Hai readers, i am back!! Jangan lupa untuk like, gift dan Vote ya. Kalau bisa sih sekalian di share kan supaya ceritanya bisa di ketahui oleh yang lain. BTW, makasih buat yang sudah like dan vote, yang kasih gift besar juga aku ucapin terima kasih ya. Berkat kalian aku ada disini. Aku seneng karena dukungan kalian, aku jadi semangat update. Happy reading!!
***
Keesokan harinya, Ale
kembali ke kantor. Ia memaksakan diri untuk kembali bekerja walau ia sedang
berbadan 2. Untung saja kali ini anaknya mau bekerja sama dengan dirinya.
Alesya sengaja tidak ingin
memberitahukan suaminya kalau dirinya sedang hamil anak kedua mereka. Ia
sebenarnya ingin melihat reaksi suaminya saat ia mengatakan kalau dirinya
sedang hamil. Apakah ia sesenang waktu dirinya hamil Alexander dulu?
“Kamu ngantor?” tanya Gani
dengan suara cemas, saat diberitahu oleh Suci sekretaris CEO, kalau Ale ngantor
dalam kondisi kemarin dia sakit dan harus masuk ke Rumah Sakit.
“Iya!” kata Ale dengan acuh.
“Hmm, kebetulan kamu datang
ke kantor sih sebenarnya.” Kata Gani lirih karena ia masih bingung apakah ia
harus mengatakan atau menyembunyikan dari sahabatnya sekaligus bosnya itu.
“Apa lagi? Ada masalah? Aku
tebak ini berkaitan dengan Ray?” tanya Ale dengan tatapan menyelidik.
“ Ehm.. aku..”
“Sudah.. ngomong saja..”
“Ada pengeluaran pribadi
yang cukup besar dari rekening kamu, Le!”
“Berapa jumlahnya?” Ale
memijit keningnya lagi. Dipikir suaminya itu apakah uang jatuh dari langit?
“5 miliar..totalnya” kata
Gani dengan nada takut takut, ia takut kalau sahabatnya ini jatuh pingsan
mendengar hal ini.
“Apa??!!” teriak Ale dengan
nada paling tinggi.
“Ehm sabar, Le! Aku dengar
dari Melva kalau kamu sedang hamil, awalnya aku tidak ingin menceritakan ini,
tapi aku perlu ijin dan tanda tangan kamu untuk memblokir pengeluaran
selanjutnya, karena bukan hanya itu saja….”
“Apa? Bukan hanya 5 miliar
saja?” tanya Ale dengan menjerit. Ia kesal dan sungguh kesal. Dadanya sesak,
nafasnya tersengal karena kesal.
“Huum, ehm…ada pengalihan
hak atas kepemilikan AleRa berpindah nama menjadi Rara tours and travel…”
“Apa?? Dia mengalihkan hak
milik atas AleRa untuk istri sirinya itu? Bagaimana bisa? Bukankah surat tanah
disana atas nama aku?” tanya Alesya sambil menenangkan hatinya yang sesak dan
perutnya yang mendadak kram.
“Tenang, Le! Kamu pucat
banget… tenangkan dulu perasaan kamu! Ingat kamu sedang berbadan dua.” Kata
Gani yang ikutan pucat melihat kondisi Alesya, ia takut kalau sampai Ale kenapa
kenapa ia tidak bisa memaafkan dirinya, mungkin istrinya juga bakalan menyate
dirinya kalau Ale dan bayinya kenapa kenapa.
“Aku gak apa apa..” kata Ale
setelah beberapa saat dirinya menenangkan hati serta pikirannya.
“Syukurlah..” kata Gani saat
melihat rona di wajah Ale, tanda ia sudah baik baik saja.
“Trus apalagi?” tanya Ale
sambil menghela nafasnya, agar ia tidak terpancing emosi.
“Sementara ini baru itu yang
terungkap.” Kata Gani sambil menyeka keringat di dahinya, saat melihat Alesya
pucat kayak tadi membuat hatinya hilang separuh, bahkan saat mendengar Ale
hamil lagi dengan ba**ngan itu sudah membuatnya kesal karena ia menganggap Ray
itu tidak tahu berterima kasih. Bayangkan kalau Ale sampai masuk ke rumah sakit
lagi, Melva bakalan menyuruhnya tidur di luar.
“Gan, boleh aku minta tolong
Melva untuk pergi bersama ku ke Batam?” tanya Ale dengan memejamkan mata. Ia
ingin menghadapi apapun yang harus ia hadapi sekarang. Seorang pengkhianat dan
Seorang pelakor adalah hama yang harus ia basmi. Baginya, seorang suami yang
setia tidak akan mengkhianati cinta dengan menikah lagi di belakang istri
sahnya. Kalau pun Ray ingin menikah lagi, maka keputusan mutlak dirinya adalah
bercerai! Karena ia tidak ingin di madu.
“Kamu sedang hamil, Le!”
Gani ingin memberi pengertian kepada Alesya dengan hati hati. Ia ingin
dirinyalah yang akan membereskan Ray, tapi tampaknya sahabatnya ini ingin
membasmi keduanya dengan tangannya sendiri.
“Tangan aku gatal ingin
menampar sang pelakor dan sang pengkhianat! “
“Jangan, Le! Aku gak mau
kalau kamu sampai kenapa kenapa. Ingat kamu sedang berbadan dua.” Peringat Gani
dengan nada lembut.
“Makanya aku ingin Melva
menemani aku. Gak usah takut, aku bahkan akan membawa pengawal. Oh ya tambahkan
pengawalan buat aku dan Alex! Ganti pengawal yang biasa dengan pengawal yang
sama sekali tidak mengenal Ray dan keluarganya.” Kata Alesya sambil memijit
keningnya yang kini berdenyut nyeri lagi.
“Kamu ingin makan apa pagi
ini? Kata mbok Yem, kamu belum makan apa apa. Eh kalau kamu ngidam apa apa,
bilang sama aku dan Melva ya, kami akan berusaha untuk memenuhi keinginan sang
jabang bayi. Tapi jangan lupa nanti kalau anak kamu lahir, dia bakal aku angkat
jadi anak angkat aku. Oke?” kata Gani dengan senyumnya yang lebar. Alesya
menatap sahabatnya yang mungkin sudah menginginkan seorang anak bersama dengan
Melva, maka ia hanya mengangguk sambil tersenyum lemah. Sedangkan wajah Gani
tampak berseri karena ia emang suka dengan anak kecil, bahkan Alex juga sering
dibawanya main, entah kenapa mereka tidak berusaha melalui jalan medis,
nantilah kalau urusannya selesaai ia akan membujuk mereka untuk melakukan
pemeriksaan medis.
“Oke nanti kalau anak aku
ini pingin apa apa, aku bakalan ngerepotin ayah dan ibu angkatnya.” Kata Ale
dengan senyum tulus, melihat sukacita tergambar di wajah calon ayah angkat
anaknya kelak itu.
“Le, aku akan mencari kuasa
hukum untuk mengurus masalah kamu dan Ray. Dia gak pernah hubungi kamu lagi?”
tanya Gani dengan suara sinis.
“Ehm kemarin ia tidak
telepon aku sama sekali. Biarlah! Aku akan menemuinya hari ini.”
“Konsul ke dokter kandungan
kamu dulu saja! Kita berangkat besok saja ya! Sembari aku juga mencari kuasa hukum untuk kamu bawa ke Batam. Aku juga
sudah gatal untuk mengambil kembali hak milik kamu. Aku dan Melva akan ikut
kesana.” Kata Gani dengan suara mantab, sambil membuka ponselnya untuk
menghubungin Melva, istrinya agar menyiapkan perjalanan mereka besok, serta
menyiapkan Alex untuk ikut mereka, Gani yakin Ale tidak akan meninggalkan Alex,
ia pasti membawa Alex, mbok Yem dan juga Suci untuk ikut bersama dengan mereka.
“Iya iya, sudah sana kamu
cari kuasa hukum dan pengawal yang baru buat kita berangkat besok.” Katanya
sambil mengibaskan tangan tanda ia mengusir keberadaan Gani yang masih bercokol
di kantornya. Gani hanya bisa nyengir melihat kelakuan sahabat baiknya ini.
Tapi ia menuruti kehendak Ale dan segera meninggalkan Ale yang sedang
menyibukan diri dengan email email yang masuk ke email kantornya itu.
Tiba tiba mata Ale tertumpu
pada sebuah flash disk yang tergeletak di sana. Ia tahu kalau ini pasti milik
Gani, asistennya.
Ia penasaran dengan apa yang
menjadi isi flashdisk ini, maka ia mencolok flash disk itu ke laptop yang
sedang ia pakai. Matanya menatap ke sebuah folder yang bertuliskan rahasia dan
mengekliknya.
Dan ia tidak menyesali saat
ia membuka folder itu, karena kini ia tahu kenyataan sebenarnya tentang apa
yang terjadi dengan pernikahan itu dengan suaminya yang bernama Raymond Izaac.
Air mata Alesya meluruh saat
ia melihat video Suami dan seorang gadis muda yang nampak cantik dan seksi,
yang katanya telah menjadi istri kedua suaminya. Video percintaan panas
suaminya dan istri keduanya, membuat hati Alesya membeku. Padahal dia dan
suaminya menikah karena saling cinta. Bahkan dari pernikahannya itu mereka
sudah memiliki Alexander Izaac yang berusia 3 tahun.
Sesak di dada Ale tidak
kunjung hilang, perutnya seperti kram dan membuatnya ingin pingsan. Beruntung
sekejap kemudian Gani masuk lagi ke dalam kantornya karena ia hendak
mengabarkan kepada Ale kalau ia sudah mendapatkan kuasa hukum yang terkenal
yang tidak pernah gagal memenangkan setiap kasus.
“Ale… apa yang terjadi? Ya
Tuhan, Aleee!!” suara Gani yang terakhir ini membuatnya harus menutup
telinganya karena Gani berteriak cukup keras sehingga telinganya seakan menjadi
tuli. Dia memejamkan matanya dan Gani telah merebut laptop yang memutar setiap
******* panas Ray dengan istri muda yang tak pernah ia restui sebagai madunya.
“Aku tidak apa apa, Gan!”
katanya dengan suara lemah. Karena teriakan Gani, Suci bahkan ikut masuk untuk
melihat kondisi bosnya, dan tanpa panjang kata ia langsung mengambilkan teh
manis hangat yang sudah ia sediakan dari tadi.
“Bohong!!! Aku sudah bilang
kalau kamu tidak usah melihat video sampah ini!!” kata Gani mengerang marah
sambil mencabut flash disk yang nangkring manis di laptop milik Ale.
Ale hanya mendesah, mungkin
matanya sudah seperti kadal karena membengkak pasca ia menangisi laki laki
ba**ngan yang sudah mengkhianatinya. Dadanya sesak, pikirannya kacau, dan
perutnya kencang. Teh manis hangat yang disodorkan Suci ia teguk perlahan
supaya ia tidak kehilangan kesadaran seperti yang sudah sudah.
Tubuhnya melayang, saat Gani
dengan lancang menaruhnya di kamar pribadi yang sering buat Alex, anak lelakinya beristirahat
kalau ikut mommynya ke kantor.
“Suci sudah mengabari dr
Ningsih untuk memeriksa kamu. Dan please, jangan membantah kami! Kami terlalu
sayang sama kamu dan anak yang ada di kandungan kamu.” Suara Gani bergetar
karena menahan amarah dan juga kaget pasca melihat sahabatnya seperti manusia
yang kekurangan darah saat ia masuk ruangan tadi.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Yanik Bagas
ceritanya menarik tapi maap thor, penulisannya bikin ouyeng bacanya
2022-07-04
0
Kendarsih Keken
laki2 kursng ajar , biadab sementara istri dan anak nya tak di hirau kan dia ena2 uwu uwu an dngn wanita lain
aq langsung ke fav thorrr 💪💪💪
2022-04-24
2
Sri Yanti
laki ngak tahu terima kasih ....ambil semua hartanya Alesya .....biar miskin
2022-04-21
1