ijinnya, karena kondisinya baik baik saja. Jadi kemungkinan Ale
kram karena shock saja.
“Kamu dengar sendiri kan,
Gan? Aku itu gak apa apa! Aku harus mengambil apa yang harusnya menjadi hak aku
dan anak anakku.” Kata Ale dengan nada geram, perutnya kencang lagi, mungkin
sang anak masih membela daddynya.
“Tidak bisa!! Aku tetep
melarang kamu untuk menemui mereka. Please, ingatlah akan anak kamu yang ada di
dalam kandungan kamu. Dan aku lebih prefer kamu kasih aku surat kuasa untuk
pemblokiran akun rekening bersama yang kalian miliki sehingga tikus itu tidak
lagi bisa menggerogoti harta kamu.” Katanya sambil memegang bahu sahabatnya
itu. Ia tidak mau mengambil resiko, kalau sampai Alesya menghampiri mereka.
“Haiz, lalu ada keperluan
apa kamu tadi ingin menemui aku.” Kata Ale menyerah dengan keinginan sahabatnya.
Hal ini membuat Gani senenag karena sahabatnya itu mau menuruti keinginan baik
dari dirinya.
“Aduh aku lupa, kalau aku
sudah membuat janji dengan pengacara terkenal yang mau menjadi pengacara kita,
yah sebagai nara sumber dan pembela kita kalau ada masalah. Kita kan buta
masalah seperti ini. Jadi kita berkonsultasi kepada pengacara ini.” Kata Gani
menjelaskan.
“Siapa orangnya?” tanya Ale
tak bersemangat. Gani sadar kalau Ale masih cinta banget sama Ray, kejadian
pengkhianatan itu tidak membuat Ale langsung luntur cintanya kan? Dia cuman
sangat kecewa, kenapa orang yang ia beri kepercayaan macam Ray, orang yang ia
gantungi pengharapan, malah mengkhianati dirinya. Dia gak habis pikir, apakah
salah dan dosanya kepada Ray, sampai Ray mengkhianati dirinya.
Kalau ia percaya dengan suaminya emang salah? Bukannya kalau istri
percaya dengan suaminya itu malah sudah seharusnya ya? Inilah kenapa Alesya
sangat kecewa dengan suaminya.
“Namanya adalah Zaki Elsakha
Hakim, S.H., M.Psi. Biasa dipanggil dengan pak Zaki. Dia sering memenangkan
setiap kasus yang di pegangnya, dia juga orang yang bersih dan jauh dari kasus
suap.” Kata Gani sambil menyerahkan portofolio yang dimasukkan olehnya di
amplop coklat yang gede, sehingga sahabatnya itu bisa segera membaca file yang
sudah ia kumpulkan tadi.
“Zaki? Namanya familiar
deh!” katanya sambil mengambil amplop yang tergeletak di meja kebesarannya.
“By the way kamu belum kasih
tahu Ray kalau kamu hamil anaknya?” tanya Gani dengan pandangan kesal.
“Belum, aku juga gak akan
beritahu dia sekarang.” Kata Ale dengan tatapan terluka, anaknya yang kedua itu
bisa dipastikan kalau tidak akan bisa bersama dengan daddynya. Ale terluka,
karena pengkhianatan.
Ale cukup terkejut dengan
portofolio Zaki yang diperkenalkan oleh Gani. Ini adalah orang yang pernah ada
di dalam masa lalunya.
“Gan, aku kenal orang ini..
dia..”
Tok tok tok..
Suci masuk dan mengintip di
depan ruangan kantor Alesya serta berkata kepada Ale dan Gani.
“Permisi bu, ada bapak Zaki
yang meminta bertemu dengan ibu dan bapak Gani.” Gani dan Ale berpandangan
sebentar dan mempersilahkan Suci untuk mengajak tamunya untuk masuk ke dalam
ruangan itu.
“ Silahkan pak Zaki, “ kata
Suci mempersilahkan seorang laki laki tampan, dengan tinggi 188cm, dan
berperawakan sangat gagah. Kemeja hitam, celana hitam dan jas blue navy
membentuk tubuhnya yang tinggi dan atletis. Bau parfumnya pun perpaduan antara
musk dan mint. Ale tertegun menatap wajah tampan itu.
“Long time no see, Sa!” kata
Zaki dengan suara lembut.
“Zaki? Its that you?” tanya
Ale dengan mata berkaca kaca.
“Huum, I am!” sahut Zaki
lagi. Zaki sudah membaca kasus yang menyangkut Ale yang di sampaikan oleh Gani
kepada dirinya.
“Wow!! Its kind of surprise!
Kapan pulang dari Amerika? “katanya dengan ramah, namun wajahnya masih sayu
pengaruh kehamilannya. Tentunya itu tidak mengurangi kecantikannya, karena Ale
emang cantik dan anggun walau tanpa make up.
“Ehm.. maaf ya, ini masih
ada orang lain di tempat ini. Reunian di lain waktu? Sekarang bahas kerja
dulu!’ kata Gani dengan wajah kesal, karena mereka berdua, Zaki dan Alesya
seakan berada di dalam ruangan sendirian, ga ada Suci dan dirinya.
“Oh sorry pak Gani! Sudah
lama tak bertemu dengan Sasya membuat saya sedikit lupa diri.” Kata Zaki dengan
salah tingkah.
“Oke kita bahas dulu
kesediaan pak Zaki untuk menjadi kuasa hukum bagi nyonya Alesya. Jadi apakah
bapak bersedia?” tanya Gani dengan formal. Gani selalu begitu, ia bisa
memisahkan antara pekerjaan dan pribadi.
“Kedatangan saya kesini
sebenarnya yang pertama ingin memastikan bahwa klien yang akan saya ampu adalah
Sasya, dan tentu saja saya mau menjadi kuasa hukum mewakili Sasya. Ada
beberapa hal dan bukti yang perlu saya minta berkaitan dengan harta bersama
yang anda labeli, yang katanya sekarang dipindah alihkan namanya menjadi nona
Laura Elevosa.” Jelas Zaki dengan nada formal juga. Tapi tatapannya hanya
mengarah kepada Alesya yang sedari tadi hanya diam dan seakan pikirannya tidak
ada disini.
“Bukti dan berkas
kelengkapan akan saya berikan kepada anda setelah kita menandatangani surat kesepakatan
untuk menyewa pengacara sekondang anda.” Kata Gani dengan nada sedikit sarkas,
entah kenapa perasaannya sedikit kesal dengan tatapan Zaki kepada Ale yang
sedikit tendensius. Gani hanya tidak mau kalau sampai ada berita miring tentang
sahabatnya itu.
“Oke saya tidak masalah,
saya juga akan survey ke Batam dan melaporkan kejadian itu disana, karena yang
ingin disengketakan adalah AleRa Batam kan?” tegas Zaki dengan nada tegas.
“Hmm, jadi kita perlu
kesana?” kata Ale sambil memijit pangkal keningnya, yang tiba tiba berdenyut
nyeri.
“Saya yang perlu kesana,
karena saya yang mewakili kamu disana.” Kata Zaki sambil menunjuk dadanya.
Wajah pucat Ale membuat Gani
khawatir. Ia jelas tahu apa yang menjadi perasaan sahabatnya itu.
“Kamu kan gak perlu ikutan,
Le! Cukup kuasa hukum kamu saja yang mengurus segalanya.” Kata Gani sambil
menyodorkan air minum beserta vitamin
yang harus diminum oleh Ale, tadinya itu diambilkan oleh Suci tapi karena Suci
terhalang oleh Gani jadi ia menyuruh Gani yang menyerahkan sama Ale.
“Hmm..” Ale hanya berdehem
saja, karena ia sedang berkonsentrasi meminum obat dan juga vitaminnya. Semua
pergerakannya di awasi oleh Zaki yang menatap dengan penuh minat.
“Jangan ngeyel!’ kata Gani
yang tahu arti tatapan Alesya yang penuh harapan.
“Maaf, emang kenapa kalau
Sasya ikutan ke Batam? Takut emosi gitu ya?” tanya Zaki yang tidak megerti akan
ke overprotektifan dari pak Gani ini.
“Dia sedang hamil muda, jadi
dia tidak boleh pergi kemana mana!” kata Gani menegaskan, tapi itu membuat Zaki
melotot tidak percaya.
“Hamil?” kata Zaki dengan
sedikit tertekan.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
putia salim
leki laki yg g setia pada pasanganya ,buang aja ke laut....kalau prlu suntik kebiri aja,kalu g potong aja tuch pnya burung
2022-07-04
0
fa _azzahra
ceritanya menarik,sayang paragraf nya loncat2 jadi agak sdkit ganggu pas dibaca krg nyaman.its ok,ini si cm kendala teknis ya thor🙏
2022-06-16
0
Kendarsih Keken
Yeeeyyy Gaskeun tumpas pelakorrr dan suami durjana 😆😆😆😆😆
2022-04-24
0